NovelToon NovelToon
Suamiku Anak Yang Terbuang

Suamiku Anak Yang Terbuang

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Berbaikan / Tamat
Popularitas:22.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Anjana

Afnaya Danuarta mengalami suatu musibah kecelakaan hebat, hingga membuat salah satu pada kakinya harus mendapati sakit yang cukup serius. Disaat hari pernikahannya tinggal beberapa waktu lagi, dan calon suaminya membatalkan pernikahannya. Mau tidak mau, sang adik dari calon suami Afnaya harus menggantikan sang kakak.

Zayen Arganta, adalah lelaki yang akan menggantikan sang kakak yang bernama Seynan. Karena ketidak sempurnaan calon istrinya akibat kecelakaan, membuat Seyn untuk membatalkan pernikahannya.

Seynan dan juga sang ayahnya pun mengancam Zayen dan akan memenjarakannya jika tidak mau memenuhi permintaannya, yang tidak lain harus menikah dengan calon istrinya.

Akankah Zayen mau menerima permintaan sang Ayah dan kakaknya?

penasaran? ikutin kelanjutan ceritanya yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa malu

Afna merasa sudah tidak kuat lagi menahan rasa kantuknya. Tanpa disadari, Afna tertidur dengan pulsa. Sedangkan laptopnya masih menyala, Afna lupa mematikannya karena rasa kantuknya.

Tidak lama kemudian, Zayen sudah pulang. Dengan pelan, Zayen melangkahkan kakinya menuju kamar. Dilihatnya sang istri tertidur pulas, Zayen segera membenarkan posisi tidurnya. Kemudian menyelimuti sang istri, lalu mematikan laptopnya dan meletakkannya di atas meja.

Karena dirinya juga sudah merasa mengantuk berat, Zayen segera mengganti pakaiannya dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya. Setelah selesai, Zayen kembali ke tempat tidur. Merasa sangat lelah dan mengantuk, Zayen menarik selimut dan membelakangi sang istri lalu langsung memejamkan kedua matanya. Kini keduanya sama sama terlelap dari tidur pulasnya, Afna yang merasa kedinginan langsung mendekap pada tubuh sang suami. Entah kenapa, Afna merasa nyaman saat berada di dada bidang milik Zayen. Sedangkan Zayen sendiri tanpa ada penolakan saat tubuhnya didekap sang istri.

Pagi yang masih petang, Zayen sudah berpindah posisinya dan menghadap sang istri. Zayen menatap wajah istrinya dengan lekat, dan dipandangnya wajah polos sang istri penuh rasa bersalah. Seharusnya dirinya tidak menerima permintaan dari tuan Tirta, hingga kini dirinya merasa telah membuat hidupnya Afna terancam dan kurang perhatian.

Zayen mengusap pipi mulus sang istri dengan lembut , lalu menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya. Agar tidak menutupi wajah cantiknya, dan tidak lupa untuk tersenyum.

Afna merasakan ada hembusan nafas yang hangat, membuatnya terbangun dan sadarkan diri dari tidurnya. Dengan pelan, Afna mencoba untuk membuka kedua matanya. Keduanya saling beradu pandang dalam satu selimut, Afna pun kaget dibuatnya.

Dengan reflek, Afna langsung bangkit dari tempat tidurnya dan langsung berdiri dilantai.

"Aaaa!!" Brug!! Afna berteriak kesakitan saat dirinya berdiri tanpa sadar akan kondisi sakitnya.

Zayen langsung bangkit dari tidurnya dan segera mengangkat Afna yang meringis kesakitan.

"Kamu lupa, kaki kamu masih sakit. Kenapa kamu berdiri dengan mudahnya, nanti pagi aku urut kembali. Nanti sekitar jam sepuluh pagi akan aku urut kembali kaki kamu, aku rasa ada urat yang bermasalah."

"Maafkan aku, lagi lagi aku harus merepotkan kamu."

"Kalau kamu merasa merepotkan aku, maka berusahalah untuk sembuh. Jadi, kamu bisa melayaniku dengan baik." Afna tercengang saat Zayen mengatakan untuk melayaninya dengan baik.

"Jangan ngeres, pikiranku tidak sampai." Ucapnya kemudian menjapit hidungnya Afna dengan gemas.

"Iya, sama. Pikiranku pun juga tidak sampai, aku masih kecil." Jawabnya ikut meledek. Zayen sendiri tidak ingin terbawa suasana yang mencekam, dirinya langsung mengangkat tubuh Afna ke tempat tidur.

"Buruan cuci muka dan sikat gigi, seperti biasa aku ke kamar mandi di belakang. Sekalian aku membuat sarapan pagi, jangan protes."

"Jangan, biar aku saja yang membuat sarapan pagi. Semalam aku belajar tata cara memasak, dan aku ingin mempraktekannya."

"Memangnya sudah tersedia bahan bahan yang mau dimasak?" tanyanya sambil menatapnya serius.

"Memangnya di dalam kulkas tidak ada yang mau diolah?" Afna sedikit kecewa saat dirinya ingin membuat sarapan pagi tetapi dihalanginya.

"Tidak ada, aku belum belanja ke pasar. Jadi, kulkasnya kosong. Aku hanya ada roti tawar dan telor, lalu sosis."

"Baiklah. Setelah sarapan pagi dengan roti tawar, kita berangkat ke pasar."

"Apa kamu yakin, kamu tidak malu? aku tidak ingin setelah sampai di pasar kamu berdecak kesal didepanku."

"Kata siapa, justru aku ingin seperti kamu. Tanpa ada rasa malu dan enggan, sepertinya kamu banyak teman. Meski para ibu ibu, setidaknya semua baik terhadap kamu. Tidak sepertiku, mempunyai teman tetapi menusuk diriku dari belakang."

"Kamu hanya menilai dari casingnya saja, siapa tahu saja kamu lebih beruntung mendapatkan keluarga yang sempurna."

"Iya, saking sempurnanya hingga membuatmu merasa terpenjara. Memang sih, mama dan papa tidak pernah melarangku berteman dengan siapapun. Tetapi, keseharianku hanya fokus belajar dan belajar. Ditambah lagi dunia perkantoran, membuatku terkuras untuk melebarkan sayapku."

"Setidaknya itu sudah sangat bagus, karena kedua orang tuamu sangat menyayangimu. Takut akan masa depanmu akan suram, setidaknya sudah memberimu pelajaran."

"Iya, kamu benar. Aku yang tidak patuh terhadap mama dan papa, aku memaksanya untuk menggelar pernikahanku dengan Seyn. Dan benar saja, Seyn menggunakan topengnya. Saat kakiku cidera, Seyn meninggalkanku. Dan pada akhirnya Seyn menikah dengan sahabatku. Aku telah dibohonginya, dan aku tidak tahu maksudnya membohingiku."

"Sudah, kamu mau cuci muka atau nostalgia mantan kekasihmu."

"Maaf, aku terbawa suasana."

"Ya sudah, aku kebelakang. Lebih baik kamu sekalian mandi, biar badan kamu terasa segar. Nanti setelah sarapan dengan roti, aku akan mengajak kamu pergi kepasar."

"Benarkah, kamu akan mengajakku pergi ke pasar? baiklah kalau begitu, aku akan segara mandi." Jawabnya tersenyum mengembang, Zayen mengangguk dan langsung keluar dari kamar. Kemudian langsung menuju ke kamar mandi belakang untuk mencuci muka dan menggosok gigi, lalu setelah itu Zayen ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.

Setelah semua sudah tersaji di meja makan, Zayen segera memanggil sang istri. Dilihatnya Afna yang sedang kesusahan membenarkan resleting pada baju bagian belakang, Afna kebingungan harus meminta tolong siapa. Tidak mungkin Zayen, pikirnya. Afna masih merasa malu dan juga canggung tentunya, hingga membuatnya takut.

"Ada apa dengan baju kamu? apa kamu merasa kesulitan. Jika iya, aku akan membantumu. Itupun jika kamu bersedia, karena dirumah ini tidak ada orang lain selain kita. Dan tidak mungkin aku meminta bantuan tetangga, apa kata warga sekitar? dikiranya kita bukan suami istri." Ucap Zayen yang tiba tiba mengagetkan Afna, sedangkan Afna sendiri merasa kikuk dibuatnya.

Apa yang dikatakan Zayen memang ada benernya, tidak mungkin Afna meminta bantuan tetangga. Yang ada akan menjadi bahan gosip, mau tidak mau Afna hanya bisa nemibta tolong sang suami.

"Baiklah, tolong aku untuk membenarkan resleting pada bajuku. Sepertinya ada rambut yang nyangkut."

"Jangan bergerak, nanti rambutnya ketarik." Afna hanya mengangguk, dirinya pasrah dengan suaminya.

Didepan cermin, dengan fokus Afna menatap lekat Zayen lewat cermin. Begitu telitinya, Afna memperhatikan gaya rambut suaminya yang terlihat gondrong. Meski gondrong, potongan rambutnya terbilang keren. Hanya saja, tatapan kedua matanya maupun brewoknya yang terkadang terlihat menyeramkan dan menakutkan.

Zayen yang merasa diperhatikannya pun cepat cepat membenarkan resleting pada baju Afna.

"Tunggu," ucap Afna yang menghentikan langkah mundur sang suami.

"Ada apa lagi?" tanyanya yang masih berdiri dibelakang Afna.

"Apakah aku boleh meminta sesuatu?" jawabnya balik bertanya sedikit cemas, Afna takut jika ucapannya akan menyinggung perasaan sang suami.

"Katakan, jangan bertele tele. Aku tidak menyukainya, katakan yang jelas dan pasti."

"Apa kamu mau, jika aku menyuruhmu untuk memotong rambutmu. Tidak hanya itu saja, tipiskan brewoknya. Maaf, aku hanya meminta. Jika kamu keberatan, aku tidak memaksamu."

"Akan ada waktunya aku akan memotong rambutku, dan menipiskan brewok yang aku miliki."

"Baiklah, aku akan menunggunya." Ucapnya sedikit lesu, sedangkan Zayen tersenyum tipis tanpa sepengetahuan sang istri.

1
diva anggraeni
mungkin saja zayen yang tidak sengaja mencelakai atau menabrak afna
Ratih Hermansyah
/Curse//Facepalm//Facepalm//Facepalm/zayenn ada2 ajja
Ratih Hermansyah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/mba yuni polos amat apa msih perawan ya 🤭🤭🤭
Biva Nurhuda
pada dasarnya sekolah adalah tempat menuntut ilmu, bukan tempat ajang perbandingan sehingga ada kesenjangan dan pembullyan.
semoga tidak ada pembullyan lagi di berbagai sekolah yg berefek tidak baik
Biva Nurhuda: Aamiin
Anjana: Aamiin
semoga akan menjadi lebih baik lagi untuk generasi kedepannya
total 4 replies
Biva Nurhuda
Jangan biasakan membully karena itu tidak baik dan merugikan kamu
Biva Nurhuda
ini yg jadi masalah bully yg kalau di biarkan saja membuat orang yang di bully tertekan
Biva Nurhuda
Sabar Zayen
Biva Nurhuda
pola pikirmu memang harus di rubah zico supaya kamu bisa menjadi pemimpin yg bijak dan baik
Biva Nurhuda
sudah lama tidak up, di kira sudah tamat
Biva Nurhuda
ceritanya keren
Loraaw
bagus
Ira ita
selamat author sudah tamat karya ini g gantung berakhir baik tp KL boleh saran. jujur novel y lumayan bertele-tele tp so far asik sih diikuti sejauh ini. ⭐⭐⭐⭐⭐
Anjana: Terima kasih banyak kak, sudah mengikuti ceritanya hingga berakhir happy ending
total 1 replies
Rita
betul andai semua bs sebijak kamu
Rita
y bgtulah kdg jgnkan anak2nya kdg ortu jg memaksakan status sosial spy diakuin
Putri Rahmahani
status sosial masih di junjung tinggi.. sabar aja zicko setelah ini jeny bakal ilfil ama kamu soalnya dia liat status sosial kamu
Rita
ya begitulah status sosial banyak yg masih menerapkan
Anjana: Udah menjadi turun temurun dari jaman dulu kak😁
total 1 replies
Siti Zubaidah
bagus 👍👍👍
Putri Rahmahani
nah bagus zicko ubah pola pikir mu dan pola hidupmu.. tetap selalu rendah hati
Rita
lmyn lm akhirnya disempetin muncul semangat
Nor Azlin
thor Afna sama zayen hanya mempunyai zicko seorang aja anak nya yah enggak ada adik beradik yang lain selain zicko maaf pebasaran aja ni😂😂😂😂 lanjutkan thor
Nor Azlin: aku sudah mampir ni akan aku baca kisah zicko sama lunika di tunggu aja jumpa di sana yah🥰🥰🥰🥰
Anjana: baca karya Pernikahan bayaran kak, ada kisah Zicko, seru juga kok kak.. 😁
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!