Emily Grace Addison adalah putri kesayangan dari keluarga Addison. tiba-tiba dia mendengarkan dari orang tuanya bahwa ia sudah di jodohkan sejak kecil dengan seseorang cucu dari teman kakeknya.
Emily tidak percaya bahwa dirinya di jodohkan, dia anak kesayangan mana mungkin orang tuanya tega menjodohkannya dengan lelaki yang tidak di kenalnya, tapi apalah daya, ini juga termasuk salah satu wasiat dari kakeknya saat kata terakhirnya '"jangan sampai perjodohannya di batalkan tetap lanjutkan walaupun ia sudah tiada"'.
padahal Emily sudah ada di seseorang dihatinya, yaitu teman masa kecilnya, Emily harus melupakannya demi kakeknya.
.
.
.
suatu yang tidak di ketahui oleh keluarganya adalah bahwa ia punya rahasia yang tidak di ketahui oleh orang tuanya...
.
.
.
penasaran dengan cerita ikuti kisahnya Emily di "My Secret".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Musuh tersembunyi
"Jika kamu mengantuk tidurlah" kata felix lalu ia mengambil jasnya di kursi belakang dan memakaikannya kepada emily, setelah ia masuk kedalam mobilnya dan siap mengantar kekasihnya ke rumah dengan selamat.
***
Sedang di tempat lain
"Nona muda, orang yang nona cari sudah kembali" ucap seorang kepada nonanya.
"Benarkah, sejak kapan kenapa kau baru melapor kepadaku, apa kau tau dia adalah penting bagiku" kata seorang gadis yang di panggil nona muda senyuman manis di bibirnya mendengar bahwa seorang yang dia cari dan tunggu selama ini sudah kembali.
"Maaf nona, sejak dia kembali kami selalu memantau kegiatannya, tapi selama lima kami kehilangan jejak, karena itu kami tidak melapor kepadamu" kata orang itu kata saja dia adalah pengawal nona tersebut.
"Kau hilangan jejaknya jadi bagaimana sekarang, kau berani melapor kepadaku setelah kehilangan jejaknya" kata gadis tersebut marah, dengan pengawalnya.
"Kami sudah menemukan nona, tapi.." kata pengawal itu terhenti tidak berani melanjutkan perkataannya.
"Tapi apa lanjut " ucap gadis itu tegas kepada pegawalnya.
"Tapi dia sedang mempersiapkan lamaran buat kekasihnya" kata pengawal itu takut-takut dengan kemarahan nonanya.
"Aaaapaaa... siapapun tidak boleh menjadi kekasih nya atau istrinya, jangan-jangan itu dia hanya dia yang dekat dengannya" ucap gadis itu marah lalu ia teringat kepada seorang wanita yang dia benci Selama ini
"Benar nona dia adalah Emily Grace Addison, kami selalu memantau tempat kejadian, mereka pelaksanaan pertunangan 2 minggu lagi" kata pengawal tersebut menceritakan semuanya.
"Jika kalian memantau kenapa kalian tidak membatalkan lamaran, kalian tidak becus buat apa aku membayar kalian mahal tapi berguna" kata gadis itu marah.
"Hebat kau Emily kau mendahului ku, kali ini kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan dia hanya milikku," kata gadis itu dengan senyum licik di bibirnya.
"Kalian berlima laku sesuatu pertunangan ini tidak boleh terjadi" kata gadis tersebut lalu ia membisikkan sesuatu kepada pengawalnya, lalu ia tersenyum misterius.
"Baik nona kami akan melaksanakan perintah" kata pengawal tersebut lalu pergi di hadapan wanita itu.
"Emily dulu kau selalu beruntung, tapi sekarang tidak aku akan mengambil semua kebahagiaan mu" kata gadis tersebut.
"Kau berani mengambil lelaki yang aku sukai, maka kau akan akan menderita" ucapnya lagi dengan senyum sinis.
***
Setelah mengantarkan emily felix kembali ke rumahnya, untuk beristirahat, tidak lama setelah itu ponselnya berdering.
Tring... Tring...
"Ada apa" kata Felix tegas dengan dingin kepada sang penelpon karena mengganggu ketenangannya.
"King aku memberitahumu sesuatu, sejak acara lamaran ada yang mengawasi nona emily juga anda king" kata seorang dari telpon.
"Siapa, cari tahu" kata felix tambah dingin, siapa yang mengawasi nya juga Emily, dia tidak boleh lengah musuhnya banyak ada dimana-mana, dia tidak boleh membahayakan kekasihnya baru saja menerimanya.
"Baik king, tuan elliot sedang mencarinya," kata si penelpon lalu sambungan terputus Felix mematikan ponselnya.
Setelah itu ia mengambil laptopnya, karena dia sendiri yang mencarinya bukannya dia tidak percaya kepada temannya itu, tapi ini soalnya wanitanya dia tidak boleh lengah, kalau menyangkut orang terkasih nya.
Tidak lama setelah itu dia menemukan petunjuk, tapi belum melihat siapa dalangnya.
"Hebat juga kalian bersembunyi, cepat atau lambat aku akan menemukan sarang kalian" kata Felix dengan tersenyum miring terlihat menyeramkan karena mereka berani mengusik kekasihnya.
Felix tidak menemukan petunjuk lainnya, karena orang-orang yang mengawasi mereka saat itu pergi kehutan untuk mengecoh kamera pantau, karena di hutan tidak memiliki kamera meraka kehilangan jejak disana. Jadi pantau felix terputus disana.
Setelah itu felix tidur bosok ia akan memikirkan nya lagi, karena ini hanya masalah sepele buat dia.
***
Tok ...
Tok ...
Tok ...
"Sayang, apakah kamu sudah bangun, felix ada di bawah menunggumu" ucap lucy sambil mengetuk pintu kamar emily.
Sedangkan dikamar Emily baru bangun dari tidurnya karena panggilan dari maminya ketukan dari pintu, ia ketiduran mungkin karena kelelahan.
"Iya mami aku sudah bangun, masuk saja mi" ucap emily dari dalam,
Klek... Pintu kamar terbuka nampak lah perempuan perempuan baruh baya yang cantik, dan dia tersenyum melihat putrinya masih malas duduk dari tidurnya.
"Sayang segeralah mandi felix sudah lama menunggu mu, kasihan dia" kata Lucy kepada Emily dengan lembut.
"Kenapa dia pagi-pagi kesini, apa dia tidak tidur" ucap Emily cemberut ternyata maminya membangunkan dia hanya kedatangan felix, lucy hanya terkekeh dan menggelengkan kepala.
"Tidak boleh seperti itu bagaimanapun juga dia tetap tamu dirumah kita" kata lucy lembut.
"Baiklah mi aku mandi dulu," kata Emily langsung kekamar mandi, lalu lucy kembali keluar dari kamarnya untuk menemui tamu yang bertamu pagi buta. Dalam hati ia membenarkan perkataan putri nya apa dia tidak tidur lalu ia tersenyum.
"Anak muda sekarang, tidak sabaran" gumamnya lalu ia menutup pintu kamar putrinya.
Tidak lama setelah itu Emily selsai, ia hanya memakai baju santai ala rumahan karena hari ini dia kuliah jadi dia hanya berencana untuk di rumah saja, lalu ia turun menemui felix.
"Pagi mami, papi kak Airon" kata emily ceria lalu mengecup pipi mereka masing-masing, Felix hanya cemberut cemburu karena Emily tidak menyapa nya juga tidak mendapatkan ciuman selamat pagi.
"Pagi bang fel" ucap Emily lembut lalu ia duduk dekat felix.
"Pagi juga sayang" ucap mereka bersamaan, felix masih kurang bahagia.
"Apa aku tidak mendapatkan kecupan selamat pagi, hm" ucap felix pelan di samping telinga Emily.
"Jangan harap, aku belum memaafkan mu sepenuhnya" kata Emily pelan lalu dia hanya mendengarkan pembicaraan yang lainnya
"Bagaimana caranya supaya aku mendapatkan maaf sepenuhnya" kata felix lagi.
"Dengan usaha mu ke depannya, jika aku puas aku memaafkan bang fel sepenuhnya" kata emily lagi.
Obrolan mereka terhenti karena kedatang kepala pelayan dirumah itu.
"Tuan, nyonya sarapan sudah selesai" kata kepala art tersebut.
"Baiklah, terimakasih bibi" kata Lucy lembut, lalu ia mengajak anggota keluarganya sarapan, dan juga felix.
setelah selesai makan, mereka mengobrol untuk menunggu waktu mengerjakan tugas masing-masing.
"mas, apa kamu kekantor hari ini" ucap Lucy kepada suaminya.
"iya sayang apa kamu ikut,hm" ucap Damian dengan mesra dan menempel kepada istrinya dia tidak peduli ada anak-anak disana, karena anak-anaknya sudah besar pasti mereka mengerti pikirnya.
"mas, ada anak-anak disini apa yang kamu lakukan" ucap Lucy malu meski sudah bertahun-tahun menikah ia tetap malu jika suaminya itu menggodanya, Damian hanya terkekeh lalu mengecup pipi istrinya, setelah itu ia berangkat kekantor bersama putranya.
.
.
.
Bersambung...
klo bisa doubel tiap hari ya thor🙏🙏🥰🥰