Seorang pria misterius menggunakan 2 sumber kehidupan untuk membentuk klon Dao yang sempurna. tapi tidak seperti klon pada umumnya, klon yang dia buat dari dua sumber kehidupan berubah menjadi bola cahaya bewarna biru yang isinya sebuah jiwa janin. apa yang akan dia lakukan dengan itu?
jika penasaran langsung saja baca novelnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemenangan Ini Terasa Hampa!?
Pagi itu langit sedikit mendung. Udara dingin menyelimuti area kompetisi antar sekte yang akan segera memasuki babak final. Arena pusat perlahan dipenuhi penonton, para murid dari berbagai sekte duduk di tempat masing-masing.
Semua mata menantikan satu nama yang kini mengguncang dunia kultivasi generasi muda yaitu Chen Yu.
Di salah satu tempat duduk VIP, Lingshi dari Sekte Langit Merah terlihat gelisah. Tatapannya mengitari arena, hingga akhirnya berhenti pada sosok berpakaian biru yang berjalan perlahan menuju tempat persiapan. Itu Chen Yu.
“MuWan” Lingshi menunduk pada temannya yang duduk diam di sebelahnya. “Pria itu dia sangat berbeda. Bahkan luka-lukanya tidak bisa menyembunyikan ketampanannya. Jika ada kesempatan. bisakah kau, maksudku bantu aku mengenalnya?”
MuWan menoleh perlahan. Matanya tampak redup. “Itu tidak mungkin.”
“Kenapa?” tanya Lingshi polos.
MuWan memalingkan wajahnya dan menahan emosi. “Karena dia adalah suamiku.”
Lingshi terdiam, wajahnya berubah muram dan malu. “Maaf... Aku tidak tahu.”
MuWan hanya tersenyum getir. “Aku pun tak yakin apakah dia masih menganggapku sebagai istrinya.”
Di sisi lain arena, Chen Yu berdiri tenang di bawah pohon besar tempat para murid inti bersiap. Puyou menghampirinya sambil membawa sebotol obat spiritual.
“Chen Yu. kau yakin tak ingin minum ini dulu? Sisa lukamu belum benar-benar pulih.”
Chen Yu hanya menjawab dengan anggukan tipis. “Tubuhku sudah cukup sehat.”
Xining berdiri tidak jauh dari mereka, sesekali menatap Chen Yu, namun tidak berani berkata banyak. Sejak pertarungan dengan MuWan, Chen Yu seolah membentengi dirinya dari dunia.
Tiba-tiba suara megah dari atas arena menggema. Seorang pria paruh baya dengan pakaian ketua sekte Langit Cerah berdiri dengan penuh wibawa. Ketua Sekte Tianhou.
“Anak-anak muda! Babak final akan segera dimulai!” katanya lantang, namun dengan gaya sedikit konyol. Ia menunjuk Chen Yu dengan semangat.
“Chen Yu! Jangan beri ampun pada lawanmu! Kalau perlu pukul bokongnya, dan tendang juga kalau masih berdiri!” katanya sambil membuat pose lucu seperti menendang. Beberapa tetua dari sekte lain menatap dengan ekspresi aneh, sementara murid-murid tertawa kecil.
Di belakangnya, Tetua Qingwei menggelengkan kepala dan berkata pelan, “Kenapa Ketua ikut-ikutan jadi konyol seperti Chen Yu.”
Chen Yu hanya mengangguk kecil, tanpa ekspresi apapun. Bahkan saat semua orang tertawa, dia tetap diam. Puyou menepuk bahunya.
“Chen Yu apapun yang terjadi nanti kami di belakangmu.”
Chen Yu menatap arena. Lalu menatap langit.
Dengan itu, langkahnya bergerak. Dingin, tenang, dan penuh tekad.
Langit mulai cerah, namun atmosfer di arena utama justru memanas. Ribuan pasang mata dari berbagai sekte tertuju pada panggung utama. Hari ini akan menjadi babak akhir. penentuan siapa murid terkuat di antara sekte-sekte besar wilayah Timur Kekaisaran Bizhou.
Seorang pria tua berjubah emas berdiri di atas altar pengumuman. Suaranya diperkuat formasi suara, menggema ke seluruh penjuru.
“Untuk menambah semangat para pejuang muda. sekarang kami akan mengumumkan hadiah bagi para juara pertarungan antar sekte tahun ini!”
Semua murid langsung fokus. Bisikan dan spekulasi terdengar dari berbagai tribun. Pria tua itu tersenyum lalu mengangkat tangannya tinggi.
“Juara pertama akan mendapatkan
🔸 100.000 Batu Roh Tingkat Menengah,
🔸 Pedang Kekosongan warisan kuno dari zaman kekaisaran awal,
🔸 25 Batu YuanQi kelas lima,
🔸 Dan yang paling mengejutkan. Surat Rekomendasi langsung ke Sekte Tianming! Sekte nomor satu di Kekaisaran Zhou Agung!”
Suasana langsung riuh!
“APA?! SEKTE TIANMING?!”
“Bahkan rekomendasi dari sekte besar itu jarang muncul dalam seratus tahun terakhir!”
“Pedang Kekosongan? Bukankah itu senjata legenda dari medan perang Gerbang Langit Selatan?!”
Sementara para penonton berteriak terkejut, para murid petarung yang tersisa mulai menegang. Tekanan naik sepuluh kali lipat.
“Untuk juara kedua, akan mendapatkan:
🔹 50.000 Batu Roh,
🔹 Sebuah teknik kelas tinggi pilihan dari Perpustakaan Kekaisaran Bizhou,
🔹 10 Batu YuanQi kelas lima.”
“Juara ketiga,
🔸 20.000 Batu Roh,
🔸 Pilihan senjata dari paviliun peralatan Kekaisaran,
🔸 5 Batu YuanQi kelas lima.”
“Juara keempat hingga kedelapan,
🔹 Masing-masing 5.000 Batu Roh dan satu teknik pertahanan tingkat tinggi.”
Setelah pengumuman usai, suasana kembali panas, namun kini dengan api semangat yang membara.
Reaksi dari Sekte Langit Cerah
Di area tempat duduk Sekte Langit Cerah, para murid langsung menoleh pada satu sosok. Chen Yu Harapan terakhir dari sekte langit cerah. Sebelumnya tujuh murid inti kalah oleh orang orang dari sekte langit merah. Dan kita tersisa Chen Yu.
Tatapan mereka dipenuhi harapan, dan tak sedikit yang mulai berbisik.
“Kalau yang juara Chen Yu. aku yakin hadiah itu tak akan sia-sia!”
“Dia satu-satunya yang bertarung hanya dengan tubuh dan teknik pukulan! Kalau dia dapat Pedang Kekosongan, bagaimana jadinya?!”
Puyou tersenyum sambil menepuk pundak Chen Yu.
“Sahabatku, kau dengar itu? 100.000 batu roh. Aku hanya butuh seribu saja nanti, sisanya untukmu.”
Chen Yu hanya menjawab datar, “Jika kau bisa masak daging kambing tanpa gosong, aku pertimbangkan.”
Xining tertawa kecil, meski senyum itu tak bisa menutupi tatapan khawatirnya pada Chen Yu. Dia tahu di balik ketenangan itu, hati pria itu masih diliputi badai.
Reaksi MuWan & Sekte Langit Merah
Di tribun Sekte Langit Merah, MuWan menunduk dalam diam. Saat pengumuman hadiah disebutkan, wajahnya memucat, bukan karena terkejut, tapi karena. Chen Yu pasti sangat menginginkan kemenangan itu. Bukan demi hadiah, tapi demi harga diri dan janjinya.
Lingshi menatap MuWan dengan heran. “MuWan. dia sangat kuat. Kau yakin dia tidak akan membencimu?”
MuWan menjawab dengan suara lirih, “Aku tak tahu. Tapi aku bisa melihat dari caranya bertarung. bahwa dia bisa mendapatkan posisi pertama.”
Di belakang mereka, Guru Lishuan, wanita cantik dan dingin itu hanya berucap.
“Jika dia benar-benar menang, maka Sekte Langit Merah harus bersiap menghadapi kejutan besar.”
MuWan mengepalkan tangan. Perasaan bersalah dan penyesalan tak henti melingkupi hatinya.
Saat ini.
Langit Kekaisaran Bizhou cerah tanpa awan, namun atmosfer di dalam arena utama membakar seperti bara api. Tribun penuh sesak oleh para murid, tetua, dan tamu kehormatan dari berbagai sekte. Di tengah arena raksasa itu, dua nama disebut dengan suara keras oleh juru pertandingan.
“Chen Yu dari Sekte Langit Cerah, melawan LuHan dari Sekte Langit Merah!”
Sorakan meledak di udara, seakan arena akan runtuh oleh semangat para penonton.
Chen Yu melangkah tenang. Jubah biru langitnya berkibar diterpa angin. Wajahnya datar dan dingin, tanpa sedikit pun gairah pertarungan.
Dari arah berlawanan, LuHan, murid pilar utama dari Sekte Langit Merah, maju dengan aura membara. Tubuh tinggi kekar, dan pedang hitam panjang terikat di punggungnya.
“Akhirnya kita bertemu, Chen Yu,” kata LuHan dengan suara berat. “Kau mencoreng wajah sekteku, dan melukai Jishan. Aku akan membalas semua itu!”
Chen Yu hanya melirik sekilas, lalu menatap lurus ke depan tanpa menjawab sepatah kata pun.
Di tribun, Xining dan Puyou bangkit berdiri.
“Chen Yu! Hajar dia! Tunjukkan pada dunia siapa yang paling kuat!” teriak Xining dengan semangat.
“Kalau menang nanti, traktir kami makan daging kambing!” sambung Puyou, yang membuat beberapa murid tertawa kecil.
Namun yang menarik perhatian adalah MuWan, yang hanya menatap dari jauh dengan mata berkaca-kaca. Dalam hatinya, ia berkata pelan:
“Chen Yu Menangkan pertarungan ini Demi dirimu. Dan demi sebuah janji.”
Arena Pertarungan
“Mulai!” teriak juru pertandingan.
LuHan langsung melepaskan aura merah menyala dari tubuhnya. Pedangnya dihunus, menggetarkan udara sekitarnya dengan kekuatan Hunjing Akhir.
“Bakar semuanya! Pedang Iblis Langit Merah!”
Satu tebasan! Gelombang energi seperti lautan api menyapu ke arah Chen Yu.
Tapi di tengah kobaran itu Chen Yu tidak bergerak.
Seketika tubuhnya diselimuti aura keperakan. Mata hitamnya memancarkan ketegasan. Saat api hampir mengenainya.
BOOM!
Chen Yu menghilang!
“Di belakangmu,” suara dingin itu terdengar.
BRAGGH!
Satu tendangan menghantam punggung LuHan dan membuat tubuhnya terlempar ke udara!
“Apa?! Kapan dia bergerak?!” teriak salah satu tetua Langit Merah.
LuHan berputar di udara dan mencoba menyeimbangkan diri. Tapi Chen Yu sudah menunggunya di atas!
“Seni Bela Diri – Kombinasi Tinju dan Tendangan!”
“Teknik Pertama – Gerakan Pecah Kabut!”
BAMM!
Pukulan menghantam perut LuHan. Kemudian, Chen Yu memutar tubuh dan melayangkan tendangan lutut ke dagunya. Serangan beruntun itu mendarat tanpa ampun.
LuHan terjatuh ke tanah dengan keras.
“Bangkitlah, LuHan!” teriak beberapa murid Langit Merah. “Kau murid harapan kami!”
Tapi LuHan hanya bisa bertahan dengan tubuh gemetar. Darah mengalir dari sudut bibirnya.
“Bagaimana bisa dia bergerak secepat itu.”
Chen Yu berjalan pelan mendekat. Lalu dengan suara dingin yang menusuk. “Kau terlalu berisik. Dan terlalu percaya diri.”
Tanpa memberi kesempatan bicara, Chen Yu mengangkat tangan kanannya.
“Petir Lima Warna – Pusaran Penghukum!”
Langit bergemuruh. Petir lima warna menggulung seperti naga. Dalam sekejap, petir itu turun menghantam tubuh LuHan!
ZZZAAAKKKKK!!!
Arena bergetar. Bahkan tribun penonton gemetar karena energi yang dilepaskan.
Ketika debu menghilang, LuHan tergeletak tak sadarkan diri. Tubuhnya hangus sebagian, tapi masih bernapas.
“Pemenang: Chen Yu dari Sekte Langit Cerah!”
Sorakan meledak dari area Sekte Langit Cerah.
“CHEN YU! CHEN YU! CHEN YU!!”
Tapi Chen Yu tak mengangkat tangan, tak menyeringai, tak merayakan. Ia hanya menatap ke langit yang biru dan berkata dalam hati.
“Aku menang. Tapi kenapa rasanya masih Hampa?”
Matanya menutup sebentar. Saat ia membuka kembali, wajah dingin itu tetap tak berubah. Sementara di tribun, MuWan menunduk. Tangisnya jatuh tanpa suara.
Langit yang cerah seolah ikut merayakan kemegahan hari ini.
Di tengah Arena Pertempuran Agung Kekaisaran Bizhou, suasana penuh kemeriahan dan kekaguman menggema dari para penonton dan petinggi sekte yang hadir.
Chen Yu berdiri di tengah arena. Tubuhnya tenang, wajahnya tetap tanpa emosi. Namun di balik itu, ia baru saja menuntaskan tujuh kemenangan berturut-turut. dan yang terakhir adalah menghancurkan jagoan utama Sekte Langit Merah.
“Dengan ini. juara pertama pertempuran antar sekte wilayah Timur resmi dimenangkan oleh Chen Yu dari Sekte Langit Cerah!!”
Sorakan mengguncang langit. Bendera Sekte Langit Cerah berkibar tinggi di atas panggung kehormatan.
Para murid dari Sekte Langit Cerah bersorak bahagia.
“Itu kakak senior Chen Yu!”
“Dia seperti pahlawan dari legenda!”
“Akhirnya Sekte Langit Cerah kembali ke puncak!”
Di sisi panggung, Ketua Sekte Langit Cerah yang biasanya terlihat konyol. hari ini menitikkan air mata kebanggaan. “Itu muridku. muridku yang paling bandel tapi luar biasa.”
Sementara itu, Xining dan Puyou berdiri di antara kerumunan, tersenyum haru.
Puyou menepuk-nepuk dadanya, menahan emosi.
“Sahabatku itu. benar-benar membuat semua orang terdiam."
Xining hanya menatap penuh perasaan, namun tanpa sepatah kata. Dalam hatinya ia tahu: Chen Yu telah melangkah terlalu jauh dan semakin jauh dari dirinya.
Di atas panggung emas tempat para juara berdiri, seorang wanita cantik melangkah dengan anggun. Jubah ungu dengan lambang Sekte Tianming di belakangnya.
Wanita itu bukan hanya cantik. tapi juga memancarkan aura kedewasaan dan ketenangan. Dia adalah Guru Ji Qianlan, salah satu pengajar utama dari Sekte Tianming.
“Chen Yu,” katanya dengan senyum ramah.
“Selamat atas kemenanganmu. Tak hanya kekuatanmu yang mengagumkan. tapi juga keteguhan hatimu.”
Chen Yu hanya menunduk sedikit, memberi hormat.
“Terima kasih atas penghargaannya.”
Ji Qianlan menyerahkan satu demi satu hadiah.
Seratus ribu batu roh dalam kotak giok. Dua puluh lima Batu YuanQi kelas lima, bersinar lembut.
Pedang Kekosongan, dengan bilah bening berlapis cahaya keabuan.
Dan terakhir, Surat Rekomendasi menuju Sekte Tianming, sekte utama di Kekaisaran Zhou Agung.
“Dengan ini, kau berhak melangkah ke dunia kultivator yang lebih tinggi,” ujar Ji Qianlan dengan penuh makna.
“Kami menunggumu, Chen Yu.”
Para murid wanita dari berbagai sekte yang menyaksikan hanya bisa terpana.
“Dia terlalu tampan.”
“Kuat dan pendiam, itu berbahaya sekali.”
“Kalau aku punya dia sebagai tunangan, mungkin aku akan benar-benar mulai kultivasi serius.”
Beberapa dari mereka bahkan tersipu-sipu, berbisik pelan sesama mereka. Aura misterius dan dingin Chen Yu justru membuat banyak hati bergetar.
Dari tribun Sekte Langit Merah, MuWan menunduk menahan emosi. Tangannya menggenggam rok jubahnya erat-erat.
“Dia menang dia benar-benar menang.”
Ada perasaan bangga, melihat suaminya berdiri menjadi seorang pemenang. Tapi di balik itu, ada luka yang tak terlihat.
“Dan aku. justru menusuknya dengan tanganku sendiri.” ekspresi MuWan tampak sedih.
Melihat wajah dingin Chen Yu yang tak sedikit pun melirik ke arahnya membuat dadanya nyeri. Bahkan saat sorakan menggema, Chen Yu tetap tak mengangkat kepala.
"Apakah dia benar-benar membenciku sekarang?"
Guru MuWan, Lishuan, yang berdiri di sampingnya melirik dingin.
“Kau lihat sendiri hasil dari keraguan dan emosimu, MuWan. Dunia ini tidak memberi ruang untuk kesalahan hati.”
MuWan tidak menjawab. Dia hanya menunduk semakin dalam, air matanya jatuh satu per satu. tak terlihat oleh siapapun.
Setelah menerima semua hadiah, Chen Yu berdiri di tepi panggung. Ia menatap ke arah tribun. bukan untuk mencari seseorang, tapi hanya menatap kosong seolah sedang berbicara dengan dirinya sendiri.
“Aku sudah menang. Tapi mengapa hatiku seperti tidak merasakan apa pun?”
Pedang Kekosongan di pinggangnya bergetar ringan, seolah ikut merasakan guncangan di dalam dirinya.
Lalu Chen Yu menoleh dan berjalan turun dari panggung tanpa selebrasi, tanpa senyum.
Namun satu hal yang pasti: dunia kultivasi sekarang mengenalnya.
Namanya mulai menanjak. Chen Yu – Sang Pemecah Sunyi.
dusah GHOBLOK lembek lagi,
mendingan gak usah di lanjutkan lagi ini alur ceritanya