Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.
" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan
" Apa kau mabuk? " Arumi Calista
" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa
Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
"Bugh"
"Bugh"
Beberapa anak buahnya juanda memukuli semua orang yang sedang berada dirumah tersebut.
"Siapa kalian, kenapa tiba-tiba saja memukuli kami. Jangan macam-macam kalian ya, aku bisa melaporkan kalian semua ke kantor polisi" ucap agung meskipun sedikit takut
"Bereskan semua" perintah juanda
Sementara anak buah juanda membereskan yang diluar, juan langsung mencari keberadaan arumi.
"Tolong jangan lakukan itu, lepaskaaaa....nn" arumi berteriak karena kini ia telah berada dibawah kungkungan lelaki itu
"Arumi"
Juanda mendengar suara teriakan arumi, langsung bergegas mendekati sumber suara.
"Gebruak"
Suara tendangan pintu kamar.
"Brengsek, siapa yang telah mengganggu kesenangan ku" indra marah
Juanda marah saat melihat arumi dilecehkan
"Brengsek, berani kau meniduri nya" ucap juan geram saat melihat arumi telah berada di bawah kungkungan lelaki yang tak ia kenal
Lalu dengan kekuatan super, juanda memukuli indra bertubi-tubi tanpa jeda sehingga indra terkapar tak bertenaga.
Sementara arumi ketakutan, ia memeluk tubuh nya dengan kedua kakinya dengan airmata yang terus mengalir
Juanda merasa kasihan dengan sang istri. lalu ia segera membuka baju jas nya dan menyelimuti nya ke tubuh arumi dan mengangkat nya kedalam gendongan nya.
Tidak ada suara saat arumi di bawa juanda. Arumi bisa merasakan ketenangan lewat sang suami yang telah menolongnya
"Bereskan mereka semua jangan sampai tersisa. Dan bereskan juga keluarga nya arumi termasuk ayah nya sendiri" perintah tegas juanda saat melewati ruangan dimana kesemuanya telah tumbang ditangan anak buahnya juan
"Siap bos" jawab salah satu anak buah juan
Didalam mobil, arumi terus saja merasa ketakutan. Tubuhnya gemetar, pikiran nya kosong entah kemana. Sesekali Juan melirik sang istri
"Bersabar lah sebentar, aku akan membereskan semuanya untuk mu" gumam Juan yang merasa kasihan dengan kehidupan nya arumi
Flashback
"Bagaimana dengan tugas yang aku berikan" tanya Juan berdiri di samping ruangan sambil melihat keluar jendela kaca.
Kebetulan ruangan juanda sisi kirinya adalah kaca sepenuhnya. jadi ia bisa melihat apa saja yang ada diluar sana
"Ini semua berkas yang bos ingin kan" jawab Andi salah seorang bodyguard sambil menyerahkan sebuah map hijau dimeja kerja nya Juan
Dan andi juga menyerahkan sebuah rekaman vidio yang sempat ia ambil beberapa hari yang lalu. Yaitu sebuah vidio yang membuat orang merasa kesal. Arumi sedang disiksa oleh ayah dan ibu tirinya serta bela si adik tirinya
Juanda lalu berjalan menuju mejanya dan ia pun duduk. sementara andi masih tetap berdiri di depan meja kerja Juan menanti perintah selanjutnya
Juanda membaca disetiap rincian nya. Tak ada sedikitpun yang ia lewat kan. Lalu ia melihat isi vidio tersebut. Rahang Juan mengeras, tangannya terkepal kuat. Ia sungguh geram dengan keluarga nya Arumi yang tega menyiksa anak kandungnya sampai segitu nya
"Ternyata hidup nya selama ini sungguh sangat menyedihkan. Aku akan membalaskan dendam mu, Arumi"
Flashback off
Setibanya di rumah sakit, arumi langsung diperiksa oleh dokter. Sementara juanda menghubungi Ardi agar mengurus perusahaan untuk hari ini.
Dan setelah dokter selesai menangani arumi, Juan duduk disebelah nya. Ia terus saja memperhatikan arumi dalam-dalam. Tanpa sadar, tangan nya bergerak membelai rambutnya arumi
"Aku tidak tau apakah tindakan ku menikahi mu ini benar atau salah. Tapi aku janji akan melindungi mu dari orang-orang yang berbuat jahat terhadap mu" gumam nya
Dan tiba-tiba mata arumi terbuka perlahan. Ia bingung berada dimana saat ini. pandangan nya terus saja mengedar seisi ruangan
"Aku dimana ini" gumamnya
"Kau sudah bangun" ucap juanda
Arumi mencoba bangun untuk duduk. Namun karena tak mampu, juan lah membantu nya duduk
"Mengapa aku bisa disini" tanya nya masih bingung. Namun tiba-tiba ingatan nya kembali ke belakang, saat dirinya dilecehkan oleh indra teman nya agung.
Tubuh arumi kembali bergetar hebat, ia kembali merasakan ketakutan.
Juanda meraih tubuh arumi dan memeluknya
"Tenang lah, kau aman sekarang. Tenang lah aku disini" juan mengelus lembut kepala arumi agar ia bisa lebih tenang
Dan setelah arumi kembali tenang, juan kembali merebahkan tubuh arumi agar ia kembali tidur
"Tidur lah, aku akan menjaga mu"
Juanda meng elus-elus rambutnya arumi sampai akhirnya ia pun tertidur. Juanda menyelimutiku tubuh arumi dan pergi meninggalkan nya. Namun kamar itu dijaga oleh kedua anak buahnya juan
"Jangan biarkan orang lain masuk kecuali dokter" titah juan kepada anak buahnya
"Baik bos"
Ditempat lain
Juanda saat ini tengah berada di rumah nya arumi. Ia duduk sambil menyilangkan kaki nya dan menatap ke semua keluarga arumi
"Bu, kenapa kita di ikat, apa salah kita bu" tanya bela berbisik yang sama sekali tak tau menau masalah yang terjadi
"Entah lah, ibu juga tidak tau"
Beberapa jam yang lalu
"Ya ampun pak, apa yang terjadi sama rumah kita" ucap Anita heran saat masuk kedalam rumah nya yang telah berserakan seperti kapal pecah
"Bu, apa rumah kita kemalingan. lihat lah semua barang habis berserakan" Lukman juga merasa heran
"Agung, dimana agung. Bukan kah tadi agung yang ada dirumah, terus dimana dia sekarang" Anita semakin panik
"Atau jangan-jangan agung sendiri yang telah memporak porandakan rumah ini dan membawa lari beberapa barang" ucap Lukman malah membuat suasana semakin panas
"Oh... jadi kamu menuduh agung anak ku yang telah melakukan semua ini"
"Terus kalau bukan dia siapa lagi. Buktinya dia aja malah ngilang tidak tau kemana"
"Jangan asal sembarangan nuduh kamu ya pak. Aku bisa laporin kamu ke kantor polisi atas kasus pencemaran nama baik"
"Hahaha...apa kamu pikir selama ini nama mu selalu baik apa"
"Berani kurang ajar kamu ya pak. Aku--"
Lukman dan Anita akhirnya ribut tak tau kenyataan nya sungguh berbeda dari perkiraan mereka semua
Dan tiba-tiba saja bela pulang
"Loh pak, buk, apa yang telah terjadi, kenapa rumah kita jadi seperti ini?" tanya nya juga bingung
"Bapak sama ibu kenapa malah ribut sih" sambung nya
"Bela" ucap Anita
"Kenapa ini yah, apa yang telah terjadi sama rumah kita. Apa kita kemalingan?" tanya bela
"Entah lah, ayah juga tidak tau. Tadi pas ayah sama ibu pulang, rumah kita udah seperti ini, berantakan"
"Terus, bang agung mana"
"Abang mu justru malah nggak kelihatan sama sekali" sahut Anita cemas
Kembali ke cerita tadi
"Apa kalian sudah ingat mengapa kalian bisa jadi seperti ini" tanya juan datar dangin sedingin es
Lukman menggelengkan kepala takut, begitu juga dengan anita
"Kami tidak tau. tapi sekiranya kami telah berbuat salah, tolong maafkan kami dan ampun kan kami" jawab lukman memohon
Juanda langsung mengarahkan pisau ke leher nya Lukman, dan itu sungguh membuat Anita dan bela menjadi sangat ketakutan
Dengan aura membunuh, juan bisa saja membunuh lukman saat itu juga. Namun ia urungkan, karena ia ingin agar Lukman dan yang lainnya bisa merasakan sakit yang sama seperti apa yang dirasakan arumi saat ini.
"Aku akan mengampuni kalian semua hari ini. Tapi jika aku lihat kalian berani mengganggu nya dan mengusik nya lagi, aku tak akan segan-segan untuk membunuh kalian semua" Juan kembali mendekat kan pisau ke lehernya Lukman. Dan Lukman hanya bisa memejamkan matanya takut. Berharap agar orang yang ada di depan nya itu tak membunuh nya
"I--i--iya iya kami janji tuan. Kami janji tak akan berani mengusik orang yang tuan maksudkan itu. Tapi siapa kah orang itu, apakah kami mengenalinya" lukman memberanikan dirinya untuk bertanya
Juan menarik tubuhnya ke belakang
"Nanti kalian akan tau sendiri" ucapnya sembari mengelap-lap pisau yang masih di tangan nya
"Iya baik lah kami ngerti" sambung lukman lagi
"Bagus" Juan menepuk pisau itu ke pipinya lukman, lalu ia pun pergi
"Urus mereka" titah Juan kepada anak buahnya
"Baik bos"
Dirumah sakit
"Apa aku sudah boleh pulang" tanya arumi kepada Juan yang baru saja datang
"Malam ini kau tidur disini saja, besok baru kau boleh pulang" sahutnya terlihat datar dan biasa saja
Arumi kesal dengan keputusan Juan yang telah berani mengukung kebebasannya. karena menurutnya, dirinya telah sehat seutuhnya. Arumi memiringkan tubuhnya tak mau menatap wajah sang suami.
Juanda menarik nafas dalam. lalu ia turut merebahkan tubuhnya diatas kursi tunggal yang ada didalam ruangannya tersebut. Tubuhnya terasa sangat lelah, pikiran nya mulai berkecamuk antara hati dan pikiran nya sendiri. Dan akhirnya mata nya pun terpejam karena kelelahan.
Setengah jam kemudian...
Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.
yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/