Seorang Wanita cantik yang harus kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan yang tidak terduga. Harus menerima kenyataan jika cara bertanggung jawab orang yang tidak sengaja membuat orang tuanya kecelakaan adalah dengan menjodohkan dirinya dengan sang putra Tunggal mereka.
Nadira Anastasya namaku, Aku di paksa bertunangan dengan Pria yang tidak aku kenal! tapi siapa sangka sejak pandangan pertama aku sudah memiliki rasa yang berbeda pada Pria yang bernama Radika Abraham. dapatkah aku meraih cintanya? Atau justru aku harus terjebak cinta segitiga antara Radika dan Juga Dio sahabatnya?
ikuti perjalanan kisah kami, hanya di noveltoon tentunya!😋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal mula kebencian di mulai
...🔥🔥🔥🔥🔥🔥...
Nadira menjatuhkan bokongnya tepat di atas kursi kerjanya dan sama sekali tidak mau menatap ke arah Radika yang sejak tadi fokus menatapnya.
Radika dengan santainya meletakkan tangannya di atas meja kerja Nadira lalu sedikit menundukkan badanya seraya berkata,"Buatkan Aku Teh manis seperti biasa!" Ucap Radika lalu melenggang pergi dari sana mengabaikan wajah Nadira yang sudah muram durjana. Mau tidak mau akhirnya ia berdiri juga dari duduknya untuk segera melakukan apa yang di perintahkan oleh Radika sebelum Pria durjana itu marah padanya.
Tak____Tak
Nadira menghentakkan kedua kakinya secara bersamaan ke atas lantai, guna menetralkan perasaannya yang masih sedikit emosi serta malu. Tingkah polah Nadira tadi tak lepas dari pengamanan Asisten Abian yang merasa aneh dengan tingkah laku Tuan Radika dan Juga Nadira.
plak___Plak
Abian menampar pipinya sendiri berharap jika yang ia lihat di dalam lift tadi hanyalah mimpi. Namun kenyataan yang ada membuatnya syarat bahwa nyatanya tadi yang ia lihat adalah benar. Tuan Radika mencium bibir Nadira dengan sangat menuntut seakan dirinya sangat mencintai wanita itu, aneh memang. Bukannya awalnya tuan Radika begitu menolak kehadiran Nadira, bahkan di hari pertama bekerja saja ia tega mengerjai gadis itu tanpa ampun. Tapi kenapa sekarang nampaknya keadaan justru terbalik, Nadira yang merasa risih berada di dekat tUannya dan sialnya Tuan Radika malah seakan nyaman berada di dekatnya.
"Aku harus melaporkan ini pada Tuan kenzo. Ini tidak benar. Tuan Radika tidak bisa bersama nona Nadira karena Hubungan perjodohan mereka telah di batalkan." Batin Abian bermonolog sendiri. Lalu ia segera masuk kembali ke ruangannya guna mengambil ponselnya untuk menghubungi Tuan Kenzo.
Sedangkan Radika sedang senyum-senyum sendiri di ruangannya, ia tidak menyangka jika ia sampai sejauh itu memperlakukan Nadira. Awalnya ia merasa risih ketika pertama kali melihat gadis itu, tapi lama-lama ia malah merasa jika keberadaan gadis itu menjadi hiburan tersendiri untuk dirinya. Apalagi Nadira adalah gadis yang penurut beda sekali dengan Tasya yang sangat pembangkang dan arogan.
Dret_____Drett
Ponsel Radika sejak tadi tak hentinya bergetar, ia tau siapa yang sejak tadi menghubungi dirinya. Maka dari itu Radika sangatlah malas untuk mengangkatnya walau Sang penelpon masih saja terus mengusik ketenangannya. "CK. Apa dia tidak punya kerjaan terus menggangguku? Bukannya dulu ia sangatlah susah di hubungi dan selalu tidak ada waktu untukku? Dulu saja dia selalu beralasan sibuk dan sibuk jika aku mengajaknya bertemu. Bahkan dia sampai mengabaikanku berhari-hari, dia hanya menghubungi ku jika membutuhkan sesuatu saja! Apa saat ini dia sedang membutuhkan uangku hingga selalu menggangguku?" Batin Radika tersenyum kecut. Wanita yang selama ini ia Bella, wanita yang selalu ia puja, wanita yang membuatnya pernah membentak bundanya sekarang sudah menghancurkan dirinya. Tapi lucu, bukanya ia mencintai Tasya? Lantas kenapa ketika mengetahui Tasya tak setia dia biasa-biasa saja. malah ketika mengetahui posisinya sebagai calon suami Nadira di gantikan, kenapa hatinya malah tidak terima?" Pikir Dika. Ia memutar kursinya sembari menyandarkan kepalanya di sana, terus dan terus sampai tiba-tiba saja suara pintu terbuka dari luar.
Tok__tok
"Maaf Tuan, ini tehnya!" Ujar Nadira sembari meletakkan secangkir teh ke atas meja. Lalu buru-buru ia ingin keluar dari sana karena takut jika Radika akan mengerjainya seperti biasanya.
"Tunggu dulu!" Cegah Radika."Kenapa buru-buru, memangnya kau mau kemana?" Ucap Radika dengan tersenyum smirk. Lalu ia berdiri dari duduknya guna mendekat ke arah Nadira yang berdiri membelakanginya saat ini. Tiba-tiba saja Radika memegang kedua pundaknya tanpa bisa di prediksi.
Puk
Reflek Nadira memutar tubuhnya, lalu mundur beberapa langkah guna menjauh dari Radika. "Jangan mendekat!"Ucap Nadira dengan mendekap nampan bekas membawa teh keruangan Radika.
"Hei kau ini kenapa?" Ucap Radika seakan tidak terjadi apa-apa pada mereka tadi.
"Ku mohon kak, jangan mendekat."Ucap Nadira dengan merentangkan satu tangannya guna memperingatkan Radika untuk tetap jaga jarak.
"Cihh" Radika berdecih sebal, ia sangat tidak suka di tolak. Apalagi yang menolaknya adalah Nadira yang ia tahu sangat menyukai dirinya. jika kalian bertanya kenapa Radika tau? karena saat sebelum Nadira tinggal di rumahnya Dira pernah datang bersama kedua orang tuanya untuk menghadiri pesta ulang tahunnya yang ke 21 kala itu.
Flashback On
Dira yang masih berusia 15 tahun sangat mengidolakan Radika yang usianya lebih tua darinya 6 tahun. Sejak kecil Dira sering datang ker umah besar kediaman Abraham ikut dengan kedua orangtuanya, Nadira remaja tak sengaja melihat Radika yang sedang bermain basket di halaman belakang rumahnya. Menurut Nadira kala itu Radika adalah pria yang keren, tampan dan juga kaya raya maka dari itu ia dengan polosnya mengucapkan jika ingin sekali memiliki calon suami seperti Radika yang mendekati sempurna. Hingga tiba di mana ketika ulang tahunnya, Nadira memberikan Hadia khusus untuk Radika yang tidak sengaja menabraknya saat keluar dari toilet.
Bruk
"Auu"teriak seorang gadis remaja yang sedang memegang box kecil, nampaknya box itu berisi sebuah jam tangan kado untuk putra sang tuan rumah.
"Oh maaf kau tidak apa-apa?" Ucap Radika yang merasa bersalah. Ia membantu Nadira untuk bangkit dari posisinya yang sempat terduduk di lantai setelah bertabrakan denganya.
"Ah gak papa cumak kaget saja!" Ucap Nadira beralasan. awalnya ia sangat kaget melihat ternyata siapa yang baru saja ia tabrak tadi, namun sekuat hati ia berusaha menguasai dirinya agar tidak nampak salah tingkah di hadapan Pria yang di sukainya.
"Oh baguslah kalau begitu, sekali lagi aku mintak maaf ya?" Ucap Radika sungguh. Dan dengan segera ia ingin pergi dari sana guna kembali ke tengah-tengah pesta dan menemui teman-teman kuliahnya. Saat Radika baru berjalan beberapa langkah nyatanya tiba-tiba saja tangannya di cekal oleh seseorang.
Grep
Radika menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang guna memastikan siapa yang mencekal tangannya, tak sengaja tatapan Radika bertemu dengan mata gadis yang tadi sempat di menabraknya. "Maaf bisa lepaskan tangan saya?" Ucap Radika dengan sopan.
Nadira langsung melepaskan cekalan tangannya kala sadar dari lamunannya yang menatap Radika sejak tadi dengan sangat malu."Maaf" Ucapnya pelan."Ini hadiah untukmu!" Ucap Nadira dengan menyerahkan box kecil yang di ikat oleh pita merah muda yang tadi ada di tangannya."Tolong terima dan jangan di lihat dari harganya! Selamat ulang tahun untuk mu Tuan muda!" Ucap Nadira yang tiba-tiba berlari pergi meninggalkan Radika yang menatapnya bingung.
