NovelToon NovelToon
Parting Smile

Parting Smile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alyanceyoumee

Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.

Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.

Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?

AWAS!ZONA BAPER!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 Mencari Restu

Tiga hari lagi, pernikahan akan berlangsung. Itulah putusan akhir dari sidang pernikahan dengan terdakwa bernama Laki dan Syafa. Seberapa keras pun Laki meminta waktu untuk melangsungkan pernikahan supaya dilaksanakan paling cepat satu minggu ke depan, sia-sia. Halila tidak menyetujuinya. Terlalu lama, katanya. Terlalu banyak hal yang mungkin terjadi dalam waktu satu minggu, begitu tegasnya.

Dan yang menjadi alasan berubahnya waktu pernikahan dari satu hari menjadi tiga hari lagi adalah, Syafa. Laki menjadikan wanita itu alasannya. Mengatakan bahwa Syafa butuh waktu untuk memberitahu kerabatnya. Lalu itu membuat Halila tidak sanggup untuk tetap keras kepala. Dengan menatap wajah polos Syafa beserta manik matanya yang seolah bicara bahwa dirinya membutuhkan perhatian dan kasih sayang, pun sudah membuat Halila melunak. Hatinya yang sudah terlanjur jatuh cinta pada gadis itu, Terlanjur simpati dan terlanjur kagum karena selama bertahun-tahun tetap bisa menjaga diri dan hidup dengan sangat baik tanpa didampingi kedua orang tuanya, membuat dirinya sedikit tak berdaya untuk tidak menerima alasan yang Laki utarakan padanya. Syafa melemahkannya.

Tepat setelah adzan magrib, Laki dan Syafa bergegas meninggalkan mansion Syaki dan Halila. Sepanjang perjalanan mereka tidak banyak bicara. Bahkan cenderung lebih banyak diam. Ada dua alasan yang membuat mereka membisu. Pertama, karena terlalu banyak hal yang mereka pikirkan. Semua kejadian berlangsung terlalu cepat dan diluar dugaan. Kedua, karena didalam mobil yang mereka kendarai, ada sosok lain yang turut serta. Sekretaris Halila diutus untuk ikut bersama mereka. Menjadi pengawas tak bersertifikat. Pelapor yang tidak diperbolehkan mengenal kata lelah.

Sembilan jam kemudian, Laki menurunkan Syafa beserta Bu Maya di depan rumah atap Syafa. Syafa tetap keras kepala untuk tinggal dirumahnya. Menolak Laki ketika menyuruhnya untuk menginap disalah satu apartemen miliknya bersama Bu Maya. Percuma memaksa, Laki sangat mengerti dan memahami watak Syafa.

Syafa, ibu paham sekarang. Setelah melihat rumah atap yang kamu tinggali, ibu tau hidupmu tidaklah mudah. Tapi, kamu adalah wanita beruntung. Pertemuanmu dengan Laki, putera sulung keluarga Gardia, adalah sebuah hadiah indah atas kesabaranmu selama ini. Tinggalkan keluh kesahmu, dan berbahagialah. Hanya kalimat panjang itu yang terbersit dalam pikiran Maya, saat pertama kali menginjakkan kakinya di depan pintu masuk rumah atap Syafa.

***

Sudah hampir dua jam Laki duduk termenung di dalam mobil, sambil menatap wanita paruh baya yang sesekali keluar rumah untuk membolak balikan jemuran ikan asin. Sambil membiarkan indra pendengarnya mendengarkan deburan ombak lautan yang berada beberapa kilo meter dari belakang rumah wanita yang diperhatikannya itu, sesekali Laki menyandarkan tubuh di jok mobil. Dia larut dalam pikirannya sendiri.

"Kaki saya mulai kesemutan, Laki. Hati saya mulai bosan. Sejak tadi saya bertanya mengenai rencana pernikahanmu yang sangat tiba-tiba. Menanyakan keyakinan hatimu pada Syafa. Menanyakan kesanggupanmu membuatnya bahagia. Menanyakan perasaanmu pada wanita yang selama tujuh taun kamu gilai dan kamu cintai dalam hati. Menanyakan apa kamu sanggup melupakan wanita itu demi hidup dengan Syafa. Menanyakan semuanya. Tapi kamu hanya diam seribu bahasa. Apa indra pendengarmu rusak? Tidak bisa mendengar semua pertanyaan saya? Atau kamu bisu? Tidak bisa bicara? Hm?" sambil menyanggakan tangannya diatas stir mobil, Damar bicara panjang lebar. Namun Laki hanya menyedekapkan kedua lengannya di dada. Menyipitkan kedua matanya ketika menyaksikan ibu-ibu paruh baya yang menjadi fokus perhatiannya memegangi kepala sambil berjongkok tepat disisian jemuran ikan asin yang tengah di bolak-balik nya. Dia tetap mengabaikan Damar dengan segala ocehannya.

Huuuhh... Sabar Damar... Damar berusaha menenangkan dirinya yang mulai merasa gereget sendiri pada sahabatnya itu.

Tok tok.

Tiba-tiba seseorang mengetuk kaca mobil di sebelah kiri. Di sisian tempat Laki duduk.

Perlahan Laki membuka kaca jendela mobil. Lalu mulai memaksakan diri untuk menyabitkan senyuman sambil bertanya, "Ada apa, Pak?"

"Mau menemui ibunya Syafa, ya?" tanya bapak berjaket ojek online warna hijau itu sambil tersenyum ramah.

"Ehm, Bapak tau saya?" Laki ragu dengan ketenarannya sendiri. Bapak tersebut tersenyum sambil mengangguk.

"Ayo bareng sama saya," ajaknya pada Laki dan Damar.

"Tapi, kalau boleh saya tau, Bapak siapa nya bu Vira?"

Sesaat bapak paruh baya dengan garis wajah lelah itu terdiam. Menatap Laki untuk meyakinkan pertimbangan akan pilihan jawaban yang harus dirinya lontarkan. Lalu akhirnya bicara. "Saya suaminya,"

Laki menahan napas. Gagal sudah. Seberapa kuat pun dia berusaha untuk tidak merutuki kondisi dan kabar dari ibu Syafa yang nyatanya sudah hidup bahagia dan baik-baik saja dengan suami barunya, sementara putrinya hidup susah dikejar-kejar para penagih hutang, tetaplah gagal. Kondisi yang dia tau sekarang terlalu aneh. Seumur hidup dia di didik, di bimbing, di sayangi, di cintai, dan di perhatikan oleh sosok seorang ibu dengan penuh. Tapi saat itu, dia menemukan sosok ibu lain yang berani meninggalkan putrinya dengan begitu tega.

Kini Laki berdiri berhadapan dengan wanita yang dari dekat semakin terlihat warna pucat kulitnya. Apa dia lagi sakit? Laki penasaran tapi tidak sanggup mengungkapkan.

"Siapa ini?" tanya Vira pada Bardan, suaminya. Lalu manik matanya menatap Laki dengan teliti. Laki menjabat dan mencium tangan Vira dengan santun. Lalu dia berkata, "Assalamualaikum, saya calon suami Syafa, Bu."

Serentak tubuh Vira bergetar. Wanita itu menarik tangannya yang dingin dari genggaman Laki. Lalu air matanya meluruh. Menangis pilu.

Beberapa saat semuanya terdiam. Membiarkan Vira larut dalam kesedihan. Laki tidak mengerti. Kesedihan apa yang sebenarnya tengah Vira rasakan. Jika karena merindukan putrinya, apa susahnya datang menemuinya bukan? Sederhana. Tapi Vira malah memilih untuk menangis karena rindu, bukan bertemu.

Aneh. Laki tidak mengerti.

"Bagaimana kabar Syafa sekarang, Nak? Apa dia baik-baik saja?" tanya Vira pada Laki, dengan sisa isaknya.

Putrimu tidak baik-baik saja, Bu. Dia dikejar-kejar penagih utang sendirian. Hidupnya sangat payah, tapi dia mampu melaluinya dengan tegar meski setiap hembusan napasnya ditemani oleh hatinya yang koyak. Jika Allah mengizinkan, rasanya saya ingin mengatakan bahwa putrimu tidak beruntung karena ditakdirkan lahir sebagai keturunanmu yang meninggalkannya.

"Sst!" Damar yang sejak tadi berdiri disamping Laki menyikut lengan temannya yang diam saja. Padahal seseorang telah bertanya padanya. Laki sekali berdeham.

"Syafa baik, bu. Alhamdulillah. Mohon maaf saya tidak membawa serta Syafa ke sini. Dia tidak tau bahwa saya hendak menemui, Ibu. Bagaimana kabar, Ibu? sehat?" Laki tetap menjaga sikapnya untuk tetap santun. Meski dalam hatinya bergejolak untuk mengungkapkan sejuta pertanyaan terkait sikap Vira yang meninggalkan Syafa dalam jurang penderitaan.

"Ayo, masuklah. Kita bicara di dalam rumah," ajak Vira dan Bardan. Lalu Laki dan Damar mengikutinya.

Banyak hal mereka bicarakan. Laki jadi tau bahwa Vira dan Bardan adalah teman dari masa sekolah dasar. Lalu mereka bertemu tiga tahun silam, dan memutuskan untuk menikah dua tahun kebelakang. Selain itu, Laki juga tau bahwa Bardan seorang nelayan yang kesehariannya bekerja sebagai ojol juga. Sementara Vira, sehari-hari mengisi aktifitasnya dengan membuat asin dari hasil tangkapan ikan suaminya.

Harusnya, ketika anda memutuskan untuk meninggalkan Syafa. Anda bisa menunjukan hidup senang tanpanya. Bukan hidup susah seperti ini. Jika Syafa tau hidupmu begini, dia pasti tidak akan bisa meluapkan perasaannya. Dia tidak akan tega, lagi-lagi Laki merutuk sendiri.

"Jadi, Nak Laki adalah calon suami Syafa?" setelah panjang lebar bicara, akhirnya Vira menanyakan hal itu.

Laki menelan saliva. “Ya,” jawabnya. Ada rasa ragu ketika di menjawab hal itu. Calon suami sementara sebenarnya. Itu yang paling tepat.

Kedua bola mata Vira Kembali mulai berkaca. Tampak wanita itu mengangguk-anggukan kepala dengan jemari tangan kananya mengusap air di ujung kedua bola mata. “Terimakasih,” jeda tiga detik. “Terimakasih sudah menemukan Syafa dan mencintainya, Nak. Mohon jaga dia untuk ibu,” lanjutnya.

Sesaat Laki terdiam. Lalu menjawab dengan nada menyakinkan. “Insyaallah Bu. Mohon restunya. Kami akan menikah dua hari lagi. Besok ada seseorang yang akan menjemput ibu dan bapak ke sini. Saya ha…”

“Tidak usah. Ibu tidak akan menghadiri acara pernikahan kalian. Kehadiran ibu malah akan merusak kebahagian Syafa, nak Laki. Ibu tidak mau itu,” potong Vira.

"Bu, Putrimu hanya punya kamu," rajuk Bardan.

"Aku?! Siapa aku?! Aku bukan orang penting untuknya. Aku hanya orang yang melahirkannya lalu meninggalkannya! Aku tidak akan datang. Pergilah. Ibu sangat merestui dan mendo'akan pernikahanmu dengan Syafa, nak Laki. Tapi ibu tidak akan datang. Tidak usah mengutus siapapun untuk menjemput ibu dan bapak. Pergilah." Vira beranjak dari duduknya, dan berlalu meninggalkan Laki, menuju kamarnya.

Laki membisu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Tadinya dia berfikir, setidaknya kehadiran ibunya bisa sedikit membuat Syafa merasa..., merasa tenang dan merasa tidak sendirian. Tapi, nyatanya sulit.

"Besok saya tetap akan mengutus seseorang ke sini, Pak. Semoga bapak dan ibu bisa hadir dalam acara pernikahan kami," kata Laki. Bardan tersenyum sambil mengangguk. Hatinya bahagia. Kedatangan Laki membuat merasa dirinya dianggap ada.

"Kalau begitu saya pamit, Pak." Laki berdiri, dan damar mengikutinya.

Tampak Bardan mengantar Laki dan Damar keluar rumah. Lalu tepat ketika Laki menjabat tangannya, lelaki paruh baya itu kembali bicara.

" Kamu tidak penasaran kenapa Ibunya Syafa meninggalkan Syafa, Nak Laki? Apa Nak Laki tidak akan bertanya mengenai hal itu?" penasaran Bardan.

Laki tersenyum sambil menggeleng. "Saya berusaha menahannya, Pak. Dalam hati ingin sekali menanyakan itu. Tapi, saya mau Syafa yang mengatakannya pada saya nanti. Biar Ibu mengatakannya langsung sama Syafa," jawab Laki. Ya, dia hanya tidak ingin otaknya jadi turut campur memikirkan masalah Syafa dan ibunya. Itu masalah mereka.

Setelah pamit undur diri, Laki beserta damar meninggalkan Bardan yang tengah melambaikan tangan di halaman rumah. Lalu dari kaca spion mobil, Laki melihat Vira menyembul dari lubang pintu. Menatap kepergiannya dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan. Entah apa.

***

To be continued

Masih lanjut ya .... Like koment nya jangan lupa. biar aku semakin semangat nulisnya. Luv you...

1
Mamaz
kirain basah karna apa ya amoun thor...
Mamaz
Ini epek Laki ga pernah nyentuh perempuan lain selain ibu sama adik-adiknya ini.../Chuckle/
Mamaz
Damar mah ga ketebak mau ngapa-ngapain teh
Mamaz
Taoi suka kan ya?
Mamaz
Senyum ga senyum tetep cantik Syafa...
Mamaz
Lama-lama cinta pasti
Andrej
saya mampir ya kak
PjMaha
Macam bunglon /Tongue/
PjMaha
Semangat 45💃💃💃 ye ye ye ye
PjMaha
Ehem-ehem /CoolGuy//CoolGuy/
PjMaha
Namanya, Laki? /Shy/
SKU
Lanjut thor;..
SKU
kenapa Syafa?
SKU
Syafa jangan asal main gigut bibir depan kucing hey....
SKU
Kucing lagi mancing ikan...
SKU
Hadoooh kalian mah.
iqueena
Menyimak dalam diam 🤭
iqueena
Apakah masa lalu?
penyuka cerita
Lanjut Thor...
penyuka cerita
Syafa sakit apa thor....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!