NovelToon NovelToon
Mimpi Aqila

Mimpi Aqila

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda
Popularitas:303
Nilai: 5
Nama Author: Ai_va

" Aku akan membiayai sekolahmu sampai kamu lulus dan jadi sarjana. Tapi kamu harus mau menikah denganku. Dan mengasuh anak-anak ku. Bagaimana?

Aqila menggigit bibir bawahnya. Memikirkan tawaran yang akan diajukan kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai_va, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Villa

" Sudah siap semua??"

" Sudah kak."

" Kalian yakin cuma mau di villa aja?"

" Iya ma. Kan di sana juga bisa menikmati pemandangan, ada kebun strawberry nya, ya kan kak??"

" Iya. Leon mau oleh-oleh apa?? Mau strawberry??"

" Leon mau adik papi. Biar ada teman mainnya."

Wajah Abizam dan Aqila memerah mendengar perkataan Leon. Kedua orang tua Abi terkekeh karenanya.

" Udah kasih aja Bi. Qila udah lulus sekolah ini juga."

" Mama ah. Qila masih mau kuliah juga."

" Udah sana kalian cepet berangkat. Biar nggak kena macet."

" Leon, papi sama mami pergi ya. Baik-baik di rumah, jangan nakal."

" Iya papi."

" Waktunya makan ya makan. Waktunya tidur siang ya tidur siang ya. Nanti mami cek."

" Iya mami. Mami tenang aja. Leon bakal jadi anak baik biar bisa cepet punya adik."

" Gigih juga dia."

Dengan menggunakan sopir keluarga, mereka pun melakukan perjalanan panjang. Aqila menikmati pemandangan yang mereka lalui.

" Suka???"

" Iya. Bagus. Makasih kak."

Aqila memeluk perut Abizam yang kekar. Pemandangan gedung-gedung bertingkat pun berubah menjadi jejeran pohon-pohon. Cuaca pun menjadi semakin dingin. Abizam memeluk Aqila yang mulai sedikit kedinginan.

" Dingin kan??"

" Iya. Untung tadi bawa hoddie."

Aqila pun bergegas mengenakan hoddienya. Dan memeluk Abizam lagi.

" Qila seneng banget sama bau tubuhnya kakak. Wangi."

" Karena kakak rajin mandi. Nggak kayak kamu."

" Qila juga rajin mandi kok."

Aqila mengerucutkan bibirnya. Membuat Abizam semakin gemas. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga jam, mereka pun sampai di villa keluarga Abi. Aqila di buat terperangah dengan villa kecil yang di katakan oleh Abizam.

" Ini yang kakak bilang kecil??"

Abizam menganggukkan kepalanya.

" Villa ini bahkan bisa menampung seratus orang dewasa kak."

Abizam terkekeh melihat ekspresi terkejut Aqila.

" Sudah ayo masuk. Kita makan yuk. Kakak lapar."

" Kita makannya gimana kak?? Qila belum masak."

" Di dalam sudah ada penjaga villa yang sudah menyiapkan makan siang kita. Kamar dan lain-lainnya pun juga sudah siap. Kamu nggak usah nyiapin kakak makan. Kamu di sini harus benar-benar menikmati liburan kita. Oke?"

"Iya Kak."

Aqila membereskan barang bawaan mereka. Kurang lebih selama tiga hari mereka akan tinggal di villa ini. Setelah mengeluarkan barang bawaannya, Aqila pun menyusul Abizam yang sedang berada di ruang makan.

" Kakak makan apa??"

" Makan gorengan. Sini kamu coba dulu."

Aqila menggigit pisang goreng milik Abizam.

" Gimana?? Enak??"

" Iya. Walaupun Qila sering beli di luaran, tapi rasanya beda ya kak."

" Iya. Karena pisangnya ini ambil dari kebun sendiri, jadi rasanya beda dan pisangnya memang masak di pohon."

" Oh pantesan. Enak kak."

" Nih ambil lagi kalau Qila mau."

" Kakak aja. Kakak kan makannya banyak."

Aqila terkekeh dengan ucapannya sendiri.

" Nakal kamu ya. Kita makan dulu. Habis itu kita mandi, lalu istirahat. Kamu nggak keberatan kan kalau kita nggak kemana-mana dulu perjalanan yang cukup panjang tadi membuat badan Kakak jadi pegal semua."

" Nggak apa-apa kok kak. Pasti capek semua badannya."

" Iya nih."

Abizam pun kemudian menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri sementara Aqila berkeliling di sekitar villa yang sangat luas. di belakang villa ada sebuah kolam renang yang tidak terlalu besar tetapi cukup untuk berenang satu atau dua orang. Di samping villa ada kebun bunga anggrek yang tumbuh lebat dan bagus serta bunganya yang bercabang-cabang. Di samping bunga anggrek itu ada kolam ikan kecil. Aqila mengabadikan sekeliling villa itu dan kemudian mengirimkan fotonya kepada Amanda.

Sedang mengambil foto beberapa pemandangan di depannya seseorang memeluk Aqila. Aqila yang awalnya terkejut lalu kemudian menjadi berseri-seri ketika tahu siapa yang memeluk perutnya.

" Kakak bikin kaget aja deh Qila pikir siapa yang berani meluk-meluk Qila."

" Akan Kakak cincang kasar kalau ada yang meluk kamu selain kakak."

Aqila terkekeh menanggapi ucapan Abizam.

" Gantian kamu yang mandi gih kamu bau keringat."

" Qila kan habis jalan-jalan di sekitar sini makanya jadi keringetan deh."

" Maka dari itu cepet mandi terus makan, baru kita istirahat."

" Iya kak."

Aqila pun kemudian masuk ke dalam villa dan membersihkan dirinya tidak lama kemudian Aqila bergabung dengan Abizam untuk menikmati makan malam yang lebih awal. Di meja makan terdapat banyak menu makanan yang menggugah selera dimulai dari ikan goreng, ayam goreng hingga lauk pauk yang lainnya. Seorang wanita paruh baya datang sambil membawa air jahe.

" Ini Bi Minah. Bi Minah bersama suami dan anaknya tinggal di sini."

" Oh iya Bi."

" Selamat datang nyonya. Semoga betah di sini."

" Panggil Qila saja bi. Qila lebih muda dari bibi."

" Saya gak berani nyonya."

" Tapi Bi."

" Qila...nggak apa-apa. Panggil Non saja ya Bi. Qila juga masih muda kok."

" Baik Tuan."

" Kak.."

" Nanti ya. Sekarang kita makan dulu."

Setelah menikmati makan malam, Aqila dan Abizam masuk ke dalam kamar. Aqila merebahkan kepalanya di dada Abizam.

" Qila...."

" Iya kak."

" Kakak tahu kamu pasti merasa tidak enak karena orang-orang memanggil kamu nyonya Abizam. Bagaimana pun kamu istri seorang Abizam. Jangan merasa tidak enak seperti tadi. Karena Bi Minah pasti akan lebih tidak enak lagi memanggil kamu dengan sebutan nama. Kamu harus mulai membiasakan diri ya."

Aqila menggulingkan tubuhnya sampai di atas tubuh Abizam.

" Qila tahu. Tapi Qila jadi keliatan nggak sopan karena membiarkan orang yang lebih tua memanggil Qila dengan sebutan nyonya."

" Kamu harus terbiasa. Oke."

Aqila merebahkan dirinya di atas tubuh Abizam.

" Kamu kalau kayak gini jadi bikin kakak nggak bisa gerak."

Abizam mengusap-usap punggung Aqila..

" Kak."

" Hmm.."

" Qila berat atau kakak takut nggak bisa mengendalikan diri?"

Aqila mengangkat kepalanya dan menatap lurus ke arah Abizam.

" Kalau kakak nggak bisa menahan diri bagaimana??"

" Ya kakak lakukan saja."

" Memang kamu siap??"

" Qila siap bahkan sejak kakak meminta Qila jadi istri kakak."

Abizam membalikkan keadaan. Abizam menindih tubuh Aqila.

" Qila yakin??"

" Iya. Qila yakin."

" Qila nggak boleh menarik kata-kata Qila lagi."

Dan pada malam itu mereka pun melakukannya untuk yang pertama kali. Sama-sama jadi yang pertama untuk mereka berdua. Mereka melakukannya hingga menjelang subuh.

...****************...

Matahari sudah bersinar terik. Tetapi kedua insan manusia yang baru melepaskan milik berharga mereka tidak terusik dengan teriknya sinar matahari. Udara yang dingin seakan menambah kesejukan di siang hari itu. Abizam yang pertama kali membuka matanya. Dilihatnya gadis yang sudah tidak gadis lagi sejak semalam di dalam pelukannya.

Bahu terbuka Aqila lengkap dengan bercak kemerahan di sekitar pundak dan leher Aqila seolah mempertegas malam panas mereka sangat membara.

Perlahan-lahan Aqila membuka matanya. Dilihatnya Abizam yang menatapnya secara intens.

" Selamat pagi istri ku."

Aqila menenggelamkan wajahnya di dada bidang Abizam yang terbuka.

" Terima kasih untuk semalam. Sangat berkesan sekali. Aku mencintaimu."

Abizam mengecup kening Aqila.

" Kita nggak mungkin seperti ini sampai sore."

"Kita gak mungkin seperti ini sampai sore."

Aqila pun beranjak dari tubuh Abizam.

" Aakkhh..."

" Kenapa?? Sakit ya??"

" Perih kak."

Abizam membuka selimutnya dan terdapat bercak darah di atas sprei mereka. Tanda bahwa perempuan yang ada dihadapannya sudah tidak gadis lagi.

" Hebat juga aku ya."

" Kakak..."

" Kakak akan mandi terlebih dahulu dan kemudian menyiapkan air untuk kamu kamu lebih baik istirahat dulu aja."

" Tapi kak..."

" Jangan membantah. Oke."

" Iya kak. Terima kasih."

Dengan tanpa menggunakan sehelai benang pun Abizam beranjak dari tempat tidurnya wajah Aqila memerah saat melihat tubuh telanjang Abizam. Dan teringat akan percintaan panas mereka semalam. Cukup lama dimana berada di dalam kamar mandi dan tidak lama kemudian Abizam keluar dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.

" Pakaianku kamu taruh di mana sayang??"

Wajah Aqila selalu saja berwarna merah setiap kali Abizam memanggilnya dengan kata-kata sayang.

" Qila letakkan di dalam lemari kemarin coba Kakak buka aja lemarinya."

Abizam pun membuka lemari dan mengambil pakaiannya. Tanpa sungkan sedikitpun Abizam berganti pakaian di hadapan Aqila, Aqila pun menutup wajahnya. Abi terkekeh melihat Qila yang masih saja malu-malu.

" Ngapain juga ditutup kemarin malam saja kamu agresif sama kakak."

" Kakak iihh..."

" Ayo kakak bantu mandi."

" Qila bisa sendiri kak."

" Kakak bantu."

Abizam mengangkat tubuh telanjang Aqila dan kemudian membawanya ke kamar mandi setelah itu Abizam memasukkan Aqila ke dalam bathub yang sudah berisi air hangat.

" Gimana?? Panas gak??"

" Udah pas. Enak. Nyaman."

" Kamu di sini saja dulu Kakak akan ke depan dan menyiapkan makan pagi yang terlambat untuk kita."

" Iya kak."

Aqila bermain-main dengan busa sabun yang mengelilingi tubuhnya dan setelah cukup lama berendam Abizam masuk ke dalam kamar mandi.

" Ayo sudah sayang. Nanti masuk angin kamu."

" Iya kak."

Abizam membantu semua kegiatan Aqila pada saat itu. Dan tidak lama kemudian mereka sudah menikmati makan siang mereka.

" Makan sup ini. Kayanya sup ini bagus untuk stamina tubuh."

" Kakak ih."

Abizam terkekeh karena berhasil menggoda Aqila.

" Sepertinya acara jalan-jalan di kebun strawberry dan di kebun teh harus kita tunda melihat kondisi kamu yang seperti ini."

" Qila baik-baik saja kok."

" Kakak yang nggak baik-baik saja. Kakak nggak akan membiarkan orang-orang melihat kamu yang berjalan seperti orang yang baru saja melahirkan."

" Kak Abi aaah..."

Abizam terkekeh melihat Aqila yang malu-malu.

1
luisuriel azuara
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Tri Wahyuni: makasih kak 🙏
total 1 replies
María Paula
Characternya bikin terikat! 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!