NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Kakek

Suami Pilihan Kakek

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

"Ka-kakak mau apa?"
"Sudah kubilang, jaga sikapmu! Sekarang, jangan salahkan aku kalau aku harus memberimu pelajaran!"



Tak pernah terlintas dalam pikiran Nayla Zahira (17 tahun) bahwa dia akan menikah di usia belia, apalagi saat masih duduk di bangku SMA. Tapi apa daya, ketika sang kakek yang sedang terbaring sakit tiba-tiba memintanya menikah dengan pria pilihannya? Lelaki itu bernama Rayyan Alvaro Mahendra (25 tahun), seseorang yang sama sekali asing bagi Nayla. Yang lebih mengejutkan, Rayyan adalah guru baru di sekolahnya.

Lalu bagaimana kisah mereka akan berjalan? Mungkinkah perasaan itu tumbuh di antara mereka seiring waktu berjalan? Tak seorang pun tahu jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Jangan Pernah Ganggu Saya Dan Istri Saya

Tatapan mata Nayla tertuju pada seorang perempuan dengan penampilan memukau dan anggun di depan sana. Ia bertanya-tanya dalam hati, bagaimana mungkin perempuan itu sekarang ada di sekolahnya.

Sementara itu, Tania dan Alika sempat menyipitkan mata saat melihat perempuan yang beberapa hari lalu mereka temui di pusat perbelanjaan. Waktu itu, perempuan itu sedang bersama guru mereka.

"Nay, bukannya itu...." Alika tidak melanjutkan kalimatnya dan berganti menatap Nayla.

Nayla masih terpaku pada sosok perempuan di depan sana. Perempuan itu tak lain adalah Rena Anindya mantan istri Rayyan...

Saat ini Rena tampak begitu ramah menyapa semua orang yang berada di sana. Ia bahkan tersenyum lebar sambil meladeni siswa dan siswi yang meminta berfoto bersamanya.

Tanpa disengaja mata Nayla dan Rena bertemu. Rena langsung menampilkan senyum palsunya ke arah Nayla, senyum yang semakin melebar ketika ia melihat sosok yang membuatnya sangat ingin datang ke sekolah itu. Segera Rena melangkah ke arah seorang guru laki-laki yang tengah berjalan menjauh.

"Rayyan!" panggil Rena dengan langkah cepat, diikuti oleh asistennya yang setia berada di belakangnya.

"Ih sok akrab banget sih!" desis Tania kesal saat melihat Rena mendekati Rayyan.

Nayla hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerik mantan istri Rayyan itu dengan sorot mata tajam.

"Kayaknya bakal ada perang dunia ketiga Ka," bisik Tania, membuat Alika langsung menatapnya galak.

"Hush! Jangan mulai deh Nia."

"Itu cuma bercanda sorry."

Sementara itu, Rayyan yang mendengar namanya dipanggil berhenti melangkah. Ia berbalik dan mendapati Rena sudah berdiri di depannya dengan senyum manis senyum yang dulu pernah membuat Rayyan jatuh, tetapi kini hanya menambah rasa bencinya.

Rayyan mengernyitkan keningnya. "Ngapain kamu di sini?" tanyanya dingin.

"Kok tanya gitu Yan? Aku ke sini karena ada undangan dari sekolah buat ngajar ekskul modeling. Kebetulan aku lagi kosong jadi aku datang," jawab Rena santai.

"Jangan pura-pura Rena! Kamu bukan tipe orang yang mau buang waktu hanya buat mengajar beberapa siswi yang bahkan gak kamu kenal," sindir Rayyan tajam.

"Apa sih Yan? Aku juga butuh hiburan jadi aku isi waktu di sini. Apalagi pas tahu kamu ngajar di sekolah ini, makin semangat aku jadinya," balas Rena sambil meraih tangan Rayyan.

"Eh gue denger-denger Pak Rayyan sama Rena dulu pernah ada hubungan," bisik seorang siswi tak jauh dari Nayla.

"Masa sih?" tanya siswi lain penasaran.

"Bener! Coba deh liat akun medsos Rena, masih banyak banget foto mereka pas kuliah dulu," jelas siswi itu.

"Wah iya. Banyak banget fotonya."

"Iya mereka kelihatan cocok juga ya," timpal yang lain.

"Eh ada postingan Rena pamer cincin di jari manisnya loh," ucap siswi lain sambil menunjukkan layar ponselnya.

"Jangan-jangan mereka dulu seriusan ya?"

"Kalau iya gue sih setuju. Mereka serasi banget."

"Hush jangan asal ngomong! Pak Rayyan sekarang udah nikah. Kalau istrinya denger gimana?"

"Ya ampun siapa juga yang mau ngaduin? Lagian jelas banget Rena lebih cocok sama Pak Rayyan ketimbang istrinya."

Tania mendengar ucapan itu langsung mengepalkan tangannya. Ia ingin sekali menampar siswi itu.

"Kurang ajar banget tuh cewek!" geram Tania, hampir melangkah mendekat. Namun niatnya tertahan saat Nayla meraih tangannya.

"Kita ke perpus sekarang!" ucap Nayla tegas lalu melangkah pergi tanpa menoleh lagi.

Alika dan Tania segera menyusul. Mereka tau, pasti perasaan Nayla sedang tidak baik-baik saja. Terlebih mendengar ucapan murid-murid tadi.

Bayangkan saja, seseorang yang perlahan mulai mengisi ruang hatimu, malah bercengkerama dengan masa lalunya, lalu ada orang lain yang terang-terangan mengatakan mereka lebih cocok bersama. Di sisi lain, Rayyan sempat melihat sosok Nayla pergi. Ia langsung melepaskan genggaman Rena.

"Jangan pernah ganggu saya dan istri saya!" tegasnya, lalu bergegas pergi untuk mengejar Nayla.

Rena hanya terdiam sesaat, lalu menyunggingkan senyum miring. "Kita lihat, seberapa lama kamu bertahan Yan," batinnya sambil menatap arah kepergian Nayla .

Setelah itu, ia kembali meladeni siswa yang meminta tanda tangan dan foto. "Maaf ya aku harus ke ruang kepala sekolah dulu. Nanti kita lanjut," ucap Rena lembut lalu pergi ditemani asistennya.

...****************...

Di perpustakaan, suasana begitu sepi. Sebagian besar siswa masih asyik mengerubungi kedatangan model terkenal tadi. Hanya ada enam orang, termasuk Nayla, Tania, dan Alika.

Tiga lainnya hanyalah penjaga perpustakaan dan dua siswi yang sibuk membaca. Mereka duduk jauh terpisah, seakan tidak ingin diganggu.

"Nay lo beneran gak apa-apa?" tanya Tania hati-hati.

"Gue baik-baik aja," jawab Nayla, pura-pura sibuk membuka buku di depannya.

"Tapi..."

Nayla mendongak menatap sahabatnya. "Gue gak kenapa-kenapa. Kalian cari buku aja gih."

Alika dan Tania saling pandang, lalu mengangguk. "Ya udah kita ke sana. Kalau lo butuh panggil ya," ucap Alika.

Mereka pun menjauh, tapi tanpa sengaja bertemu Rayyan yang baru masuk. "Nayla di mana?" tanyanya.

Mereka menunjuk ke arah meja tempat Nayla duduk. "Makasih," balas Rayyan singkat, lalu berjalan mendekati istrinya.

"Mereka gak akan ribut kan?" bisik Tania.

"Semoga aja gak," jawab Alika sambil menarik Tania menjauh. "Udah ah ngapain kepo!"

"Tungguin aku Ka!" teriak Tania, langsung mendapat lirikan tajam penjaga perpustakaan.

Tania nyengir, buru-buru menyusul Ida. "Ih hampir aja kena marah!"

"Salah sendiri ribut," balas Alika cuek.

Tania cemberut lalu duduk di samping Ida, pura-pura membaca novel.

Sementara itu, Rayyan sudah berdiri di depan meja Nayla. Perempuan itu sempat menoleh sekilas lalu kembali menunduk membaca.

"Jangan salah paham dengan apa yang kamu liat tadi," ucap Rayyan serius.

Nayla menutup diri. "Saya gak salah paham. Itu urusan Bapak bukan urusan saya."

"Benarkah? Kalau begitu kenapa kamu langsung pergi waktu lihat Rena mendekat?"

"Itu hak saya mau pergi atau diam. Kebetulan saya memang mau ke sini," balas Nayla ketus, pura-pura membaca meski matanya tak fokus.

Rayyan mengangkat alis lalu duduk di sebelahnya, menatap intens.

Nayla merasa tak nyaman, ia menggeser kursi. Namun, Rayyan ikut bergeser mendekat.

"Bapak apaan sih! Pergi sana takut ada yang salah paham," gerutu Nayla.

"Siapa yang kamu maksud?" tanya Rayyan.

Nayla melirik sekitar, menyadari hanya ada mereka. Ia mendengus lalu berdiri, bergegas pergi.

Rayyan tersenyum miring, ikut berdiri mengejarnya. Di pojok perpustakaan, ia menghadang langkah Nayla dengan tangannya.

Nayla mendelik. "Bapak ini kenapa sih! Minggir!"

"Dengerin aku dulu," ucap Rayyan pelan tapi tegas.

"Gak ada yang perlu dijelasin!" Nayla hendak berbalik, tapi Rayyan lebih cepat menarik tangannya hingga tubuh Nayla nyaris menabrak dadanya.

"Jangan terus-terusan menghindar! Begini malah bikin kamu salah paham."

"Aku udah bilang, aku gak salah paham!" balas Nayla keras, meski hatinya bergetar.

"Kalau gak kenapa kamu kabur gitu aja? Denger, aku nggak ngerti kenapa Rena bisa ngajar di sini."

"Tapi Kakak senang kan? Apalagi banyak siswi bilang Kakak lebih cocok sama dia."

Rayyan mengernyit. "Siapa bilang begitu?"

Nayla memalingkan wajah. "Tadi banyak yang ngomong gitu. Mereka liat postingan mantan istri Kakak itu."

Rayyan terdiam, wajahnya mengeras. "Postingan?" gumamnya. Ia ingat jelas dulu semua foto sudah dihapus saat Rena meminta cerai.

"Iya! Kakak cek aja!"

"Buat apa aku cek akun yang udah aku blokir? Mending aku lihat wajah istri aku sendiri. Istri yang manis banget saat lagi cemburu," ucap Rayyan, sukses membuat pipi Nayla merona.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!