Kemarahan Sang Penghuni

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat hingga dua hari telah berlalu, dan besok tepat nya adalah hari untuk peresmian pembangunan di kampung Legok. Kampung yang sudah beberapa hari bagai kampung mati itu sekarang kembali ramai karna banyak nya orang asing yang datang kesana, pegawai desa pun datang silih bergantian untuk memantau keadaan disana bahkan terlihat banyak pria berbadan tegap berseragam hitam yang hilir mudik ke kampung itu.

"Abah, tulus tea we meureunan leuweung jeuro di bukbak na" (Abah, jadi juga kayak nya hutan dalam di bongkar nya) Ujar Ambu, dia berbicara kepada Abah sambil memandang ke arah jalanan yang ramai dengan orang-orang yang hilir mudik.

"Matak loba jelma ge jadi meureun Ambu, ka tempo pan ku Ambu ge sakitu geus loba mobil galeude bolak balik, " (Kalo banyak orang gitu ya kayak nya jadi Ambu, terlihat kan sama Ambu juga segitu sudah banyak mobil besar yang bolak balik) ujar Abah.

"Nya Abah ka tempo ku Ambu ge, bakal kumaha nya Abah ke pembangunan na? " (Keliatan Abah sama Ambu juga, bakal gimana ya Abah nanti pembangunan nya?) ujar Ambu.

"Sabodo Ambu rek kukumaha ge, nu penting warga didieu teu ka ganggu jeung euweuh anu ngaganggu. Da pan urang mah teu apal nanaon, nya cing di saralametkeun we tina sagala marabahaya" (Terserah Ambu mau bagaimana juga, yang penting warga disini gak keganggu dan gak ada yang mengganggu. Kan kita ini gak tau apa-apa, ya mudah-mudahan di selamatkan aja dari segala marabahaya) ujar Abah.

"Aamiin... Ambu mah teu sanggup lamun aya nanaon di leumbur urang," (Aamiin... Ambu gak bakalan sanggup kalo ada apa-apa sama kampung kita) ujar Ambu.

"Urang pasrahkeun we kanu kawasa Ambu, da urang jelama mah kur tibang bisa menta jeng menta. Sugan we atuh pamenta urang di ijabah kunu kawasa" (Kita pasrahkan saja sama yang maha Kuasa Ambu, kan kita manusia hanya bisa minta dan minta. Semoga aja permintaan kita terijabah sama yang maha Kuasa) ujar Abah.

"Aamiin ya rabbal alamiin.. " Ujar Ambu.

.

.

.

Siang pun tiba dan kampung Legok ramai oleh orang-orang asing, mobil-mobil mewah berjajar rapi disana terlihat pak lurah, pak Sudirman, aki Bayan.. Dan semua orang yang terlibat dalam pembangunan itu sudah berkumpul, mereka membangun tenda di tepian hutan dalam terdengar suara musik yang begitu keras sebagai tanda bahwa pesta sedang berlangsung.

"Mohon perhatian semuanya.. " Ujar pak lurah.

"Selamat siang para tamu yang terhormat, perkenalkan saya adalah Haris kepada desa disini. Saya begitu merasa bahagia karna saya bisa menjadi salah satu orang yang di percaya oleh pak Sudirman, dan saya ucapkan selamat kepada pak Sudirman yang akan segera memulai pembangunan di kampung ini. Yang mana itu akan membawa kemajuan untuk desa saya, untuk itu saya ucapkan terimakasih, " ujar pak lurah.

Terdengar suara tepuk tangan yang meriah dari semua tamu yang ada, lalu pak Sudirman pun naik ke atas podium untuk menyampaikan kata sambutannya.

"Selamat siang semuanya, saya ucapan terimakasih kepada kalian semua yang sudah mau bekerja sama dengan saya, dan saya juga ucapkan terimakasih kepada pak lurah yang senan tiasa mau saya repotkan.. Dan dengan itu saya nyatakan pembangunan ini RESMI DI MULAI. " ujar pak Sudirman.

Kembali terdengar suara tepuk tangan yang meriah bahkan terdengar juga suara sorakan dari beberapa orang.

Wuusssshh.... Wuussssssshhh...

BERSAMBUNG.