NovelToon NovelToon
Kurebut Suami Kakak Tiriku

Kurebut Suami Kakak Tiriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Romansa
Popularitas:112.5k
Nilai: 5
Nama Author: lestari sipayung

Adara hidup dalam dendam di dalam keluarga tirinya. Ingatan masa lalu kelam terbayang di pikirannya ketika membayangkan ayahnya meninggalkan ibunya demi seorang wanita yang berprofesi sebagai model. Sayangnya kedua kakak laki-lakinya lebih memilih bersama ayah tiri dan ibu tirinya sedangkan dirinya mau tidak mau harus ikut karena ibunya mengalami gangguan kejiwaan. Melihat itu dia berniat membalaskan dendamnya dengan merebut suami kakak tirinya yang selalu dibanggakan oleh keluarga tirinya dan kedua kakak lelakinya yang lebih menyayangi kakak tirinya. Banyak sekali dendam yang dia simpan dan akan segera dia balas dengan menjalin hubungan dengan suami kakak tirinya. Tetapi di dalam perjalanan pembalasan dendamnya ternyata ada sosok misterius yang diam-diam mengamati dan ternyata berpihak kepadanya. Bagaimanakah perjalanan pembalasan dendamnya dan akhir dari hubungannya dengan suami kakak tirinya dan sosok misterius itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lestari sipayung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FLASHBACK: DIBALIK TAWA ADARA

Arvan duduk tertegun di pinggir kaca besar yang menghadap ke luar jendela kantornya. Matanya tajam menatap beberapa lembaran kertas putih yang tergeletak di atas meja, dipenuhi dengan tulisan yang begitu padat, seakan-akan setiap barisnya menciptakan beban baru. Setelah beberapa saat terhanyut dalam bacaan, ia melepaskan napas berat, setengah meremas kertas itu dengan tangan kanan, membuat permukaannya sedikit kusut. Perasaan frustrasi tak bisa disembunyikan, dan ia menggumam dengan suara serak, hampir tidak terdengar. "Wanita ini hanya menambah pekerjaanku." Nada suaranya tajam, penuh emosi yang tersirat dalam setiap kata, mencerminkan betapa hal ini semakin memperberat segala yang harus ia hadapi.

Arvan teringat kembali pada pertemuan pertama yang tak bisa ia lupakan, pertemuan dengan Adara di malam yang sepi itu. Ya, memang benar, dialah yang menghadang mobil Adara di tengah malam, sebuah tindakan yang dilakukannya dengan penuh perasaan yang sulit dijelaskan. Kenangan itu datang begitu jelas, saat Clarissa, wanita yang masih ia cintai, menyebutkan nama Adara sebagai alasan mengapa dia menangis. Kalimat itu memunculkan rasa geram dalam dirinya, meskipun di dalam hatinya yang lebih dalam, ada sedikit rasa puas, bahkan senang, jika rumah tangga Clarissa akhirnya hancur. Namun, perasaan itu seakan-akan bertabrakan dengan rasa yang lebih gelap, sebuah rasa ingin tahu yang membara tentang siapa sebenarnya Adara.

"Sekarang aku tahu siapa kau," gumam Arvan perlahan, dengan nada yang penuh perasaan yang tak bisa ia kontrol, seolah kata-kata itu menjadi penegasan atas segala yang telah terjadi dan perasaan yang terpendam dalam dirinya.

Flashback Onn

"Sepertinya aku tidak bisa meremehkanmu," ujar Arvan, suaranya pelan, namun setiap kata yang keluar terasa berbeda tajam, seakan-akan menyiratkan rasa terkejut dan ketegangan yang tak bisa ia sembunyikan. Kegelapan malam yang mencekam, serta keheningan yang hampir menutup seluruh ruang di antara dirinya dan Adara, semakin menambah intensitas suasana. Arvan, yang sebelumnya cukup percaya diri dengan segala tindakannya, kini merasa sedikit terkejut dan bingung setelah mengetahui bahwa Adara sudah mengetahui alasan di balik tindakannya, menghadang mobilnya di tengah malam yang sunyi ini.

Adara hanya tersenyum miring. Lidahnya bermain-main, seakan tidak merasa cemas atau terancam oleh keberadaan Arvan. "Oh ayolah, ini bukan kali pertama aku melihatmu," ujarnya, nada suaranya terdengar ringan dan penuh candaan, namun jelas tidak demikian bagi Arvan. Kata-kata itu, meskipun terdengar biasa, terasa menggigit dan mengusik pikirannya. Ia menyipitkan mata, berusaha mencerna apa yang baru saja diucapkan Adara. Seingatnya, ia belum pernah bertemu dengan wanita ini sebelumnya, apalagi mengenalnya dengan cara yang begitu dekat. Ia bahkan baru mendengar tentang Adara setelah Clarissa, wanita yang ia cintai, menyebutkan namanya. Dan saat itulah Arvan mulai mencari tahu lebih jauh tentang Adara, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya tersembunyi di balik pertemuan mereka yang tak terduga ini.

"Benarkah? Pantas saja kau tidak begitu terkejut ketika melihatku," sahut Arvan, berusaha mengikuti gaya Adara yang terlihat begitu tenang dan santai, seolah situasi ini adalah hal biasa baginya. Namun, meskipun mencoba meniru ketenangan itu, nada suaranya tetap tajam, seolah setiap kata yang keluar seperti pisau yang menusuk. Arvan mencoba menahan gejolak dalam dirinya, meskipun rasa frustrasi mulai meluap.

"Tapi sayangnya, ini kali pertama aku melihatmu dan menemuimu, Adara!" ujarnya dengan penuh ketegasan, menekan setiap suku kata dalam nama Adara seakan memberi makna yang dalam dan penuh ancaman. Setiap kata yang terucap terasa seperti peringatan, dan ketegangan semakin terasa mengalir di antara keduanya.

Adara, yang masih terlihat santai, hanya mengangguk kecil sambil memainkan bibirnya, seolah tidak terpengaruh dengan nada tajam Arvan. Sepertinya ia paham benar dengan apa yang ingin disampaikan Arvan, meskipun ekspresinya tetap tenang. "Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang? Kau akan membunuhku karena membuat Clarissa terluka? Ini berkaitan dengan suaminya, bukan?" tanya Adara dengan nada yang penuh kepercayaan diri. Jujur saja, ia tidak menyangka akan berada dalam pertemuan seperti ini, dengan segala ketegangan yang ada di udara. Namun, mengingat semua yang melibatkan Clarissa, Adara tahu pasti bahwa ini ada kaitannya dengan Leon, suaminya.

Arvan terdiam, tidak membalas sepatah kata pun ketika Adara tampaknya sudah memahami betul situasi yang sedang berlangsung. Ia hanya menatapnya dengan tajam, mencoba menyembunyikan perasaan yang menggebu di dalam hatinya. Adara seakan telah membaca setiap gerakannya, dan itu membuat Arvan semakin geram. "Aku tidak perlu menjawabmu," jawabnya akhirnya, dengan suara yang dingin dan penuh penekanan. Ekspresinya berubah seketika, menjadi lebih keras dan tajam, jauh berbeda dari sebelumnya yang terkesan santai. Kini, Arvan tidak lagi melihat Adara sebagai seseorang yang bisa dia remehkan. Rasa frustrasi dan rasa penasaran yang semakin menumpuk membuatnya semakin menjaga jarak.

Adara, yang tidak terpengaruh dengan sikap Arvan, kembali berbicara dengan nada yang penuh ketegasan, "Aku bahkan semakin penasaran akan hubunganmu dengan Clarissa. Kau terlihat sangat berpihak kepadanya, bukan?" kata-katanya meluncur begitu saja, tanpa ragu dan tanpa sedikit pun rasa takut. Mata Arvan tetap menatapnya tajam, namun ia masih tetap diam, tidak memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Ada sesuatu dalam dirinya yang seolah enggan membahas lebih jauh mengenai hubungan yang melibatkan Clarissa, meskipun sejatinya ia tahu Adara semakin menggali lebih dalam.

Adara, yang tidak merasa takut, melangkahkan kakinya mendekati Arvan, bergerak dengan tenang menuju posisi yang sejajar dengannya. Keduanya berdiri dengan bersandar di kap mobil masing-masing, tenggelam dalam kegelapan malam yang tebal, dengan suasana yang semakin tegang. Tanpa ada suara selain hembusan angin, keduanya berada dalam sebuah pertemuan yang penuh ketidakpastian, di tengah hening yang hampir menenggelamkan mereka.

"Sepertinya musuhku bertambah satu," ujar Adara pelan, suaranya hampir berbisik saat ia berdiri tepat di depan Arvan, menatapnya dengan mata yang tajam. Arvan merasakan ketegangan semakin menyelimuti udara, dan meskipun dia mencoba untuk tetap tenang, tangannya yang terlipat dengan erat memberikan sinyal bahwa dia sedang berusaha menahan emosi yang terus membuncah.

Tiba-tiba, Adara tertawa kecil, namun tawanya itu terasa lebih berat, penuh dengan arti yang tak terucapkan. Sejenak, suasana menjadi sunyi setelah tawanya reda. Adara mundur beberapa langkah, tetap menatap Arvan dengan pandangan yang penuh makna. "Aku tunggu balasanmu," ujarnya, nada suaranya sedikit menggoda, sebelum ia berbalik dan berjalan menuju mobilnya.

Arvan tetap berdiri di tempatnya, tubuhnya kaku, matanya mengikuti gerak-gerik Adara yang semakin menjauh. Sebelum akhirnya mobil itu meninggalkan tempat itu, Arvan masih berdiri, diam, seperti tidak mampu bergerak. Namun, dalam hatinya, perasaan yang penuh gejolak semakin membesar. Urat-urat di tangannya terlihat menegang, menunjukkan betapa kuatnya dia menahan diri untuk tidak bereaksi lebih lanjut.

"Aku akan mencari tahu siapa kau sebenarnya, Adara," gumam Arvan, suara yang pelan namun penuh tekad. Tangan yang digenggamnya semakin kuat, tetapi dia tahu, tindakan terburu-buru hanya akan memperburuk segalanya.

1
Nia Nara
Davin?
Evy
Adara kok begitu... walaupun Ayah dan saudara kandung pernah melakukan kesalahan..tapi mereka sudah berusaha untuk bisa dekat dan memperbaiki hubungan dengan baik.keras benar hati mu..
Dhewyy Aditya: mba e gk semua kesalahan bisa selesai hanya dengan kata maaf,rasa kecewa dan sakit hati yg menumpuk bertahun tahun gk akan bisa hilang hanya dalam sehari,sikap adara manusiawi, justru rasa sakit dari orang terdekat terutama keluarga yg bakalan susah dilupakan.
total 1 replies
Farika Willesden
bgus
Farika Willesden
kyknya cwok misterius itu arvan deh
Evy
lelaki misterius itu...apakah mantan pacar Clarissa.....
Evy
Beruntung nya Adara bisa menjadi bagian keluarga yang penuh cinta dan kehangatan akan kasih sayang.
Evy
Mungkin Abangnya yang menyamar untuk mendekatkan diri pada adiknya yang selalu cuek...
Evy
Ternyata Abang sulungnya tetap sayang adik perempuan nya...
Evy
Sepertinya menarik juga ceritanya...
Ninik Srikatmini
apa rencanamu dara..
Ninik Srikatmini
tega ya pk arga hrsnya jd hari yg brrsejarah utk dara ini mlah jd hari yg buruk
Ninik Srikatmini
kevin.. davin an durhska sama ibu kandung sndiri tega ngatain gila.. sdngkn sama ibu tiri bgt nurut
Bahrozi Papanya Dauzz
bagus
Bahrozi Papanya Dauzz
bagus jalan ceritanya
Ninik Srikatmini
bikin penssaran aja siapa laki2 misterius itu
Ninik Srikatmini
sahabat sahabat yg solid.. 👍
Ninik Srikatmini
pria misterius itu leon dara kakak ipar tirimu
Ninik Srikatmini
sabar ya dara.. saudara laki2 itu jahat
Tutut Srikandi
muter muter ga jelas
CB-1
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!