"Aku tidak butuh uangmu, Pak. Aku hanya butuh tanggung jawabmu sebagai ayah dari bayi yang aku kandung!" tekan wanita itu dengan buliran air mata jatuh di kedua pipinya.
"Maaf, aku tidak bisa!" Lelaki itu tak kalah tegas dengan pendiriannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Axel tersenyum
"Mas Axel!" Panggil seseorang membuat langkah Axel dan Sofia berhenti.
Pasangan itu menoleh mencari asal suara yang memanggil. Ternyata sindy berlari kecil menghampiri mereka.
"Mau apalagi kamu?" tanya Axel menatap tidak suka.
"Mas, kita perlu bicara. Kamu harus menjelaskan siapa sebenarnya wanita ini? Aku merasa di rugikan karena kamu telah membohongi aku," ucap sindy masih tidak terima dan belum bisa melepaskan axel.
"Kamu mau tahu siapa dia? Biar aku perkenalkan siapa wanita yang ada di sampingku ini. Namanya Sofia, dia adalah istriku, bahkan saat ini dia sedang hamil. Kami sangat bahagia menanti kehadiran anak pertama," jawab Axel seraya tangannya merangkul pundak Sofia.
"Itu artinya kamu membohongi aku, Mas. Untuk apa kamu minta aku balik ke indonesia, dan kamu mengatakan bahwa kamu sangat mencintai aku. Kenapa kamu tega sekali?"
Axel menyeringai sinis. "Jangan bicara bohong denganku, Sindy. Apakah kamu kira aku bisa menerima wanita sepertimu? Wanita yang sudah di jamah oleh banyak pria, aku sangat jijik dan muak melihat wajahmu. Mungkin sebelumnya aku memang masih ada rasa padamu, tetapi setelah aku tahu kamu wanita seperti apa, maka rasa itu seketika hilang dan menguap tak bersisa!" tekan axel.
"Mas, aku minta maaf. Aku yakin dia bukan istri kamu kan, mas? kamu hanya ingin membuatku cemburu dan sakit hati." sindy masih tidak percaya dan berharap Axel berubah pikiran.
Sofia hanya diam saja tanpa bicara apapun. Ini tidak ada urusannya sama dirinya. Biarkan saja Axel menyelesaikan masalahnya dengan wanita yang ada di hadapan mereka ini.
"Lihat saja dia tak berkata apapun. Jika dia memang benar istri kamu, dia pasti marah saat mengetahui suaminya mempunyai hubungan dengan wanita lain. jangan-jangan istri kamu ini tuli, atau dia wanita yang kamu nikahi?"
Plakkk!
Sebuah tamparan mendarat di pipi sindy. Ia sangat terkejut saat tangan wanita yang baru saja ia katai telah menamparnya.
"Jaga bicaramu! Aku diam bukan aku tuli atau bodoh. Aku hanya memberi waktu kepada suamiku untuk menyelesaikan masalahnya dengan wanita murahan sepertimu!" ujar Sofia dengan nada yang sedikit meninggi. Mendadak emosinya terpancing.
Axel hanya tersenyum senang saat Sofia memberi perlawanan. Perasaannya entah saat mendengar Sofia mengakui dirinya sebagai suami.
"Kamu berani menamparku? Beginikah kelakuan istri dari seorang polisi? Bahkan dia melakukannya di depan kantor polisi," ujar sindy sembari mengusap pipinya yang masih terasa sangat panas akibat tamparan yang di layangkan oleh Sofia.
"Dan senekat inikah kelakuan seorang pelakor yang berani terang-terangan di depan istri sahnya? Apakah kamu mau aku masukkan kedalam penjara karena telah berani mengganggu rumah tangga orang?" balas Sofia membuat Axel semakin tidak percaya. Aish, boleh nggak sih ia sebahagia ini. Sofia yang sebelumnya sangat acuh, akhirnya api cemburunya berkobar juga.
Sindy terdiam tak berani berkata lagi. Ia segera berlalu dari hadapan pasangan itu. Percuma saja ia berusaha ingin mengambil hati lelaki itu. Sepertinya sudah tak ada harapan. Axel benar-benar tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya memang sudah tak suci lagi. Masa depannya sudah rusak.
Setelah sindy pergi. Axel masih tersenyum menatap Sofia. Tentu saja hal itu membuat Sofia menatap malas dan perasaannya jadi tak karuan. Ia juga tidak menyangka bisa bicara begitu lantam di hadapan wanita tadi.
"Ayo masuk!" ajak Axel.
"Nggak usah! Aku mau ke kontrakan saja!" tolak Sofia segera berlalu.
"Sof! Tunggu!" panggil Axel mengejar langkah Sofia.
Saat Axel hendak meraih tangan Sofia. Ia melihat mobil komandannya baru saja memasuki halaman kantor. Niatnya seketika urung. Sementara itu Sofia berhasil menghentikan sebuah taksi dan meminta untuk mengantarkannya ke alamat kontrakan.
Axel terpaksa membiarkan Sofia lolos darinya. Namun, saat sudah tiba di ruangannya, Axel mengirim pesan pada Sofia agar tak kemana-mana. Setelah pekerjaannya selesai, ia akan menyusul dan menjemput Sofia.
[Kamu tuh ngerti nggak sih? Kenapa dari tadi pesan aku cuma di baca saja?] Axel gemas sekali pada istrinya itu.
[y] Sofia hanya membalas dengan satu uruf saja.
[Ya Allah, kamu cuma balas gitu doang?]
[Mau balas apalagi?]
Axel menghela nafas dalam. Gini amat punya istri yang tidak ada pekanya. Apa susahnya balas dengan sedikit manis.
Bersambung....
maaf koreksi dikit ya jangan tersinggung, masih ada typo dan kurang kata di beberapa kalimat dari awal bab sampai baca selesai 🤭✌️