NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM RATU MAFIA

BALAS DENDAM RATU MAFIA

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / CEO / Bullying dan Balas Dendam / Mafia / Balas dendam pengganti / Tamat
Popularitas:14.8k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Ketika Violetta Quinn, saudari kembar yang lembut dan penurut, ditemukan tak sadarkan diri akibat percobaan bunuh diri, Victoria Thompson tak bisa menerima kenyataan itu begitu saja. Tidak ada yang tahu alasan di balik keputusasaan Violetta, hanya satu kenangan samar dari sang ibu: malam sebelum tragedi, Violetta pulang kerja sambil menangis dan berkata bahwa ia 'Tidak sanggup lagi'.

Didorong rasa bersalah dan amarah, Victoria memutuskan untuk menyamar menggantikan Violetta di tempat kerjanya. Namun pencarian kebenaran itu justru membawanya ke dalam dunia gelap yang selama ini Victoria pimpin sendiri; Black Viper. Jaringan mafia yang terkenal kejam.

Di sanalah Victoria berhadapan dengan Julius Lemington, pemilik perusahaan yang ternyata klien tetap sindikat Victoria. Tapi ketika Julius mulai mencurigai identitas Victoria, permainan berbahaya pun dimulai.

Victoria masuk dalam obsesi Julius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31. AKHIR PERMAINAN

Victoria mendorong Sean dengan kekuatan panik yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya. Sean terhuyung mundur, kehilangan keseimbangan sepersekian detik, dan itu cukup membuat Sean menjauh.

Dalam satu gerakan cepat, Julius meraih lengan Victoria. Tangan besar itu membelit tubuh gadis itu dari belakang, menariknya masuk ke dalam pelukan kasar yang dipenuhi ketegangan.

Victoria tersentak, matanya melebar ketika ia berusaha melepaskan diri dari kukungan Julius.

"Lepas!" serunya, nada putus asa dan penuh ketakutan. "Sean!"

Julius menarik tubuh Victoria lebih erat. "Berhenti bergerak."

Victoria memaksa meronta. Ia terus memanggil Sean, teriakan lirihnya memantul pada dinding beton.

"Sean ... Sean, tolong!" panggil Victoria berkali-kali seolah pria itu adalah napas sang gadis.

Sean meraung marah. "JULIUS! LEPASKAN DIA!"

Sea melangkah maju dengan pistol terangkat, tapi Julius hanya tertawa rendah, tawa yang begitu menusuk.

Lalu tangan Julius bergerak ke atas dan membungkus leher Victoria. Tidak kuat. Tidak sampai mencekik. Namun cukup untuk membuat Victoria terdiam, tubuhnya menegang ketakutan. Bibir Victoria bergetar.

"S-Sean?" panggil Victoria dengan suara yang hampir tenggelam. Lirih. Penuh gentar.

Dan suara itu menampar kewarasan Sean.

"LEPASKAN DIA!" Sean mengaum seperti binatang liar. "Lepaskan Victoria, sialan!"

Namun tiba-tiba ....

Julius tertawa.

Bukan tawa pendek, bukan tawa samar.

Tapi tawa besar, keras, seperti seseorang baru saja mendengar lelucon paling konyol dalam hidupnya.

Sean membeku. Tak mengerti.

Tawa Julius bergema di ruangan tersebut, memantul kembali seperti ejekan yang tak berhenti. Seakan pria itu baru saja mendengar lelucon paling lucu.

Victoria, yang seharusnya ketakutan, justru ... diam saja.

Ada sesuatu yang tidak beres.

Tawa Julius mereda perlahan, dan ia menunduk mendekati pipi Victoria yang pucat.

"Sudah cukup, Vivi," kata Julius sambil menahan keinginannya untuk kembali tertawa. "Kau membuatnya percaya sungguhan."

Sean menegang.

Vivi?

Dan sebelum Sean sempat memahami apa yang baru saja didengarnya, Julius mendecak geli, lalu membungkuk dan mencium pipi Victoria.

Langsung dan tanpa ragu.

"Kau terlalu hebat, Baby," gumam Julius sambil mengusap lengan Victoria yang masih ia pegang. "Sampai aku sendiri merinding melihat aktingmu."

Sesuatu di dalam Sean runtuh. Ia memandang Victoria, berharap itu hanya kesalahpahaman. Bahwa semua ini hanya permainan Julius. Bahwa Victoria akan menangis memohon untuk diselamatkan. Bahwa gadis itu akan berlari kembali ke arahnya.

Namun Victoria justru menghela napas lega, seolah baru selesai memainkan peran dalam sandiwara panjang. Wajahnya berubah, dari ketakutan yang rapuh menjadi ketenangan yang nyaris sinis.

Victoria menendang ringan lantai dengan ujung jarinya, mengangkat wajah, dan memutar bola matanya.

"Akhirnya kau datang juga," katanya pada Julius dengan nada kesal. "Kau lama sekali. Aku hampir bosan pura-pura jadi gadis ketakutan. Lihat dalam seminggu entah sudah berapa luka di tubuhku karena dia."

Julius terkekeh. "Maafkan aku. Urusannya terlalu serius. Kita akan ke rumah sakit setelah ini."

"Dasar bodoh," umpat Victoria.

Percakapan itu ringan. Terlalu ringan. Ringan sampai membuat Sean seolah dilempar keluar dari tubuhnya dan menyaksikan dirinya sendiri dari jauh.

"Victoria?" Sean berbisik. "Apa maksud ini?"

Suara Sean pecah. Retakannya jelas.

Victoria menatap Sean, dan tatapan itu sama sekali berbeda dari Victoria yang ia kenal. Tidak lembut. Tidak rapuh. Tidak takut. Seakan tidak ada gadis yang tenggelam karena trauma.

Hanya ... dingin.

"Maksudnya?" Victoria mengangkat alis, lalu melepaskan diri dari pegangan Julius. Ia berbalik menghadap Sean. "Haruskah aku menjelaskannya?"

"Victoria ...," Sean menelan ludah, hatinya mencengkerit. "Tolong katakan bahwa-"

"Apa kau pikir aku masih gadis yang sama seperti bertahun-tahun lalu?" potong Victoria cepat. "Yang lemah. Yang mudah tunduk. Yang menelan segala perlakuan kasarmu hanya karena aku mencintaimu."

Sean terpaku. Napasnya terhenti.

Victoria menatap dingin Sean, seolah tak ada lagi empati untuk pria itu. Wajahnya setenang permukaan danau yang mematikan.

"Aku tidak lagi sama. Kau tidak tahu apa pun tentangku setelah aku berhasil melepaskan diri darimu," tukas Victoria, walau ia berterima kasih, karena ketakutannya dulu membuat Victoria menjadi lebih kuat sekarang.

Julius menyeringai di belakang Victoria. "Wajar saja kalau Sean tidak mengerti. Dia memang tidak secerdas itu."

Komentar itu seperti pisau tipis yang digosokkan ke kulit Sean.

Mata Sean berkilat marah. "Jadi kalian bekerja sama selama ini?"

"Sudah jelas, bukan?" Julius menjawab sambil melonggarkan kerahnya. "Atau kau butuh diagram?"

Sean menatap Victoria, napasnya tercekat. "Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Padahal aku .. aku mencintaimu, Victoria. Kau tahu itu kan."

Victoria tertawa kecil, tawa pahit yang menusuk lebih dalam daripada pisau.

"Kau tidak mencintaiku, Sean. Kau terobsesi," jawab Victoria.

Sean menggeleng cepat. "Tidak. Aku-"

"Kau hanya ingin seseorang yang bisa kau kendalikan," lanjut Victoria. "Seseorang yang menerima sisi terburukmu tanpa protes. Seseorang yang tidak punya tempat lain untuk pergi. Seseorang yang bisa kau pukul tanpa melawan saat kau marah. Dan aku waktu itu memenuhi semuanya, bukan?"

Sean terdiam. Tubuhnya kaku.

"Kalau saja," Victoria menambahkan, "kau memperlakukanku dengan baik. Tanpa kekerasan. Tanpa obsesi yang menyesakkan. Mungkin saja aku tetap bersamamu. Bahkan jika kau penjahat atau pembunuh sekalipun."

Sean tersentak, seolah ditembak tanpa peluru.

"Tapi kau tidak melakukan itu. Dan aku tidak menginginkan pria yang menjadikanku objek obsesi semata. Aku masih waras untuk hidup dengan pria yang tidak akan menggunakan kekerasan padaku," tukas Victoria seperti akhir dari segalanya.

Julius melingkarkan lengannya di pinggang Victoria semakin erat dan menarik gadis itu ke sisinya dengan sikap posesif yang tidak ia sembunyikan.

"Kau benar-benar bodoh, Sean," kata Julius sambil mencondongkan badan. "Bisa-bisanya menyia-nyiakan perempuan seperti Victoria."

Julius menunduk dan mencium pucuk kepala Victoria.

Dan sesuatu meledak di dada Sean.

"JULIUS!!! DIA MILIKKU!" Sean meraung.

Sean mengangkat pistol, pistol yang diberikan Victoria sebelumnya, dan menembakkannya tepat ke arah Julius.

Tak!

Tapi tidak ada peluru.

Hanya suara klik kosong yang menyedihkan.

Senjata itu mati.

Sean menatap pistol itu, tertegun. "Apa?"

Victoria mengangkat tangannya pelan dan memerlihatkan tiga buah peluru yang berkilat di telapak tangannya.

"Ini yang kau cari?" ujar Victoria.

Sean membeku. "Bagaimana… bagaimana bisa kau ... Aku tidak melihat kau mengambilnya!"

Victoria menyeringai kecil. Senyum mematikan yang belum pernah Sean lihat sebelumnya.

"Aku punya guru yang sangat baik," katanya lembut. "Kau tidak pernah tahu kehidupan seperti apa yang aku jalani setelah pergi darimu."

Sean ingin bertanya siapa guru itu, tapi ia tidak punya kesempatan. Bagaimana bisa Victoria melakukan hal seperti itu?

"Kau kalah Sean," ujar Julius.

"Kalah? Aku?! Tentu saja tidak!"

Dan detik itu juga, pintu ruangan terbuka keras.

Brak!

Belasan pria bersenjata memasuki ruangan. Wajah-wajah dingin, pakaian hitam, dan langkah mantap.

Anak buah Sean.

Sean tertawa, tawa pecah yang penuh amarah dan kemenangan palsu.

"Sekarang," kata Sean sambil melirik Victoria dan Julius, "kita lihat siapa yang tidak bisa lari."

Ia mengangkat dagunya dengan kejam.

"Kalian tidak akan pernah bisa menang dariku. Aku akan mengambilmu kembali, Victori. San saat aku mendapatkanmu, akan kupastikan kau menerima hukuman berat karena berani mempermainkan ku," ancam Sean dengan seringainya.

Victoria dan Julius menatap semua pria-pria itu.

Sialan, umpat Victoria dalam hati.

1
Margaretha Indrayani
wah sudah tamat dan happy ending
Jelita S
akhirnya semua bahagia😍😍,,terimakasih thor
Archiemorarty: Terima kasih juga udah baca sampai akhir kak 🥰
total 1 replies
Miss Typo
sibuk utang hari guru ditmbh paketan hbs, eh ternyata dah tamat aja ini cerita
happy ending 👏👍

terimakasih thor, sukses dgn karya-karyanya di novel 💪
Miss Typo: Astaghfirullah baru ngeh, typo lagi dan lagi. Urusan kok jadi Utang 🤦
total 3 replies
Miss Typo
hayo lho Julius ada Daddy si kembar tuh 😁
PengGeng EN SifHa
SAMPAI JUMPA DI CERITA SELANJUTNYA THOOOOOOOORRR...

S
E
H
A
T
SELALUUU YAAAA💪💪💪💪❤️☕️
PengGeng EN SifHa: d☕️☕️i agendakan thooor
total 3 replies
Jelita S
jgn mati dulu Julius,,,,kn blum berjuang😄😄😄,
Archiemorarty: Hahahaha 🤣
total 1 replies
PengGeng EN SifHa
Apakah yg dimaksud NERO itu adalah DUO KEMBAR GILA ??

Hanya kamu yang tau thoorrr...

q suka....q suka...q suka


tarik siiiiiiisssss💃💃💃💃
Archiemorarty: Hahahaha 🤣
total 1 replies
Miss Typo
dan akhirnya hukuman mati untuk Sean
Miss Typo
tinggal menghadapi bapaknya si kembar 😁
Miss Typo
Victoria Julius
Violetta Henry
wkwkwk
Miss Typo: duh kasian amat 😁
total 2 replies
PengGeng EN SifHa
wuhuuuuu...
bener² kejutan yang amat sangat besaaarr...

kusangka hanya PION dr SEAN...nyata oh ternyata...daebaaaakkkk👏👏👏👏👏👏👏


kebuuut sampai 400 episode thooorrr...

bagis banget alur cerita ini...☕️☕️☕️
Archiemorarty: astaga 🤣
total 3 replies
Tiara Bella
akhirnya dihukum mati itu sisean.... Victoria semangat ya
Archiemorarty: Dah dihukum mati aja masih obses ke Sean, heran 😌
total 1 replies
Jelita S
akhirnya Julius dan Henry lulus seleksi dari Aiden tpi msih ada sang Daddy yg harus di taklukkan buat ngedapetin anak gadisnya🤣🤣🤣
Archiemorarty: Nah itu...bapaknya belum dilewatin nih masalahnya...mana bapak sayang anak lagi 🤣
total 1 replies
Jelita S
pengen gantiin Violetta 😄😄biar di perhatiin sama cowok2 gentle dan tanggung jawab
Archiemorarty: Asyekkk 🤭
total 1 replies
Tiara Bella
interogasi KK yg sangat prospektif bagus itu
Wulan Sari
semoga Victoria dan viollet berbahagia dapat jodoh dan semoga nt aidien menyusul adek2 nya dapat jodoh juga bisa mengatasi masalah2 yg terjadi...
lanjutin Thor semangat 💪 trimakasih salam 🙏
Tiara Bella
wow Violetta sm Hendry....Julius sm Victoria ...
Archiemorarty: Hahaha... menyala itu udah 🤣
total 1 replies
Miss Typo
makin seru nih, awas mereka yg dah berani menyentuh Vio dan Vivi siap² hancur, terutama Sean tuh
eh, ngomong² gmn tuh dgn Sean skrg
Archiemorarty: Sabarr...akan ada masa dia muncul lagi 🤭
total 1 replies
Miss Typo
Sean psikopat,,, menanti Sean hancur sehancur hancurnya, karna skrg di penjara blm hancur dia
Miss Typo: dan ku nanti saatnya tiba 😁
total 2 replies
Miss Typo
aku terhura 🥹
Sean dah dipenjara, semoga aja gak bikin ulah lagi, tapi kayaknya gak bisa diem deh Sean
Archiemorarty: Dikerangkeng dia 😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!