SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
Bacaan ringan di bibir, kalau tidak suka boleh diskip!
Aneeq Conda Tanson, pria tampan dengan sejuta pesona yang dapat mengikat para wanita. Namun, sayang dia justru memakai ketampanan yang dia warisi dari ayahnya, hanya untuk mempermainkan mereka.
Baginya masa muda adalah waktu untuk bersenang-senang. Hingga kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat, saat dia bertemu dengan seorang wanita yang melamar menjadi sekretarisnya.
Wanita dengan status janda, dengan lekuk tubuhnya yang mempesona.
Hatinya semakin berdesir, kala melihat seorang anak kecil dengan bola mata biru memanggilnya dengan sebutan "Daddy"
What is Daddy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MSS 22
Setelah Jennie berhasil menandatangani surat kontrak itu. Ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan Aneeq. Caka langsung membukanya, dan menampilkan seorang wanita dengan seragam baby sitter di sana.
"Permisi, Tuan. Saya Elly baby sitter yang diminta Tuan Aneeq untuk datang," ucapnya dengan sopan, memperkenalkan diri pada Caka.
Caka mempersilahkan Elly untuk masuk, pria itu menjelaskan pada Aneeq siapa Elly, dan Aneeq hanya mengangguk, menanggapi itu.
"Kalau begitu kamu sudah bisa bekerja hari ini, jaga putraku dengan baik, kalau sampai kamu teledor, aku tidak akan segan menuntutmu, gaji sesuai kesepakatan awal. Aku sudah mengirimnya ke rekeningmu," ucap Aneeq sambil memperlihatkan bukti transfer dari balik ponselnya.
"Baik, Tuan."
Melihat itu, Jennie hanya bisa melongo. Apa katanya, jaga putraku dengan baik? Aneeq benar-benar menganggap Ziel sebagai putranya, sampai memberikan baby sitter segala.
Jennie menelan ludahnya, relung hati wanita itu sedikit terusik, merasa bersalah karena selalu menganggap Aneeq adalah pria jahat. Padahal pria ini justru sangat menyayangi Ziel, dan menganggap bocah tampan itu seperti putranya sendiri.
"Tuan, untuk masalah gaji, biar aku yang membayarnya, karena Ziel adalah tanggung jawabku," ucap Jennie, merasa tak enakan kalau harus semuanya dari Aneeq.
Aneeq melirik ke arah Jennie dengan tatapan yang tak biasa. "Aku sudah bilang, dia juga anakku! Aku mau menjadi ayahnya meskipun kamu membenciku. Cepat bersiap-siap, jangan pikirkan apapun selain pekerjaan, kita akan meeting di luar, biar Ziel bersama Elly."
Lagi-lagi Jennie merasa tersentil dengan ucapan Aneeq. Ada apa dengan pria ini? Jennie yang semula hendak membantah, akhirnya hanya bisa pasrah, karena walau bagaimanapun, kini Aneeq adalah bosnya.
"Boy, kamu harus berkenalan dengan Elly. Dia teman barumu, Daddy dan Mommy ada pekerjaan, jadi menurutlah pada Elly, pulang nanti Daddy akan bawakan makanan kesukaanmu, oke?" ucap Aneeq sambil membungkukkan badan, mengusap puncak kepala Ziel dengan sayang.
"Oke, Dad. Kalian harus semangat!" Ziel turun dari sofa, berlari ke arah ibunya, meraih tangan Jennie dan dia sematkan bersama tangan Aneeq. "Mommy juga harus menurut pada Daddy. Oke?" Ucap Ziel, menatap kedua orang yang terlihat mengeluarkan ekspresi yang berbeda.
Jennie hendak menarik tangannya, tetapi secepat kilat Aneeq menggenggam tangan Jennie erat. Wanita itu melirik Aneeq dengan tatapan tajam, dan Aneeq tidak peduli itu.
"Tentu saja, Sayang. Mommy pasti akan menurut pada Daddy. Kami tinggal dulu yah," jawab Aneeq dengan tersenyum sumringah, setelah Ziel mengangguk dia segera menarik tangan Jennie untuk ikut melangkah bersamanya.
Jennie sudah seperti diseret-seret, tetapi tetap tidak bisa menolak karena Ziel terus melihat ke arah mereka berdua. Setelah mereka berhasil keluar dari ruangan tersebut, Jennie baru bisa menarik tangannya dengan kasar.
"Ja_"
"Berpura-puralah menerimaku di depan Ziel. Dia menyukai itu," potong Aneeq, lalu meninggalkan Jennie yang baru saja ingin bicara. Ada apa sebenarnya dengan Aneeq, tidak ada angin, tidak ada hujan, kenapa pria ini berubah tiba-tiba.
Tak mau ambil pusing, Jennie lekas melangkah mengikuti Aneeq dan juga Caka. Mereka masuk ke dalam lift, dan ternyata di sana sudah penuh oleh para petinggi perusahaan.
Dan anehnya, tidak ada yang mau mengalah, mereka semua diam saja sementara Aneeq masuk dengan berhimpitan. "Masuklah, apa yang kamu tunggu?" Tanya Aneeq, melihat Jennie yang mematung. Sementara Aneeq menahan pintu lift dengan sepatunya.
"Tuan saya akan pakai lift karyawan biasa."
Belum sempat melangkah, Jennie sudah ditarik secara paksa oleh Aneeq, dan akhirnya dia ikut berhimpitan dengan tubuh pria tampan itu.
Aneeq memeluk pinggang Jennie, sementara wanita itu berkedip-kedip dengan tangan yang menekuk mencengkram jas Aneeq.
Semua orang tidak ada yang berani bersuara. Mereka hanya bicara melalui sorot mata, takut dengan pimpinan gendeng mereka yang tengah mengerjai seorang wanita.
"Kita akan terlambat kalau kamu banyak bertingkah, Nona Jennie," bisik Aneeq, lalu merapat ke arah Jennie, karena pura-pura terdesak, hingga tubuhnya dapat merasakan dua bongkahan milik wanita itu.
Hah ini asli, An.
*
*
*
Asli dua kelinci🤣🤣🤣