NovelToon NovelToon
Di Ceraikan Suami, Di Nikahi Milliader

Di Ceraikan Suami, Di Nikahi Milliader

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Janda / Selingkuh / Cerai / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.1
Nama Author: Indah R Y

Walau sudah menyandang status sebagai istri selama satu tahun, wanita yang bernama lengkap Arina Mafaza ternyata masih perawan. Entah alasan apa sehingga sang suami tidak menyentuhnya.

Dan malam itu Arina harus menerima kenyataan pahit, ia di jebak oleh suami nya sendiri sehingga ia tidur dengan pria yang tidak ia kenal. Hidup Arina benar-benar hancur apalagi saat suaminya justru menuduh dirinya selingkuh.

Namun tidak ada seorang pun tau kalau pria yang bersama Arina malam itu ternyata seorang Milliader.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DSDM-Bab 31

Anak laki-laki itu terpukau begitu memasuki ruang duduk yang megah. Mata nya membesar menatap bantal-bantal berhias bordir emas dan permadani lembut yang membentang di atas lantai marmer berkilau—pemandangan yang belum pernah mereka lihat seumur hidup.

“Pa…” suara Mama Luna menggantung di udara. Tatapannya tertuju pada dua anak kecil itu. Ada kerutan yang muncul di antara alisnya, seolah ia tengah mengais ingatan. Lalu ia terbelalak—ia mengenali nya. Anak itu adalah bocah yang sama yang ia temui beberapa hari lalu di taman bermain.

“Papa, kemarilah,” panggilnya cepat sambil berbalik. Papa Dierja, segera datang dari ruang makan, dan seketika wajahnya berubah saat melihat seorang bocah berdiri kikuk di depan mereka.

Papa Dierja dan Mama Luna saling berpandangan, lalu menatap anak itu lagi—dengan campuran keheranan dan emosi yang tak bisa mereka sembunyikan.

“Siapa anak ini, kenapa mirip sekali dengan putra kita?” tanya Papa Dierja pelan, suaranya hampir bergetar. Nada heran dan penuh ketidakpercayaan itu menggantung di antara mereka.

Ghazi masih terdiam, tapi ia teringat akan pasangan tua yang ia temui di taman—yang kala itu menanyakan nama dan siapa ayah nya. Ghazi menjawab jujur bahwa Ia tidak tahu siapa ayah nya.

Kini, di hadapan nya berdiri kenyataan: pasangan tua itu adalah kakek dan nenek nya.

Tanpa bisa menahan emosinya, Mama Luna mendekap anak laki-laki itu erat-erat. Pelukannya begitu hangat, begitu dalam, seperti hendak menebus waktu yang hilang. Ia mencium kepala Ghazi, membelai rambut nya dengan lembut, lalu memandang rambut Arga yang mirip dengan bocah itu. Senyum lembut mengembang di wajahnya—senyum yang menyimpan air mata.

"Akhirnya… aku punya cucu," bisiknya, lebih kepada dirinya sendiri daripada siapa pun di ruangan itu.

Papa Dierja pun tak kuasa menahan haru. Ia mengangkat Ghazi ke pelukannya, membawa nya ke ruang makan seolah dia adalah harta yang baru saja dikembalikan kepadanya setelah hilang bertahun-tahun.

Arga berdiri membatu di ambang pintu. Tak ada yang memperhatikannya. Tak ada yang memanggilnya. Orang tuanya seakan melupakan kehadirannya, fokus sepenuhnya pada cucu kecil mereka. Ada luka kecil yang terbuka di dadanya, tapi ia menekannya dalam-dalam, tak membiarkan emosi itu meluap.

Ia mengikuti mereka ke ruang makan dengan langkah tenang, mencoba menyembunyikan kegamangan yang tumbuh di balik wajah datarnya.

Ibunya telah mendudukkan Ghazi dengan cekatan, menyendokkan bubur ke dalam mangkuk dan menyodorkan piring penuh sayur, ikan, dan daging.

"Makanlah, nak. Kamu harus tumbuh kuat dan sehat," ujar Mama Luna sambil membelai rambut Ghazi dengan penuh kasih. Senyumannya begitu alami, seperti ibu yang tengah menyuapi anak kandungnya sendiri.

Tak lama kemudian, Danis datang. Begitu melihat mobil Arga terparkir di depan rumah, ia tahu kakaknya datang lebih dulu. Jika Arga tidak membawa anak itu sendiri, ia yang akan memberitahu kedua orang tua mereka. Tapi kini, pemandangan itu telah menyambutnya.

“Pai-paiku yang lucu!” serunya riang sambil membuka tangan lebar-lebar. Ghazi pun menyambut, "Halo Paman,".

Wajah Danis berseri-seri. "Paman... dia memanggilku paman!" Ia merasa seolah dunia berhenti sejenak hanya untuknya.

Ia menyusup ke antara kursi, merangkul Ghazi yang menggemaskan. “Apa kabar, Zi?” tanyanya sambil menatap Ghazi dengan takjub.

"Aku baik-baik saja," jawab Ghazi

“Mulai sekarang, Zi harus pakai gaya rambut seperti paman ya" usul Danis semangat.

Arga mendesah. “Ghazi belum sarapan, Danis. Biarkan dia makan dulu.”

Danis nyengir dan duduk, memilih makanan, dan diam. Tapi matanya tak lepas dari bocah itu.

Lalu dengan suara pelan namun penuh harap, ia berkata, “Pindahkan anak itu ke aku saja, Kak. Biar aku jadi ayah nya… dan kau jadi paman.”

Arga hanya menatapnya tajam. “Dari hari pertama kau selalu ingin mencuri anakku. Jadi paman saja sudah cukup. Kalau kau macam-macam, aku suruh Zack menyelidikimu.”

Danis mendengus. “Aku bercanda,” katanya singkat.

Sementara itu, kedua orang tua mereka hanya tersenyum. Rumah yang dulu hanya diisi dua anak kini menjadi tiga. Meja makan terasa lebih hidup dari sebelumnya.

Usai sarapan, Papa Dierja memanggil pelayan senior dan menyuruhnya mengajak Ghazi berkeliling kediaman. Begitu dia pergi, ia memandang Arga dengan tatapan tajam.

"Bagaimana bisa kau punya anak ini?"

Arga menegakkan tubuhnya. Tak ada gunanya menyembunyikan.

"Empat tahun lalu, aku... melakukan kesalahan. Wanita itu—adalah seorang desainer senior. Sekarang ia bekerja di perusahaan kita. Anak ini... hasil dari malam itu."

Danis menyela dengan suara berapi-api, “Dia hebat! Sudah bantu promosi perusahaan, dan dia—”

"Cukup," potong Arga dingin. “Papa bertanya padaku, bukan padamu.”

Mama Luna menimpali, "Dari keluarga mana dia berasal? Mama ingin tahu latar belakangnya.”

“Dia dari keluarga biasa Ma,” jawab Arga. Ia pun menjelaskan tentang pertemuan mereka, tes DNA, dan keputusannya untuk membawa Ghazi menemui keluarga besar nya.

Setelah itu, ia bersiap pergi ke kantor.

“Aku akan menjemput Ghazi nanti,” katanya.

Papa Dierja mengangguk. “Pulanglah setelah kerja. Kita perlu bicara lebih banyak.”

Arga mengangguk lalu pergi. Danis mengekor, melambaikan tangan pada orang tua mereka.

Tak lama setelah ia tiba di kantor—belum sempat membuka laptopnya—pintu ruangannya terbuka keras.

Arina berdiri di sana dengan wajah campuran antara amarah dan rasa bersalah. Napasnya terengah, dan mata itu—mata yang biasanya tenang—kini menyala.

Hari itu, badai akan dimulai.

1
Jade Meamoure
weh perusahaan hasil rebutan jg bangga Carissa ini
robbin,Julia n Rita ni siapa
Nur Adam
lnjut
Maria Mariati
hehhh ini lagi mau enak doang 😡😡
Susi Akbarini
akankah danis nikahi Rita...
❤❤❤❤❤❤
Lee Mbaa Young
lah gk mau anak.haram tp sdh hamil gimana konsepnya.
ya anakmu ttp haram lah walau di nikahi danis,gk bisa pake marga bpknya kl perempuan Danis tak bisa jd walinya. gk bisa dpt warisan bhkan hbis nikah pun gk boleh di kumpuli suami smp hbis lahiran, set br akad lagi.

rumit hukum nya kl hamil di luar nikah kita tak bisa nuntut nafkah, Danis kl mmberi uang itu bkn nafkah tp kayak sedekah saja.
Susi Akbarini
lanjuttt...
😀😀❤❤❤❤
sweetie belle
kdg merasa bahasanya berantakan sdkt 😁😁
Susi Akbarini
siapa dia yg lagi nungguin mereka?

❤❤❤❤❤❤
whose that 🙄
Soraya
lanjut thor
Nunung Nurasiah
biasax tokoh gak mau ketemu..baru ini yg ingin diketemukan
Susi Akbarini
lanjutttt....
❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀😀😀
Arga kesirep...

❤❤❤❤❤❤
Siti Zaid
Author lanjuttt lagi...🥰
x perlu tahu ttg Mirza /Scream//Shame/
Allea
pesan moral ajarkan anak untuk tidak mau ikut kalo diajak orang tidak dikenal /Grin/
Carisa bodoh mencintai 1 lelaki hgg hilang cintai diri sendiri hgg saudara, maruah hilang.. walhal lelaki spt Mirza mudah beralih ke WANITA lain dgn mudah
knp kait politik busuk pula.. tawaran rasuah lagi 😏 .. Arga lagi kaya drpd Wahyu juga
Soraya
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!