NovelToon NovelToon
Sabda Buana

Sabda Buana

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ilham Persyada

Wira Pramana, seorang murid senior di Perguruan Rantai Emas, memulai petualangannya di dunia persilatan. Petualangan yang justru mengantarnya menyingkap sebuah rahasia di balik jati dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Persyada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhir Lima Golok Setan

Mungkin, ketiga sosok yang Wira hadapi saat ini lebih unggul dalam pengalaman bertarung, khususnya dalam hal pembunuhan. Beberapa kali ketiganya berusaha menekan Wira dengan hawa pembunuh yang mereka miliki, tetapi Wira dapat menahannya dan menyerang balik dengan melepaskan aura petarungnya. 

Wira menghabisi satu lawannya dengan sebuah gerakan cepat yang tak terduga. Satu orang lagi rupanya cukup beruntung, tetapi Wira bermanuver dan menusuk jantungnya. Wira mencabut pedangnya yang telah bersimbah darah kemudian menyerang orang terakhir yang sepertinya mulai kehilangan semangat bertarung. 

Setelah bertukar beberapa jurus, orang tersebut hendak mengambil jarak dan meminta bantuan kedua rekannya yang lain. Ia cukup heran mengapa mereka tak kunjung membantunya, tetapi belum sempat ia melihat ke arah dua orang yang dikiranya masih hidup itu, Wira sudah berada di dekatnya. ‘Dekapan Sunyi!’ dengan mata membelalak, orang itu pun meregang nyawa dan tumbang oleh sebuah tebasan yang sama sekali tak disadarinya. 

Di sisi lain, Bayusaka yang melihat Wira telah mengatasi keadaan dengan baik pun menghabisi dua anggota Lima Golok Setan yang sejak tadi tak berdaya akibat hawa pembunuhnya. Dua orang itu bahkan tak sempat mengetahui cara mereka tewas sebab Bayusaka tak terlihat bergerak dari tempatnya. 

Bayusaka mengeluarkan sebilah pedang dari cincin gatra miliknya dan memenggal kepala dua orang yang telah ia habisi. Bayusaka lalu menghampiri Wira yang sedang menyarungkan pedangnya kembali. Sekilas, ia melihat napas Wira yang telah memburu. 

‘’Pulihkan dirimu.’’ kata Bayusaka sambil menepuk pundaknya. 

Saat itulah Wira tersadar kalau seharusnya masih ada dua orang lagi dari Lima Golok Setan. Ia menoleh dan menemukan keduanya telah rebah di tanah tanpa kepala. Wira membuka mulutnya, kemudian melihat Bayusaka kembali. Sosok itu tengah memenggal kepala tiga orang yang telah dibunuh Wira. Wira ingin bertanya, tetapi mengingat perangai Bayusaka, ia memilih untuk memulihkan dirinya terlebih dahulu. 

...***...

Hari sudah gelap saat Wira membuka matanya. Tubuhnya terasa lebih ringan setelah meditasi pemulihan yang ia lakukan usai pertarungan itu. Tak melihat Bayusaka dan jasad-jasad dari Lima Golok Setan, Wira berdiri dan mencari ke sekitarnya. Tak jauh dari situ, Wira menemukan banyak makam yang berjajar dan tampaknya masih baru. 

Pada area lain yang dekat dengan tempat itu pula, Wira akhirnya mendapati Bayusaka sedang berdiri sambil memandangi sebuah api unggun yang cukup besar. Wira mengangkat alisnya dan terhenyak saat menyadari beberapa jasad yang ada dalam kobaran api tersebut.

''Kau sudah selesai?’’

Pertanyaan Bayusaka menyadarkan Wira kembali. Ia tak tahu harus berkata apa untuk menanggapi apa yang telah dilakukan oleh Bayusaka, ‘’Senior …, terima kasih telah menjagaku saat aku memulihkan diri.’’ Wira menunduk. 

‘’Hm …, tidak masalah,’’ Bayusaka berbalik dan memegang bahu Wira, ‘’aku tahu apa yang kau pikirkan jadi santai saja ….’’ katanya sambil melewati Wira yang masih menatap kobaran api di depannya. 

‘’Lima Golok Setan ini sudah lama menjadi buruan banyak kerajaan. …,’’

Bayusaka menjelaskan tentang sepak terjang Lima Golok Setan dan kekejaman mereka yang sudah sangat meresahkan orang banyak. Mereka berlima telah masuk dalam daftar buruan dari berbagai kerajaan di Pulau Daksina, khususnya kerajaan-kerajaan kecil. Ia tak menyangka akan berpapasan dengan kelompok tersebut di awal perjalanannya dengan Wira. 

''Mereka cukup cerdas juga rupanya sebab tak mau berurusan dengan kerajaan besar seperti Suranaga. Sepertinya, karena itu juga mereka sengaja memilih untuk beroperasi di daerah dusun, pedesaan, atau kota-kota kecil yang cukup jauh dari perguruan silat atau pemerintahan kerajaan.’’ 

Bayusaka menambahkan bahwa selama Wira memulihkan diri, ia menguburkan jasad korban terakhir dari Lima Golok Setan. Ia juga menemukan beberapa jasad lainnya, yang sepertinya mereka sembunyikan di balik semak-semak, dan telah menguburkan semuanya. Hal itu menjawab pertanyaan Wira tentang keberadaan banyak makam yang berjajar, tetapi ia pun mulai mempertanyakan bagaimana bisa Bayusaka memakamkan orang sebanyak itu sendirian. 

Seingat Wira, matahari memang sudah hampir tenggelam saat mereka berhasil membereskan Lima Golok Setan. Apakah Wira terlalu lama dalam melakukan meditasi pemulihan atau Bayusaka memiliki trik tersendiri untuk melakukan pekerjaan memakamkan banyak orang dengan cepat? Pada akhirnya, Wira hanya bisa memendam pertanyaan itu untuk saat ini sebab Bayusaka mengajaknya untuk berpindah agak jauh dari tempat itu sebelum mencari sesuatu untuk dimakan. 

...***...

Wira dan Bayusaka beristirahat di tepi sebuah sungai hingga pagi tiba. Meskipun tak jauh dari sungai itu ada sebuah dusun, Bayusaka mengatakan bahwa sebaiknya mereka singgah di dusun tersebut keesokan paginya untuk sarapan dan segera melanjutkan perjalanan. Perkataan tersebut cukup masuk akal mengingat kondisi mereka saat ini masih cukup lekat dengan bau darah, terutama Wira. 

Dengan kondisi seperti itu keduanya hanya akan membuat warga dusun ketakutan jika memasuki area tersebut pada malam hari. Seperti biasa, Wira menggunakan metode pernapasan nirvana untuk menyempurnakan pemulihan kondisi fisik dan tenaga dalamnya. Bayusaka tentu mengetahui hal ini dan membiarkan Wira memakai waktu yang mereka miliki. Dalam hati, ia mulai mengakui ketekunan pemuda itu.  

Paginya, saat menikmati sarapan di dusun tersebut, Wira melihat sebuah selebaran yang memberitakan Lima Golok Setan sebagai buruan. Wira melongo saat melihat kepala setiap orang dari kelompok itu dihargai 10.000 keping emas. Ia menoleh kepada Bayusaka dan menggelengkan kepala melihat lelaki tersebut tengah menyantap sarapannya dengan lahap.

Usai sarapan, Bayusaka dan Wira meninggalkan dusun itu dan bergegas melanjutkan perjalanan mereka. Bayusaka kembali mengajak Wira untuk beradu kecepatan menggunakan teknik Alas Angin tanpa tenaga dalam. Bayusaka dapat melihat kemajuan Wira sebab pemuda itu mulai dapat menyusulnya meskipun jarak mereka masih terpaut cukup jauh. 

Karena tak ada aral rintangan dalam perjalanan hari itu, Bayusaka dan Wira yang terus bergerak dengan teknik Alas Angin pun dengan cepat telah mendekati sebuah kota yang seharusnya memiliki jarak tempuh sehari semalam dari dusun terakhir yang mereka singgahi. Bayusaka memberi isyarat untuk berhenti dalam jarak sekitar dua kilometer dari kota itu dan meminta Wira untuk memulihkan diri sebelum mereka memasuki kota. 

Wira sendiri tak mengeluh dengan cara Bayusaka menempuh perjalanan itu. Meskipun menguras cukup menguras staminanya sebab sama sekali tak memakai tenaga dalam, ia menerima hal itu sebagai salah satu bentuk latihan mandirinya. Wira bahkan merasakan seharian terakhir ini ia semakin mudah menguasai medan yang dilaluinya dengan teknik Alas Angin. 

Tanpa tenaga dalam, naluri tubuhnya seolah kian terasah. Ia semakin cepat memahami lingkup ruang geraknya dan semakin mudah memprediksi area serta medan yang akan ia lewati. Hal itu membuat setiap gerakan Wira menjadi semakin efisien dan pengaturan napasnya pun semakin efektif. Wira menebak, ia akan merasakan kesulitan yang sebenarnya saat hendak menggunakan Alas Angin dengan tenaga dalam. Namun, Bayusaka segera membantah hal itu. 

‘’Wira, aku tak tahu metode pernapasan apa yang kau gunakan untuk melatih olah tenaga dalammu, tetapi sepertinya metode itu sangat cocok dengan kondisi tubuhmu. Jadi, kurasa kau tak perlu terlalu mengkhawatirkan tentang hal itu. Percayalah pada nalurimu sendiri.’’ kata Bayusaka setelah mereka melewati pemeriksaan dan memasuki Kota Slaka. 

Bayusaka mengajak Wira mendatangi pusat pemerintahan Kota Slaka untuk melaporkan perkara dan keadaan Lima Golok Setan. Wira mengamati berbagai ekspresi setiap orang dalam bangunan yang tak terlalu besar itu saat Bayusaka memunculkan lima kepala dari udara kosong, mulai dari keterkejutan, ketakjuban, hingga ketakutan. Bayusaka juga menyerahkan banyak barang yang merupakan milik pedagang terakhir yang menjadi korban dari kelompok tersebut.

Wira juga melihat perubahan cara pandang semua orang di tempat tersebut, termasuk si wali kota sendiri, terhadap mereka berdua setelah itu. Ketika itulah Wira menyadari sebesar apa keresahan masyarakat terhadap Lima Golok Setan sebab ia melihat betapa lega dan bersyukurnya orang-orang itu saat mereka mengetahui kelompok tersebut telah binasa.

Setelah meninggalkan bangunan pemerintahan kota, Bayusaka dan Wira memasuki sebuah penginapan dan memesan dua kamar. Karena hari telah gelap, keduanya pun sepakat untuk langsung beristirahat di kamar masing-masing setelah membersihkan diri dan menyantap makan malam. Ketika Wira hendak memasuki kamarnya, Bayusaka menyerahkan beberapa lembaran dalam satu ikatan kepadanya. 

''Itu bagianmu, nilainya setara dengan 30.000 keping emas.’’

''Apa?’’ Wira langsung mengetahui isinya dari suara yang ditimbulkan oleh kantung itu, tetapi tetap saja ia tertegun sambil menatap kantung yang tengah digenggamnya itu.

''Kau telah membunuh tiga dari Lima Golok Setan kan? Kau layak mendapatkannya.’’ kata Bayusaka sambil tersenyum lebar, ‘’Selamat datang di dunia persilatan, Wira!’’ 

Wira yang masih bingung harus bagaimana menganggap hal itu pun akhirnya hanya bisa mengucapkan terima kasih. Bayusaka menanggapi ucapan itu dengan lambaian tangan sambil melangkah masuk ke kamarnya sendiri. Wira yang sebelumnya sama sekali tak berpikir akan mendapat imbalan dari tindakannya hanya bisa menghela napas panjang sebelum masuk ke kamar dan merebahkan diri di tempat tidur. 

Mendapatkan kompensasi bukan hal baru bagi Wira. Selama menjadi murid Senior, selain misi perburuan tahunan, Wira pernah mengikuti satu atau dua misi bersama para pendekar berdasarkan penugasan dari perguruan. Wira pun mendapat kompensasi berupa sumber daya hingga beberapa ratus keping emas atas misi-misi yang biasanya cukup mudah. 

Bagi Wira dan orang-orang dunia persilatan, mendapatkan kepingan emas adalah hal yang biasa Namun, bagi orang biasa, satu keping emas saja dapat setara dengan penghasilan selama beberapa waktu lamanya. Misalnya, penginapan tempat Wira berada saat ini, kemungkinan mendapatkan paling banyak 10 hingga 20 keping emas setiap bulannya. 

Di negeri Nuswapada, mata uang yang beredar terdiri dari beberapa jenis, yaitu kepingan logam perunggu, perak, dan emas. Satu koin perak sama dengan 1000 koin perunggu, sedangkan satu keping emas memiliki nilai setara dengan 1000 keping perak. Di samping itu, Negeri Nuswapada juga telah memakai sistem uang kertas yang dinilai lebih efisien daripada kepingan logam.

Akan tetapi, peredaran uang kertas di negeri ini masih berpusat di sekitar kerajaan, dunia persilatan, dan organisasi atau serikat perdagangan besar karena nilainya yang tinggi. Satu lembar uang kertas bernilai sama dengan 1000 keping emas. 

Keesokan paginya, Wira mendapati Bayusaka telah menunggunya di tempat makan yang berada di lantai satu penginapan tersebut. Bayusaka juga telah memesan makanan untuk keduanya sarapan. Wira menyapanya dan baru saja hendak duduk saat seorang pria dengan pakaian yang tampak mewah memasuki penginapan bersama sekelompok pendekar. 

Pria itu menuju lobi penginapan dan terlihat menanyakan sesuatu kepada seseorang yang sepertinya adalah pemilik penginapan tersebut. Si pemilik penginapan tampak memberi petunjuk pria itu ke arah tempat Bayusaka dan Wira berada. Pria yang terlihat berusia 30 tahunan itu menatap Bayusaka dan Wira sekilas, kemudian berbicara kepada orang-orang yang mengikutinya sebelum mendatangi tempat Bayusaka dan Wira dengan ditemani satu orang pendekar. 

1
Endang Suryana
mantaap,, Thor,, peminat udah naik tanah,,, 😁😁
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
up
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
semoga up tiap hari
Luthfi Afifzaidan
update
Luthfi Afifzaidan
up
Luthfi Afifzaidan
lg
Dwi yuniar Rianawati
Candu untuk lanjut terus
Dwi yuniar Rianawati
Terkesima dgn guru Alang 😍
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
update
Luthfi Afifzaidan
up
wiralingan77 wisa
awal cerita yg menarik.. semoga bisa sampai tamat 🙏
Ilham Persyada: Bismillah ... /Pray/
mohon dukungannya Kak /Pray/
total 1 replies
Endang Suryana
top
Endang Suryana
mantaaap,,, Thor ceritanya
Endang Suryana
semangat Thor,,, moga banyak penggemarnya
Endang Suryana
top
Endang Suryana
mantaap,, lanjut Thor,,, ceritanya bagus
Endang Suryana
waahh,, ceritanya,, bikin penasaran nihh,, top dah,, 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!