NovelToon NovelToon
Who Am I?

Who Am I?

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem
Popularitas:710
Nilai: 5
Nama Author: @Sanaill

Seorang mahasiswa cupu yang hidupnya terkurung oleh penyakit langka, menghembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Tanpa dia duga, kematian hanyalah awal dari petualangan yang tak terbayangkan. Dia terbangun kembali di sebuah dunia fantasi yang penuh sihir dan makhluk-makhluk aneh, namun dalam wujud seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Ahlana. Ironisnya, dia terlahir sebagai budak.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah Sistem misterius muncul dalam benaknya. Sistem ini bukan hanya memberinya kesempatan untuk bertahan hidup, melainkan juga kekuatan luar biasa: kemampuan untuk meng-copy ras makhluk lain beserta semua kekuatan dan kemampuan unik mereka. Namun, ada satu syarat yang mengubah segalanya: setiap kali Ahlana mengaktifkan kemampuan copy ras, kepribadiannya akan berubah drastis, menyesuaikan dengan sifat alami ras yang dia tiru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Sanaill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Kebangkitan di Kandang Kaca dan Rahasia yang Terkunci

Rasa sakit yang menusuk menjalar di sekujur tubuhku saat kesadaranku kembali. Bukan perihnya luka dari pertempuran, melainkan nyeri tumpul yang familiar, seolah setiap selku ditarik dan dipelintir. Bau kimia yang menusuk hidung dan dengungan konstan memenuhi udara. Ini bukan suara hutan, bukan pula aroma lembap Kluster Malam. Ini adalah bau dan suara yang kukenali dari kilasan mimpinya yang menghantui.

Aku membuka mata. Silau cahaya putih yang kejam membanjiri pandanganku, memaksa mataku mengerjap. Aku terbaring di atas permukaan dingin dan keras, diselimuti kain tipis yang terasa asing. Di atasku, bukan langit-langit gua batu, melainkan panel kaca tembus pandang yang memancarkan cahaya steril.

Kandang kaca. Itu adalah pikiran pertama yang melintas di benakku, disusul gelombang panik yang dingin. Aku berada di sebuah ruangan tanpa celah, dinding-dindingnya terbuat dari material transparan yang aneh, seolah aku dipamerkan. Di luar kaca itu, tampak sosok-sosok samar bergerak.

Aku mencoba bangkit, tapi tubuhku terasa lemah, sekecil dan serapuh dulu. Aku bukan Troll Gunung yang perkasa, bukan pula Prajurit Manusia Super yang tangguh. Aku kembali menjadi gadis kecil yang kurus kering.

Aku meraba dadaku, mencari keberadaan Sistem. Itu masih ada, sebuah denyutan samar, namun ada sesuatu yang berbeda. Sebuah tekanan. Seperti rantai tak terlihat yang mengikatku, membungkam kekuatanku.

"Sistem?" bisikku dalam hati, mencoba memanggilnya.

[Sistem Reinkarnasi: Deteksi Lingkungan Baru. Interferensi Energi Kuat Terdeteksi. Fungsi Copy Ras: TERBLOKIR. Fungsi Scan Ras: TERBLOKIR. Fungsi Atribut View: TERBLOKIR.]

[Peringatan: Energi Lingkungan Tidak Kompatibel. Risiko Kerusakan Sistem. Hindari Penggunaan Kemampuan.]

Desingan tajam menusuk otakku, seolah Sistem sedang berteriak kesakitan. Terblokir? Aku mencoba lagi, memaksa kekuatanku untuk muncul, namun hanya rasa sakit dan hampa yang kudapat. Kekuatanku, satu-satunya pertahananku, kini terkunci. Aku lumpuh.

"Pasien 001 telah menunjukkan aktivitas neurologis," sebuah suara elektronik yang tenang, seperti suara sintetis seorang wanita, terdengar dari speaker tersembunyi. "Memulai protokol kebangkitan."

Pasien 001. Nama itu menghantamku seperti pukulan. Aku tahu itu. Itu adalah nama yang mereka sebutkan dalam kilasan ingatanku. Itu adalah nama yang digunakan para Arsitek. Aku telah kembali ke tempat asalku, tempat aku dilahirkan sebagai "eksperimen."

Pintu kaca di salah satu sisi kandangku bergeser terbuka dengan desisan hidraulik. Seorang wanita masuk. Dia mengenakan jas lab putih bersih, rambutnya diikat rapi, dan matanya biru kristal yang memancarkan kecerdasan dingin. Di sampingnya, dua pria berzirah abu-abu gelap, mirip dengan yang bertarung di hutan, berdiri tegap. Mereka semua adalah "manusia" dalam bentuk yang lebih canggih, lebih... sempurna, dari manusia yang kukenal di bumi lamaku.

"Selamat datang kembali, Pasien 001," kata wanita itu, suaranya tenang dan tanpa emosi, mengingatkanku pada suara dari masa lalu yang sudah kulupakan. "Kami sangat senang Anda telah kembali. Pencarian selama ini akhirnya membuahkan hasil."

"Di mana aku?" tanyaku, suaraku parau. Aku mencoba memindai ekspresi wanita itu, mencari celah, emosi apa pun. Tidak ada. Hanya minat ilmiah yang dingin.

"Anda berada di Fasilitas Penelitian Multidimensi Xylos," jawab wanita itu, sambil mengayunkan tablet transparan di tangannya. "Salah satu stasiun riset utama Proyek Omnia. Dan lokasi Anda adalah Lab Eksperimen Genesis."

Omnia. Genesis. Nama-nama itu bergaung di benakku, mengunci kepingan-kepingan puzzle yang tadinya terpisah.

"Anda telah berada dalam stasis selama... durasi relatif yang cukup panjang di dimensi asal Anda," lanjut wanita itu, seolah berbicara tentang cuaca. "Namun, dari sudut pandang kami, Anda baru saja melewati anomali spasial dan telah berhasil kami tarik kembali."

"Aku Ahlana," kataku, berusaha menegaskan identitasku. "Aku bukan 'Pasien 001' atau 'Wadah' kalian!"

Wanita itu tersenyum tipis, sebuah senyum yang membuatku merinding. "Nama adalah label. Esensi Anda adalah materi bagi kami. Anda adalah prototipe termahal yang pernah kami ciptakan. Sebuah anomali yang luar biasa, mampu mengadaptasi dan memodifikasi struktur genetik lintas-spesies. Data yang Anda kumpulkan selama 'pelarian' Anda akan sangat berharga."

"Apa yang akan kalian lakukan padaku?" tanyaku, rasa takut kini bercampur dengan kemarahan.

"Menganalisis, mereplikasi, dan mengoptimalkan," jawab wanita itu tanpa ragu. "Proyek Omnia akan menciptakan ras penguasa alam semesta. Ras yang mampu beradaptasi dengan lingkungan apa pun, mengklaim sumber daya apa pun, mengasimilasi kemampuan apa pun. Dan Anda, Ahlana, adalah kunci untuk itu."

Napas Ahlana tercekat. Mereka akan mengubahku menjadi senjata. Menggandakanku menjadi pasukan. Ini adalah mimpi buruk terburukku.

"Bawa Pasien 001 ke unit stabilisasi. Lalu mulai fase pengujian evolusi biologis," perintah wanita itu kepada para penjaga.

Para penjaga mendekat. Aku tahu aku tidak bisa melawan. Aku lemah. Tidak punya kekuatan. Satu-satunya yang bisa kulakukan adalah berpura-pura. Berpura-pura lemah. Berpura-pura takut. Membuat mereka meremehkanku. Mereka tidak boleh tahu bahwa Sistemku terkunci total. Mereka harus percaya bahwa kemampuanku hanya "sulit diaktifkan" atau "tidak stabil," bukan lumpuh.

Aku membiarkan para penjaga menggenggam lenganku. Genggaman mereka kuat, tapi impersonal. Aku tidak melawan, bahkan sedikit pun. Aku adalah gadis kecil yang kebingungan, yang terkejut oleh perubahan mendadak di lingkungannya. Aku harus menjadi aktor terbaik yang pernah ada.

Mereka membawaku keluar dari kandang kaca, melalui lorong-lorong yang bersih, dingin, dan berdengung. Monitor-monitor bercahaya biru dipasang di dinding, menampilkan data dan grafik yang tidak kupahami. Tidak ada jejak alam, tidak ada kehangatan makhluk hidup. Hanya kemandulan teknologi yang dominan.

Peran Kritis dan Observasi Senyap

Hari-hari berikutnya terasa seperti siksaan. Aku dipindahkan dari satu lab ke lab lain, menjadi subjek dari berbagai macam tes dan prosedur. Mataku dipindai dengan sinar laser, otakku dipetakan dengan gelombang energi, dan cairan tubuhku diambil berulang kali. Setiap proses terasa dingin dan invasif.

Direktur Aris, nama wanita ilmuwan itu, mengawasi setiap tes dengan seksama. Dia adalah otak di balik semua ini, dan matanya yang tajam seolah menembusku, mencari rahasia yang tersembunyi.

"Jelaskan pengalaman Anda di dimensi lain," Aris memerintahkan suatu hari, saat aku terbaring di atas meja pemindai. "Bagaimana Anda mendapatkan kemampuan untuk berubah wujud? Bagaimana Anda bertahan hidup dengan ras primitif itu?"

Aku mulai berbohong. Aku menciptakan narasi yang hati-hati, memastikan setiap detailnya terdengar meyakinkan namun tidak memberikan informasi kritis. Aku menggambarkan kemampuanku sebagai sesuatu yang muncul secara acak, bukan sesuatu yang kupilih. Aku menekankan betapa sulitnya mengendalikan transformasi, seringkali berakhir dengan rasa sakit dan kelelahan ekstrem. Aku juga menggambarkan diriku sebagai gadis kecil yang hanya beruntung, yang bersembunyi dari bahaya dan hanya sesekali berubah wujud karena keputusasaan. Aku bahkan berakting dengan sedikit gemetar atau menghela napas lelah saat mengingat "kesulitan" transformasiku.

"Setiap kali saya berubah, rasanya seperti tubuh saya akan meledak," kataku, memegang kepalaku seolah kesakitan. "Dan setelah itu, saya merasa sangat lemah, Pak Direktur."

Direktur Aris akan mengernyitkan kening, lalu menulis sesuatu di tabletnya. "Menarik. Pola aktivasi yang tidak stabil. Konsumsi energi yang tinggi. Ini sesuai dengan beberapa model prediksi awal kami."

Mereka bahkan mencoba memprovokasiku agar berubah wujud. Mereka menempatkanku di ruangan bertekanan, membunyikan alarm keras, dan menyuntikku dengan stimulan neuro-biologis ringan. Setiap kali, aku menahan dorongan untuk menggunakan kekuatanku, mengingat peringatan Sistem. Aku akan berteriak, menangis, bahkan pura-pura pingsan karena "kelelahan" atau "rasa sakit" dari upaya transformasi yang gagal.

Setiap kegagalanku untuk berubah wujud justru membuat Direktur Aris dan timnya semakin yakin bahwa mereka memahami "keterbatasan" prototipe ini. Mereka tidak tahu bahwa Sistemku terkunci. Mereka hanya melihat subjek yang tidak stabil, yang perlu mereka "perbaiki."

Sementara itu, aku tidak hanya berakting. Aku mengamati. Aku mempelajari setiap inci fasilitas ini. Aku mengamati perubahan shift para penjaga, rute patroli mereka, letak kamera pengawas, dan bahkan kebiasaan makan dan istirahat para ilmuwan. Aku memperhatikan bagaimana data dipindahkan antar terminal, bagaimana pintu terbuka dan tertutup, dan di mana titik-titik lemah dalam sistem keamanan mereka.

Aku adalah tawanan, ya. Tapi aku bukan mangsa yang pasrah. Aku adalah Ahlana, sang penipu, sang penyintas. Aku akan menunggu waktu yang tepat, mengumpulkan setiap informasi kecil yang bisa kudapatkan. Aku akan menemukan cara untuk menghidupkan kembali kekuatanku, melarikan diri dari kandang kaca ini, dan membuat para Arsitek membayar mahal karena telah berani bermain-main dengan takdirku. Kluster Malam menungguku. Elias menungguku. Dan aku tidak akan mengecewakan mereka.

To be continue.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!