Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-13. Aki Maung
"Buugghh"
"Bugh"
"Braskk"
"Aaggrrhhh... " Teriak Ki Bayan, dia terkena cakaran dari Mahluk itu.
"Kurang ajar! " Ujar Ki Bayan dengan nada tinggi karna dia begitu marah kepada Mahluk itu.
"Gerrrdd... " Makluk itu menggeram lalu pergi dari rumah Ki Bayan, setelah dia merasa puas.
"Ki.. Kenapa ada harimau kesini, dan kenapa harimau itu begitu besar.. Matanya pun menyala merah? " Tanya Pak Sudirman.
Terlihat Ki Bayan mengibaskan pakaiannya, diapun mengelap darah yang ada di area wajahnya yang terluka karna di cakar tepat di wajah nya oleh mahluk itu.
"Dia bukan harimau biasa! Dia adalah salah satu mahluk penghuni hutan itu. " Ujar Ki Bayan.
"Kenapa dia ada disini Ki, kenapa dia juga menyerang Aki.. Bukan nya kita hanya tinggal memberikan nya tumbal agar dia mau berkompromi, tapi ini apa kok dia malah menyerang Aki? " Ujar Pak Sudirman mencecar Ki Bayan dengan berbagai pertanyaan, Pak Sudirman merasa heran dengan kemarahan mahluk itu.
"Dia bukan mahluk yang meminta tumbal, karna dia tidak menginginkan tumbal. " Ujar Ki Bayan.
"Lalu, kalo seperti itu harus bagaimana.. Jika dia tak mau menerima tumbal harus dengan cara apa aku menaklukannya, dan lagi tumbal itu untuk siapa? " Ujar Pak Sudirman kembali bertanya.
"Kamu tenang saja, mahluk itu karna mahluk itu akan menjadi tanggung jawab Aki. Dan untuk tumbal.. Itu akan di berikan pada penghuni lain nya yang ada di hutan itu. " Ujar Ki Bayan.
Ki Bayan sebenarnya merasa kaget dengan serangan tiba-tiba itu, dia tak menyangka dirinya akan mendapatkan penyerangan secara mendadak. dan Ki Bayan tau itu adalah peringatan untuk nya.
"Kalian pikir aku takut kepada kalian? lihat saja kalian akan takluk kepadaku dan akan menjadi mahluk peliharaan ku" Ujar Ki Bayan dalam hatinya.
"Sudah sekarang kamu harus segera pulang dari rumah ku, tunggu tiga hari lagi kita akan pergi ke kampung itu. Kamu segera kabarkan saja pada rekan bisnismu agar pembangunan itu segera dia mulai" Ujar Ki Bayan.
"Baik Aki" Ujar Pak Sudirman, lalu kemudian dia membantu sang supir bangun dan bergegas pergi dari sana seperti apa yang di perintahkan Ki Bayan.
.
.
.
"Geerrrrh... Geerrrrhhh" Terdengan suara geraman di belakang rumah Abah Kohar. dan suara itu sukses membuat Abah dan Ambu terbangun dari tidur nya.
"Abah, denge eta aya sora naon.. Naha sada sora maung? " (Abah, dengar ada suara apa.. Kenapa seperti suara harimau) Ujar Ambu.
" Nya Ambu eta sora maung"(Iya Ambu itu suara harimau) Ujar Abah menjawab pertanyaan Ambu.
"Naha Abah, beut aya sora maung? Biasa nage tara aya anu kitu. " (Kenapa Abah, kok ada suara harimau? Biasanya juga gak ada yang kaya gitu. ") Ujar Ambu.
" Kela nya Ambu, Ambu tong kamamana Abah arek kaluar heula urang tempo"(Sebentar ya Ambu, Ambu jangan kemana-mana Abah mau keluar dulu kita lihat) Ujar Abah.
Ambu pun mengangguk sebagai jawaban, lalu Abah pergi keluar dari kamar. Abah masuk ke kamar lain dia kemudian membenarkan pakaiannya kemudian dia duduk bersila seperti orang yang bertapa.
"Sampurasun" Ujar harimau itu.
"Rampes" Ujar Abah Kohar menjawab salam dari harimau itu. (sampurasun adalah kata salam yang di ucapkan oleh orang Sunda terdahulu).
"Bade aya naon Aki, dongkap ka rorompok Abdi?" (Mau ada apa Aki, datang kerumah saya?) Ujar Abah Kohar bertanya pada harimau itu.
Harimau itu menjelma menjadi seorang manusia, dia seorang kakek-kakek berambut putih, menggunakan baju serta celana serba putih, rambut nya berwana putih bahkan jenggot panjangnya pun berwarna putih. kemudian harimau itu duduk bersila di hadapan Abah, dia dan Abah seakan sudah saling mengenal satu sama lain.
"Braakkkk"
BERSAMBUNG
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..