Bukan Aku Pelakor Nya

Tidak berani lea melangkah kan kaki nya masuk kewarung bakso di bawah pohon besar ini, Banyak pemuda yang sedang nongkrong di sana. Mereka langsung menatap tidak berkedip pada kecantikan lea.

"Makan neng?" Tawar mang acoy pedagang bakso pada zahra.

"Iya mang, Tiga mangkok ya." Pesan zahra.

"Oke siap."

Zahra kembali menghampiri lea yang masih tidak mau masuk, Mana dia hanya menggunakan hodie dan celana pendek.

"Aku malu ra." Lirih kalea menatap kanan kiri.

"Malu sama siapa sih kak?" Heran zahra.

"Banyak yang lihatin aku dari tadi loh, Bungkus saja kalau mau makan." Suruh lea.

"Enggak enak kalau di bungkus, Kakak diam di sini malah semakin di lihatin." Ucap zahra.

Zahra menarik tangan lea masuk kedalam warunh bakso, Bahkan pemuda pemuda itu semakin mendekat untuk melihat lea.

"Mana ketelan ra mau makan kayak gini." Bisik lea.

"Kan enggak jorok walau pun di pinggir jalan kak." Rutuk zahra.

"Bukan tempat nya yang ku permasalah kan, Lihat lima bujangan itu yang tidak berhenti menatap kita!" Kesal lea.

"Cuek saja lah, Resiko jadi orang cantik." Zahra tersenyum centil.

Pesanan mereka pun di antar kan oleh anak nya mang acoy, Pemuda ini juga melirik lea yang memang sangat cantik. Bukan hal sulit bagi lea untuk mencari pengganti kim sebenar nya.

"Kok tiga ra?" Heran kalea menyeruput kuah bakso.

"Aku mana cukup kalau cuma satu porsi." Sahut zahra.

"Dasar perut karung kamu." Ejek kalea.

Merasa kuah bakso cocok di lidah nya, Kalea sampai lupa kalau masih di perhatikan oleh para pemuda itu. Kini ia malah fokus makan bakso.

"Cepet banget habis nya!" Kaget zahra.

"Cuma dikit kok emang, Sana dong ra pesen yang besar itu." Suruh kalea.

"Aku perut karung! Lah kakak perut apa jadi nya?" Kaget zahra.

Bodo amat dengan ejekan zahra dan juga mengabai kan rasa malu nya di lihat banyak orang, Lea menambah bakso dengan porsi yang besar.

"Untuk makan nya saja gaji ku tidak akan cukup." Ujar pemuda yang nongkrong.

"Belum skincare nya tiap bulan, Ternyata yang cantik memang butuh modal besar." Cetus yang lain.

"Bisa bening banget gitu ya, Ku rasa dia tidak pernah kena panas." Ujar lain nya lagi.

Makan dengan di iringi kasak kusuk pemuda itu terasa sangat kenyang di perut lea, Sebenar nya mulut kalea masih ingin terus makan. Namun perut nya sudah tidak sanggup lagi untuk di isi.

"Berapa semua nya mas?" Kalea mendekat kearah mang acoy.

"Dua puluh kali tiga enam puluh neng, Tambah yang besar tadi empat puluh. Jadi nya pas seratus." Mang acoy menghitung total nya.

"Minuman nya enggak di hitung mang?" Zahra mengangkat gelas.

"Es teh nya lima gelas mang, Kali berapa?" Tanya lea.

"Es teh nya kali sepuluh jadi nya lima puluh, Seratus tiga puluh lima puluh pas neng." Ujar mang acoy.

Kalea mengeluar kan uang dua ratus ribu untuk membayar, Mang acoy mengambil pecahan lima puluh untuk mengembali kan pada lea.

"Ambil saja mang kembalian nya." Ujar kalea.

"Serius neng? Makasih banyak ya semoga rezeki nya selalu lancar dan enteng jodoh." Doa mang acoy.

"Amin."

Zahra menghidup kan motor nya meninggal kan warung bakso, Semilir angin malam terasa sangat sejuk bagi kalea.

"Enak kan kena angin? Maka nya kakak jangan naik mobil terus." Ujar zahra.

"Besok aku mau beli motor lah, Kamu dapat dari mana motor ini?" Tanya lea.

"Punya tukang kebun ku kak." Sahut zahra.

Mendadak motor mereka mati di tengah jalan, Zahra panik karena dia juga tidak tahu penyakit nya ini motor. Nama nya juga motor pinjaman.

"Kenapa ini ra?" Kalea ketakutan karena jalanan sudah sepi.

"Aku enggak tahu juga kak, Biar ku lihat bensin nya dulu." Zahra membuka jok.

Kalea memberikan senter ponsel nya agar zahra bisa melihat, Tapi bensin nya masih banyak. Berulang kali di coba di hidup kan, Tapi masih saja mogok.

"Dorong saja dulu ra, Di sini gelap banget." Kalea mulai takut.

"Mogok pun milih di tempat kayak gini." Rutuk zahra.

"Mana ada bengkel buka ini, Sudah jam sebelas malam loh ra." Kalea panik.

"Telepon abang kenan saja kak." Usul zahra.

Kalea mencoba menghubungi nomor kenan, Tapi tidak di angkat nya walau sudah tiga kali panggilan.

"Sambil jalan saja kak." Zahra mendorong motor nya.

"Duh kemana sih bang." Kalea sangat takut melihat keadaan sekitar yang sangat gelap.

Tiba ia melewati sebuah rumah yang tidak asing, Pikiran lea langsung pada kim. Ia menelefon nya, Hanya satu kali sambungan, Kim langsung menjawab.

"Iya sayang." Sahut kim.

"Kamu ada di rumah enggak? Tolong keluar dong." Pinta lea.

"Kamu kerumah aku yank?!" Kaget kim langsung keluar dari kamar liska.

"Enggak sengaja lewat, Bawa mobil ya keluar nya." Ujar lea.

"Oke sayang, Kamu tunggu dulu ya sebentar." Ujar kim.

"Cepetan ya, Aku di makan nyamuk nih."

Kim keluar membawa kunci mobil nya, Santi yang mendengar suara mobil kim hanya bisa mengintip nya.

"Loh dia sama siapa?!" Heran kim melihat lea bersama zahra.

Langsung saja kim turun dari mobil, Walau hanya menggunakan celana pendek dan kaos oblong. Kim sangat menawan di mata wanita.

"Omo! Ada oppa korea." Pekik zahra centil.

"Oh zahra, Aku kira tadi kamu sama siapa." Ujar kim melihat penampilan kekasih nya.

"Kami tadi habis makan bakso di ujung sana, Tiba tiba nih motor mogok bang." Cerita zahra.

"Bakso mang acoy?! Kamu tadi dari sana yank." Kaget kim.

"Iya, Bakso nya enak banget ternyata. Kamu tidak pernah ngajak aku kesana." Sahut lea.

"Lihat penampilan kamu ini yank, Di sana itu banyak pemuda ganjen." Kesal kim.

"Maka nya aku ajak kak lea kesana, Siapa tahu ada yang menarik kan." Goda zahra.

"Kalian nama nya kualat sekarang." Rutuk kim.

"Memang lagi apes nya saja, Bantuin bawa motor nya ini gimana?" Tanya lea.

"Motor nya tinggal saja dulu di rumah aku, Biar aku antar kalian pulang." Kim membawa motor zahra kerumah nya.

Lea dan zahra masuk kedalam mobil kim, Semua itu tidak luput dari penglihatan santi. Ia hanya bisa mengepal kan tangan menahan rasa kesal di hati nya.

"Zahra mau pulang kemana nih?" Tanya kim.

"Kemansion, Aku kan menginap di mansion kak lea." Sahut zahra.

"Kamu juga pulang kemansion yank?" Tanya kim.

Lea tau jika kim akan kecewa jika pulang kemansion, Karena habis mengantar ia harus pulang kerumah lagi.