Pertemuan tak terduga antara Clara dan Arjuna,yang mana dulunya mereka satu sekolah semasa putih abu-abu.
Ada yang berbeda ketika Arjuna menatap netra wanita yang kini ada di hadapannya, tiba-tiba saja, Arjuna seakan terlempar pada situasi masa lalu.Masa di mana saat itu mereka masih ber seragam putih abu-abu.Saat itu Arjuna sebagai ketua OSIS,sedangkan Clara adalah sekertaris.Setau Arjuna,wanita itu dulu tipe gadis cuek,tomboy serta tidak pandai menjaga penampilan.Jelas sekali melekat dalam ingatan Arjuna,saat gadis lain sibuk memilih gaun yang indah untuk acara pensi,Clara justru hanya mengenakan celana overal dan kaos oblong.
Di saat gadis lain mengejar dan menyatakan cinta pada Arjuna,saat itu Clara adalah gadis paling acuh.Seakan Arjuna tak terlihat sama sekali di hadapan Clara.
Lalu bagaimanakah kisah Arjuna dan Clara setelah sekian purnama tak bertemu??
Akankah mereka merangkai kisah Indah???atau malah tak terjadi apa-apa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baihaqi Abizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian ke tiga puluh satu
***
"ehem ehem",Suara deheman Rendi,memecahkan acara saling terpaku antara Arjuna dan Clara.
Dalam hati,Rendi ingin sekali tertawa terbahak,sebab wajah sahabatnya terlihat aneh.Matanya membulat sempurna,dengan mulut menganga.Apa lah data,Rendi hanya bisa melipat bibir nya ke dalam,untuk menahan tawanya sendiri.
Clara seolah tersadar oleh suara Rendi,ibu satu anak,meski masih terlihat segar dan cantik itu pun mengerjapkan matanya.Menunduk,dan meremas jari-jari di atas pangkuan.
"Hai mas Juna",sapa Clara kikuk."Kopi mas,aku juga bawa klappertaart".Clara menunjuk paper cup dan klappertaart yang sudah di potong,di atas meja.
Arjuna mengangguk cepat,dengan langkah perlahan,dia mulai mendekati sofa.Sedikit mencuri pandang pada Clara sekilas,lalu menatap Rendi."Thanks Cla",ucap Arjuna.
"Duduk Jun",Rendi menepuk sofa di sebelahnya."Nih kopinya,gue nggak tega banget liat wajah Lo pagi ini.Udah kaya emak-emak yang begadang, jagain bayi".Sarkas Rendi,bibirnya berkedut menyunggingkan senyuman tipis.
Dengan gerakan tangan gemetar,Arjuna menerima kopi yang di ulurkan oleh Rendi."Thank's bro, sorry udah repotin lo.Gue semalam nggak bisa tidur soalnya".
Tubuh Clara menegang,kenapa Arjuna nggak bisa tidur,apakah karena semalam.Sedangkan Rendi,menaikan sebelah alisnya.Menatap Arjuna penuh selidik.
"Kenapa nggak bisa tidur?perasaan gue nggak ada kirim file kerja sama deh".Ucap Rendi,tangannya memijat pelipis.
"Nggak!bukan soal kerjaan kok,ini soal pribadi.Gue nunggu chat dari seseorang".Cicit Arjuna,suaranya pelan di akhir kalimat.
Mata Clara pun membola,"cha-chat,dari siapa mas?".Clara tergagap,membenarkan posisi duduk,dan memperbaiki letak jepit rambut,meski letaknya sama sekali tak berubah.
Rendi memperhatikan tingkah kedua orang yang ada di hadapan,dan sampingnya.Memerhatikan bergantian,hingga akhirnya Rendi menarik benang merah.
"Ah,i see.Emang kenapa Clara nggak balas chat lo Jun?".Tanya Rendi to the point.Menatap nyalang pada Arjuna,yang saat ini tampangnya berubah pias.
Clara makin menegang,wajahnya berubah pias,keringat pun membanjiri pelipis.
Sedangkan Arjuna menundukan pandangan,mengusap tengkuknya,mengurangi rasa grogi.Arjuna menghembuskan napas,memberanikan memandang wajah Clara.
"Sorry Cla,bukan salah kamu kok.Cuma aku aja yang antusias banget karena kamu balas chat ku semalam.Jadi,pas nggak ada balasan lagi,aku nya gelisah nungguin".Arjuna tersenyum getir,merasa tak enak hati karena tingkahnya yang seperti remaja labil.
Mendengar penuturan Arjuna,Clara pun merasa tak enak hati."Aku yang minta maaf mas,semalam aku langsung tidur".Ucap Clara,dengan mata yang berkaca.Sungguh Clara merasa menyesal,karena dengan sengaja mengubah ponsel menjadi mode hening.
Melihat mata Clara yang berkaca,Arjuna pun merasa hatinya tersayat.Tanpa pikir panjang,Arjuna bersimpuh di hadapan Clara,dan memberanikan diri untuk menyentuh tangannya.
"Clara",Panggil Arjuna, tangannya terulur mengusap air mata yang menetes di pipi putih milik Clara."Maaf,but,please jangan nangis.Aku nggak bisa liat kamu nangis,di sini rasanya sakit banget".Arjuna menunjuk dadanya sendiri.
Merasa sangat sahabat membutuhkan waktu untuk berdua, akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar dari ruangannya.
***
"Mas Rendi",sapa Reno sambil membungkuk sopan.
Rendi mengangkat tangannya,"numpang duduk bentar No,di dalam ada yang lagi Otw bucin".Rendi mengedikan dagunya ke dalam ruangan,sebagai isyarat pada Reno.
Reno pun mengulurkan leher,sedikit melihat ke dalam ruangan sang bos."Iya bos,silahkan duduk".Reno mempersilahkan bos nya untuk duduk di kursinya.
Reno pun paham dengan keadaan di dalam ruangan pak bosnya.Meski hanya melihat dari belakang,Reno tau,saat ini keadaan kedua manusia itu terlihat intim.
***
Kembali ke dalam ruangan milik Rendi,Arjuna masih setia menggenggam jemari Clara yang terasa pas dalam genggaman.
Clara menahan napas,debaran jantungnya menggila.Bibirnya pun seakan kelu,meski di dalam hati,Clara ingin menjawab semua ucapan Arjuna.
"Clara,kenapa diem?,kamu marah?".Menyadari tangannya yang masih menggenggam jemari Clara,seketika Arjuna menarik tangannya."Sorry,aku udah lancang genggam tangan kamu Cla".
Clara menggelengkan kepala,bibirnya membuka lalu menutup lagi.
Arjuna mengernyitkan dahi,menanti Clara menjawab kata-katanya.
"Kamu nggak salah mas,justru aku yang merasa jahat sama mas Juna.Aku tidur nyenyak,sedangkan mas nggak bisa tidur.Bahkan keadaan mas pagi ini,super berantakan.Maaf".Lirih Clara,seraya menundukan pandangan.
Arjuna tersenyum kecut,bagi Arjuna,Clara seakan menghindari pertanyaan soal menggenggam tangan.
"Soal aku yang genggam tangan kamu,apa kamu marah Cla?".
Clara mendongak,dengan mata yang membeliak."Nggak mas,aku paham kok situasinya.Aku juga bukan anak kecil yang dikit-dikit marah,karena hal sepele".
Tapi,saat itu juga Clara merutuki kebodohannya.Bagaimana kalo Arjuna berpikir,Clara wanita murahan.
Bibir Arjuna pun berkedut,senyum tipis terukir di bibir penuh nan merah alami itu.
"Makasih Cla,dan kamu nggak usah mikir macem-macem.Aku tau gimana kamu,so,buang semua pikiran buruk di dalam kepala mungilmu itu".Arjuna terkekeh seraya menyentil kening Clara.
Clara pun memekik,sambil mengusap keningnya.Bibirnya mengerucut,"Usil banget mas Juna sih".
Saat itu juga tawa Arjuna pecah,rasa kantuk pun seketika sirna.Hatinya menghangat, perasaan nya terasa penuh.Arjuna makin yakin,untuk kembali mengejar cinta Clara.Sudah saatnya,Arjuna mengejar bahagianya.Sudah cukup mereka terpisah hampir delapan belas tahun.Sekarang saatnya,Arjuna membuktikan bahwa cinta Arjuna,hanya untuk Clara seorang.