Pergi membawa luka datang membawa cinta. Tapi, siapa sangka ia kembali berduka. Cinta lama kembali hadir mencoba memeluk dan mengobati luka itu.
Erik Ramones, dokter kandungan tengah memperjuangkan cintanya, merebut kembali hati Rehuella Zipora. Perjalan cinta mereka berliku penuh air mata, canda dan tawa.
---
Naura Putri, di usia matang ia belum menemukan cintanya. Ada rasa takut untuk menjalin komitmen dengan seorang pria. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Abhichandra Damanik, perjaka usang dengan lebel gagal move on. Bagaimana cinta bisa menyatukan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rehuella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekacauan Erik
Happy reading jangan lupa untuk tekan like dan voters ya.🙏👍
POV ERIK
Aku tak mengerti takdir apa yang aku alami saat ini, hari itu aku terbawa dorongan nafsu bejatku, ntah apa yang aku minum, membuat nafsuku semakin tinggi, nggak tau kenapa saat aku melihat mata Riza seolah dapat melihat bayangan Lala disana, ini salah aku masih tau dan aku juga sadar itu, namun dia terus menggodaku memberikan ciuman lembutnya dan aku tergoda menerimanya bahkan membalas ciuman itu. Dia melayani nafsuku seolah- olah dia paham apa yang aku inginkan saat ini. Aku pun semakin larut dalam gairah dan sentuhan yang dia berikan, dia juga menerima sentuhanku, menikmatinya sampai dia juga sudah membuka sendiri pakaiannya. Aku terbuai dalam cumbuannya ciuman-ciuman panas yang sudah dia berikan padaku, membuat aliran darahku semakin panas, ntah keberanian dari mana aku ingin melakukan lebih ku tarik pakaian bawahnya, namun benda yang terlempar di wajahku membuatku tersadar dari tindakkanku, cincin !Lala melemparkan cincin tunangan yang kuberikan ke wajahku, dia disini, melihat kekhilafanku, aku kaget tak percaya melihat kedatangannya segera ku tahan agar dia tidak pergi. aku ingin menjelaskan kepadanya bahwa ini tidak seperti yang dia lihat, aku hanya beridri diam saat dia menolak mendengar penjelasannku, dia pergi, orang yang sangat aku cintai pergi.
Aku merutuki kebodohanku yang sudah tergoda assistenku sendiri.
" Puas kamu sekarang, kau lihat sendirikan! " ucapku pada Riza yang tengah memakai pakaiannya kembali.
" Aku bisa apa, aku juga korban disini karena kamu tak bisa mengendalikan nafsumu kak, aku yang lebih berhak padamu kak karena aku hamil anakmu, apa kakak lupa apa yang telah kakak lakukan padaku, apa aku perlu menjelaskannya lagi," ucap Riza padaku.
" Ingat ya! aku tak pernah ingat kalau aku pernah menidurimu, " teriakku padanya.
" Aku akan buktikan bahwa dia bukan anakku, " ucapku yang membuat dia menunduk dalam.
Aku pergi meninggalkan Riza sendiri di ruanganku berjalan ke bawah mengejar Lala, tapi yang kulihat dia sudah pergi menggunakan taksi, aku segera menuju parkiran untuk mengambil mobil, namun sayang ban mobilku kempes, " brengsek... " umpatku yang sudah tak dapat menahan emosi, aku segera menyuruh orang untuk mengganti ban mobilku yang kempes, setelah tiga puluh menit akhirnya mobilku pun siap, segera aku melajukan mobilku kerumah Lala, lagi dan lagi aku terjebak di kemacetan ibu kota,
" Ya Allah, kenapa ini aku hanya ingin menjelaskan kepadanya kenapa kau persulit, " ucapku.
Aku sudah menghubungi Lala, tapi dia tak membalas pesan-pesanku, panggilanku pun diabaikan olehnya.
Setelah empat muluh menit akhirnya aku sampai dirumah Lala, aku pun langsung turun dan masuk kedalam rumahnya. namun dia menolak bertemu denganku. sedih, sakit ketika orang yang aku cintai tidak mau melihat bahkan mendengar apa yang ingin aku katakan, aku pun pulang ke apartemenku aku tak mau kembali kerumah sakit karena aku tak mungkin bisa bekerja saat aku sedang kacau seperti ini.
*****
Sudah seminggu aku selalu menghubunginya, mengirim pesan padanya, namun tak ada jawaban darinya, seketika semangatku datang kembali ketika hari ini dia membalas pesanku, kita akan bertemu nanti malam di restoran Jepang langganan kita.
Malam ini dia begitu cantik dengan dress bewarna merahnya, make up yang natural dan rambut yang digerai kebelakang, sungguh! aku ingin memeluknya menyalurkan kerinduanku padanya, aku semakin sedih saat dia tidak mau aku panggil dengan sebutan sayank, aku tak kuat hati melihat responnya saat memberi tahu bahwa aku akan menikahi Riza karena dia hamil, aku dapat melihat kekecewaan di matanya, mata yang dulu penuh cinta, sekarang sudah tak terlihat lagi, untuk kedua kalinya dia pergi dari hadapanku.
" Ya Allah, aku mencintainya sampai mati aku tetap akan mencintainya, buat aku kembali padanya ya allah," ucapku lirih menatap kepergiannya.
Aku pun masih duduk merenungi nasib yang aku alami saat ini, kenapa ini bisa terjadi tiga tahun kami bersama dan baik- baik saja, tapi sebulan sebelum pernikahan kenapa ini harus terjadi. aku pun segera meninggalkan resto itu dan pulang menuju apartemenku, setelah aku sampai apartemen aku segera mengambil bir yang ada dilemari pendingin, aku ingin melupakan sejenak masalah yang aku alami saat ini.
Pagi hari aku terbangun karena mendengar suara bel pintu berbunyi, aku berjalan dengan masih sempoyangan.
" Mama..." ucapku saat melihat wanita paruh baya di depanku, dia masuk ke apartemenku dan menggelengkan kepalanya karena mencium aroma rokok dan alkohol diapartemen.
" Ada apa denganmu? " tanyanya melihat kearahku.
Aku terdiam tak menjawab pertanyaannya, aku merebahkan tubuh kembali ke sofa.
" Mama kenapa kesini? " tanyaku
" Sudah tiga minggu kamu tidak pulang kerumah, apa salah mama mengunjungimu? "
" Lala pergi ma, " ucapku.
" Cih, kamu ini, dia dari dulu pergi ke Surabaya, apa kamu belum sadar sepenuhnya, atau masih ada pengaruh alkhohol ditubuhmu, " ucap mamaku
" Dia pergi meninggalkanku ma, karena aku menghamili Riza, " jelasku pada mama, mama pun segera melotot kearahku.
" Kurang ngajar kamu ya Rik, apa mama pernah mengajari itu padamu, kenapa kau lakukan itu, " maki mamaku.
" Jangan tanyakan itu ma, Erik sendiri juga tidak tau, " ucapku
" Bodoh ! " teriak mamaku.
" Kamu itu dokter, berarti kamu tau kalau kamu pernah melakukan itu padanya, " aku pun hanya menggeleng tuduhan mamaku,
" Erik juga nggak tau ma, " ucapku
" Dimana perasaanmu Rik, tiga tahun bersama Ella, tapi kamu menghamili wanita lain, " ucap mama, aku pun terdiam mendengar ucapannya.
" Sudah ma Erik tau siapa yang paling sakit disini, tinggalkan Erik sendiri dulu ma, " ucapku
mama pun berdiri akan meninggalkanku.
" Ma, Riza memintaku untuk menikahinya dan rencanya dua minggu kedepan kami akan melangsungkan pernikahan kami, " jelasku pada mama, mama pun hanya diam sambil memikirkan ucapanku tak lama mama pergi dari apartemenku,
Kenapa aku tak ingat kejadian itu, ucapku lirih sambil mengacak kasar rambutku.
FLASHBACK
Saat itu aku mengantarkan Riza pulang kerumahnya karena sudah terlalu malam pulang dari praktek jadi aku tidak tega membiarkannya pulang sendiri.
" Kak, mampir dulu yuk, " ucap Riza mengajakku masuk ke dalam kontrakkannya.
" Baiklah sebentar saja, " ucapku menyetujui permintaannya.
" Diminum dulu kak, ini kopi hitam dari lampung kiriman dari mama dirumah, " ucapnya tanpa ragu lagi aku segera meminumnya karena ingin segera pulang.
Namun yang ada keesokkan paginya, aku terbangun dan mendapati Riza yang tengah menangis disampingku, aku pun tersadar kalau aku hanya memakai celana pendekku saja.
" Apa yang terjadi, " tanyaku padanya
" Apa kak Erik tidak ingat kejadian semalam? "ucapnya.
" Kamu jahat kak, " lanjutnya sambil memukulku.
Mataku pun tertuju pada sprei, yang tercetak jelas noda merah disana.
FLASHBACK OFF
Terimakasih sudah membaca semoga kita diberikan kesehatan dan terhindar dari virus covid-19. jangan lupa like, vote, dan coment,🙏😊