NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Kepakan Sayap Kupu-Kupu

Arkan mendekap Kimi, membawanya ke dalam lingkupan hangat tubuhnya. "Belum tidur?" Tanya Arkan ketika ia msih merasakan pergerakan pelan dari Kimi juga sisa isak tangisnya di dalam dekapannya. Saat mereka sedang berada di atas ranjang.

Untuk yang pertama kalinya bagi Arkan memeluk Kimi di atas tempat tidur mereka dalam keadaan hendak tidur seperti sekarang ini. Dan Kimi tidak menolak sedikit pun sentuhannya.

"Maafin aku, Mas!"

Arkan terkekeh, ia pikir semuanya telah selesai sedari tadi, ketika ia memeluk Kimi dan meyakinkan wanita itu. Bahwa Kimi tidak salah, ini hanyalah kesalah pahaman. Dan, ialah penyebab kesalahan pahaman itu terjadi.

Sayangnya, Kimi masih membahasnya bahkan ketika mereka hendak tidur begini.

"Kenapa masih bahas yang ini, sih?" Arkan dapat rasakan Kimi yang menarik kepalanya dari dada Arkan.

"Aku ngga mau berh–"

"Udah, sstt ...." Arkan meletakan jari telunjuknya di depan bibir Kimi. Menghentikan wanita itu melanjutkan ucapannya.

"Tidur, aja!" Arkan kembali membawa wajah Kimi di depan dadanya. Menyembunyikan wajah itu dalam dekapannya.

"Mas, kenapa mau menerima perjodohan itu?" Tanya Kimi setelah hening yang cukup lama.

Tidak ada jawaban dari Arkan sampai Kimi mengira lelaki itu sudah tertidur."Mas udah tidur?"

Ia memundurkan wajahnya demi bisa melihat Arkan yang ternyata sudah memejamkan mata. Mungkinkan lelaki itu sudah tidur?

Arkan sadari tatapan Kimi yang menatap padanya. "Kenapa diam?" Tanyanya ketika ia membuka matanya dan menemukan wajah wanita itu yang masih meninggalkan jejak air mata.

"Aku kira, Mas udah tidur." Kimi merengut buatnya jadi terlihat menggemaskan dengan bibir mengerucut itu.

"Belum, Dek." Ia melepaskan tangannya yang bertengger dipinggang Kimi untuk bisa menyentuh wajah wanita itu lalu menghapus jejak air bening itu di sudut mata Kimi.

"Kenapa ngga jawab?"

Arkan menyunggingkan senyumnya,"Karena, Mas. Suka dengar suara kamu."

Kimi kembali merengut untuk sesuatu yang mungkin bisa membuat pipinya menampilkan semburat merah.

"Aku serius, Mas. Nanya begitu!"

Arkan terkekeh dan itu justru semakin membuat wajah Kimi ditekuk.

Sayangnya, wajah seperti itu semakin buat Arkan merasa gemas hingga ia terdorong untuk mengecup pipi itu dengan kecupan bertubi-tubi.

"Mas!" Kimi mendorong pelan tubuh Arkan, merasa tidak nyaman dengan kondisi jantung yang bertalu cepat layaknya baru saja melakukan aktivitas fisik seperti saat berolahraga.

Arkan menghentikan tindakannya yang mengecup pipi Kimi. "Nanya apa, tadi?"

Nampak Kimi yang menghela napasnya. "Lupain, aja." Lalu tubuh mungil itu segera berbalik memunggungi Arkan yang kini terkekeh.

"Ngga ada alasan khusus, Dek. Mengapa Mas menerima perjodohan kita. Selain dari, Mas menginginkan perjodohan itu juga." Arkan menjawab pertanyaan Kimi tadi sembari kembali merengkuh pinggang ramping itu dari belakang.

Membawa wajahnya, semakin dalam. Hingga bisa menghirup aroma floral dari tengkuk wanita itu.

"Mas sendiri yang meminta langsung pada Papa. Dan memilih kamu sebagai istrinya, Mas."

"Kenapa Mas justru memilihku? bukankah sebelumnya, Kak Yana yang akan dijodohkan dengan, Mas?"

Tidak ada jawaban dari Arkan, hingga Kimi akhirnya kembali berbalik dan menemukan sepasang mata yang menatap dengan lembut.

"Sepertinya, Mas. Ngga perlu jawab yang ini."

"Kenapa?" Kimi protes, ia benar-benar ingin tahu alasan Arkan memilihnya dalam perjodohan itu.

Akan tetapi, ketika ia hendak kembali menanyakannya pada Arkan. Lelaki itu lebih dulu meraup wajahnya.

Melabuhkan kecupan dibibirnya. Hingga napas Kimi mendadak berhenti demi mendapati perlakuan mendadak itu.

"Rileks, Sayang!" Ucap Arkan lalu kembali melabuhkan bibirnya pada milik Kimi. Kali ini lebih intens. Sampai-sampai Kimi harus mencari pegangan ketika jantungnya berdebar kian cepat seakan hendak keluar dari tempatnya. Menimbulkan gelenyar aneh yang memenuhi perutnya dengan ribuan kepakan sayap kupu-kupu.

Sementara Arkan juga merasakan hal yang sama. Napasnya memburu ketika merasakan, rasa manis dari bibir Kimi. Juga kehangatan saat bibirnya mengeksplor lebih dalam. Sampai-sampai rasanya ia ingin melahap Kimi. Menjadikan Kimi miliknya sentuhannya.

Arkan berada di atas Kimi, menuntun kedua tangan mungil itu untuk melingkari lehernya. Lalu membawa ciuman itu lebih dalam lagi.

Jika mengingat yang tadi malam, Kimi merasa pipinya selalu memanas. Bahkan hatinya kembali berdesir hingga menimbulkan ribuan kepakan sayap kupu-kupu hanya saat mengingat kalimat yang diucapkan Arkan padanya ketika ciuman itu terlepas.

"*Mas memilih kamu karena ... Mas menginginkan kamu yang menjadi istrinya, Mas. Yang menjadi orang yang harus Mas, Doakan kebaikannya. Dan menjadikan kamu sebagai tempatnya, Mas mencurahkan semua perasaannya, Mas*."

Hah! Rasanya pipi Kimi kembali memanas. Kedati sibuk mengipasi wajahnya, ia justru melirik kaca spion motornya. Untuk bisa melihat Arkan yang kini melajukan motornya dengan pelan untuk bisa mengikutinya sampai ke toko kuenya.

"*Aku bisa sendiri, Mas. Sebelum menikah dengan, Mas. Aku juga berangkat sendiri ke toko. Jadi ngga perlu anter aku sampai sana. Mas bisa langsung ke sekolah saja*."

Ucap Kimi pagi itu, ketika Arkan keukeuh ingin mengantarnya sampai toko, meski itu artinya lelaki itu akan mengambil jalur berbeda dari tempat tujuannya mengajar.

"*Itukan karena kamu belum bersuami, kamu bisa pergi sendiri. Tapi sekarang ada Mas sebagai suami kamu*."

"*Yok! Mas anter kamu sampai toko*!"

Kimi menghentikan motornya di dalam parkiran toko kue Cake castle. Arkan juga menghentikan motornya, namun tidak sampai memasukan motornya ke dalam parkiran.

"Mas, langsung berangkat. Yah!" Ucap Arkan tanpa melepas helmet dikepalanya.

Kimi mengangguk pelan, lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Arkan.

Lelaki itu menaikan alisnya seolah bingung. Namun, Kimi tahu lelaki itu hanya sedang menggodanya. Terbukti dari bibir Arkan yang mengulum senyumnya.

"Kenapa, Dek?"

"Ngga papa." Kimi merasa mendadak tidak semangat lagi ketika mengetahui Arkan yang hanya menjahilinya.

Ia sudah hendak kembali menarik tangannya ketika tiba-tiba saja Arkan segera meraih tangannya. Lalu membawa tanganya untuk lelaki itu kecup, hingga buatnya sedikit terhenyak.

"Mas, berangkat dulu. Cantik!" Arkan kemudian menyalakan motornya dengan menyunggingkan senyum.

"*Assalamualaikum*. " Ucapnya sambil melajukan motornya berlalu dari hadapan Kimi.

"*Wa'alaikumussalam*."Jawab Kimi lirih, setelah berhasil meminimalisir degup jantungnya yang kembali menggila.

Kimi tahu setalah ini, ia juga akan menghadapi kedua temannya yang kini melihat ke arahnya dari balik pintu etalase. Dengan tatapan dan juga senyuman yang juga ingin menggodanya.

"*Cie, cie* ...." Goda Maudy setelah Kimi tiba di depan mereka. Bahkan Bagas sampai bersiul menggodanya.

"Apaan, sih?" Kimi mencoba mengabaikan Maudy dan Bagas dengan langkah cepat menuju meja kasir.

Kedati diam, mereka berdua justru semakin gencar menggodanya, sampai Kimi harus memberi kode agar mereka tidak berisik karena pelanggan mulai melihat ke arah mereka.

"Diem, dong ...." Kimi bahkan sampai memelas karena mulai merasa malu.

"Makin mesra aja, nih, pasangan yang satu ini." Ucap Bagas sembari menaik turunkan alisnya."Ngga papa, Kim. Biar kita cepat punya ponakan."

1
Kesini
saling bergantungan monyet kali
Abel Peony: Ini lebih dari monyet
total 1 replies
Asrar Atma
lelaki soft spoken
Abel Peony: Sup Ayam, inimah.
total 1 replies
Asrar Atma
Aku, aduh /Sob/
Abel Peony: /Sleep/
total 1 replies
Asrar Atma
ngga akan nanya kalau dikasih tahu
Kesini
menangis aku
Asrar Atma
seru loh/Sob/
Abel Peony: Hanya kata penyemangat/Drowsy/
total 1 replies
Abel Peony
Arkan ingin mencintai Kimi dengan versi terbaik dari dirinya.
Asrar Atma
kakak ipar ku adalah guru wali kelas ku.
Abel Peony: Judul yang bagus!
total 1 replies
Abel Peony
Hum ... dan lima menit itu, Arkan harus menjalani penantian yang menguras logika. Bersaing dengan akal, dan ... juga kesabaran yang harus ditebalkan. (Dengan nada lemah lembut)/Smile//Sneer/
Kesini
yah cuma 5 menit tidak sekuat itu
Asrar Atma
kata-kata nya, membuat ku ngga merasa lagi baca adegan/Scowl/
Kesini
lama banget ngukur waktu
Abel Peony: Terlalu ngukur, yah?
total 1 replies
Asrar Atma
malam yang mana lagi nih, Kim? disini juga malam /Sob/
Abel Peony: Nunggu malam Jum'at
total 1 replies
Asrar Atma
inj mendebarkan/Sleep/
Abel Peony: Cup, cup
total 1 replies
Kesini
hah cuma segitu
Asrar Atma: malah kurang, kau/Scowl/
total 1 replies
Asrar Atma
aduh, kenapa ini? jangan bilang Ayumi jadi pelakor/Sob/
Abel Peony
Komentar, dung!
Asrar Atma
aduh... aku udah bayangin ngga² padahal /Scowl/
Kesini
ngenggggg!!!!
Kesini
agak gimana yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!