Heaven, pria tampan sejuta pesona yang telah mendapat predikat playboy sejak SMA, mengalami nasib tragis setelah mendapatkan kutukan dari salah satu mantannya.
"Aku sumpahi kamu menjadi perjaka tua. Tak akan ada yang mau menikah denganmu. Jika adapaun kau akan mendapatkan istri yang sangat jelek." Ucap Selena setelah mengetahui jika dia bukan satu satunya kekasih Heaven. Ternyata pria itu memiliki 4 orang kekasih disaat bersamaan.
Entah karena kutukan itu atau karena memang takdir, hingga usia 33 tahun, Heaven tak juga laku. Kisah cintanya selalu kandas tak sampai pada pernikahan.
Hingga sang mamanya yang sudah kebelet pengen cucu, mendatangi paranormal untuk menghilangkan kutukan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MANTAN
Heaven dan Rafa saling menatap. Keduanya sibuk dengan pikiran masing masing. Ini untuk pertama kalinya, Heaven bertemu langsung dengan pacar mamanya.
Heaven memperhatikan penampilan Rafa, memang tampan, pantas saja mamanya jatuh cinta.
"Bisa tolong panggilkan tante Mita. Saya kesini untuk bertemu dengannya." Rafa butuh backingan didepan Heaven dan Mayra. Dan satu satunya yang bisa dia andalkan adalah mama Mita. Jujur saja, dia sedikit keder berhadapan dengan Heaven. Belum lagi Mayra, dia yakin jika Mayra masih sakit hati padanya. Bisa bisa dia habis dikeroyok dua orang itu.
"Berapa lama kamu kenal mama?" tanya Heaven.
Rafa menatap Mayra. Kalau dia jujur sudah lama kenal dengan tante Mita, Mayra akan tahu jika selingkuhannya selama ini adalah wanita itu. Dia tak mau ketahuan belangnya, meninggalkan gadis muda dan cantik demi tante tante.
"Belum lama," jawab Rafa.
Mayra memutar kedua bola matanya malas. Dia tahu kalau mereka sudah lama berhubungan. Tapi kali ini, dia biarkan saja Rafa dengan segala sebohongannya.
Mata Rafa menelisik kedalam rumah, dia berharap mama Mita muncul dan bisa membantunya keluar dari situasi cangung dan sedikit mendebarkan ini.
"Apa yang kamu mau dari mamaku?" Tanya Heaven langsung, dia memang tak suka berbasa basi.
"Apa maksud kamu?"
"Gak usah pura pura bodoh. Aku yakin saat pria muda sepertimu mendekati tante tante, pasti ada maksud tersembunyi."
"Jangan suka menuduh, aku tak seperti itu."
"Lalu seperti apa?" Mayra ikut bicara. Rafa semakin terpojok saat dua orang menyerangnya bersamaan. Tapi seketika dia bernafas lega saat melihat mama Mita muncul dari dalam.
"Heaven, kamu kok sudah pulang?" Mama Mita tak mengira jika Heaven pulang secepat ini. Melihat wajah tegang Heaven dan juga Rafa, dia yakin baru saja terjadi obrolan sengit diantara keduanya. "May, kamu kok gak ngasih tahu mama sih kalau Rafa udah datang?"
"Baru saja May mau manggil Mama," Mayra berpura pura.
"Kalian sudah berkenalan?" tanya mama Mita. Baik Heaven maupun Rafa, keduanya hanya diam saja. "Ven, ini Rafa, laki laki yang hari itu mama ceritakan."
"Rafa." Rafa mengulurkan tangan kearah Heaven.
Heaven hanya memutar bola matanya malas, sama sekali tak berniat untuk kenal dengan Rafa. Baru melihat casingnya saja, dia sudah tahu jika Rafa tipe cowok matre. Merasa tangannya tak bersambut, Rafa kembali menariknya.
"Ayo masuk, kita ngobrol didalam." Mama Mita menarik tangan Rafa. Keduanya masuk kedalam lalu diikuti Mayra dan Heaven yang mengekor dibelakang. "May, tolong buatin minuman untuk Rafa ya."
"May ada urusan dengan Heaven Mah." Sahut Heaven cepat sebelum Mayra buka mulut. "Mama nyuruh pembantu saja. Kita naik keatas dulu." Heaven menarik tangan Mayra menaiki tangga. Sesekali dia menoleh kebawah. Tersenyum sinis saat tatapannya dengan Rafa tak sengaja beradu.
"Sepertinya anak kamu gak suka sama aku," ujar Rafa.
"Jangan terlalu cepat menyimpulkan. Heaven tidak melarangku menikah lagi. Mungkin kamu hanya perlu menunjukkan keseriusanmu agar Heaven percaya."
Rafa meraih tangan mama Mita lalu menciumnya. "Aku sangat mencintaimu sayang, aku serius dengan hubungan kita. Aku akan berusaha mendapatkan restu anak kamu demi cinta kita."
"Pintar sekali ngengombal." Sahut mama Mita sambil mencubit lengan Rafa.
"Heis, ini bukan gombalan, tapi isi hatiku. Mungkin sukar mempercayai jika pria muda sepertiku jatuh cinta pada wanita paruh baya. Tapi kalau cinta sudah bicara, tak ada yang tak mungkin. Aku merasa sangat nyaman bersamamu, dari situlah aku jatuh cinta."
Mama Mita meleleh mendengar gombalan berondongnya. Dia tersipu malu sambil menatap Rafa. Mereka lalu berjalan menuju ruang keluarga lalu duduk berdampingan disofa.
"Gimana motor kamu, udah selesai diperbaiki?" Dua hari yang lalu Rafa bilang pada mama Mita jika motornya rusak.
"Belum, maklumlah motor butut. Em...sebenarnya aku udah malas ngojek online, kamu tahu sendirikan, jika kadang, customer suka ngerayu aku, suka nempel nempel gitu. Sampai sampai aku risih."
"Tapi kamu gak pernah nanggepinkan?"
"Ya enggaklah sayang, kan hati dan raga aku sudah jadi milik kamu." Rafa merangkul pinggang mama Mita. Menariknya lebih mendekat lalu mengecup keningnya.
"Gimana kalau kamu berhenti ngojek aja, cari kerjaan lain. Mungkin aku bisa bantu bilang ke Heaven buat nyariin kerjaan buat kamu."
Rafa langsung menggeleng cepat. "Aku gak enak sama anak kamu. Entar dikira manfaatin dia. Aku pengen buka usaha sendiri aja. Selain udah capek ngojek, juga biar gak dipandang sebelah mata sama anak kamu. Biar aku bisa mendapatkan restu untuk segera menikahimu," ujar Rafa sambil menoel dagu mama Mita.
"Aku setuju."
"Tapi.."
"Tapi apa?"
"Aku masih kekurangan modal. Kira-kira, bisa gak kalau aku pinjem sama kamu?"
"Itu urusan gampang."
Rafa mengulas senyum. Dia senang sekali karena mama Mita terlalu mudah diperdaya, percaya dan mau menuruti apapun kemauannya.
Sementara didalam kamar, Mayra mencium buket bunga dari Heaven lalu meletakkannya diatas meja rias.
"Kok cum bunganya aja yang dicium? Yang ngasih juga pengen kali," celetuk Heaven.
Mayra diam saja, tak menjawab bahkan tak menoleh sedikitpun. Mengambil gadged didalam saku bajunya lalu duduk santai diatas ranjang sambil bermain sosmed.
Heaven jadi bingung, perasaan tadi udah baik, bahkan udah manggil sayang, sekarang kenapa kembali diam lagi.
Heaven berjalan mendekati Mayra sambil melepas dasinya. "Bantuin dong Yang," pinta Heaven saat dia mulai melepas kancing kemejanya.
"Biasanya juga sendiri," sahut Mayra dengan tatapan masih fokus ke ponsel.
Heaven garuk garuk kepala. Heran, cepat sekali wanita berubah. Baru beberapa menit tadi hangat, kenapa sekarang dingin lagi? Dia mendekati Mayra lalu duduk disebelahnya.
"Kamu kenapa lagi sih, perasaan tadi udah baik sama aku?"
"Gak usah ge er. Seperti kamu yang suka berakting didepan teman teman kamu, begitupun dengan aku."
"Akting? Tapi buat apa?"
Mayra menghela nafas lalu menoleh, menatap Heaven yang duduk disebelahnya.
"Akting didepan mantan."
"Mantan?" Heaven masih belum nggeh.
Mayra membuang nafas kasar. "Rafa itu mantan pacarku."
"APA?" Mata Heaven seketika terbeliak lebar.
Babnya pendek, cukup padat ceritanya,,
Tapiiii kyknya ga rela tamat, debaynya blom lahir thor..
Semangat & teruslah berkarya thor..