Istri Big Boss

Papaku dan Mama Kimmora sepertinya tengah membicarakan sesuatu yang serius. Tak berapa lama, suami Kimmora  datang dan bergabung dengan mereka. Namun, tidak lama setelah itu, Arsen mengajak istrinya untuk berdiri, lalu setelah itu mereka keluar meninggalkan pesta pernikahan ini.

Beberapa saat, setelah Kimmora dan suaminya pergi, Papa terlihat terburu-buru keluar gedung. Entah apa yang terjadi di antara mereka?

“Papa mertua sedang mengejar suami Kimmora. Apa kamu tidak penasaran dengan sikap mereka?” kata Kak Zayn.

“Maksud Kak Zayn apa sih?” tanyaku.

“Tadinya aku mau kasih tahu, tapi nggak usah lah ya. Nanti kamu syok!” ejeknya.

Semakin hari semakin menyebalkan saja dia. Kalau tidak mau kasih tahu ya sudah, kenapa juga membuat orang penasaran. Belum tentu juga Papa mengejar suami kimmora. Kak Zayn pasti sengaja mengerjaiku lagi.

Lagu demi lagu sudah dimainkan, tapi Papa belum juga kembali.

“Ra, mama cari papamu dulu ya.” Mama kemudian meninggalkan pelaminan setelah mengatakan itu.

Acara kemudian dilanjutkan dengan foto bersama para tamu undangan. Kemudian Kak Zayn mengajakku untuk menjamu teman-teman bisnisnya.

“Selamat untuk pernikahannya Pak Zayn, istri Anda sangat cantik,” kata seorang pebisnis muda yang menjadi kolega Kak Zayn.

“Terima kasih Pak Hendra, kebetulan wanita cantik ini mau menikah dengan saya.” kata Kak Zayn.

“Haha bisa saja Pak Zayn. Saya awalnya juga ragu sebenarnya, mana ada yang mau menjadi pengusaha sukses tapi garang seperti Anda, tapi yang namanya jodoh memang rahasia Tuhan.”

“Segarang garangnya laki-laki, kalau sudah menemukan cinta istrinya, dia akan menjadi kucing yang penurut,” kata istri Pak Hendra.

Kami tertawa dan mengobrol cukup lama. Istri Pak Hendra memang orang yang menyenangkan.

Lalu, Kak Zayn kembali mengajakku menemui tamu yang lain. Sampai akhirnya kami menemui seseorang yang sepertinya tidak diharapkan oleh Kak Zayn.

“Kenapa Zea mengundangnya ke sini,” gumam Kak Zayn yang bisa kudengar dengan jelas.

“Selamat untuk pernikahannya, Kakak Ipar.” Laki-laki yang tidak diharapkan kehadirannya oleh Kak Zayn itu menyalami kami. “Maaf ya, aku telat.”

“Tidak datang malah lebih baik,” jawab Kak Zayn yang terdengar sangat ketus.

“Kamu tidak berubah Zayn, masih menyebalkan. Untung saja kamu kembaranya Zea.”

“Aku malas berdebat sama kamu.”

“Zayn, Dera. Aku cari dari tadi.” Kak Zea menghampiri kami.

“Ada apa Kak?” tanyaku lebih dekat pada Kak Zea.

“Udah mau selesai acaranya. Kalian disuruh kembali.”

Tanpa menanggapi ucapan Kak Zea, Kak Zayn langsung menggenggam tanganku dan membawaku kembali ke pelaminan.

Saat sampai di pelaminan, wajah Mama dan Papa terlihat sembab, tapi mereka sama-sama tersenyum bahagia. Entah ada apa dengan mereka malam ini. Mereka sangat-sangat aneh.

Acara resepsi malam ini pun akhirnya selesai, setelah berbincang sebentar dengan para anggota keluarga, akhirnya aku bisa kembali ke kamar untuk beristirahat. Rasanya tubuhku benar-benar lelah. Berendam sebentar pasti menyenangkan.

Aku kembali ke kamar lebih dulu, karena Kak Zayn masih ada urusan dengan asistennya. Gaun malam ini tidak sulit kulepaskan, tidak seperti gaun sebelumnya. Jadi, aku bisa segera mandi dan berendam air hangat untuk menghilangkan lelahku malam ini.

“Kamar mandi hotel super mewah memang berbeda rasanya. Aku pasti bisa tidur nyenyak walau di kamar mandi.” Aku melepaskan semua yang melekat pada tubuhku, lalu masuk ke dalam bathup yang sudah kutetesi aroma terapi.

Masuk ke dalam air sambil bermain busa seperti ini memang sangat menyenangkan. Lupakan saja Kak Zayn yang mungkin akan bingung mencariku.

Aku memakai earphones wireless yang memang sengaja aku siapkan sebelum mandi, supaya acara mandiku tidak terganggu oleh Kak Zayn.

Aroma lavender ini benar-benar menciptakan rasa nyaman, dan aku merasa sangat mengantuk dibuatnya.

*

*

*

“Hei, Dera bangun!” Aku mendengar suara Kak Zayn yang sepertinya masuk ke dalam mimpiku. Akan tetapi, aku juga merasa lenganku digoyang-goyangkan sambil terus menyebutkan namaku.

Aku terpaksa membuka mata untuk memastikan ini mimpi atau nyata. Saat aku mengerjap, aku melihat bayangan Kak Zayn yang samar-samar tengah duduk di tepi bathup.

“Bangun cepat!” perintahnya sambil menyipratkan percikan air di wajahku.

Ini bukan mimpi. Ini nyata. Kak Zayn benar-benar ada di hadapanku dan sedang duduk hanya mengenakan handuk sebatas pinggang, dan rambutnya sangat basah. Ia pasti baru saja selesai mandi.

“Kak Zayn. Ngapain di sini.” Aku menutupi dadaku dengan kedua tangan.

♥️♥️♥️

...Si Dera punya hobi aneh ternyata, suka tidur di kamar mandi 😂😂😂...

Okay gengs, jangan lupa like, komen, hadiah dan vote nya.

Sampai ketemu lagi 😘😘😘