Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satpam baru
“Nanti pulang aku jemput.”
Raysa terdiam setelah membaca pesan dari Elang, semenjak semalam mereka tidak lagi berhubungan.
“Tidak usah, aku di jemput papa.” Balas Raysa.
“Tumben?”
“Papa melarang hubungan kita, makanya papa mengantar jemput aku biar tidak bertemu lagi dengan kakak.”
“Oh..ya sudah kalau begitu.”
Raysa berkali-kali membaca pesan terakhir dari Elang, dia merasa heran dan juga aneh. Biasanya Elang akan memaksa, tapi kali ini dia malah biasa saja.
“Ah..sudahlah…” Gumam Raysa didalam hati, wanita itu segera menyimpan ponsel dalam saku baju dan melanjutkan pekerjaan.
….
Raysa melangkahkan kaki menuruni anak tangga dan melihat ke arah sang papa yang sudah berdiri didepan mobil, Raysa tersenyum tipis melambaikan tangan. Tapi seketika fokus Raysa beralih kepada orang yang berdiri di belakang mobil papanya, Elang tersenyum menatapnya.
“Kakak.” Ucap Raysa pelan, Elang menganggukkan kepalanya dan membalikkan badan ketika papa Raysa juga menoleh ke arah belakang.
“Pa.” Panggil Raysa gugup karena Elang terus menatapnya.
“Ayo pulang.” Ajak Fajar segera membuka pintu dan masuk, Raysa menganggukkan kepala berjalan ke arah pintu disebelahnya, tapi matanya masih menatap Elang.
“Miss u.” Ucap Elang tersenyum melambaikan tangan, Raysa tersenyum tipis menganggukkan kepala dan segera masuk kedalam mobil sang papa.
Raysa terus memperhatikan Elang melalui kaca spion, Elang masih tersenyum melihat ke arahnya. Raysa senang bisa melihat Elang walau hanya sebentar, tapi perasaannya menjadi tidak senang.
“Kamu mengenal pria itu Ray?” Tanya Sang papa.
“Kenal pa.” Jawab Raysa jujur.
“Siapa? Security?”
“Bukan, dia pemilik rumah sakit.” Jawab Raysa.
“Oh..” Balas Fajar kembali fokus mengemudi.
Elang masih berdiri di depan mobilnya dan melihat ke arah mobil papa Raysa yang perlahan menghilang.
Dret…ponsel Elang berdering, pria itu segera mengambil dari dalam saku jaket dan menjawabnya.
“Tuan.”
“Bagaimana Heru?”
“Berhasil tuan, tapi hanya beberapa detik saja. Tuhan bisa memanfaatkan sebaik-baik nya.” Jawab Heru, Elang tersenyum senang.
“Baik, terima kasih Heru.”
“Nanti saya kirimkan aplikasinya ke ponsel tuan, tuan aktifkan ketika tuan akan masuk dan setelah aman tuan matikan lagi.” Ucap Heru menjelaskan.
“Oke, terima kasih.” Balas Elang mengakhiri pembicaraan mereka.
Aplikasi penyadap yang dikirimkan Heru nanti akan Elang gunakan ketika masuk kedalam rumah Raysa, Elang tidak akan menyerah semudah itu. Dia pasti akan mencari cara untuk bisa masuk ke rumah Raysa tanpa diketahui oleh papa wanita yang dicintainya itu.
“Kerja bagus Heru.” Ucap Elang bangga setelah menginstal di ponselnya, dia juga langsung mengirim pesan kepada kekasihnya itu.
“Jendela kamar kamu jangan di kunci.” Ketik Elang, pria itu segera memasukkan ponsel kedalam saku dan masuk kedalam mobilnya, melaju pergi dari sana.
…..
Sesuai dengan perkataan Elang, malam ini sebelum tidur Raysa memastikan kembali kalau jendela kamarnya terbuka. Sebenarnya Raysa sedikit takut kalau Elang akan ketahuan, tapi dia percaya kalau prianya itu pasti bisa mengatasi masalah mereka. Raysa menatap kearah jalanan, tidak ada tanda-tanda pria itu akan muncul disana, Raysa berharap tapi dia juga tidak sepenuhnya yakin kalau Elang akan datang, apalagi sekarang sudah ada satpam baru yang menjaga pintu gerbang. Jadi tidak akan mudah untuk Elang bisa menerobos masuk sesuka hatinya lagi.
“Ah..sudahlah. Sebaiknya aku tidur.” Ucap Raysa, wanita itu segera menuju ranjang dan naik ke atas untuk membaringkan tubuhnya.
Raysa sangat lelah, bukan tubuhnya saja, tapi juga pikirannya. Makanya ketika kepalanya menyentuh bantal, Raysa langsung terlelap dalam tidurnya.
Tiit…Elang membunyikan klakson tepat didepan pintu gerbang perumahan Raysa, dia tidak sendirian tetapi bersama Heru.
“Malam tuan.” Sapa Satpam yang baru dua hari bekerja di kompleks perumahan tempat Raysa tinggal.
“Bagaimana Gus? Aman?” Tanya Elang, Agus menganggukkan kepala.
“Sesuai dengan perintah tuan.” Balas Agus, Elang menganggukkan kenapa.
“Baiklah, kalau begitu saya masuk dulu.” Ucap Elang.
“Silahkan tuan.”
Agus merupakan anggota Elang, Elang memerintah Agus untuk melamar menjadi satpam disana. Berkat sertifikat bela diri yang dimiliki Agus, maka pria itu dengan mudah diterima. Jadi dengan kehadiran Agus disana, Elang akan sangat mudah untuk keluar masuk.
Elang kembali melaju masuk kedalam, kawasan perumahan Raysa terlihat sangat sepi karena sepertinya semua orang yang tinggal di sana sudah beristirahat.
“Tuan, sebaiknya segera kita retas sebelum sampai di depan rumah.” Ucap Heru, Elang menganggukkan kepala dan memberikan ponselnya kepada Heru karena kebetulan dia yang sedang mengemudi.
Aplikasi itu berfungsi dengan sangat baik, seketika CCTV di rumah Raysa berhenti berfungsi. Elang memarkir mobil tidak jauh dari pagar rumah Raysa, pria itu pun segera turun dari sana dan Heru segera berpindah kebagian kemudi.
“Saya pergi setelah tuan naik.” Ucap Heru, Elang menganggukkan kepala dan segera melihat sekeliling rumah, setelah dirasa aman pria itu pun melompat ke atas pagar dan turun di taman. Elang berhenti sejenak, pria itu menatap lurus ke arah jendela kamar Raysa. Elang menarik nafas beberapa kali sebelum mengambil ancang-ancang untuk berlari dan melompat keatas.
Hap…tangan Elang langsung memegang kuat pagar pembatas di balkon kamar Raysa, setelah itu Elang dengan hati-hati mengangkat tubuhnya dan akhirnya pria itu sampai juga disana.
Elang segera melihat ke arah bawah, pria itu melambaikan tangan kepada Heru dengan nafas yang masih naik turun. Heru tersenyum menganggukkan kepala, sebenarnya tingkah Elang sangat aneh dan lucu bagi Heru. Dia tidak menyangka Elang yang terkenal sangat dingin kepada wanita, bisa juga melakukan hal yang gila seperti ini demi seseorang yang dicintainya.
Heru segera melaju pergi setelah memastikan Elang sampai dengan selamat di balkon kamar Raysa, tujuan pria itu saat ini adalah Apartemen miliknya, selain untuk beristirahat, disana juga ada seseorang yang dengan setia menunggu kepulangannya.
Elang dengan gerak pelan membuka jendela kamar, senyuman tipis kembali muncul ketika jendela itu dengan sangat muda di buka. Elang pun segera masuk kedalam dan berjalan ke arah ranjang Raysa..
“Malam sayang.” Ucap Elang mencium kening Raysa, Raysa terbangun dan membuka matanya.
“Kak.”
“Iya sayang.” Jawab Elang membuka jaket yang dipakai.
“Kakak baru sampai?”
“Iya sayang, kakak ke kamar mandi dulu.” Jawab Elang, Raysa menganggukkan kepala dan kembali memejamkan matanya.
“Hmmmm.” Gumam Raysa pelan menggeser tubuhnya masuk ke dalam pangkuan Elang ketika pria itu menariknya.
“Aku pikir kakak tidak bisa masuk.” Ucap Raysa pelan dengan nada serak khas bangun tidur.
“Bisa, buktinya kakak disini. Memangnya kenapa?” Tanya Elang.
“Kan sekarang sudah ada satpam baru yang berjaga di pintu gerbang depan.” Jawab Raysa dengan mata masih terpejam.
“Agus?”
Raysa segera membuka mata dan mendongakkan kepala menatap Elang, dia terkejut kenapa Elang mengenal satpam baru itu.
“Iya, kakak kenal?”
“Agus anggota kakak, kakak sengaja meminta dia melamar disini.” Jawab Elang, Raysa langsung mencubit hidung Elang.
“Pantesan bisa masuk, ternyata dia orangnya kakak.” Balas Raysa, Elang tersenyum menganggukkan kepalanya.
Bersambung...