Kehilangan cinta di masa lalu membuat Jupiter kehilangan hasratnya kepada wanita, akan tetapi tuntunan keluarga untuk ia segera menikah membuatnya mencari calon istri dadakan. Hingga pilihannya jatuh kepada seorang gadis remaja yang tak sengaja ia temui. Bagaimana kehidupan Jupiter selanjutnya, ikuti terus ceritanya di Gairah Tuan Muda Impoten.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Alika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Hari ini Moza dan Alma bersiap akan pergi untuk belanja, setelah itu mereka akan pergi ke kantor untuk menemui Jupiter dan mengajak mereka makan siang bersama. Itu pun kalau sempat, karena mereka berdua hari ini akan bersenang-senang di luar. Dan tentu saja itu semua sudah mendapat ijin dari Jupiter dan Alex.
Salma berdecih saat melihat kedua remaja itu, kenapa mereka terlihat sangat akrab pikirnya. Entah kenapa Salma sangat tidak menyukai mereka berdua, padahal Moza maupun Alma tidak pernah mengusik hidup Salma.
"Mau kemana kalian berdua?" tanya Salma. Ia bersedekap dan melihat tajam ke arah Moza dan Alma.
"Kami mau pergi jalan-jalan, Tante," jawab Moza.
"Apa kalian akan menghamburkan uang?' ketus Salma.
"Iya benar, uang suamiku itu terlalu banyak sampai-sampai atmku ini menjadi kembung. Jadi karena aku kasihan pada atmku yang begah, jadi aku memutuskan untuk mengurangi bebannya," jawab Moza santai. Salma hanya berdecih saja saat mendengarnya.
"Ingat, sebagai keluarga Bramana kau harus bisa menjaga sikapmu di luar sana. Jangan membuat masalah apalagi membuat malu keluarga ini!" tegas Salma.
"Baik," jawab mereka bersamaan. Salma pun langsung melihat tidak suka kearah Alma.
"Kenapa kau ikut menjawab? Kau itu bukan salah satu dari anggota keluarga Bramana!"
"Oh iya aku lupa," jawab Alma sambil tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tidak apa-apa, nasib orang tidak ada yang tahu. Siapa tahu nanti kita akan menjadi satu keluarga," ucap Moza, Alma pun mengangguk dan belum paham maksud dari ucapan Moza yang nantinya bisa mereka menjadi satu keluarga. Akan tetapi Salma yang mengerti hal itu langsung menghardik istri dari anak sambungnya itu.
"Apa maksudmu dia akan menjadi salah satu anggota keluarga Bramana? Aku tidak mau mempunyai menantu sepertinya, sudah cukup mempunyai menantu menyebalkan sepertimu. Aku bisa gila jika mempunyai dua menantu seperti kalian!" ucapnya dengan marah. Salma kesal dan semakin menajamkan pandangannya pada Alma, dan Alma pun tidak terima dengan sikap angkuh Salma. Memangnya siapa yang mau mempunyai mertua durjana sepertinya. Apalagi mempunyai suami seperti Venus yang selalu membuatnya kesal, bisa-bisa Alma yang menjadi gila jika itu terjadi pikirnya.
"Maaf Nyonya, tapi aku sama sekali tidak tertarik untuk menjadi menantumu, apalagi untuk menjadi istri anakmu planet aneh itu. Aku sama sekali tidak berminat!" jawab Alma tegas.
"Lalu, kenapa kau bermimpi akan masuk menjadi salah satu anggota keluarga Bramana, kalau kau tidak ingin menikah dengan Venus?" sinis Salma. Otak Alma pun langsung mempunyai ide untuk mengerjai nenek sihir ini, sepertinya nenek sihir ini perlu senam jantung hari ini
"Itu mudah saja, aku tinggal menikah dengan suamimu dan kita akan menjadi madu." jawab Alma dengan terbahak-bahak, ia merasa sangat lucu saat melihat wajah Salma yang terlihat sangat kesal saat ia mengatakan akan menjadi madunya.
"Jangan macam-macam kau bocah kecil! Awas saja kalau kau berani menggoda suamiku!" hardik Salma sambil menunjuk wajah Alma, ia tidak mau ada wanita lain yang menggoda suaminya. Meskipun Bramana sudah berumur tapi Bramana masih tetap terlihat tampan. Salma akui itu, dan ia juga mencintai suaminya. Jadi, mana mungkin ia rela berbagi suami dengan orang lain, apalagi dengan bocah kecil seperti Alma. Dan ucapan Alma juga sukses memancing Moza untuk membuat ibu sambung suaminya ini semakin kesal.
"Kalau kau menikah dengan Papa, berarti kau akan jadi Mamah mertuaku. Woooww aku sangat senang mendengarnya, karena aku akan mempunyai mertua yang baik," ucap Moza dengan wajah yang dibuat berbinar - binar.
"Terima kasih atas dukungannya menantu, doakan agar calon suamiku mau menerimaku menjadi istri keduanya," jawab Alma dengan nada yang dibuat menyebalkan. Dan kelakuan mereka berdua sukses membuat jantung Salma maju mundur. Dan merasa tegang, ia jadi membayangkan bagaimana jika itu semua terjadi dan Bramana akan membagi cintanya.
"Ayo menantu, kita kita pergi. Aku sudah tidak sabar ingin menjadi bagian keluarga ini," ucap Alma.
"Ayo calon Mamah mertua, sepertinya kita akan cocok ya menjadi mertua dan menantu," jawan Moza menggandeng tangan Alma.
"Baiklah ayo, Kakak madu kami berangkat dulu ya," pamit Alma.
"Apa! Hei kalian berdua tunggu aku belum selesai bicara!" tapi Alma dan Moza sama sekali tidak mempedulikan teriakan Salma itu. Mereka terus saja berjalan meninggalkan rumah.
"Astaga mereka berdua itu! aaaaaarrkkkhhh...!!!"
***
Hari senin sudah vote belum 😘😘😘