Kisah seorang pangeran yg terusir dari Kerajaan nya.
Dan berusaha untuk merebut kembali tahta singgasana nya yg telah terampas.
Berhasilkah ia,..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tahta yang Goyah #2.
Rsi Gopala menyebutkan bahwa sebenarnya senjata pusaka milik kerajaan Medang Kemulan ini ada tiga.
Yang satu lagi adalah sebuah senjata berupa pedang yg berukir kepala naga pada gagang nya dan pedang tersebut bernama Pedang Naga Kencana.
Masih menurut Rsi Gopala , bahwa Prabhu Kreshna Yuda , Ramanda nya Pangeran Dewangga Sena tidak memilki senjata itu, pedang tersebut tidak ada dalam bangsal pusaka Kerajaan Medang Kemulan di masa pemerintahan Prabhu Kreshna Yuda, pedang pusaka Naga Kencana ini menghilang sejak Prabhu Wisnu Dharma mangkat , kakek dari Pangeran Dewangga Sena.
Pangeran Dewangga Sena yg mendengarkan nya lantas bertanya,..
" Kemana perginya Pedang Naga Kencana itu Eyang Resi ,..?" tanya nya dalam Rsi Gopala .
" Entahlah , Eyang tidak tahu , yg jelas dirimu akan mampu melihatnya dengan mata bathinmu, karena dirimu adalah pewaris dari pedang tersebut, usahakan lah , agar dirimu mampu memegang pedang Naga Kencana itu, agar kelak jika dirimu berkuasa di Medang Kemulan ini akan mampu langgeng hingga akhir hayat mu seperti Gusti Prabhu Wisnu Dharma yg juga adalah Eyang mu itu,.." ungkap Rsi Gopala.
" Baik Eyang Resi, semua nasehat dan pesan Eyang Resi akan Kulaksanakan sebaik baiknya,.." sahut Pangeran Dewangga Sena.
Kemudian sang Pangeran pamit kepada Rsi Gopala, ia masih harus mempersiapkan para prajurit nya yg akan ia bawa melawan Prabhu Watu Menak Koncar di Medang Kemulan itu.
" Untuk kali ini , dirimu harus ke Pakuwan Sindur terlebih dahulu Pangeran,..tampaknya Akuwu Sindur sedang dalam kesulitan menghadapi pasukan dari Watu Menak Koncar yg sengaja ia kirim guna memerangi Pakuwan tersebut agar mau tunduk dan patuh terhadap Menak Koncar , bantulah Sindur , kelak ia akan mau membantu dirimu , Pangeran,.." jelas Rsi Gopala lagi.
" Baik , Eyang , aku akan ke Sindur terlebih dahulu sebelum kembali ke Lohsari,.." sahut Pangeran Dewangga Sena.
" Bagus, semoga cita cita mu itu akan terwujud nakmas Pangeran ,..doa Eyang bersama mu,.." ucap Rsi Gopala.
" Terima kasih Eyang, Aku pamit,.." jawab Pangeran Dewangga Sena.
Putra Prabhu Kreshna Yuda ini segera beranjak dari lembah Kapitani , ia berniat menuju Pakuwan Sindur, dimana sebuah pasukan yg sangat kuat tengah menyerang Pakuwan tersebut dan kali ini pasukan Kerajaan Medang Kemulan ini di pimpin dua orang Panglima nya yaitu Panglima Raden Naruttala dan Akuwu Kalindih, Watu Menak Kober.
Seperti biasa setelah berada agak jauh dari lembah Kapitani, maka si Putih pun jadi tunggangan nya.
Sementara itu di Pakuwan Sindur sendiri, setelah hampir tiga hari, Akuwu Sindur tidak juga memberikan keputusan nya maka Panglima Raden Naruttala mmerinthakan untuk segera menyerang Pakuwan tersebut karena telah berani menolak permintaan yg di ajukan oleh Pasukan Kerajaan Medang Kemulan.
Panglima Raden Naruttala membagi pasukan nya menjadi tiga bagian.
Pada induk pasukan nya , ia sendiri yg menjadi pemimpin nya kemudian pada waktu sayap kanan nya di tempatkanlah Akuwu Watu Menak Kober dari Pakuwan Kalindih sebagai pemimpin nya.
Dan untuk sayap kiri nya, Panglima Raden Naruttala mmerinthakan seorang senopati muda yg bernama Raden Gemak Ampal sebagai pemimpin nya.
Di barisan dari Senopati Raden Gemak Ampal ini di tempatkan lah si Tiga Golok setan dari Gunung Merut menjadi orang orang yg dapat diandalkan.
Maka bergerak lah pasukan Kerajaan Medang Kemulan ini mendekati dinding keraton Pakuwan Sindur yg cukup tinggi dan tebal.
Di depan pintu gerbang utama nya, berdiri dengan gagah nya Panglima Raden Naruttala .
Menantu Prabhu Watu Menak Koncar ini sudah sangat geram melihat tingkah dari Akuwu Sindur yg ternyata hanya mengulur ulur waktu saja.
Dengan sebuah isyarat, Panglima Raden Naruttala memerintahkan pasukan tameng nya untuk maju, ia berharap pasukan nya dapat bergerak maju guna membuka pintu gerbang Pakuwan Sindur ini dan juga mampu mengatasi serangan yg akan mereka terima dari pasukan pemanah lawan yg tentu saja telah bersiap di balik tembok benteng keraton itu.
Sesuai dengan isyarat dan ucapan yg sangat keras maka pasukan Kerajaan Medang Kemulan ini maju menuju ke pintu gerbang utama Pakuwan Sindur itu.
" Whusshhb,.."
Begitu pasukan dari Kerajaan Medang Kemulan ini bergerak maju , ratusan anak -anak panah segera menerjang mereka.
Akan tetapi serangan dari pasukan Pakuwan Sindur ini tampaknya kurang berhasil karena pasukan yg maju adalah pasukan tameng dari Kerajaan Medang Kemulan.
Dengan sangat cepat pasukan tameng ini mendekati pintu gerbang utama Pakuwan Sindur itu dengan membawa sebuah balok kayu yg siap untuk dihantamkan ke dalam pintu tersebut agar hancur.
Namun serangan serangan yg terus saja di lancarkan dari atas tembok membuat kesulitan tersendiri bagi pasukan yg hendak mengahncurkan pintu gerbang utama Pakuwan Sindur tersebut.
Mereka harus memecah perhatian nya agar tidak mati sia -sia akibat anak -anak panah yg di lepaskan dari atas itu di tambah lagi luncuran dari senjata lembing dan tombak yg ikut berusaha memecah pasukan Kerajaan Medang Kemulan yg berusaha mendekati pintu gerbang tersebut.
Memang pada induk pasukan dari Pasukan Kerajaan Medang Kemulan ini amat kesulitan untuk menembus pertahanan dari Pakuwan Sindur yg tampaknya mereka memusatkan hampir seluruh kekuatan nya di sana.
Pada pintu gerbang sebelah menyebelah dari gerbang utama ini , pasukan Kerajaan Medang Kemulan terasa longgar, dari arah utara , Akuwu Watu Menak Kober dengan mudahnya mampu mendekati pintu gerbang tersebut nyaris tanpa perlawanan.
Demikian pula dari arah selatan, yg di pimpin oleh Senipati Raden Gemak Ampal, ditambah lagi dengan adanya tiga Golok setan yg berada disana.
Tanpa banyak bicara , ketiganya segera melesat naik ke atas tembok benteng keraton Pakuwan Sindur itu dengan mudahnya meskipun mereka mendapatkan serangan anak -anak panah dari para prajurit Pakuwan Sindur , akan tetapi laksana sebuah kitiran , golok ketiganya mampu menjadi tameng yg tidak dapat di tembus oleh serangan para prajurit Sindur ini, mereka mampu dengan selamat tiba di atas tembok tersebut dan kemudian bergerak laksana malaikat pencabut nyawa, golok ketiga nya segera mencari mangsa, seolah haus darah golok setan milik mereka itu segera menebasi leher leher para prajurit Sindur.
Kemudian salah seorang dari ketiganya mendekati pintu gerbang selatan itu dan membuka nya sedang kedua saudara seperguruan nya lain segera melindungi nya.
Para prajurit Pakuwan Sindur amat terkejut melihat ketiga orang tersebut. Meski mereka telah lama mendengar nama si Tiga Golok setan asal pegunungan Merut ini namun kali ini mereka baru merasakan kekejaman nya, setiap kali golok mereka berkelebat pasti ada nyawa yg melayang.
" Hehh kalian para prajurit Sindur, jika ingin mengantarkan nyawa mendekat lah kemari,..!" seru Kinanja dengan lantang.
Membuat para prajurit Pakuwan Sindur ketakutan ,bahkan salah seorang pemimpin nya segera berkata,..
" Cepat laporkan hal ini kepada Panglima Pandawa,.." ucap nya.
Prajurit penghubung itu segera berlari dengan cepat guna melaporkan hal yg telah terjadi di pintu Gerbang selstan ini.
Sebentar kemudian prajurit itu tiba di dekat pintu gerbang utama dimana Panglima Pandawa berada.
" Ada apa, mengapa kau meninggalkan tempat mu,..?" tanya Panglima Pandawa.
Setelah ia melihat prajurit yg bertugas di gerbang selatan ini mendekati nya.
" Maaf Gusti Panglima,..pintu gerbang selatan telah dapat di buka oleh musuh, ada tiga orang gila yg mampu masuk dan menerobos pertahanan yg telah kami bangun, ketiganya kemudian membuka pintu gerbang selatan itu dari dalam,.." jelas prajurit penghubung itu.
" Hahhh,..."
Panglima Pandawa sangat terkejut mendengar nya, jika para prajurit Kerajaan Medang Kemulan ini dapat masuk ke dalam sama artinya Pakuwan Sindur akan segera kalah.
" Prajurit ,segera laporkan hal ini kepada Patih Gunadharma, katakan kepada nya untuk menahan laju pasukan musuh itu jangan sampai gerbang selatan itu dapat mereka kuasai,.." teriak Panglima Pandawa.
Ia memeerintahkan kepada prajurit nya agar meleporkan hal tersbut kepada Patih Gunadharma. Panglima Pandawa berharap Patih Gunadharma mampu menahan si Tiga Golok setan dari Gunung merut itu.
Prajurit yg di perintahkan itu segera berlari ke gerbang utara, ia mengahdap Patih Gunadharma yg bertugas disana.
" Baik, aku akan kesana , dan katakan kepada Akuwu Sindur agar ia mengambil alih pintu gerbang utara ini,.."
Terdengar perintah dari Patih Gunadharma , ia dengan beberapa orang kepercayaan nya segera bergerak ke gerbang selatan dimana pintu gerbang ini telah mampu di buka oleh Tiga Golok setan dari Gunung merut.
Ketiganya dengan leluasa bergerak tanpa ada yg mampu menghalanginya.
Kedudukan senopati Raden Gemak Ampal menjadi lebih mudah untuk menggerrakkan pasukan nya agar dapat masuk ke dalam Keraton Pakuwan Sindur.
Panglima Raden Naruttala yg mendenagr bahwa pintu gerbang selatan telah dikuasai oleh pasukan nya segera memerintahkan para prajurit nya menuju gerbang selatan itu.
" Segeralah bergerak ke selatan, masuklah dari sana, dan usahakan agar pintu gerbang utama ini dapat di buka segera,.."
Perintah dari Panglima Raden Naruttala ini terdengar jelas bagi seluruh para prajurit Kerajaan Medang Kemulan, bergerak lah separoh dari induk pasukan itu menuju gerbang selatan.
Sedangkan Patih Gunadharma yg telah tiba di pintu Gerbang selstan ini segera bertemu dengan salah seorang dari Tiga Golok setan, ia adalah Wandiga.
" Kakang Kinanja , biar aku saja yg akan memberi pelajaran kepada orang ini,.." teriak Wandiga.
" Terserah lah, jika memang dirimu kesulitan segera beri isyarat kepada kami,." Sahut Kinanja.
" Ahh, ini hanya masalah sepele,.." jawab Wandiga.
Ia pun segera melesat menuju ke arah Patih Gunadharma yg berusaha membangkitkan semangat para prajurit nya agar bertarung dan bertempur dengan gigih serta gagah berani.
Dan dari sesorah Patih Gunadharma ini , nyali para prajurit Pakuwan Sindur yg sempat jatuh kini bangkit lagi.
" Hehh,..oran tua , tutup mulutmu, atau bila perlu kusumpal sekalian dengan golok ku ini, heaahh,.." teriak Wandiga.
Ia menyerang Patih Gunadharma dengan sangat cepat nya, golok nya berputaran dan segera mengurung Patih Pakuwan Sindur itu.
Pada awalnya, Patih Gun terlihat sangat terdesak. ia kesulitan keluar dari kurungan dari lawan nya itu.
Beberapa kali ia melompat mundur dab berusaha keluar dari garis serang lawannya ini.
Tetapi Wandiga terus saja memburu nya, sementara itu , gelombang pasukan Kerajaan Medang Kemulan yg masuk dari gerbang selatan ini terus saja mengalir , sudah banyak para prajurit Kerajaan Medang Kemulan yg berada di dalam, perlahan mereka bergerak menuju tempat dimana induk Pasukan nya menunggu dari luar.
Maka dengan di pimpin oleh Kinanja dan Wardipa mereka mendekati pintu gerbang utama ini yg masih di jaga oleh Panglima Pandawa.
Dan di saat itu , perlahan Patih Gunadharma berhasil memperbaiki kedudukan nya , ia sudah mampu bertahan atas semua serangan serangan yg di terima nya dari Wandiga , salah seorang dari Tiga Golok setan itu.
" Heaahhh,.."
Patih Gunadharma bergerak dan memapasi serangan dari Wandiga ini menggunakan senjata tombak nya.
Tombak di tangan Patih Gunadharma ini tidak terlalu panjang , sehingga serangan pun cukup membuat kerepotan bagi Wandiga.
Beberapa kali mata tombak itu berusaha mematuk dada nya , beruntung ia masih dapat bergerak dengan gesitnya menghindarinya.
Merasa terdesak, Wandiga segera bersuit nyaring, dan tidak lama kemudian di tempat itu telah ada Wardipa , adik seperguruannya.
" Ada apa Kakang Wandiga, apakah dirimu tidak mampu mengatasi si monyet tua ini,..?" tanya Wardipa.
" Sudah , cepat lah kita habisi , Patih tua bangka , cepat tidak usah banyak omong,.." seru Wandiga.
" Baik,.." sahut Wardipa.
Ia tidak mau berdebat dengan kakak seperguruannya itu. Maka kedua nya pun segera menyiapkan jurus mereka agar dapat melumpuhkan lawan nya dengan cepat.
Dan benar saja, dua dari tiga Golok setan ini segera mmebentuk formasi Kalajengking Patul, meski mereka hanya berdua saja.
" Heaahhh,.."
" Hiyyyahh,.."
Keduanya segera berlompatan menyerang Patih Gunadharma , jurus yg terapkan segera membuat Patih dari Pakuwan Sindur ini terdesak hebat.
Sedang melawan seorang saja ia belum mampu mengalahkan nya apalagi ini keduanya telah bersatu maka sebentar saja ia harus segera menerima akibat nya..
" Aakhhhh,..."
Lengan sebelah kiri nya terluka akibat sabetan golok yg ada di tangan dari Wardipa, kemudian di susul oleh serangan Wandiga yg menyasar lengan sebelah kanan dari Patih Gunadharma ini.
Kedua lengan nya sudah terluka di tambah lagi pasukan nya satu persatu bertumbangan seperti nya memang kekalahan berada di pihak pasukan Pakuwan Sindur, teelebih ketika pintu gerbang utama ini berhasil di buka, maka dengan mudahnya seluruh pasukan Kerajàan Medang Kemulan ini berhasil masuk ke dalam keraton Pakuwan Sindur.
Di depan pintu gerbang utama ini yg menjadi kesulitan adalah Panglima Pandawa, karena jumlah pasukan nya yg kalah jauh , ia pun harus berhadapan dengan Kinanja yg merupakan si Tiga Golok setan dari Gunung Merut itu,.. sementara Panglima Raden Naruttala tidak memilki lawan yg sepadan, sehingga dengan teramat mudahnya ia memimpin pasukan nya mendesak Pasukan Pakuwan Sindur.
" Menyerahlah , sebelum batas kesabaranku habis,.." teriak Panglima Raden Naruttala.
Ia terus saja mendesak Pasukan Pakuwan Sindur dengan cepat, belum lagi pada gerbang utara, Akuwu Watu Menak Kober telah berhasil menghancurkam pintu gerbang itu , ia kemudian harus berhadapan dengan Akuwu Sindur sendiri.
" Maesa Sanga, segeralah menyerah, kelak aku yg akan meminta kan ampun terhadap Kangmas Prabhu Watu Menak Koncar,.." ucap Akuwu Kalindih.
" Hehh, lebih baik Aku mati daripada harus menyerah,.." teriak Akuwu Sindur.
" Kau sudah gila , Sanga, tidak kah kau lihat bahwa pasukan mu sudah banyak yg mampus, sedangkan pasukan kami masih sangat banyak, belum lagi siapa yg akan menghadapi si Tiga Golok setan dari Gunung Merut itu, segeralah meyerahlan pakai nalar sehat mu sebelum kau menyesal,.." seru Akuwu Kalindih ini.
Dan Akuwu Sindur memang memahami keadaan yg telah terjadi akan tetapi ia sudah terlanjur menjalaninya ditambah ia masih berharap kehadiran pasukan dari Pakuwan Pamintihan itu.
Sehingga ia tetap pada pendirian nya.
klu terlalu lama jadi lupa alur cerita nya...tetap semangat...