Apa jadinya jika ustadzah cantik nan sholihah sekelas Jasmine Qurattul Ain dijodohkan dengan CEO tampan yang memiliki karakter dingin sedingin kutub Utara? Dialah Keenandra Nareswara Kalandra, pengusaha sukses diusianya yang baru menginjak dua puluh tujuh tahun.
Apalagi Keduanya memiliki adab dan akhlak yang saling bertolak belakang. Jasmine dengan kelembutan dan ketegasannya. Sedangkan Keenandra dengan sikap arogan dan keangkuhannya yang sangat di luar batas wajar.
"Kamu bukanlah tipe wanita idamanku. Jadi, jangan berharap aku akan menyentuhmu selayaknya pasangan suami-istri! " ~ Keenandra Nareswara Kalandra
"Aku pun tidak sudi disentuh oleh lelaki yang tak beradab dan berakhlak sepertimu! aku bukanlah wanita bodoh dan lemah seperti yang kamu pikirkan!" ~ Jasmine Qurattul Ain
Bagaimana kelanjutan kisah Jasmine dan Keenandra? Akankah pernikahan keduanya bertahan lama saat orang ketiga turut andil mewarnai biduk pernikahan mereka? Yuk, simak ceritanya only di noveltoon. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alinatasya21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Mulai Ter Jasmine-Jasmine
Degh.
Jasmine merasakan jantungnya hendak lepas dari tempatnya saat terjatuh dalam dekapan dada bidang sang suami. Dia tidak menyangka jika Keenandra mengecup keningnya dengan sangat lembut.
"Ternyata dia bisa bersikap manis juga," gumam Jasmine sembari memegang dadanya yang berdebar kencang.
Gadis bercadar itu untuk menetralkan perasaannya. Dia tidak ingin luluh dengan sikap Keenandra. Ia ingin sang suami benar-benar tunduk padanya bukan karena nafsu. Tapi, karena benar-benar inginkan biduk rumah tangga mereka tetap bertahan dalam cara yang benar.
"Jangan meninggalkan suami yang sedang sendirian. Kita pergi bersama-sama, khawatir nanti ummi curiga kalau kita sedang tidak baik-baik saja." Keenandra tersenyum menatap manik mata sang istri yang membola indah dalam pandangannya.
"Bukankah sebelum-sebelumnya kita pun saling berjauhan? Kenapa mendadak takut ditinggalkan?" rudung Jasmine sembari mendorong keras dada bidang Keenandra agar menjauh darinya.
"Aku suka melihat kerewelanmu," ungkap Keenandra yang mulai ter Jasmine-Jasmine.
Entah angin apa yang merasuki hati dan pikiran Keenandra. Dia begitu ingin terus berada di sisi Jasmine. Sentuhan di atas bibir yang baru saja mereka lakukan membuat pria arogan itu kecanduan ingin mencumbui sang istri.
"Aku tidak butuh ucapan manismu. Laki-laki jika sudah terjebak n4fsu bir4hi segala cara pasti akan dia lakukan. Bukti nyata itu ada padamu, Keenandra Nareswara Kalandra!" cecar Jasmine dengan begitu elegan.
"Kamu adalah istriku, tak ada salahnya aku menyalurkan n4fsuku pada wanita yang sudah halal menjadi istriku," sahut Keenandra tanpa ragu apalagi malu.
Jasmine sudah menjadi miliknya. Oleh sebab itu Keenandra tidak akan melepaskan bidadari berharga di hadapannya.
"Iya, istri yang hanya dibutuhkan saat gelora rasanya mulai memvncak," sindir Jasmine yang tak ingin tergoda bualan sang suami.
"Sudahlah jangan banyak mengoceh. Jika tidak ingin__
Keenandra mendekat ke arah Jasmine. Namun gadis bercadar itu segera menghindari. Dia tak ingin menjadi sant4pan n4fsu suaminya.
"Ini sangat menarik!" batin Keenandra dengan tersenyum tipis.
Pria arogan itu bahkan tidak peduli dengan bunyi ponselnya yang sudah berdering berkali-kali. Dia sangat mengetahui jika menghubunginnya adalah Celline. Tetapi, demi untuk meluluhkan hati Jasmine, dia pun sejenak mengabaikan panggilan sang kekasih.
"Maafkan aku, Celline! Bukan aku tak peduli padamu. Tetapi, aku harus mendahulukan Istriku," batin Keenandra yang sudah ter-Jasmine-Jasmine.
Jasmine berjalan dengan cepat menemui umma-nya di ruang tamu. Dia merasa sesak jika berhadapan dengan suami arogannya yang tiba-tiba berubah mesum.
"Hati-hati, tangganya terlalu tinggi!" teriak Keenandra dengan mengejar langkah cepat sang istri.
"Subhanallah, astaghfirullah!" pekik Jasmine saat kakinya tersandung gamisnya sendiri.
Hampir saja dia hilang keseimbangan jika saja tidak ada tangan kekar Keenandra yang menariknya dengan gerakan cepat. Detik itu juga dunia Jasmine dan Keenandra seakan bagai dejavu. Mereka seakan berada dalam satu naungan, di mana hanya ada mereka berdua di sana.
Degh.
Jangan ditanya bagaimana detak jantung keduanya. Mereka saling memandangi satu sama lain. Jasmine tidak sadar jika tangan mulusnya menyentuh dada bidang Keenandra.
"Dia!" batin Jasmine dengan degup jantung yang tak karuan. Dia tidak menyangka dengan situasi yang serumit ini.
Keenandra tersenyum penuh kemenangan. Setidaknya hari ini dia mendapatkan dua kali jackpot. Pertama, mencium sang istri. Kedua, dapat merengkuh tubuh Jasmine sepenuh hati.
"Aku menyukai wajah cemasmu yang tertutup cadar," bisik Keenandra dengan mengedipkan matanya.
Kedua insan itu tidak menyadari jika menjadi bahan tontonan umma Hanin dan asisten Kyam yang nampak termangu melihat kemesraan mereka berdua.
"Maa syaa Allah anak menantu umma, kalian romantis sekali!" seru umma Hanin sembari menolehkan wajahnya ke atas lantai satu.
"Tuan muda, nona muda!" seru Kyano yang ikut terperangah dengan tayangan live yang ada di hadapannya.
"Umma, asisten Kyan!" Jasmine nampak terkejut saat menyadari jika kejadian tersebut dilihat oleh ummanya dan asisten pribadi keluarga Keenandra.
"Lepaskan aku!" ucap Jasmine dengan setengah kesal. Dia kembali dalam mode jual mahal. Namun, hal itu membuat Keenandra merasa gemas pada sang istri.
"Tetaplah seperti ini! aku akan menggendongmu sampai ke bawah," bisik Keenandra sembari mengangkat tubuh Jasmine ala bridal.
"Aku bisa jalan sendiri!" Jasmine hendak menolak perlakuan manis Keenandra yang menurutnya itu hanya kamuflase.
Pria arogan itu tidak mempedulikan ucapan Jasmine. Ia malah membawa sang istri menuruni anak tangga.
Jasmine terpaksa mengalungkan kedua tangannya di leher Keenandra. Ia tidak mungkin mengamuk di hadapan ummanya.
''Maa syaa Allah syukurlah kalian sudah saling menyesuaikan. Semoga pernikahan kalian diliputi keberkahan, ketenangan, kebahagiaan, cinta dan kasih sayang!" Umma Hanin tersenyum lega. Dia merasa tenang melepaskan putri mereka bersama Keenandra.
"Alhamdulilah, Umma. Aku khawatir istriku terjatuh. Tadi dia terlalu terburu-buru. Hampir saja ia terjungkal jika tidak segera aku dekap. Iya kan, Sayang?" ucap Keenandra sembari menatap lekat manik mata Jasmine yang kini masih berada dalam gendongannya.
"Aku ingin turun, malu dengan umma dan asisten Kyan." Jasmine berusaha mengikuti sandiwara yang diciptakan oleh sang suami di depan orang tuanya. Padahal, hatinya merasa dongkol menatap laki-laki yang pandai membual seperti Keenandra.
"Iya, Sayang. Mananya yang sakit?" tanya Keenandra sembari melihat pesona sang istri dari atas kepala sampai ujung kaki.
"Tidak ada yâng sakit. Hanya saja aku ingin turun dari sini. Ini tidak nyaman,'' ujar Jasmine dengan pipi merona dibalik cadarnya.
Beruntung, ia mengenakan penutup wajah. Jika tidak mungkin semua akan melihat Jika dia sedang tersipu malu.
"Aku tidak boleh lemah, sampai aku mendapati mas Keenan benar-benar mengakui kesalahannya dan meninggalkan wanita itu. Jika tidak aku tidak akan pernah tunduk padanya!" batin Jasmine dengan penuh keyakinan.
"Sayang, ayo duduk dulu! Kamu pasti sangat lelah dan gugup. Alhamdulilah, kamu tidak sampai terjatuh," ucap Keenandra dengan bersikap lembut sembari mengusap puncak kepala Jasmine yang terhalang hijab.
"Wallahi, rasanya aku ingin muntah melihat sandiwaranya," kesal Jasmine di dalam hati.
Sementara Keenandra merasa menang banyak. Dia pikir ini kesempatannya untuk bersikap manis pada sang istri yang sebenarnya tidak menyukai dirinya.
"Kamu tidak akan bisa lepas dariku Jasmine Qurattul Ain," batin Keenandra dengan tersenyum devil.
"Maa syaa Allah, nak Keenan tidak salah jika abah Hanan menjodohkan putri kami denganmu," ungkap umma Hanin sembari mempersilahkan sang menantu untuk mencicipi hidangan yang ada.
"Alhamdulilah, Umma. Istriku begitu sangat bahagia dengan pernikahan kami," ujar Keenandra dengan sandiwara yang begitu sempurna.
"Hoekkk, beneran aku ingin muntah mendengar ucapan manis yang penuh dengan tipu dayanya," gerutu Jasmine di dalam hati.
"Astaghfirullah, Tuan muda memang pandai bersandiwara," gerutu asisten Kyan di dalam hati. Dia tak suka atasannya itu memanfaatkan keadaan.
"Ayo sayang, di minum! Biar mas suapi."
"Aku bisa sendiri!" ketus Jasmine tanpa sadar.
"Astaghfirullah!"
dan orang tua keenan dan Jasmine tau perlakuan kenann terhadap Jasmine sangat menyakiti Jasmine... seharusnya sebagai orang tua menanyakan keinginan anaknya bukan memaksa kan kehendak nya.. dan orang tua kenaan tidak berterus terang kepada abba dan umma tentang kenaann dan sekarang Jasmine yg harus menanggung kebencian dan kekesalan akibat kekecewaan dari perjodohan ini.