Sera hidup hanya dengan paman nya, paman Danu, dan seorang adik bernama sela, sejak kematian orang tua nya sela banyak berubah, ia menjadi pendiam.
sera sangat menyangi adiknya dan paman nya, sejak kematian orang tua nya tujuh tahun silam paman Danu mengajak nya pindah dari Surabaya ke Jakarta.
sela adiknya sekolah kedokteran semester akhir disebuah universitas , sela anak yang periang, ia sangat suka naik motor tapi pada suatu hari sela tidak pulang kerumah bahkan sampai beberapa hari, dan sera harus menerima kenyataan pahit kalau sela sudah meninggal di bunuh.
setelah kematian sela, Sera sering menghabiskan hari nya di jalanan untuk mencari pembunuh adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 pengintaian Panjul
Sera termenung di balkon nya, Panjul sudah mendapatkan identitas mereka, mereka adalah anak buah mamih, tapi Sera tidak habis kenapa anak buah mamih mengacak acak usaha nya, padahal mereka sudah berjanji tidak akan menggangu Sera lagi.
Sera masih menunggu laporan lanjutan dari panjul," pintar juga tuh anak, gerakan cepat juga, tidak sia-sia aku menyuruh nya ternyata dia pintar."
" Apa yang kamu pikirkan dek," Yanuar memeluk Sera dari belakang.
" Mas yan ngagetin saja," Sera mendongak kan wajah nya ke atas.
Yanuar mencium bibir Sera sekilas, ia kemudian duduk di hadapan Sera," mas tanya apa yang kamu pikirkan, dari tadi mas udah berdiri di dekat pintu sangat lama."
" Enggak tahu mas, aku memikirkan sidang nanti apakah Farah sudah bisa bersaksi ya mas."
" Kita usahakan saja, Kita doakan mudah mudahan semua nya lancar, karena yang kita hadapi orang-orang yang punya kekuasaan dan uang, mereka tidak akan diam pasti mencari cara agar anak mereka lepas dari jerat hukum."
" Sudah lah, jangan terlalu dipikirkan bagaimana kalau kamu hanya memikirkan mas." Yanuar memandang Sera penuh kerinduan.
" Napa sih mas kok menatap aku sampai segitunya, kayak selebritis aja."
Yanuar tertawa," memang apa kamu tidak sadar kalau Kamu itu sangat cantik, kalau kamu jadi model atau artis wah pasti udah sampai internasional."
" Gombal," Sera mencebik ucapan Yanuar.
" Loh enggak percaya, ayo kita ngaca." Yanuar ingin menarik Sera ke dalam tapi Sera menolak dengan keras.
" Massss... udah tau aku paling enggak suka berkaca atau foto," Sera menghempaskan tangan Yanuar.
" Iya, iya...duh marah nya sampai segitunya, ayo masuk kita nonton TV di dalam, ada apa sebenarnya, mas tahu kalau kamu berlama lama di balkon pasti ada yang dipikirkan."
" Tau ah," Sera masuk sambil menghentakkan kakinya.
" Heh.. ngambek lagi, ngambek lagi," Yanuar mengikuti Sera duduk di samping nya.
" Mas, udah ketemu saksi yang melihat mereka mengajak Sela?"
" Belum bahkan ia seperti menghilang, kata nya sejak diketemukan nya mayat sela, ia seperti hilang begitu saja udah lah kita lupakan dulu sejenak, kasian otak kita di suruh terus menerus berpikir dan bekerja.
Sera bersandar di pundak Yanuar, ia merasa sangat lelah batin nya tersiksa setiap mengingat kematian sela, nafas nya akan sesak dan sakit.
" Dek berhenti, mas tidak mau kamu terlalu dalam berfikir, jaga kesehatanmu mu, mas tidak sanggup kalau harus kehilangan mu, ingat pesan dokter." Yanuar memeluk Sera dengan erat, ia takut sesuatu yang buruk menimpa Sera.
" Aku terkadang lelah mas, sampai kapan semua nya selesai, dan aku bisa menjalani hidup dengan tenang."
" Serapi-rapi nya bangkai itu di kubur, suatu saat akan tercium juga, sepandai-pandainya tupai melompat suatu saat akan jatuh juga, Kita akan terus berusaha sampai bangkai tercium dan mereka tidak bisa melompat lagi aku akan berusaha agar sela mendapatkan keadilan."
" Tidak tahu mas, apa itu adil aku sudah tidak mengerti lagi, apa itu kebenaran aku juga tidak sudah tahu, gimana bentuk keadilan dan kebenaran itu sendiri, sekarang keadilan itu uang, kebenaran itu uang." Sera memejamkan matanya dalam dekapan erat Yanuar.
" Kamu masih bisa menemui kebenaran dan keadilan di luaran sana, masih banyak orang jujur, masih banyak orang baik, jangan liat dari sisi satu nya, lihat lah dari sisi satu nya juga maka itu akan lengkap."
," Aku hanya merasa lelah,"tak berapa lama suara Sera makin menjauh dan kecil, berganti dengan dengkuran halus dari bibir nya.
" Kamu mungkin lelah dengan hidup ini, berjuang lah terus untuk hidup mu, dan orang-orang di sekitarmu, aku sangat mencintai mu, aku pasti akan selalu ada di samping mu menjadi pundak untuk tempat berkeluh kesah."
Yanuar mengangkat tubuh Sera untuk di pindahkan ke kamar, di baring kan nya tubuh itu dengan hati-hati," tidur lah, esok pagi matahari akan menyambut mu ia tidak akan pernah ingkar janji Setiap pagi selalu menepati janji nya, dan itu lah yang ingin kuberikan padamu."
Yanuar menyelimuti tubuh Sera, ia mencium kening Sera dan mematikan lampu, mengantikan dengan lampu tidur.
Yanuar terkejut begitu melihat Mamah nya Farah Sudah berada di pintu diam memperhatikan.
" Pak boleh kita bicara sebentar," Mamah nya Farah beranjak ia menunggu Yanuar di ruang tamu.
Yanuar mendekati mamah Farah," ya ada apa bu," Yanuar duduk di samping mamah nya Farah.
" Pak, saya ingin bertemu dengan Farah sekali saja boleh tidak." wajah Mamah nya Farah menatap Yanuar memelas.
Yanuar terdiam sesaat," Baik Bu lusa saya akan ajak ibu menemui farah, saya harap ibu mau bersabar."
" Iya makasih pak, makasih," Mamah nya Farah berucap syukur ketika ia bisa menemui farah, " kalau begitu saya permisi dulu pak mau istirahat."
" Iya bu silahkan." Yanuar menatap kepergian Mamah nya Farah dengan iba tubuh kurus dan ringkih nya semakin terlihat tapi terlihat pancaran mata nya menyiratkan tekad yang kuat untuk bertahan," wanita yang tangguh dan kuat, aku salut pada nya."batin Yanuar.
Sementara itu Panjul dan dua orang teman nya sedang memantau dua orang yang masuk ke sebuah club, ia terus memantau pergerakan nya.
Terlihat dua teman Panjul sudah gelisah," Bang sampai kapan nih kita di sini, banyak nyamuk nih." kata salah satu dari mereka.
" Iya nih bang, pergi aja yuk kan udah tau mereka masuk ke club itu." sahut teman satunya.
" plak, plak.... tamparan di layang kan pada dua teman nya," kalian mau di marahin mba Sera, ayo kita pulang tapi nanti kalian yang melapor pada dia gimana, ayo pulang."
" Enggak bang kita teruskan saja pengintaian nya sampai pagi juga enggak apa-apa, iya enggak." sahut salah satu dari mereka yang bernama Cemeng pada teman nya.
" Iya bang kita teruskan, sampai pagi juga kita mau," kedua orang itu sangat ketakutan ketika mereka akan diadukan pada Sera.
" ssst.... diam itu mereka keluar bersama seorang perempuan," Panjul memfoto mereka, kemudian ia mengendap mendekati sambil bersembunyi, terlihat ketiga orang tersebut masuk ke sebuah lorong gang sempit dan sepi.
" kalian diam di sini aku akan mendekati mereka," Panjul mengendap endap mengikuti mereka, di dalam lorong yang gelap Panjul dapat dengan mudah menyelinap mendekati mereka.
Ia bersembunyi di balik sebuah bak sampah yang besar, terlihat ketiga orang tersebut berhenti.
" Apa kalian sudah melaksanakan apa yang aku suruh," kata perempuan tersebut.
" Sudah mba, mana bayaran kita, mba kalau kita ketahuan mamih kita melakukan ini kita pasti di hajar nya, belum lagi nanti Damar bisa mati kita mba"
" Alah, kalian aja yang penakut, nih bayaran kalian kalau kalian diam semua nya pasti aman."
" Tapi mba," mereka tampak ragu-ragu.
" Sini balikin uangnya kalau kalian tidak mau." perempuan tersebut bermaksud mengambil uangnya kembali.
" Jangan mba," kedua orang tersebut langsung mengantongi uang nya.
Panjul merekam semua percakapan mereka, tapi sialnya ketika Panjul mundur kaki nya menginjak seekor kucing yang sedang tertidur.
" Ngeong... kucing tersebut marah dan mengigit kaki Panjul," akhhhh... Panjul berteriak kesakitan, sekita mulut nya langsung dia bekap dengan tangan nya sendiri.
" Siapa di situ," Ketiga orang tersebut langsung menoleh dan berlari mencari sumber suara, mereka mendekati sebuah tong sampah besar.
" Oh ternyata kucing," mereka melihat kucing yang sedang menjilati ekornya yang terinjak Panjul.
"Mba cuman kucing," kata salah satu dari mereka lega.
" Ya sudah, kalian pergi lah dulu nanti aku menyusul." sahut perempuan tersebut.
Kedua orang itu pergi, setelah beberapa lama menyusul perempuan tersebut.
Setelah mereka jauh, terlihat dari bak sampah keluar kepala orang, yah Panjul bersembilan di dalam tong sampah besar.
" Hampir saja," Sahut Panjul ia kemudian keluar, setelah melihat ke sana kemudian ia menghampiri 2' orang teman nya.
" Bang kok bau sampah sih, " kedua teman Panjul menutup hidung sampai mau muntah.
" Udah diam ayo kita pulang, sebelum nya kita mampir di pom bensin, aku mau mandi." tak di perduli kan nya protes dari teman-teman nya, mereka kemudian pergi dari situ."
Cuthel ta...?
t.ksh thor
thanks thor