NovelToon NovelToon
OBSESI SANG “CALON CEO”

OBSESI SANG “CALON CEO”

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Gyantara Abhiseva Wijaya, kini berusia 25 tahun. Yang artinya, 21 tahun telah berlalu sejak pertama kali ia berkumpul dengan keluarga sang papa. Saat ia berusia 5 tahun, sang ibu melahirkan dua adik kembar laki - laki, yang di beri nama Ganendra Abhinaya Wijaya, dan Gisendra Abhimanyu Wijaya. Selain dua adik kembarnya, Gyan juga mendapatkan sepupu laki-laki dari keluarga Richard. Yang di beri nama Raymond Orlando Wijaya. Gracia Aurora Wijaya menjadi satu-satunya gadis dalam keluarga mereka. Semua orang sangat menyayanginya, tak terkecuali Gyan. Kebersamaan yang mereka jalin sejak usia empat tahun, perlahan menumbuhkan rasa yang tak biasa di hati Gyan, yang ia sadari saat berusia 15 tahun. Gyan mencoba menepis rasa itu. Bagaimana pun juga, mereka masih berstatus sepupu ( keturunan ketiga ) keluarga Wijaya. Ia pun menyibukkan diri, mengalihkan pikiran dengan belajar. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Wijaya Group. Namun, seiring berjalannya waktu. Gyan tidak bisa menghapus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

06. Makan Malam Keluarga.

Meski dua puluh satu tahun telah berlalu, tradisi kumpul dan makan malam bersama keluarga Wijaya, di akhir pekan masih tetap berjalan hingga kini.

Rumah opa Jordan menjadi tempat berkumpul keluarga. Sebab, yang tersisa saat ini hanya beliau, dan kakek Gideon - ayah dari ibu Gista.

Oma Shopia, telah menyerah dengan sakit yang di deritanya dan berpulang ke rumah Tuhan, lima belas tahun yang lalu.

Sementara, orang tua papi Richard memilih menetap di Australia. Usia yang sudah semakin senja, membuat opa Jonathan dan oma Luna tidak bisa terlalu sering untuk pulang ke Indonesia.

Di akhir tahun, papi Richard akan memboyong anak - anak dan sang istri untuk mengunjungi orang tuanya, sekedar untuk melepas rindu.

Dan seperti biasa di akhir pekan, setelah selesai sarapan, ibu Gista pergi ke rumah sang mertua. Ia akan membantu para asisten untuk menyiapkan acara kumpul keluarga sore nanti.

Sebenarnya, ayah Dirga sudah mengajak opa Jordan untuk tinggal bersama mereka. Namun, pria berusia delapan puluh tahunan itu menolak meninggalkan rumah yang penuh kenangan mendiang istrinya.

Maka, ayah Dirga pun meminta sang bapak mertua untuk tetap tinggal bersama opa Jordan di rumah itu.

“Papa dan bapak ada dimana, bi?” Tanya ibu Gista pada asisten rumah papa mertuanya.

Ia baru saja tiba, dan tidak mendapati kedua pria usia lanjut itu di ruang tamu rumah.

“Opa dan kakek ada di taman belakang, nyonya.” Jawab asisten rumah tangga berusia kira - kira empat puluh tahun itu.

Semejak cucu - cucunya bertambah, opa Jordan meminta para pekerja di rumah untuk ikut memanggil dirinya dengan sebutan ‘opa.’

Ibu Gista mengangguk paham. “Tolong buatkan teh, dan potongkan kue ini, bi.” Wanita dewasa itu menyerahkan kantong kain dengan nama toko kue ternama di Indonesia.

Karena sudah tidak sabar melihat keadaan opa Jordan dan kakek Gideon, ibu Gista tidak sempat membuat kue untuk mereka.

“Papa, bapak.” Sapa ibu Gista pada dua pria tua yang sedang duduk bersebelahan di teras belakang rumah.

Opa Jordan dan kakek Gideon pun menoleh. Ibu Gista kemudian memberi salam pada kedua pria itu.

“Kamu datang sendiri?” Tanya opa Jordan sembari menatap ke dalam rumah. Mencari keberadaan anggota keluarga lain yang mungkin datang bersama sang menantu.

“Iya, pa. Abang dan Gyan masih di kantor. Dan si kembar ada kegiatan di kampusnya. Aku sudah meminta mereka untuk langsung kemari saat pulang nanti.” Jelas ibu Gista.

Opa Jordan menghela nafas kasar. “Gyan belum menjadi Direktur. Kenapa sudah di ajak gila kerja seperti ayahnya? Biarkan dia bekerja seperti karyawan yang lain. Akhir pekan itu waktunya libur.”

“Mereka hanya bekerja setengah hari, pa. Nanti makan siang juga pulang.” Ucap ibu Gista.

Ia setuju dengan sang papa mertua. Namun, ayah Dirga tidak ingin para putranya bermalas - malasan. Lagi pula, akhir pekan itu ada dua hari ‘kan? Sabtu dan minggu.

Sabtu bekerja setengah hari, dan minggu libur dengan santai. Cukup adil menurut pria itu.

Entah darimana ayah Dirga mendapatkan prinsip hidup seperti itu?

\~\~\~\~

Pukul lima sore semua anggota keluarga Wijaya telah berkumpul di rumah opa Jordan.

Tema makan malam kali ini adalah pesta kebun. Yang bertempat di halaman belakang rumah.

Para anggota keluarga di wajibkan untuk memakai pakaian berwarna hijau muda. Sesuai dengan tema makan malam, agar lebih menyatu dengan alam.

Semua itu adalah ide dari si kembar. Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, Ganendra dan Gisendra selalu memiliki gagasan untuk acara keluarga mereka.

“Ta. Tadi aku sempat membuat puding bersama bibi.” Mami Renatta menyerahkan sebuah kantong kain berisi beberapa kotak puding pada ibu Gista.

“Terima kasih, Re. Tadinya aku mau membuat salad buah. Tetapi, jika sudah ada puding, sebaiknya buah di biarkan utuh saja, ya? Nanti kalau ada yang mau buah, kita potongkan.” Ucap ibu Gista. Kemudian menyimpan puding di dalam lemari pendingin.

Makan malam akan di mulai dua jam lagi. Anak - anak sedang menyiapkan meja di halaman belakang. Sementara, papi Richard dan ayah Dirga, sedang mengobrol bersama opa Jordan di ruang keluarga.

Mami Renatta mengangguk setuju. Ia kemudian membantu ibu Gista menyiapkan makanan di balik meja dapur.

Ibu tiga orang anak itu sedang memotong sayur untuk membuat Capcay, sembari memasak rendang telur.

Mami Renatta mengambil alih sayuran. Dan ibu Gista pun menyiapkan bumbu.

“Re, awas nanti tangan kamu terkena pisau. Kamu melihat apa, sih?” Ibu Gista memperingati, sekaligus bertanya pada saudari iparnya. Sebab mami Renatta tidak berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

“Aw.” Pekik mami Renatta setelah beberapa saat.

“Tuh, ‘kan.” Gerutu ibu Gista. Ia pun mengurungkan niat untuk mengangkat rendang telurnya.

“Terluka?” Tanyanya pada mami Renatta.

“Tidak.” Jawab wanita itu dengan cepat.

“Lagi pula kamu melihat apa di luar sana?” Ibu Gista ikut melihat ke arah halaman belakang yang terlihat dari jendela samping.

Terlihat si kembar dan Raymond sedang menyiapkan layar putih untuk memutar film. Dan menata beberapa Bean bag — bantal besar empuk yang berisi butiran styrofoam dan dapat berfungsi sebagai kursi santai.

Sementara Gyan dan Cia sedang menata meja makan.

“Re.” Panggil ibu Gista sekali lagi saat melihat mami Renatta kembali menatap anak - anak dengan tatapan yang sulit di artikan.

Mami Renatta menghela nafas pelan. Ia menoleh sekitar, ternyata hanya ada mereka berdua. Para asisten rumah sedang memasak di dapur besar.

“Aku merasa ada yang aneh dengan tatapan dan perlakuan Gyan pada Cia.” Ucap mami Renatta kemudian.

Dahi ibu Gista berkerut halus setelah mendengar ucapan kakak iparnya itu. Ia pun kembali menatap ke arah luar.

Namun yang ibu Gista lihat biasa saja. Mungkin karena posisi mereka yang sedikit jauh.

“Maksud kamu apa, Re?” Tanya ibu Gista tak mengerti.

“Aku hanya takut, anak - anak terlibat cinta terlarang, Ta. Mereka memang bukan saudara kandung. Tetapi, kedua ayah mereka saudara sepupu kandung. Gyan dan Cia memiliki marga yang sama. Itu tidak boleh.” Ucap mami Renatta lagi.

“Apa kata orang nanti? Seperti tidak ada orang lain saja.” Imbuh ibu dua orang anak itu.

Ibu Gista mencerna kalimat panjang yang di ucapkan oleh sahabatnya itu. Dan ia pun mulai paham.

“Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? Yang aku lihat, tidak ada yang aneh dengan perlakuan Gyan pada Cia. Bukannya mereka sudah bersama sejak umur empat tahun?”

Ibu Gista memggeleng pelan. Ia pun melanjutkan untuk mengangkat rendang telur dari atas wajan, dan meletakkan di dalam piring saji.

Mami Renatta hanya mampu menghela nafas. Seharusnya ia memang tidak berpikiran yang terlalu jauh.

Apa mungkin karena sudah mendekati usia lima puluh tahun, membuat wanita itu berpikiran yang tidak masuk akal?

‘Aku juga berharap seperti itu, Ta. Semoga saja, anak - anak kita bisa menjaga hatinya. Dan ingat dengan batasan.’

...****************...

1
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
iya memang kesalahan.
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Siti Vogel
bagus
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang dia cemburu bu gista
Jengendah Aja Dech
❤️
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sadarlah gyan. takutnya kamu stress nanti
Rafly Rafly
saya kira Gyan lelaki jantan..eh . ternyata hanya seorang pecundang /Facepalm/
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
waaa.. CIA mengajak bima ke cafe Gista ya?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA kemana ya? senja juga belum datang?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gyan. sadarlah. kamu buat cia takut
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA mulai mencari circle baru. Gyan, tak ada yang mendukung rasamu.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kamu tau sejak awal gyan. kamu & gua is impossible..
Naufal Affiq
gyan kamu sama cia itu gak bisa menikah,karena ayh dirga dan papi Richard saudara sepupu lak -laki,kecuali ayh dirga sama mami renata yang beradik kakak baru bisa,itu disebut pariban gyan
Author Amatir🍒: Kasih tau si Gyan itu kak.. 😅 jangan ngeyel…
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
maka kamu harus mencoba berpaling & harus bisa Gyan
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
senja tau gyan cinta CIA. apakah niat CIA menjodohkan mereka akan berhasil?
Amidah Anhar
Aku dukung CIA buat pergi dari Gyian 🤭🤭🤔🤔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
fix, CIA tak punya cinta untuk gyan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
andai kalian tau kekhawatiran istri2 kalian yang sebenarnya itu.
Netta
hati² Cia jgn smpe khilangan Gyan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!