NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Memasuki Kembali Hutan Kematian

Evindro baru tersadar dari momen tercerahkan beberapa jam kemudian, dia menemukan Nacha sudah beristirahat di gubuk sederhananya.

Evindro memberikan hormat ke arah Nacha, "Terima kasih Senior telah terus membuka mataku pada hal-hal yang belum kusadari, kuharap suatu hari bisa membayar semua hutang budi ini."

Sebenarnya sampai detik ini, Evindro belum memahami alasan Nacha bersedia membantu dirinya dengan menyediakan berbagai sumber daya dan lainnya.

Kalau bukan karena Nacha, Evindro pastinya tidak bisa bertahan hidup sampai sekarang mengingat Hutan Kematian dipenuhi siluman yang memiliki kekuatan cukup besar untuk membunuh Evindro dengan mudah.

Evindro mengeluarkan sumber daya yang sebelumnya dibawa oleh Nacha untuknya, menggunakan Kitab Seratus Pengetahuan, Evindro memeriksa satu demi satu benda tersebut. Beberapa sumber daya jauh lebih berharga daripada Lobak Sungai Beku sementara lainnya memiliki kualitas setara dengan Lobak Biru tersebut.

Evindro yakin dengan sumber daya ini, tanpa kesulitan berarti dia bisa menyelesaikan pembersihan sumsum secepatnya.

Empat hari kemudian Evindro berhasil mencapai Tulang Naga Bumi pada pagi hari dan membersihkan seratus persen sumsumnya pada siang hari. Evindro beristirahat selama sehari penuh untuk menyesuaikan diri terhadap kekuatan barunya.

"Evindro, perkembanganmu sangat pesat, kau tidak akan kesulitan lagi menghadapi para kelinci dengan kemampuanmu sekarang. Apa kau ingin mencoba memburu mereka lagi?"

Nacha berjalan mendekati Evindro, dia merasa cukup kagum dengan kecepatan perkembangan Evindro.

Menurut Nacha, kecepatan perkembangan Evindro termasuk tinggi bahkan di dunia asalnya sekalipun. Terlepas dari sumber daya tingkat tinggi yang digunakan Evindro, ilmu yang dia gunakan untuk menyerap sumber daya tersebut berperan besar.

Evindro tersenyum lebar, dia sadar perkembangannya setidaknya sepuluh kali lebih cepat dari jenius terbaik di dunia asalnya.

"Senior, aku ingin mencoba menjelajahi Hutan Kematian seorang diri dalam beberapa hari lagi." Evindro yakin dalam beberapa hari dia akan berhasil menyelesaikan pembersihan sumsum tahap pertama dan mencapai Tulang Naga Bumi. Dia ingin menguji kekuatan barunya saat itu.

Nacha mengelus dagunya pelan sebelum mengangguk pelan, "Aku setuju denganmu Evindro, kau memang harus lebih berani menantang bahaya untuk menjadi lebih kuat."

Selesai beristirahat, Evindro membawa Pedang Penguasa Malam bersamanya untuk pergi memasuki Hutan Kematian.

"Senior, aku berangkat untuk berlatih..."

"Evindro, bawa ini bersamamu." Nacha mengeluarkan sebuah kristal berwarna biru terang, "Jangan terlalu memaksakan diri jika kau masuk dalam situasi yang membahayakan nyawamu. Alirkan tenaga dalam kamu pada kristal ini dan aku akan muncul untuk membantumu."

"Terima kasih Senior." Evindro menyimpan kristal itu dengan baik.

Evindro berpamitan dengan Nacha sebelum mulai melangkah menuju Hutan Kematian.

Nacha memandangi Evindro yang perlahan-lahan menghilang di kejauhan, Nacha menghela nafas pelan, dia bisa melihat perkembangan kekuatan Evindro, "Setidaknya dia tiga sampai empat kali lipat lebih kuat dibandingkan pertama kali berburu kelinci, tetapi Hutan Kematian adalah tempat penuh bahaya. Kuharap dia tidak terbunuh di dalamnya."

Nacha memandangi sekitarnya yang kini terasa lebih sepi, dia menggelengkan kepala pelan sebelum ikut masuk ke Hutan Kematian.

Tanpa terasa Evindro sudah berlatih selama tiga jam, dia membuka matanya dan melihat jalan yang dilalui sebelumnya.

"Sial! Sial! Sial!"

Evindro berlari sekuat tenaganya dengan seekor serigala hijau berukuran tiga kali tubuhnya mengikuti di belakang. Tidak dia sangka saat sedang mencari kelinci untuk berburu, dia akan bertemu dengan serigala tersebut.

"Berapa banyak stamina yang dimiliki serigala ini?!"

Evindro mengumpat keras, dia sudah lari selama beberapa jam, melewati berbagai jenis siluman yang lain dalam perjalanannya tetapi tidak ada siluman lain yang mencoba mendekatinya setelah melihat serigala hijau tersebut.

Alasan Evindro lari karena dia bisa merasakan serigala hijau itu merupakan siluman berusia 500 tahun yang setidaknya seimbang dengan Pendekar Raja tingkat tinggi. Biarpun kemampuan Evindro meningkat pesat dia tidak cukup percaya diri menghadapi makhluk tersebut.

Evindro sudah mencoba menghilangkan keberadaan maupun bersembunyi tetapi serigala itu dengan mudah menemukannya menggunakan penciuman yang tajam.

'Apa aku harus meminta bantuan Senior Nacha pada hari pertama?' Nafas Evindro mulai tidak teratur, dia mulai memikirkan kristal yang diberikan Nacha padanya.

Saat Evindro berniat mengeluarkan kristal tersebut, dia mendengar langkah serigala hijau yang mengejar berhenti. Evindro mengerutkan dahinya, dia mengambil jarak cukup jauh sebelum membalikkan badan.

Evindro melihat serigala itu mematung sambil menatap Evindro tetapi tidak melangkah lebih jauh.

"Apa-apaan..." Evindro menoleh ke sekitarnya tetapi tidak menemukan apapun.

Evindro cukup yakin serigala itu tidak ingin melepaskannya tetapi juga tidak berani melangkah lebih dekat ke arahnya.

Keduanya saling berpandangan cukup lama sebelum akhirnya serigala itu membalikkan badan dan menjauh.

'Apa yang membuat serigala hijau itu ketakutan?' Evindro bisa melihat rasa takut pada wajah serigala tersebut sebelum membalikkan badan dan melangkah pergi, hal ini membuat Evindro meningkatkan kewaspadaannya.

Sesuatu yang bisa membuat siluman sekuat itu ketakutan jelas bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan Evindro.

"Ngomong-ngomong dimana aku berada..." Evindro menghela nafas sambil menggaruk kepalanya, dia berlari selama beberapa jam tanpa memperhatikan arah akibat serigala tersebut, sekarang Evindro menyadari tempatnya berada terasa begitu asing.

Evindro tidak berani masuk lebih dalam atau berjalan kembali ke arah dia datang karena kemungkinan siluman serigala itu masih menunggunya.

"Sepertinya lokasi ini cukup aman, sebaiknya aku berlatih sambil menunggu serigala itu pergi." Evindro mengeluarkan sumber daya dari Cincin Samudra, dia memang masih menyimpan cukup banyak sumber daya yang diberikan oleh Nacha.

Evindro duduk bersila di bawah pohon yang cukup rindang lalu mulai menggunakan sumber daya untuk meningkatkan kualitas tulangnya. Evindro masih berusaha mencapai Tulang Naga Langit sebelum melakukan proses penempaan tulang.

Meskipun kelelahan karena berlari selama berjam-jam, Evindro dapat memulihkan kembali kondisi tubuhnya dalam waktu kurang dari lima belas menit.

'Sepertinya semakin cepat proses pembersihan sumsum berbanding dengan kualitas sumsum yang diciptakan... Evindro sudah pernah merasakan perubahan dari pembersihan sumsum pada kehidupan sebelumnya. Khasiat yang dia rasakan kali ini beberapa kali lipat dibandingkan dalam ingatannya.

Di saat perhatian Evindro terpusat pada perubahan tubuhnya, dia tidak menyadari ada sesuatu yang sedang mengamatinya dari jauh.

"Serigala itu sudah pergi atau masih menunggu ya? Tiga jam sepertinya terlalu singkat..." Evindro bergumam pelan sebelum mengeluarkan sumber daya lainnya, dia berniat menunggu selama beberapa hari demi memastikan serigala itu benar-benar sudah pergi.

Belum sempat dia melanjutkan latihannya, Evindro mendengar suara dari semak-semak yang tidak jauh dari tempatnya duduk.

Evindro bangkit dan menarik pedangnya, sesosok makhluk menunjukkan diri dari balik semak-semak. Evindro menelan ludahnya, matanya melebar ketika melihat belalang sembah dengan tinggi hampir dua meter berdiri di hadapannya.

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!