Jejak Tertinggal Istri Kedua

Beberapa bulan berlalu, Ayu telah terdaftar sebagai salah satu mahasiswi fakultas bisnis sebuah universitas terkemuka di London sana.

Perempuan berusia hampir dua puluh tiga tahun itu terlihat cantik, elegan dan mempesona.

Caroline berhasil membuat Ayu bermetamorfosis dari seorang gadis yang lugu dan sekarang berubah menjadi perempuan yang sangat cantik.

"Nggak usah nungguin gue di depan kelas!" tegas Ayu sambil menunjuk wajah Selly kesal.

"Baik, Mam!" ucap Selly pura-pura patuh, padahal kalau Ayu sudah masuk ke dalam kelas sana pasti Selly dan dua pengawal pria yang memakai baju bebas itu mengatur posisi sedemikian rupa untuk menjaga Ayu.

"Jangan cuman ngomong baik Mam, baik Mam, tapi nggak dilakuin!" omel Ayu lagi.

Ayu kesal pasalnya bisik-bisik mulai berkembang di antara teman-teman kampusnya yang mengatakan mereka adalah sepasang kekasih atau ada juga yang mengira Ayu sebagai putri kerajaan di salah satu negara di Asia sana.

Sekali lagi Selly mengangguk sopan, lalu Ayu masuk ke dalam kelasnya, beberapa orang menatapnya kagum, dan di antara orang itu ada satu mahasiswa Indonesia yang menatap Ayu dengan tatapan lain.

Mahasiswa itu bernama Raka, meskipun Ayu terkesan dingin dan menjaga jarak tapi Raka seolah tertantang untuk mendekatinya.

"Cakep banget ya?" bisik seorang teman yang ikut menatap Ayu dengan tatapan suka.

Raka menoleh ke arah Dave dan tersenyum samar. Raka tahu mungkin seperti dirinya yang begitu mengagumi Ayu dengan diam-diam, Dave dan beberapa teman yang lain mungkin memiliki perasaan yang sama.

"Do you like her?" tanya Raka sengaja bertanya dengan terang-terangan.

Dave tertawa lebar. "Yes, i do! Tapi gue sadar diri dan mending menjauh! Gue nggak selevel sama dia!" jawab Dave terang-terangan pula.

Raka kembali menatap Ayu lagi, siapapun pasti bisa menebak status sosial perempuan itu hanya dengan melihat outfit yang dipakainya setiap hari.

"Lagian aku denger dia orientasinya belok, lihat perempuan yang setiap hari menunggunya di depan kelas sana, tatapannya begitu intimidatif sama orang-orang yang mendekati Ayu!" lanjut Dave lagi.

Raka tersenyum karena Raka justru memiliki pendapat lain. Di negara yang sebebas itu yang mana orientasi menyimpang seseorang bukan dianggap aib, hubungan Ayu dan perempuan di depan sana menurut Raka adalah hubungan bos dengan bawahannya.

Raka justru berpendapat Ayu adalah putri salah satu konglomerat Indonesia yang menyamar menjadi orang biasa agar bisa berkuliah tanpa halangan.

Raka kembali menatap Ayu dan hatinya dipenuhi dengan kuncup-kuncup bunga asmara yang bermekaran tanpa bisa dia cegah.

***

"Minggu ini kosongkan waktuku!" perintah Fernando setelah menandatangani dokumen yang terakhir.

"Baik, Tuan!" Albert mengangguk sopan.

"Siapkan pesawat kita, aku mau menengok Ayu di sana!" ucap Fernando lagi.

Albert sempat terkesiap pelan lalu kembali memasang wajah datarnya.

"Berapa hari rencananya tuan akan berada di Inggris?" tanya Albert memastikan.

"Tujuh sampai sepuluh hari, aku sekalian ingin menemui klien kita yang ada di Jerman, udah beberapa waktu kan dia meminta untuk bertemu?"

"Iya, Tuan Manuel memang sudah beberapa waktu yang lalu meminta waktu untuk bertemu!"

"Sambil menyelam minum air!" ucap Fernando santai.

Dua hari kemudian pesawat pribadi milik Fernando telah bersiap di bandara.

Fernando dan Albert masuk ke dalam pesawat yang akan membawanya ke Inggris sana.

"Kita kasih tahu Nyonya Ayu nggak, Tuan?" tanya Albert meminta ijin.

"Nggak usah, aku mau lihat kelakuannya kalau jauh dari aku!" jawab Fernando.

"Baik, saya mengerti!" Albert mengangguk dan dalam hatinya sana Albert semakin percaya bahwa ada yang tak beres dengan perasaan Fernando terhadap Ayu.

Pesawat mengudara dan mereka terbang selama dua puluh jam dengan menggunakan satu kali transit untuk mengisi bahan bakar.

Begitu sampai di tujuan, Fernando yang sudah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya di dalam pesawat memilih langsung menuju ke kampusnya Ayu.

Fernando menunggu di dalam mobilnya dengan Albert yang berada di balik kemudi.

"Jam berapa si Culun itu keluar dari kelasnya?" tanya Fernando merasa tak sabaran karena telah menunggu hampir setengah jam lamanya.

"Kalau menurut jadwal kuliah yang dikirimkan Selly tempo hari, Nyonya Ayu sebentar lagi keluar dari dalam kelasnya," jawab Albert.

Fernando menatap jam tangannya lalu memilih keluar dari dalam mobilnya dan menyandarkan punggung di mobil tersebut.

Dari kejauhan Fernando telah melihat Ayu, tapi kemudian Fernando mengernyitkan keningnya saat ia melihat seorang pria mengejar langkah Ayu.

"Ayu, please tunggu gue!" Raka berteriak hingga membuat Ayu terpaksa menghentikan langkahnya dan menoleh.

Selly langsung waspada dan bersiap menahan Raka untuk tidak mendekati Ayu.

"Nggak papa, Sel!" Ayu menahan Selly yang bersiap menghalau Raka dari hadapan Ayu.

"Kenapa, Ka?" tanya Ayu sopan.

"Um, gue...lo ada waktu nggak? Gue mau ngajakin lo makan malam, apakah lo bisa?"

Ayu tersenyum mendengar ajakan itu dan Ayu tak mungkin menerimanya ajakan itu.

"Maaf aku nggak bisa!" jawab Ayu jujur.

"Kenapa? Apa karena dia?" tanya Raka to the point.

"Bukan karena dia, tapi... " Belum sempat Ayu melanjutkan kalimatnya, dering ponselnya di dalam tas mengintrupsi.

Ayu mengambilnya dan membaca nama penelepon di layar itu.

"Hallo, Mas!" sapa Ayu lembut.

"Kamu mau selingkuh?!" tanya Fernando datar dan dingin.

"Hah?! Maksudnya?" Ayu kebingungan pasalnya dia memang sedang tak melakukan apapun yang dituduhkan oleh suami palsunya tersebut.

"Coba lihat ke sini!" perintah Fernando membuat Ayu mengedarkan pandangannya mencari sosok pria yang sedang meneleponnya.

Ayu membelalakkan matanya saat ia melihat Fernando sedang bersandar di badan mobilnya dan menatapnya tajam.

Selly memucat karena dia tadi mengijinkan Ayu berbicara dengan Raka, dan Selly merasa dia pasti akan menerima konsekuensi dari Albert.

Tanpa mempedulikan Raka, Ayu berlari menghampiri Fernando yang menatapnya marah.

Ayu mengambil tangan kekar itu dan menciumnya dengan takjim, meskipun pernikahan keduanya belum sah secara aturan agama, namun Ayu menganggap Fernando orang yang patut dia hormati.

Fernando lalu bersedekap sambil menatap Ayu dengan tatapan intimidatif.

"Dia cuman temen, Mas!" Ayu tersenyum manis untuk melunturkan kemarahan Fernando.

"Aku nggak nanya!" sahut Fernando ketus.

"Maaf karena tadi meladeni dia ngobrol, nggak sopan aja kalau langsung main tinggal gitu!" ucap Ayu memberikan klarifikasi.

Fernando terus menatapnya dingin, merasa ada rasa kesal di dadanya sana saat melihat Ayu berbincang dengan lawan jenis.

"Janji nggak lagi-lagi!" Ayu mengangkat kedua jarinya untuk menyakinkan Fernando bahwa memang tak ada apa-apa antara dirinya dan Raka.

"Masuk mobil kamu!" perintah Fernando judes sambil membukakan pintu mobil untuk Ayu.

Ayu langsung masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata pun, Fernando menutup pintu itu dan masuk ke dalam mobil melalui pintu yang lain.

Interaksi keduanya tak luput dari perhatian Raka yang menatap dari kejauhan.

Ayu sudah bersuamikah?