Hanaria bekerja sebagai seorang arsitek pada perusahaan Agatsa Properti Group yang memiliki kerajaan bisnis asal Indonesia.
Karena suatu hal, Hanaria terpaksa meninggalkan pekerjaan yang menjadi cita - citanya itu, dan bekerja sebagai seorang marketing di perusahaan otomotif dengan tantangan dalam enam bulan pertama ia harus berhasil memasarkan product dengan target yang telah ditentukan.
Tantangan berhasil dicapai, sehingga Hanaria menjadi kesayangan sang pemilik perusahaan otomotif raksasa tersebut.
Pengembangan diri Hanaria menghadapi banyak tantangan. Seorang pria muda, salah satu penerus bisnis Keluarga Agatsa Group, mantan bosnya, diam - diam menaruh hati padanya.
Kisah cinta akhirnya terjalin diantara mereka dengan segala kerumitannya, namun semuanya dapat berakhir bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 Kembali Ke Cafe
"Hana..... aku senang kau sudah kembali...." Norsa memeluk Hanaria erat.
"Aku juga Hana......" Laras ikut memeluk.
"Aku juga...... Sepi tanpamu Hana, juga tidak ada yang membantuku saat aku dikejar - kejar deadline...." Shasie ikut memeluk hingga membuat Hana sulit bergerak dan hampir kehilangan oksigen.
"Iya.... iya.... aku juga senang kembali dan bertemu kalian lagi..... tapi tolong, lepaskan aku, aku hampir tidak bisa bernapas." Hanaria sudah terlihat mangap - mangap.
"Sorry..... kami terlalu bersemangat melihat dirimu Hana....." Ucap Norsa setelah melepaskan pelukannya bersama kedua temannya yang lain.
"Ibumu bagaimana Hana, kudengar kabarnya sakit?" Tanya Laras kemudian.
"Iya, ibuku sudah membaik dan 3 minggu lagi akan kemari bersama ayahku." Sahut Hanaria sambil duduk kembali di kursi.
"Syukurlah kalau begitu Hana, kami turut senang mendengarnya. Oleh - olehnya mana?" Ucap Laras lagi.
"Ada banyak buah - buahan kubawa dari kampung, tapi tidak bisa kubawa kemari." Sahut Hanaria.
"Kenapa??" Tanya Shasie heran.
"Bau.....nanti orang - orang pada mabuk. Bisa - bisa aku ditegur sama bos...." Ucap Hanaria sambil mengibas - ngibaskan tangannya didepan hidungnya.
"Bau?? Buah kok bau......?" Tanya Shasie lagi, wajahnya terlihat heran.
"Iya, beneran bau.... Yang kubawa itu buah - buahan lokal. Ada buah durian, buah lai, buah nangka, dan buah mangga juga ada....." Hanaria menyebutkan berbagai macam buah - buahan yang orang tuanya masukan kedalam mobil travel yang ia tumpangi saat ia pulang beberapa hari yang lalu.
"Wah Hana, itu buah - buahan enak aku mau...." Ucap Norsa sambil membayangkan lezatnya buah - buahan lokal yang disebutkan Hanaria.
"Kerumahku aja kalau mau..... tapi jangan sore ini, besok - besok aja, karena aku ada urusan sepulang kerja nanti. Yuk, kerja dulu, nanti lagi lanjut ngobrolnya."
"Okey......." Ketiganya lalu pergi kemejanya masing - masing meninggalkan Hanaria yang mulai mempokuskan dirinya mempelajari berkas yang diberikan tuan Doffy.
Hanaria menyalakan laptopnya, memulai membuat design site plan sesuai drone yang telah ia lihat.
Untuk beberapa saat lamanya, Hanaria terlihat sibuk didepan laptopnya hingga jam istirahat hampir menjelang.
"Hana, bantuin aku dong.....??" Linda datang membawa laptopnya dengan wajah memelasnya.
"Bantuin apa Lin?" Tanya Hanaria sambil melirik kearah laptop Linda yang telah diletakan diatas meja kerjanya.
"Design cafe ini Hana. Kau dengar 'kan kalau besok kliennya akan datang untuk melihatnya. Dan sore ini tuan Doffy memintaku sudah menyelesaikannya dan meletakan hasil design cafe ini dimejanya." Ucap Linda cemas, ia memperlihatkan designnya.
"Baiklah, aku akan membantumu Linda......" Ucap Hanaria, ia lalu mengambil alih laptop yang dibawa Linda kemejanya.
"Berikan padaku berkasnya juga supaya aku dapat melihat permintaannya yang belum kau selesaikan digambar ini." Linda kembali kemejanya, tidak lama kemudian ia sudah kembali lagi membawa satu berkas design cafe dan memberikannya pada Hanaria.
Hanaria mulai memeriksa gambar design pada laptop Linda dan menyesuaikannya pada berkas yang menjadi acuan design. Untuk beberapa menit selanjutnya, tangan Hanaria mulai menarik garis - garis dilayar laptopnya untuk menyempurnakan design yang sudah ada.
Linda memperhatikan apa yang sedang dikerjakan Hanaria dengan perasaan kagum, tidak salah bila tuan Doffy selalu mengandalkan sahabatnya itu pikirnya.
"Tinggal sedikit lagi, tapi udah waktunya istirahat makan siiang nih Lin....." Ucap Hanaria sambil melihat arloji ditangan kirinya.
"Ya udah gak pa-pa, 'kan tinggal sedikit lagi, aku bisa kok menyelesaikannya setelah jam makan siang nanti. Yuk, makan siang sama - sama......" Ajak Linda sambil membereskan laptopnya.
"Maafkan aku Lin..... aku ada urusan sedikit diluar. Kau makan siang saja dengan Norsa, Shasie dan Laras ya." Ucap Hanaria sambil membereskan laptopnya juga.
"Urusan apa?" Wajah Linda terlihat penasaran.
"Nanti aku ceritakan kalau waktunya sudah tepat. Aku berangkat sekarang ya, takut waktu istirahatnya keburu habis." Hanaria mengenakan jaketnya dan meraih ranselnya.
Linda mengedikkan bahunya seorang diri saat melihat Hanaria yang pergi dengan terburu - buru. Ia pun meletakkan laptopnya dimeja kerjanya lalu menyusul tiga sahabatnya yang sudah lebih dulu menuju kekantin.
Siang itu, dengan diantar abang ojek online, Hanaria tiba di cafe yang telah ia datangi semalam.
"Disini non....?" Tanya ojek online memastikan.
"Iya bang..... ini ongkosnya..... makasih ya bang....." Hanaria turun didepan cafe dan membayar ongkos pada gojek online yang telah mengantarkannya.
"Sama - sama non....." Setelah menerima ongkos dan menerima helm yang digunakan Hanaria, gojek online itu pun segera pergi.
Dari depan cafe itu Hanaria memperhatikan nama cafe itu 'Perak Cafe'.
"Selamat siang nona.... ini buku menunya." Ucap pelayan cafe itu ramah, sesaat setelah Hanaria memilih salah satu meja yang masih kosong.
"Selamat siang juga....." Sahut Hanaria sambil tersenyum kearah pelayan cafe itu. Ia membolak - balik lembaran menu yang tersedia dicafe itu, lalu memesan makanan cepat saji mengingat waktu istirahatnya yang singkat.
"Ini saja nona?" Tanya pelayan itu sebelum pergi.
"Iya mba.... Mba boleh tanya?" Tanya Hanaria pada sang pelayan.
"Iya nona, silahkan....." Sahut pelayan itu sambil menatap kearah Hanaria.
"Tuan Mahendra ada?" Tanya Hanaria.
"Tidak ada nona.... Ada keperluan apa nona mencari tuan Mahendra?" Tanya sang pelayan itu lagi.
"Saya ada janji bertemu dengan beliau untuk membuat kartu nama." Ucap Hanaria berbohong.
"Bukankah tuan Mahendra sudah membuat kartu nama sebulan yang lalu.....?" Ucap sang pelayan heran.
"Entahlah mba, saya hanya diminta untuk dibuatkan, jadi saya datang kemari untuk menemui tuan Mahendra." Hanaria melanjutkan ucapan bohongnya.
"Tuan datang kemari dimalam hari saja nona, karena pada siang hari tuan sibuk diperusahaan ibunya. Bahkan kadang jarang datang kemari." Terang pelayan itu
"Kalau begitu, boleh beritahu saya nama lengkap tuan Mahendra, juga jabatannya, dan alamat kantornya?" Pinta Hanaria santai sambil tersenyum.
"Begini saja nona, saya akan memberikan anda satu kartu namanya yang sudah selesai, karena bila saya yang mendiktekannya, saya khawatir ada yang kurang saat saya mengatakannya." Jelas pelayan itu tanpa curiga.
"Baiklah, itu ide yang sangat baik." Ucap Hanaria menyetujuinya, raut wajahnya nampak senang sekali.
"Ada lagi nona?"
"Saya rasa cukup...."
"Baiklah, aaya permisi dulu." Pelayan itu bergegas pergi meninggalkan Hanaria seorang diri dimejanya.
Tak menunggu lama, makan siang cepat saji Hanaria sudah datang.
"Ini nona, pesanan anda sudah siap, dan ini kartu nama tuan Mahendra." Sang pelayan segera menyajikan nasi putih dan ayam goreng kentucky, juga jus mangga kesukaan Hanaria. Tidak lupa ia meletakan satu lembar kartu nama seperti janjinya.
"Selamat menikmati....." Ucap pelayan itu lagi dengan ramah dan sopan.
"Terima kasih mba....." Sahut Hanaria. Ia segera meraih kartu nama itu. "Mahendra Alhandra Liem" Gumam Hanaria mendikte nama yang tertera dikartu nama itu. Ia tidak menyangka bisa mendapatkannya dengan cukup mudah walau harus berbohong pada sang pelayan. Setelahnya ia segera mengambil dompet dari ranselnya, dan menyimpan kartu nama itu disana.
Hanaria buru - buru menghabiskan makan siangnya. dan segera membayar dikasir.
Jam istirahat tinggal 20 menit lagi, Hanaria menuju area parkir dimana motor matic merahnya semalam diparkir.
Seorang juru parkir menghampiri Hanaria yang sedang menaiki motor maticnya.
"Maaf nona, apa motor ini milik anda?" Tanya juru parkir itu penuh selidik.
"Iya pak." Sahut Hanaria yang baru saja ingin mengenakan helm nya.
"Bisa tolong tunjukan STNK anda nona?" Pinta juru parkir itu masih dengan sikap sopannya.
Hanaria mengambil STNK motornya dari dompet kunci kontaknya.
"Ini pak......." Juru parkir segera mencocokan STNK dengan pisik motor itu. Mulai dari plat nomor, warna kendaraan, jenis, dan lainnya. Setelah selesai ia mengembalikan STNK itu pada Hanaria.
"Maafkan saya nona, saya hanya menjalankan tugas, karena motor ini sejak semalam dititipkan disini oleh pemiliknya menurut keterangan security yang bertugas tadi malam." Jelasnya.
"Iya, saya mengerti pak. Saya lah yang menitipkannya, karena buru - buru mengantarkan teman saya yang sedang sakit."
"Saya permisi pak....." Pamit Hanaria.
"Baik nona....." Juru parkir itu lalu memberi aba - aba dengan gerakan tangannya pada Hanaria untuk mengeluarkan motor maticnya itu dari antara banyaknya motor diparkiran itu.
...•••...
♡♡♡ Terima kasih buat kakak pembaca yang telah berkenan meninggalkan like dan comennya. Author berusaha lebih semangat lagi up nya...😁😁🙏♡♡♡
😂
lihat itu Oma.. Billy semakin ditindas sama tuan jenderal.. tangan Billy sampai luka tuh Oma.. ayo dong Oma turun tangan langsung
dan .. akhirnya rindu keduanya terobati ..
rencana licik apa lagi yang akan di lakukan kedua orang itu