NovelToon NovelToon
Mahabbah Cinta Khalisa

Mahabbah Cinta Khalisa

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa-Percintaan bebas / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:290.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mirna Samsiyah

"Apa itu mahabbah?"

Ketika mendapat pertanyaan itu Khalisa tidak bisa mendapat jawabannya hanya dengan berpikir satu atau dua hari, meski telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memahami apa itu mahabbah ia tak akan bisa betul-betul mengerti.

Namun ada satu orang yang membuat Khalisa merasa jika dekat dengannya maka ia juga dekat dengan sang pencipta—dekat pula pada arti dari mahabbah.

Suatu hari di pertengahan bulan suci ramadhan, ia mengungkapkan perasaannya berharap mereka memiliki rasa yang sama dan mau menjalani ibadah paling lama yakni pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna Samsiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Sesampainya di basemen Rindang turun dari mobilnya diikuti oleh Azfan dan Huma. Rindang melihat sekitarnya barangkali ada tanda-tanda keberadaan Khalisa di tempat parkir nan luas itu. Namun sejauh mata memandang sedikitpun ia tak melihat sosok Khalisa.

"Azfan gimana kalau kamu naik ke apartemen Khalisa, siapa tahu dia ada disana." Pinta Rindang pada Azfan. "Aku sama Huma mau ketemu staf apartemen dulu buat minta tolong lihat rekaman CCTV di sekitar sini."

"Iya kalau gitu aku ke atas dulu." Azfan bergegas menuju lift menuju lantai apartemen Khalisa, ia berharap Khalisa tidak pergi kemanapun dan ada di apartemennya sendiri. Azfan tidak akan kecewa meskipun Khalisa tidak melihat penampilannya barusan asalkan sekarang Khalisa baik-baik saja.

Rindang menarik tangan Huma membawanya menuju lantai dua, ia harus pergi ke CCTV Control Room untuk mengetahui keberadaan Khalisa.

"Selamat malam." Rindang mengetuk pintu ruang kontrol CCTV tersebut. Ini sudah cukup malam sehingga hanya ada tiga orang staf di dalam sana.

"Malam, ada yang bisa kami bantu?" Salah seorang staf membuka pintu mempersilakan Rindang masuk.

"Pak, saya boleh lihat rekaman CCTV di sekitar lobi nggak, temen saya kayaknya diculik deh." Rindang menggigit-gigit bibir bawahnya karena panik.

"Hilang? maksud kamu Khalisa?" Rupanya staf tersebut mengenal Rindang dan Khalisa. Tentu saja Khalisa mengenal banyak staf di apartemen ini karena ia selalu menyapa mereka. Kalau begitu Rindang akan lebih mudah menemukan keberadaan Khalisa.

Huma menautkan tangannya di bawah perut, ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Khalisa. Ia tidak bisa membayangkan jika Khalisa diculik dan dibunuh. Huma menggelengkan kepalanya kuat untuk menghilangkan pikiran negatif itu.

"Saya mau lihat rekaman CCTV di lobi sekitar 10 menit yang lalu Pak." Pinta Rindang, karena Khalisa berjalan kaki seharusnya ia tidak lewat basemen dan langsung masuk lewat lobi.

"Khalisa pakai gamis biru muda, jilbabnya panjang sampai di bawah punggung warna biru muda juga." Terang Huma agar staf tersebut bisa lebih mudah menemukan Khalisa.

Staf tersebut melihat dengan teliti dan mempercepat video playback di monitor. Sementara staf lainnya mencari dari rekaman bseluruh penjuru apartemen.

Rindang menggerutu kesal karena tidak ada sosok Khalisa yang terekam di lobi, ia harus segera menemukan Khalisa. Rindang takut penculik itu membawa Khalisa keluar dari apartemen jika mereka tidak segera menemukannya.

"Pak, coba cari di koridor lantai 26." Pinta Rindang lagi. Bisa saja Khalisa hendak menuju unit apartemennya lalu penculik itu datang membawanya.

Huma mondar-mandir di ruangan itu, ia tidak bisa tenang rasanya ingin berlari tapi tak memiliki tempat tujuan.

Rindang berdecak kesal, kenapa sulit sekali menemukan Khalisa padahal ini tempat tinggal mereka sendiri. Rindang juga tidak menyangka bahwa bisa terjadi kasus seperti ini padahal keamanan apartemen sangat ketat kecuali penculik itu adalah penghuni disini atau bahkan staf apartemen. Ah Rindang bisa gila membayangkan Khalisa hilang.

"Ini Khalisa bukan?" Seru salah satu staf, ia memperbesar rekaman video di basemen.

Rindang dan Huma langsung fokus pada layar tersebut. Mereka melihat Khalisa masuk ke dalam mobilnya selang beberapa saat ia keluar lagi dan melangkah ke arah gudang.

"Eh-eh itu ada yang ngikutin Khalisa."

Rindang mengeluarkan ponselnya dan mendial nomor Azfan masih tetap fokus pada layar monitor di hadapannya.

"Khalisa kayaknya nggak ada di dalam karena aku udah tekan bel nya berkali-kali tapi nggak ada yang buka pintu." Suara Azfan langsung menyambut di seberang sana.

"Sekarang kamu dimana?"

"Aku di lantai satu."

"Pak, saya kesana ya." Ujar Rindang pada staf disana. Salah seorang staf menghubungi penjaga keamanan untuk ikut ke gudang basemen. Rindang juga meminta agar Azfan segera pergi ke gudang basemen, ia menjelaskan aksesnya karena Azfan belum pernah masuk melalui tempat parkir bawah tanah tersebut.

******

Azfan berlari sekuat tenaga menuju basemen sesuai arahan Rindang. Ketika sampai di tengah-tengah mobil yang terparkir disana, Azfan menoleh ke kanan dan ke kiri mencari dimana pintu gudang yang Rindang sebutkan barusan, karena bukan penghuni apartemen ini ia sedikit bingung hendak melangkah ke arah mana.

Suara benda keras jatuh mencuri perhatian Azfan, ia berlari ke arah kiri mencari sumber suara. Azfan yakin Khalisa berada disini, ia kembali berbelok ke kiri dan menemukan sebuah pintu dari besi yang tertutup. Tak ada pintu lain disini yang berarti itu adalah gudang basemen.

Pintu berdecit cukup nyaring ketika Azfan mendorongnya, pintu gudang itu tidak tertutup. Apakah si penculik lupa mengunci pintu tapi ini seperti keberuntungan bagi Azfan karena ia bisa langsung masuk ke dalamnya.

"Khalisa!" Azfan terkejut melihat Khalisa tersungkur di atas lantai, darah segar mengalir di pelipisnya. Azfan juga melihat seorang lelaki yang tak asing hendak mendekati Khalisa. Azfan melepas jas organisasi bertuliskan HAWASI dan menutupi rambut Khalisa tanpa jilbab.

"Lagi-lagi kamu, waktu itu aku lihat kamu nganterin Khalisa sampai depan pintu apartemennya." Revan tersenyum miring melihat Azfan.

Azfan mengepalkan tangan melempar tatapan tajam pada Revan. Akhirnya Azfan ingat mereka pernah bertemu di koridor apartemen saat Azfan mengantar Khalisa ke apartemennya sepulang dari rumah sakit. Revan terlihat sangat berbeda dibandingkan dengan saat itu. Kali ini Revan terlihat seperti penjahat yang sering melakukan tindak kriminal.

Azfan menarik kerah Revan untuk menjauh dari Khalisa. Emosi Azfan tidak terbendung lagi melihat seorang lelaki yang berani melepas jilbab Khalisa.

Khalisa hendak bangkit tapi ia tidak memiliki tenaga lagi. Namun meski begitu dengan sisa tenaga yang dimiliknya Khalisa menutupi kepalanya dengan jas Azfan. Dengan pandangannya yang berkabut ia melihat Azfan dan Revan saling meninju dan menendang. Air mata Khalisa bercampur dengan darah dari pelipisnya ketika Revan melempar kursi kepadanya karena ia melawan tadi.

Jika dibandingkan dengan Revan, tubuh Azfan memang lebih kecil tapi tenaganya cukup kuat untuk membuat Revan tak berdaya di atas lantai. Apalagi Azfan sedang dalam keadaan marah, ia memiliki kemampuan mengalahkan musuh di dalam tubuhnya yang tidak terlihat kekar.

"Azfan!" Rindang memekik melihat luka lebam di beberapa bagian wajah Azfan. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat Revan, jadi selama ini yang meneror mereka adalah Revan. Rindang sama sekali tidak berpikir bahwa itu adalah tetangga mereka sendiri padahal selama ini Revan terlihat seperti tetangga pada umumnya. Hubungan Rindang dan Khalisa juga baik dengan orangtua Revan. Lalu mengapa Revan tega melakukan hal seperti ini. Bahkan Revan telah merencanakannya sejak jauh hari.

"Nggak apa-apa." Azfan melirik Khalisa yang membuat Rindang spontan melihat ke arah Khalisa.

"Ya Tuhan, Khalisa!" Rindang berlari menghampiri Khalisa yang tak berdaya di atas lantai.

Rindang mengangkat kepala Khalisa dan meletakkan di atas pangkuannya. Rindang melepas jilbab dan memakaikannya pada Khalisa. Bagi Rindang jilbab itu sama saja seperti pakaiannya yang lain, ia mengenakannya hanya untuk melihat lomba MTQ di kampus UII tapi bagi Khalisa, jilbab itu seperti mahkotanya, itu adalah selembar kain yang sangat berharga baginya. Khalisa tidak membiarkan siapapun kecuali mahramnya melihat auratnya.

"Kita harus bawa Khalisa ke rumah sakit." Ujar Azfan.

Rindang mengangguk, ia meminta tolong pada Azfan agar membawa Khalisa ke mobilnya.

"Staf apartemen udah panggil polisi." Ujar Huma dengan suara gemetar, bagaimana tidak gemetar ia hanya melihat hal seperti ini di televisi atau di novel tapi sekarang ia menyaksikannya sendiri. Huma melihat sendiri bagaimana Khalisa berlumuran darah karena perbuatan Revan.

"Biar aku yang nyetir." Kata Azfan.

Rindang duduk di jok belakang bersama Khalisa sementara Huma di jok depan di samping Azfan.

"Khalisa, kamu denger aku?" Rindang menyentuh lengan Khalisa.

Khalisa mendengarnya tapi matanya sulit untuk dibuka, rasanya ia seperti telah membuka matanya lebar-lebar tapi semuanya tetap gelap.

Huma melihat ke belakang, ia tidak bisa tenang jika Khalisa belum ditangani dokter. Melihat darah di gamis Khalisa membuat Huma semakin cemas.

Sesekali Azfan melihat Khalisa dari spion atas. Mengapa kejadian seperti ini terjadi dalam jarak yang berdekatan.

1
Mirna
Luar biasa
Kamrah Azizah
kereeen bageet
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Rochis Khikma
mksh kk akhirnya happy ending...oh ya ada kelanjutannya untuk anak2 mereka gk kk?
Mirna: Udah ga ada kayaknya, ga kepikiran bikin lagi 😁
total 1 replies
Nina
di tunggu cerita yang baru kak mirna
Marsha Andini Sasmita
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Marsha Andini Sasmita
👍👍👍❤️👍👍👍
Marsha Andini Sasmita
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Titin Erawati
sukses selalu Thor, ditunggu cerita yg lainya,jgn lupa jaga kesehatan ♥️♥️♥️♥️♥️
34. Tiara Atikah
bagus banget😘😘😘😍
Mirna: Wah makasih Kak Tiara Atikah, nama kamu mirip Mahira—Mahira Atiqah 😁
total 1 replies
Jauza Lesmono
sukses terus kak dan di tunggu karya karya selanjutnya,salam sehat
Mirna: Makasih Kakak 😍
total 1 replies
RINAWATI AZZA
buat crita azka dewasa donk mbk...
Mirna: Nggak bosen sama keluarga Alindra? 🤣
total 1 replies
૦ 𝚎 ɏ ꄲ 𝙚 ռ
kak Mirna... sayangku..
makasih jg udah kasih kita bacaan yg positif bgt.. aku tunggu karyamu yg lain kak.. sukses terus kaka sayang...😘😘
q bakal kangen ma mereka pasti..😥
૦ 𝚎 ɏ ꄲ 𝙚 ռ: insyaa Allah ka Mirna...
kpn launching karya baru nih..hehe
Mirna: Makasih Akak Uyun sayangkuu 😍
Tetap setiap sama aku yah 😁
total 2 replies
Fat Tonah
terimakasih kasih telah update sebenarnya ndk terima cerita ni berakhir tp d tnggu novel dan cerita lain berikutnya love sekebon untuk authorx love love love
Mirna: Wah love dua kebon buat Kak Fat, makasih udah baca Mahabbah Cinta Khalisa
total 1 replies
૦ 𝚎 ɏ ꄲ 𝙚 ռ
Alhamdulillah... selamat Abi n umma. ...
Bundanya Abhipraya
hemm ga rela tamat dehhh
Bundanya Abhipraya
suka bgt persahabatan mereka...
Bundanya Abhipraya
selamat ya azka punya dede bayi cantikk... yg akur2.
Lusia
jangan tamat dulu ya kk, panjangin aja gak akan bosen
Mirna
yang pada nanya Zulaikha, fotonya ada di tengah-tengah Papa dan Mama nya ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!