Tiga tahun bersabar menjalani pernikahan terpaksa ini, akhirnya lelah itu datang juga menghampiri Sonia Larasati.
Rumah tangga yang awal nya di harapkan penuh kebahagiaan nyata nya tidak lebih dari sekedar penyumbang kesedihan terbesar dalam hidup nya Sonia.
" Aku Lelah mengalah,Mari kita akhiri semua ini." pinta Sonia dengan kesadaran penuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Memang Bodoh
Melihat Sonia yang sudah di bawa pergi oleh kedua orang tua nya,Delon tidak bisa tinggal diam.setelah berganti pakaian Delon bergegas menyusul sang istri ke rumah orang tua nya, tidak perduli jika kehadiran nya nanti akan di tolak oleh Sonia atau pun orang tua nya,mulai detik ini dia tidak akan membiarkan Sonia jauh dari jangkauan mata nya.
Baru saja ia melangkah masuk,suara tangis lirih menghentikan langkah tegap nya.suara itu tentu milik Sonia.
Tubuh Delon langsung menegang,mata nya menatap kepada kedua orang tua nya yang sudah menyadari keberadaan nya di rumah ini.
Bugh...
Satu pukulan keras dari Pak Bram kembali mendarat di wajah Delon,membuat Delon terhuyung hampir membentur tembok tapi Anak buah Delon dengan sigap membantu Bos mereka.
Pak Bram sangat murka kepada Delon, tak perduli seberapa parah kening putra nya berdarah dia tidak akan membiarkan Delon bebas begitu saja.meskipun Sonia tidak menceritakan secara keseluruhan tentang apa yang sudah Delon lakukan kepada nya,Pak Bram dengan mudah menyimpulkan inti sari dari penjelasan menantu kesayangan nya itu.
Bugh...
Lagi! Pak Bram masih menyerang putra nya secara membabi buta,Sonia yang melihat nya pun langsung membekap mulut tidak percaya jika Pak Bram begitu membela dia ketimbang putra mereka sendiri.Sonia merasa kasihan kepada Delon,tapi dia juga tidak berani membantu Delon setelah melihat wajah Pak Bram yang secepat kilat berubah menjadi mengerikan.
" Untuk apa Kamu datang ke sini?" tanya Pak Bram dengan suara menggelegar kencang.
Delon menunduk pasrah, tidak ada pembelaan untuk diri sendiri karena memang ia pantas mendapatkan pukulan ini.
" Sonia sudah setuju untuk bercerai,Papa akan segera mengurus perceraian kalian,jadi Kamu tidak punya alasan lagi untuk tinggal satu rumah dengan Sonia." kata Pak Bram dengan dada kembang kempis.
Munafik jika Pak Bram merelakan pernikahan anak nya hancur begitu saja ,ia sengaja berbicara seperti itu untuk menekan Delon dan menyadarkan Delon bahwa tidak semua bisa berjalan sesuai keinginan nya.semua ada waktu dan ketika waktu itu habis tidak akan bisa balik seperti semula lagi.
"Sana pulang ke rumah mu! Bukan kah selama ini Kamu juga sangat susah ketika di suruh pulang ke sini? Sekarang pergi lah." teriak Pak Bram sambil menunjuk ke arah luar.
Selama menikah dengan Delon,baru kali ini Sonia melihat mertua nya marah ,dan marah nya seorang Pak Bram sampai membuat tubuh Sonia pun ikut gemetaran.
" Jika Sonia tinggal di sini,Aku pun akan ikut tinggal di sini Pa,Sonia sedang hamil,sekali ini saja jangan pisahkan Kami."kata Delon dengan suara parau sambil menahan sakit di sekujur tubuh karena baru saja di jadikan samsak tinju oleh ayah nya sendiri.
Saat ini ancaman kehilangan Sonia terasa sangat menyakitkan lebih dari apapun,bahkan lebih sakit dari sebelumnya saat Tania pergi meninggalkan nya.
Sonia memejamkan mata, menunduk dengan air mata yang masih mengalir deras.di samping nya ada Bu Noni yang tetap diam sambil mengelus lengan Sonia memberikan kekuatan melalui sentuhan tangan nya.Bu Noni tidak berniat untuk membela Delon dari amukan suami nya karena memang Delon pantas mendapatkan nya.
Meskipun ia tahu Delon datang dengan rasa penyesalan,tapi Bu Noni tidak akan membiarkan Delon leluasa mendekati Sonia lagi, karena tadi dia sudah berjanji kepada Sonia untuk melindungi menantu nya dari pria jahat seperti Delon yang merupakan anak kandung nya sendiri.
" Aku mau istirahat dulu Ma, bolehkan?" tanya Sonia kepada Bu Noni dan langsung di iyakan oleh mertua nya itu.
Sonia tidak bisa berlama-lama di sini, jantung nya tetap berdebar kencang melihat Delon yang sudah terluka parah.
Sonia bangkit dan berjalan menuju kamar dengan di bantu oleh Bu Noni, calon nenek itu takut sekali menantu nya terjatuh karena memang kondisi Sonia yang masih lemah.sedikitpun Sonia tidak berniat untuk pamit dan menoleh kepada Delon.
Delon menatap kepergian Sonia dengan mata yang basah tapi tidak ada tangis yang pecah,rasa sesak yang menyerang hati nya tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata dan juga air mata.
Delon tidak bisa memaksa Sonia untuk bisa menerima nya sekarang,ia sudah bertekad untuk menghapus luka dan kenangan buruk yang selama ini Sonia terima dari nya dengan cara nya sendiri.
Sekarang Delon hanya bisa diam duduk di lantai membiarkan Sonia mencari ketenangan yang tidak pernah di dapat kan bila bersama nya.
Di dalam kepala nya, kenangan selama tiga tahun bersama mulai berdatangan tanpa di undang.
Betapa tulus dan cantik nya senyum Sonia menyambut kepulangan nya,cara Sonia melayaninya di meja makan dan wajah senang Sonia ketika Delon meminta hak nya sebagai suami.semua tinggal kenangan yang tak tahu kapan lagi bisa terwujud.
" Aku memang bodoh." umpat nya dalam hati.
Delon mengusap wajah nya dengan kedua tangan,ia telah menyia-nyiakan cinta tulus dari istri nya sementara selama ini ia sendiri sibuk mengejar yang tidak pasti.
" Semoga masih ada kesempatan untuk ku memperbaiki semua kesalahanku,Aku tidak ingin kehilangan Sonia."bisikin itu seperti angin berhembus kencang di tengah deras nya guyuran air hujan.
" Tidak ada orang tua yang menginginkan anak nya hancur, begitu juga dengan Kami sebagai orang tua mu,maka nya Kami mencari kan istri seperti Sonia untuk mu,tapi Kamu malah memandang rendah pilihan kami,Kamu sudah berhasil membuat kami gagal menjadi orang tua.silahkan Kamu pergi dengan pilihan mu sendiri,kami tidak akan ikut campur dan tidak akan menerima pilihan mu itu." Pak Bram meninggal kan Delon sendirian di ruang tamu.emosi pria paruh baya ini masih cukup tinggi,membaca buku kesukaan nya menjadi pilihan terakhir sebagai pengobat hati yang kecewa.
Delon terus memandangi pintu kamar Sonia yang sudah tertutup rapat,ada sedikit senyum yang terbit di bibir penuh luka, meskipun marah dan menolak berdekatan dengan nya,Sonia ternyata masih mau tidur di kamar bekas peninggalan nya.
" Kalau Den Delon ingin istirahat,kamar tamu nya sudah Bibi siapkan ." kata Bibi mendekati Delon karena Bibi pun tahu Delon tidak mungkin tidur satu kamar dengan Sonia.
" kotak p3k nya juga sudah bibi siapkan di dalam kamar,apa Delon membutuhkan yang lain nya?" tanya Bibi dan Delon menggeleng dengan wajah lesu.
Sore menjelang malam,Kimi datang menemui sahabatnya,Kimi mendapatkan alamat orang tua Delon dari Azzam.setelah menyapa singkat kedua orang tua Delon,Kimi berlari menghampiri sahabat nya.
" Kimi." gumam Sonia ikut membalas pelukan dari sahabat nya.
Kimi diam, seakan berpelukan adalah cara nya menenangkan pikiran yang sejak tadi gelisah takut terjadi sesuatu kepada Sonia.
" Ini Aku bawakan tas mu yang ketinggalan." kata Kimi setelah pelukan mereka terlepas.
" Terimakasih Kim,mari silahkan duduk.Kamu ke sini sama siapa?" Tanya Sonia sambil menarik lengan Kimi untuk mengobrol di sofa empuk.
Kepala Sonia masih terasa pusing bila harus berdiri terlalu lama.jika bukan karena Kimi yang datang mungkin saat ini Sonia masih bertahan di dalam kamar baru nya.
Kimi menatap Sonia secara intens, tidak ada yang lolos dari mata jeli Kimi,Sonia di buat salah tingkah dengan cara Kimi menatap ke arah nya.
" Kenapa Kim?" tanya Sonia dan sekarang hanya ada mereka berdua di ruang tamu ini.
Pak Bram dan Bu Noni sudah pindah ke halaman belakang, menikmati segelas teh hangat di temani hembusan angin sore yang begitu menyejukkan.
" Aku takut sekali dia melakukan hal yang lebih gila kepada mu,Sonia! Tadi dia berlari membawa Kamu tanpa menghiraukan panggilan dari ku." ucap Kimi sambil menatap tajam Delon yang baru keluar dari kamar nya.
Delon menatap sebentar Sonia, tidak ingin menghampiri karena takut Sonia terganggu dengan kehadiran nya.
" Aku harus ke kantor sebentar,ada berkas yang harus Aku tanda tangani." kata Delon memberitahu meskipun tidak ada balasan apapun dari Sonia,dia tetap ingin terbuka kepada Sonia.
Setelah memastikan Sonia baik-baik saja, Delon lalu keluar dan beberapa detik kemudian mobil Delon terdengar meninggal kan pekarangan rumah.
" Aku baik-baik saja Kim,dia tidak melakukan kekerasan kepada ku,tadi kepala Aku pusing sekali sampai Aku tidak sanggup lagi untuk menahan nya."balas Sonia dengan suara tenang.
" Kamu sudah minum obat kan? Atau nggak sini Aku antar Kamu untuk berobat." lanjut Kimi begitu perhatian.
Sonia tersenyum sambil menggenggam tangan sahabat nya,Kimi begitu tulus bahkan meskipun lelah setelah seharian bekerja Kimi tetap datang untuk memastikan kondisi nya.
" Sudah Kim,Aku hamil." ucap Sonia membuat mata Kimi membelalak besar dan nyaris pecah sangking besar nya.
" Hamil? Kok bisa?" tanya Kimi tidak percaya.
Bersambung
Jika tidak suka dengan karya author boleh banget di skip,tapi please jangan meninggalkan komentar yang jahat untuk author.
Karya ini memang receh tapi bukan berarti kalian bebas berkomentar sesuka hati, author masih belajar untuk menulis dan cukup sadar masih jauh dari kata sempurna.
🙏🙏🙏