Sinopsis :
Berkisah tentang Berlian yang bucin dengan tunangannya tapi menikah dengan kakak tiri tunangannya.
Seorang wanita bucin bernama Berlian Puspa Lingga mengalami amnesia setelah mencoba bunuh diri. Ketiga kakak Berlian, Miko, Dirli dan Vito sepakat merahasiakan tentang tunangan Berlian yang toxic, Nino Atmaja. Takdir membawa Berlian bertemu kakak tiri mantan tunangannya pada satu malam yang romantis dan panas. Malam itu menjadi awal tumbuhnya benih cinta di hati seorang Saka Cakra Tama yang anti wanita.
Dengan berbagai cara, Saka mengikat Berlian dengan tali pernikahan. Lambat laun hati Berlian pun tertawan, cinta Saka bersambut. Namun, rintangan hubungan mereka datang silih berganti. Berkat itu, ikatan cinta antara mereka malah semakin kuat.
Tak ada yang dapat memisahkan mereka, selain maut. Apakah perasaan Berlian akan berubah jika seandainya ingatan Berlian tentang Nino kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Bekas Kecupan
Hari sudah pagi. Saka dan Berlian berjalan ke ruang makan untuk sarapan. Para pelayan sudah menyediakan berbagai macam menu sarapan yang mewah untuk tuan dan nyonya mereka. Juan juga sudah berada di sana.
"Nona Berlian kenapa? Anda masih terluka? Kenapa Anda berjalan begitu sampai di tuntun oleh Presdir?" tanya Juan, sedikit kepo.
Menanggapi pertanyaan Juan, Saka hanya memandang ke arah Juan dengan tatapan tajam. Berlian sedikit tersenyum melihat tingkah Saka.
"Entahlah, tanya Presdir mu saja. Kakiku sampai sekarang masih lemas gara-gara dia," jawab Berlian, dengan santai.
"Tidak usah penasaran dengan urusan orang lain. Kenapa pagi-pagi kamu ada di rumah orang?" omel Saka.
Saka mendudukan Berlian di kursi.
"Anda lupa, setiap pagi saya selalu kemari karena urusan pekerjaan," jawab Juan.
Saka baru ingat, memang Juan dia perintahkan untuk selalu datang pagi karena urusan bekerja. Bahkan Juan sering sarapan bersamanya.
Saka duduk, dia agak malu dengan pertanyaannya tadi, namun dia berusaha terlihat tetap berkarisma agar harga dirinya tidak jatuh di hadapan Juan.
"Jadi, kaki anda kenapa, nona?" Juan masih penasaran.
"Pulang sana! Ini masih pagi, jam kerja di mulai jam 7!" titah Saka pada Juan.
"Tapi Presdir?" Juan masih belum peka.
Berlian kembali tertawa kecil akibat ulah Saka dan Juan. Betapa tidak, sore semalam Saka menggempur Berlian habis-habisan sampai Berlian tertidur pulas akibat kelelahan. Tengah malam Berlian terbangun karena kelaparan, kemudian Saka memberinya makan, tapi setelah itu lagi-lagi Saka menggempurnya sampai Berlian kelelahan lagi. Setelah bangun subuh tadi, Berlian mandi air hangat agar lelahnya hilang, namun di kamar mandi Saka kembali hilang kendali, terjadilah pertempuran satu ronde. Karena itu kaki Berlian sedikit lemas. Tadi bagian intinya juga sakit, tapi sudah membaik karena mandi air hangat.
Saka menyesal telah membuat Berlian kesakitan. Saka menyesal tidak bisa menahan hasratnya. Namun, Berlian bilang tidak ada yang perlu di sesali karena Berlian melayaninya dengan senang hati. Tidak ada paksaan sedikitpun. Saka bebas menyentuhnya kapan saja karena hatinya sudah menjadi milik Saka.
"Tidak usah menyuruhnya pulang, harusnya aku yang pulang, dari semalam aku belum pulang. Ponselku mati, kakak-kakakku pasti sangat khawatir," jawab Berlian.
"Sebentar lagi kita akan menikah. Sayang, kamu tinggal di sini saja," pinta Saka.
"Tapi kan kita belum menikah? Aku sarapan dulu, setelah ini aku pulang. Kita bertemu lagi di hari pernikahan kita," jawab Berlian lagi.
Saka lesu mendengar Berlian akan pulang. "Baiklah, nanti ku antar pulang," jawab Saka, terpaksa.
"Presdir, maaf sebelumnya, kita ada pekerjaan mendesak," ucap Juan.
"Kamu tidak usah mengantarku, selesaikan saja pekerjaanmu dulu. Aku tidak keberatan cuma diantar supir," jawab Berlian, dengan pengertian.
"Tidak ada yang lebih mendesak selain urusan istriku," tegas Saka.
"Istri? Kalian belum menikah, Presdir," kata Juan.
"Bagiku, Berlian sudah menjadi istriku," jawab Saka, ngotot.
"Presdir, ini urusan Ray Dirga dan Nino Atmaja," ucap Juan. Terpaksa Juan bicara terus terang di hadapan Saka, walaupun masih ada Berlian di sana.
"Ray kalian apakan kemaren? Lalu Nino bagaimana keadaannya?" tanya Berlian, dengan pelan.
Saka memberikan kode berupa anggukan pada Juan, sebagai tanda agar Juan bicara terus terang pada Berlian tanpa ada yang di sembunyikan.
"Kedua orangtua Ray Dirga kami kurung di markas. Begitu juga dengan Nino. Mengenai Ray, saat kami membawanya ke markas, dia tiba-tiba kabur. Kami mengejarnya sampai ke hutan terdekat. Ray tidak sengaja terpeleset dan jatuh di jurang, dia meninggal. Kami memindahkan jasad Ray agar polisi menemukannya sebagai korban bunuh diri. Kami juga memalsukan informasi mengenai kedua orangtua Ray yang diam-diam keluar negeri karena malu akibat pertunangan Ray batal dan perusahaan mereka yang bermasalah," jelas Juan.
"Kamu tidak perlu sungkan padaku. Saka sudah memberitahuku semuanya. Aku juga sudah tau tentang geng black," kata Berlian.
"Nona, semua gosip tentang kami selama ini salah. Geng black memang kelompok yang Presdir bentuk secara khusus, pribadi dan rahasia. Tapi geng black di bentuk untuk membereskan sekaligus mengawasi semua urusan terkait Presdir maupun perusahaan. Kami memang suka menyiksa, tapi kami tidak pernah membunuh. Orang yang kami siksa maupun penjarakan, semuanya orang jahat," jelas Juan lagi.
"Aku percaya pada kalian," jawab Berlian, tanpa ragu.
"Tampaknya Presdir sangat mencintai nona Berlian. Dia begitu lembut pada nona Berlian. Bahkan memberitahu nona Berlian tentang geng rahasia kami. Syukurlah Presdir sudah menemukan wanita yang tepat menjadi pasangannya," batin Juan. Juan bahagia karen berlian cocok sekali masuk ke keluarga mereka.
"Juan, cukup sampai di sini membahas itu. Nanti kita bereskan lagi urusan yang tersiksa," kata Saka. "Sayang, kalau begitu terpaksa kamu pulang cuma diantar supir," sambung Saka.
"Tidak papa," jawab Berlian.
"Juan, kamu tidak sarapan? Ikutlah sarapan dengan kami," ajak Berlian.
"Baik, nona. Kebetulan saya lapar. Saya sengaja tidak makan tadi di rumah," jawab Juan, dengan senang hati.
Mereka pun sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan, Berlian di antar pulang oleh supir Saka. Sementara Saka dan Juan menyelesaikan urusan mendesak mereka.
Setengah jam kemudian, mobil yang mengantar Berlian tiba di kediaman Lingga. Berlian pun keluar dari mobil. Berlian berjalan masuk ke rumah. Setiba di dalam, Berlian melihat Raima di ruang tamu sedang mondar mandir tidak karuan sambil memegang ponsel ditangannya.
"Nino, kamu di mana sih? Dari kamarin ku telpon selalu saja tidak aktif. Di rumah dan di kantor juga tidak ada," kesal Raima.
Berlian hanya diam melihat Raima khawatir setelah kehilangan kontak dengan Nino.
"Kamu sudah pulang?" ucap Raima saat menyadari keberadaan Berlian. Raima melihat ada beberapa tanda merah di leher Berlian. Dia tau betul itu bekas apa.
"Ternyata adik sepupuku yang polos dan bucin sudah berubah jadi wanita dewasa. Apa dari kemarin kamu bersama Saka bersenang-senang? Di lehermu itu stempel dari Saka kan?" ucap Raima, mencoba mengejek Berlian.
"Aku tidak punya kewajiban memberitahumu. Mau aku tidak pulang seminggu pun tidak ada hubungannya denganmu," jawab Berlian.
"Dulu kamu selalu memakiku wanita murahan waktu kamu lihat bekas kecupan di leherku. Tapi sekarang kamu memilikinya juga," ejek Raima lagi.
"Kamu memang wanita murahan. Bekas kecupan di lehermu dulu dari pacar orang lain. Beda dengan punyaku, ini dari calon suamiku," balas Berlian. Raima kesal dengan jawaban menohok Berlian.
"Bekas kecupan apanya?" Tiba-tiba Miko datang dan berkata demikian.
Bukan hanya Miko, dua kakak Berlian yang lain pun juga datang.
"Berlian, kamu dari kemarin tidak pulang, itu bekas kecupan Saka? Kamu tidur dengan Saka tadi malam?" tembak Vito langsung.
"Astaga, kami tidak pernah mengajarimu begitu," ucap Dirli.
"Apa benar yang di katakan Vito?" tanya Miko dengan sorot mata tajam.
Miko aja la kk Thor,kan dia yang berjumpa di awal
jadi ingat kata suamiku waktu aku op SC darurat,dia bilang istri saya yang utama dok,tanpa dia saya gak akan punya anak ☺️
biar ketahuan biang kerok mu