Raihan dan Syakilla menikah karena perjodohan. Demi mewujudkan amanah orang tua Syakilla yang menitipkan anaknya kepada orang tua Raihan. Padahal saat itu Raihan sudah memiliki kekasih yang bernama Syila.
Raihan tak pernah menjalankan tugasnya sebagai seorang suami yang baik, Raihan kerap membuat Syakilla menangis dengan menyakit hatinya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka dengan adanya orang ketiga di tengah-tengah mereka? Jalan apa yang Syakilla tempuh? Bertahan dengan suami yang tak pernah mencintainya ataukah lebih memilih berpisah dan mencari kebahagiaan sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Pekerjaan
Raihan terlihat lesu, karena sampai saat ini dia belum juga mendapatkan pekerjaan. Jelas saja belum mendapatkan pekerjaan, karena Raihan hanya ingin melamar pekerjaan sebagai seorang manager. Dengan bermodal dalam memimpin perusahaan ayahnya dulu dan background pendidikan yang dia miliki.
"Ya sudah si Mas, kerja apa saja. Daripada kita nanti mati kelaparan," Syila mencoba memberi pengertian kepada suaminya itu.
Raihan tampak berpikir, apa yang diucapkan istrinya itu memang ada benarnya juga. Daripada mereka berdua mati kelaparan, karena stock uang yang diberikan ayahnya lama kelamaan pasti habis.
"Ya sudah, aku coba temui teman kampus aku. Aku dengar dia punya usaha kafe. Mungkin aku bisa melamar jadi supervisor atau manager kafe," ucap Raihan dan Syila mengiyakan.
Malam ini Raihan berniat ingin menemui teman kampusnya. Raihan memilih pergi sendiri, karena dia ingin membicarakan masalah pekerjaan. Syila tampak kesal, tetapi mau gimana lagi. Ada benarnya juga ucapan suaminya itu. Toh, kalau dia jenuh bisa ajak Aris jalan-jalan.
"Ya sudah aku jalan dulu ya. Doakan aku, semoga ada pekerjaan untuk aku," ujar Raihan kepada istrinya.
"Iya, semoga lancar," sahut Syila.
Raihan pergi dengan menggunakan ojek online menuju restoran temannya itu. Selama ini Raihan masih bersikeras ingin kerja di perusahaan. Kini Raihan baru sampe di kafe temannya. Raihan langsung masuk ke dalam kafe.
"Permisi, apa saya bisa bertemu dengan Bapak Adrian. Saya Raihan, teman kuliahnya," ucap Raihan.
"Tunggu sebentar ya Pak, saya coba hubungi ke ruangannya Pak Adrian dulu ya," ujar sang pelayan. Raihan pun menganggukkan kepalanya.
Raihan memilih untuk duduk, sambil menunggu Adrian temannya datang. Dia terlihat melihat sekeliling kafe itu. Dulu, sewaktu berjaya. Mana pernah dia mendatangi kafe itu.
Dia harus menghilangkan perasaan gengsinya. Yang terpenting sekarang, dia bisa mendapatkan pekerjaan untuk bertahan hidup dengan Syifa.
"Woy, Bro. Apa kabar? Tumben lo kesini? Dalam rangka apa nih?" Tanya Adrian.
"Iya, kebetulan tadi gue lewat sini. Terus, gue ingat sudah lama juga kita nggak pernah ketemu," ucap Raihan bohong. Ternyata dia masih belum menghilangkan perasaan gengsinya.
"Iya juga sih. Gimana kabar lo sekarang? By the way lo udah nikah ya? Sama orang mana? Parah lo enggak ngundang-ngundang teman sendiri," ujar Adrian.
"Ceritanya panjang. Lagian, gue sama dia udah bercerai. Sekarang gue sama yang istri kedua," sahut Raihan.
"Wah keren juga loh. Memangnya, yang pertama kenapa lo ceraikan? Diam-diam tukang selingkuh juga lo," ujar Adrian.
"Gue sama yang istri pertama nikahnya karena perjodohan. Bokap gue yang menjodohkan untuk nikah sama dia. Dia anak sahabat bokap gue, kebetulan gue udah punya pacar. Sekretaris gue di kantor. Jadi, meskipun gue nikah sama dia, gue belum bisa melupakan kekasih. Istri gue tahu kalau gue masih berhubungan sama sekretaris gue. Akhirnya dia meminta cerai. Padahal dia lagi hamil anak gue," jelas Raihan dengan bangganya.
"Wah parah juga lo ya? Asli, gue enggak menyangka. Gua kira lo Alim, soalnya setahu gue lo itu dari dulu sama cewek cuek. Eh ternyata lo player juga ya," ujar Raihan.
"Sialan, lo! Kalau lo gimana? Lo udah nikah belum?" Tanya Raihan. Sampai saat ini Adrian belum menikah.
"Gue dengar, katanya lo ngurusin perusahaan bokap lo? Lo mah enak, anak semata wayang. Orang tua lo juga orang berada. Enggak seperti gue yang harus berjuang sendiri dari 0," ujar Adrian.
"Itu dulu, semenjak gue masih sama istri yang pertama. Tapi, pas gue milih istri yang kedua. Bokap marah banget, akhirnya semua fasilitas gue diambil sama dia. Gue dipecat dari perusahan. Terus, gue harus merasakan tinggal di kontrakan," jelas Raihan.
"Berat juga ya hidup lo. Lagian sih udah punya segalanya, masih aja selingkuh-selingkuh. Jadinya 'kan begitu, lo sendiri yang merasa susah," ujar Adrian.
"Ya habis mau gimana lagi? Orang gue cintanya sama pacar gue. Meskipun, istri pertama gue cantik, ya pokoknya okelah. Tapi, ya gitu deh. Balik lagi ke perasaan. Gue sekarang udah menyesali perbuatan gue dulu, gue sudah coba nyariin dia. Tetapi sampai sekarang gue belum ketemu. Gue juga sudah sempat bicara sama bokap, minta alamat dia. Tetapi bokap enggak ngasih alamat yang barunya," sahut Raihan.
Raihan mengatakan keinginannya untuk meminta pekerjaan kepada Adrian. Jujur, Adrian bingung. Karena dia tahu siapa Raihan. Tentunya dia tak akan bisa bayar gaji Raihan. Tetapi Raihan memaksa, dengan alasan dia butuh pekerjaan untuk bertahan hidup. Membuat Adrian merasa tak tega. Hingga akhirnya dia berniat membuka cabang dan Raihan yang akan menjadi manager di tempat cabang.
"Tapi, sorry banget Bro. Gue enggak bisa gaji lo besar. Gue juga 'kan belum tahu penghasilan di cabang baru. Gue hanya bisa gaji lo 5 juta. Sebelum usahanya di buat, lo bisa kerja disini dulu," jelas Adrian. Akhirnya Raihan menyetujuinya. Dia terpaksa mengambil tawaran itu.
"Terus, gue mulai kapan kerjanya?" Tanya Raihan.
Adrian menjelaskan jam kerja Raihan, yaitu mulai dari jam 11 siang sampai jam 10 malam. Libur satu hari di hari biasa. Sungguh pekerjaan yang begitu berat. Karena dulu dia bisa bekerja sesukanya, karena bekerja di perusahaan ayahnya sendiri. Kini dia harus berjuang keras untuk bertahan hidup.
Raihan sepakat dengan Adrian, mulai besok Raihan akan mulai bekerja. Setelah selesai berbincang, Raihan pamit pulang. Sepanjang perjalanan dia tampak merenung. Hidupnya kini begitu sulit, dia harus bekerja keras. Dia tampak melamum.
Raihan baru saja sampai di rumah, dia langsung mengetuk pintu kamarnya. Syila pun membuka pintu kamar itu, agar sang suami bisa masuk.
"Gimana Mas? Apa teman kamu bisa bantu?" Tanya Syila yang kini menatap wajah suaminya serius, mencari jawaban atas pertanyaan dirinya.
"Iya, di terima. Mulai besok sudah mulai kerja. Gajinya 5 juta setiap bulannya. Jam kerjanya pukul 11.00 siang sampai jam 10.00 malam. Paling aku sampe kosan, kurang lebih jam 11 malam. Jujur, sebenarnya berat aku melewatinya. Tapi, mau gimana lagi? Semua aku lakukan agar kita bisa bertahan hidup. Kita masih bisa makan," ungkap Raihan. Perjuangan Raihan di mulai, untuk meraih yang dia inginkan.
"5 juta doang? 5 juta dapat apa? Dikit banget. Enggak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan kita uang segitu," protes Syila.
"Habisnya gimana? Kita butuh uang. Meskipun hanya sedikit," ucap Raihan dan Syila akhirnya menganggukkan kepalanya.
Abaikan perasaan Raihan...biar dia merasakan akibat perbuatannya selama ini terhadap killa...
hayyuk thor..lanjut...
okay...lanjut thor....
begitu juga perasaan killa saat kau menolaknya dulu.. impas yaaa..
ga sabar mau lihat dimas menikah sama killa..
menjemput bahagia tdk harus kembali bersama mantan...apalagi mantan yg suka selingkuh dan celap celup.. menjijikkan...
puas aku thor...jngn kasih Raihan balikan sama killa thor...
thor..bikin raihan menderita sampai pembaca puas ya...please../Pray/
selingkuh itu sprti penyakit yg ga ada obat..
dasar lelaki bejat ga tau malu...
biar makin panas tuh si mantan...jngn ada kata balikqn sama mqntan ya thor...ga rela killa mendeeita lagi dan lagi...biar killa bahagia sama dimas aja...