Chloe Bimantara adalah putri kedua dari keluarga Bimantara, dia adalah gadis yang memiliki penampilan mempesona, ayah angkat yang menyayangi seperti putri kandungnya sendiri, dan dia memiliki seorang tunangan tampan dan kaya.
Tapi tidak ada yang sempurna di dunia ini. Ternyata ibu angkat dan kakaknya yang menghancurkan semua yang dimilikinya. Di malam pesta pertunangan, ibu angkatnya membiusnya dan berencana mengirimnya ke para preman. Untungnya, Chloe salah masuk kamar dan menghabiskan malam bersama pria asing.
Ternyata pria itu adalah CEO grup multinasional ternama, yang berusia 29 tahun namun sudah masuk dalam Daftar Majalah Forbes. Setelah menghabiskan satu malam bersamanya, pria itu malah melamar Chloe, "Menikahlah denganku, aku akan membantumu membalas dendam."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32.
"Baiklah, baiklah, aku mengerti." Chloe berganti pakaian kasual dan keluar, juga mengenakan kacamata hitam dan topi baseball, yang membuatnya terlihat sporty. Baginya, pakaian seperti itu cocok untuk penyamaran untuk melacak dan menyelidiki! Dengan begini, dia tidak akan dikenali dan memudahkan rencananya.
Di jalan utama yang berada di luar Shallow Bay, sebuah mobil Aston Martin hitam diparkir di sis jalani. Di dalamnya, tampak Zayn sedang menelepon.
“Kamu tidak perlu peduli dengan wartawan itu. Aku akan ke sana sore ini dan mengatur penyaluran untuk produk Bimantara Limited.” kata Zayn.
Begitu Zayn menutup telepon, sebuah BMW 7 datang dari arah belakangnya....Swooosh! Mobil itu dengan cepat melewatinya. Zayn terkejut. Dia berbalik dan berkata, "Chloe?"
Mobil tadi baru saja membuka jendelanya. Samar-samar dia bisa melihat wanita di dalam itu tampak seperti Chloe.
Sejak Chloe diselamatkan dari penjara dan meninggalkannya dengan banyak masalah, tidak ada kabar lagi tentangnya.
Apalagi, setelah tanah yang diincar Alister Company dirampas oleh Caesar, Chloe malah meneleponnya dengan sombong. Namun panggilan telepon malam itu terlalu singkat, sehingga Zayn tidak sempat mencari alamat penelepon.
Melihat mobil tadi, Zayn langsung menelepon asistennya. "Apakah kamu punya berita tentang Chloe?"
"Belum, Tuan." kata asisten itu. “Kami memeriksa saluran teleponnya saat dia menelepon Anda terakhir kali, dan kami yakin dia masih berada di kota ini, tapi kami tidak tahu persis di mana dia berada.”
Tangan Zayn yang bertumpu pada kemudi perlahan menegang dan tersenyum berbahaya, "Begitukah? Dia masih di kota?"
Usai menutup telepon, ia langsung memutar balik mobilnya dan berusaha mengejar mobil BMW yang baru saja melewatinya. Namun ketika ia mencoba mengejarnya dengan kecepatan 160 km/jam, ia tidak dapat melihat mobil itu lagi.
Zayn benar-benar merasa kesal, dia memicingkan matanya menatap kedepan namun mobil Chloe tidak terlihat sama sekali.
Sementara itu di luar Shallow Bay. Mobil Chloe diparkir di jalan kecil. Napasnya terengah-engah saat melihat mobil Zayn mengejar mobilnya.
“Pufff……Berkat kecerdasanku. Kalau tidak, bajingan ini akan menyusulku.” Karena terburu-buru mengirimkan dokumen kepada Armando, makadia lebih cepat keluar dari jalan utama Shallow bay.
Dia tidak menyangka akan bertemu Zayn lagi. Untung saja tadi dia cepat menyadari saat mobil Zayn ingin mengejarnya.
Pada saat itu Chloe ketakutan, namun untungnya dia segera keluar dari jalan utama dan membelokkan mobilnya ke jalan kecil. Dari sana dia bisa melihat mobil Zayn melintasi jalan utama mengejarnya.
Di Gedung Caesar. Sepuluh menit sebelum pertemuan, Armando mengerutkan kening dan menelepon untuk bertanya pada Bucky, "Di mana dokumennya?"
"Tuan Muda, Nyonya Muda seharusnya sudah mengirimkannya. Mengapa dia belum datang?"
“Chloe?” Armando mengerutkan keningnya. ‘Apa yang dilakukan istri kecilku itu kali ini?’ pikirnya. Teringat makan siang cinta yang dibawakan Chloe untuknya sebelumnya. Armando pun mengeryitkan keningnya sambil melirik jam tangannya.
"Nyonya Muda bersikeras mengirimkan dokumen itu kepadamu, sudah 20 menit ...."
Armando menutup telepon Bucky dan langsung menelepon Chloe, "Chloe, kamu boleh bermain-main, tapi jangan tunda pertemuanku."
"Aku tidak bermaksud menunda pertemuanmu!" Chloe berteriak di telepon. "Aku bertemu Zayn ketika aku keluar dari Shallow Bay. Untungnya, aku segera menyadarinya. Dan menghindarinya. Aku sedang dalam perjalanan, hampir sampai."
Armando terdiam sejenak dan menutup telepon. John menghampiri dan berkata, "Presiden, sudah hampir waktunya rapat. Apakah Anda masih harus menunggu dokumennya?"
“Tidak perlu.” Armando berdiri. “Aku bisa menjelaskan isi pertemuan hari ini.” Dia menyipitkan mata coklatnya. "Selain itu, minta seseorang untuk menjemput Chloe di depan pintu perusahaan dan awasi apakah ada orang yang mengikutinya."
John mengangguk. "Ya, presiden."
Chloe bergegas memarkirkan mobilnya setelah tiba di gedung Caesar secepat yang dia bisa, tepat ketika kedua pengawal Armando berjalan keluar.
Chloe mengambil dokumen Armando dan keluar dari mobil. Pengawal itu datang dan berkata. "Nona Bimantara, Presiden sudah menghadiri rapat. Anda tidak perlu khawatir."
Chloe melihat dokumen di tangannya. Kedua pengawal itu melirik ke belakang, tapi sepertinya tidak ada mobil atau siapa pun yang mengikutinya. Mereka mengangguk kepada Chloe dan berkata, "Nona Bimantara, silakan masuk ke dalam dan tunggu Presiden di kantornya."
Di sisi lain gedung Caesar. Jurnalis dari dua surat kabar perdagangan dihentikan di luar gedung oleh petugas keamanan. Armando adalah presiden Caesar, jadi dia bisa menolak untuk diwawancara.
Namun, para elit Caesar Group lainnya terkenal di dunia bisnis dan merupakan hal yang biasa bagi mereka untuk masuk ke surat kabar bisnis.
"Manajer umum proyek Anda berjanji untuk menerima wawancara kami dua hari lalu." Kata seorang reporter wanita. "Kenapa kamu tiba-tiba menolak janji temu sekarang? Kami sudah menyiapkan bagian Caesar. Tolong beritahu manajernya lagi."
Penjaga keamanan menghentikannya dan berkata, "Baru saja, manajer umum menelepon dan mengatakan bahwa ada perubahan baru dalam proyek ini. Presiden akan mengevaluasi kembali proyek tersebut pada pertemuan hari ini, jadi saya tidak bisa memberikan jawaban kepada wartawan media sekarang.”
Reporter lain dengan biplan di salah satu bahunya adalah Zoya. Dia berbalik dan melihat sosok yang diajak masuk oleh kedua pengawalnya. “Chloe?”
Chloe memasuki gedung, lalu pergi ke lantai 68 dan duduk di dalam kantor CEO. Memikirkan bagaimana cara menyelidiki bos besar mereka Armando di perusahaan internasional ini. Sekretaris membawakannya secangkir kopi, "Nona Bimantara, ini kopi Anda. Butuh waktu lama sampai rapat Presiden berakhir."
"Ya, aku mengerti."
Setelah sekretaris pergi. Kurang dari sepuluh menit setelah Chloe duduk, dia menerima telepon dari Zoya. "Chloe, beritahu aku di mana kamu berada." Zoya bertanya langsung di telepon.
Chloe ingat dia tidak menerima panggilan telepon setelah mereka kembali dari Lake Park. Chloe melihat ke kantor mewah di depannya dan berkata, "Aku....aku di luar."
“Apakah kamu baru saja pergi ke perusahaan Caesar?”
"........." Mata Chloe membelalak. "Bagaimana, bagaimana kamu tahu itu?"
"Aku sekarang bersama seorang rekan dari kantor surat kabar, bersiap untuk mewawancarai bagian Caesar Group. Tapi aku dihentikan petugas keamanan di luar gedung." kata Zoya. "Aku baru saja melihatmu masuk makanya aku langsung meneleponmu."
Chloe merasa malu. Apakah ini waktu yang buruk untuk keluar hari ini? Pertama dia bertemu Zayn, dan sekarang dia bertemu Zoya di luar gedung Caesar?
"Chloe, katakan padaku, siapa yang mengirimmu ke Park Lake hari itu?" Zoya tidak bodoh. Orang-orang itu hanya membawa Chloe, tapi tidak dia, ke teahouse hari itu, jadi mereka pasti mencarinya.
"Ah, orang-orang itu, aku....."
"Kedai teh Lake Park itu bukan tempat untuk orang biasa. Mereka semua adalah selebriti. Apakah orang-orang itu ada hubungannya dengan pria yang kamu nikahi?" Zoya menebak.
Chloe merasa sedikit tidak nyaman. "Yah, apa yang bisa kukatakan...." Sesaat Chloe tidak tahu harus berkata apa, tapi dia tidak ingin menyembunyikan pernikahannya dari Zoya.