[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31
Benturan dua kekuatan pamungkas itu membuat Hutan Selatan meledak hebat. Suara ledakan bergema jauh, bahkan terdengar sampai desa terdekat. Tanah berguncang hebat, kawah raksasa terbentuk di bawah mereka, dan langit malam seakan terbagi dua: satu sisi terbakar api putih suci, sisi lain terlapisi kegelapan pekat.
“GGRRRAAAAAHHHHHHHHH!!!!” Arkan meraung, tubuhnya bergetar keras. Cakar hitamnya retak, kulit iblisnya terkelupas terbakar. Api surgawi menelan setiap inci tubuhnya, melucuti kekuatan gelap itu perlahan namun pasti.
Jian Yu, dengan tatapan tajam dan kedua tangannya yang menggenggam Pedang Penghancur Langit penuh tenaga, mendorong serangannya lebih dalam. “Hilanglah kau dari dunia ini, Arkan!”
CRAAAAAKKK!
Pedang Penghancur Langit yang dililit naga api surgawi menembus dada Arkan. Naga itu menggigit tubuh raksasa iblis tersebut, lalu meledak dari dalam.
BOOOOOOOOOOMMMMMM!!!!
Tubuh Arkan hancur jadi serpihan daging hitam. Asap kegelapan pecah, dan jeritannya yang terakhir menggema di langit:
“Tidak… aku tidak mungkin kalah dari manusiaaaa!!!”
Suara itu pun lenyap, bersama tubuhnya yang terurai jadi abu hitam dan terhempas angin malam.
Keheningan menyelimuti hutan. Api surgawi meredup, lalu kembali menyatu ke tubuh Jian Yu. Napasnya berat, keringat mengalir, namun matanya tetap tajam. Ia berdiri tegak di tengah kawah besar, pedang di tangannya masih berkilau samar.
“Huff… selesai sudah.” Jian Yu menurunkan pedangnya, menatap langit malam. “Satu iblis jatuh… tapi aku yakin, ini baru permulaan.”
Bunga es sisa dari Domain Es Abadi masih mekar di tepi kawah, berkilau indah di bawah sinar matahari senja, seolah menjadi saksi kemenangan mutlak Jian Yu melawan iblis.
Saat ia duduk, suara sistem bergema di kepalanya.
Sistem: [Misi selesai. Hadiah: kenaikan ranah kultivasi dari Pengolahan Qi tingkat 6 naik ke Prajurit Qi tingkat 3, serta peta akses ke Benua Baru Qianmu yang dipenuhi sumber daya dan terkenal dengan manusia yg memiliki berkah dari dari kaisar naga ,misi tambahan untuk kedepannya cari setetes darah naga kuno di benua tersebut. Informasi tambahan benua Qianmu juga terdapat penunggang naga yang menunggangi naga dalam pertempuran.]
Tubuh Jian Yu langsung diselimuti energi tak kasat mata yang masuk ke dalam dantian. Inti dantiannya berputar cepat, hingga "BOOM!"lapisan dalamnya pecah. “Akhirnya… naik ke ranah Prajurit Qi tingkat 3, dan sekarang aku punya tujuan untuk pergi ke benua Qianmu ” ucap Jian Yu dengan lega, semangatnya kembali menyala.
Ketika ia duduk menstabilkan Qi di tubuhnya, tiba-tiba suara telepati dari Ling Dong terdengar:
“Tuan, kami masih berada di Kota Tianlong. Kami berhasil membunuh beberapa pengkhianat yang mengikuti para pemuja iblis, dan kami juga sudah mengamankan empat orang penyelundup pil iblis,” ucap Ling Dong dengan suara tegas.
“Baiklah. Jaga mereka. Aku akan segera ke sana. Pertarunganku dengan iblis di sini sudah selesai,” jawab Jian Yu, lalu bangkit dan melesat ke udara.
Saat tiba di Kota Tianlong, Jian Yu langsung mengirim suara telepati: “Ling Dong, kau ada di mana sekarang?”
“Ikat mereka dengan baik, sebentar lagi tuan akan datang!” teriak Ling Dong. Mendengar suara tuannya, ia menambahkan, “Kami ada di distrik timur, Tuan, Jalan Anggrek Merah, di bangunan bordir tua yang sudah ditinggalkan. Nanti ada Ling Bao dan Ling Hao yang berjaga di luar.”
Jian Yu melesat lebih cepat. Malam hari itu, ia tiba di tempat yang dimaksud. Ling Hao dan Ling Bao yang berjaga segera membungkuk memberi hormat.
“Selamat datang, Tuan. Silakan masuk. Para penyelundup ada di dalam,” ucap Ling Hao dengan penuh hormat.
Di ruangan gelap yang hanya diterangi sinar bulan remang, Jian Yu melangkah tenang dengan tatapan tajam. Ia melihat empat orang yang diikat, sedang diinterogasi oleh bawahannya.
“Apa saja informasi yang kalian dapat dari mereka?” tanya Jian Yu, suaranya tenang namun penuh tekanan.
Ling Dong maju memberi hormat. “Begini, Tuan. Mereka berempat sudah kami paksa bicara. Kami sudah lakukan berbagai cara, bahkan sampai menyiksa mereka: menendang aset pribadi mereka, memukul sampai bonyok, menampar wajah mereka… tapi tetap saja mereka tidak mau buka mulut.”
Mendengar itu, Jian Yu termenung sesaat, membayangkan metode penyiksaan bawahannya,terutama saat mendengar bagian menendang aset pribadi.
“Jadi… kalianlah yang menyelundupkan pil iblis dan menjualnya diam-diam di kota?” suara Jian Yu terdengar tenang, namun sorot matanya menajam menatap mereka satu per satu.
Salah satu penyelundup mendengus. “Kalau iya, memangnya kenapa, hah?! Kau cuma bocah kemarin sore, tidak berhak bertanya pada kami!”
Aura dingin menyelimuti tubuh Jian Yu. Ia melangkah perlahan, setiap langkah bagai palu di hati mereka. “Siapa yang memberi kalian keberanian membawa pil iblis ke kota? Cepat jawab!” bentaknya.
Penyelundup di ujung kiri menyeringai sinis. “Sampai mati pun, kami tidak akan buka mulut!”
“Sampai mati tidak mau menjawab, ya? Kalau begitu, mungkin memang itu yang kalian perlukan.” Suara Jian Yu tetap tenang, namun hawa dinginnya semakin menusuk.
Di udara, tombak-tombak es kecil terbentuk. Dalam sekejap, salah satunya melesat menancap di paha kiri penyelundup nomor satu.
“AAARGHHH! Sialan kau! Akan kubunuh kau, brengsek!!!” teriaknya meraung kesakitan.
Namun keterkejutan segera melanda. Dari tombak es yang menancap, lapisan es merambat cepat, menutup kakinya perlahan.
“A-apa ini?! Apa yang terjadi padaku?! Cepat lepaskan aku!” jeritnya panik saat melihat pahanya tertutup kristal es, merambat lebih jauh ke atas.
“Melepaskan?” Jian Yu menatapnya dingin. “Aku tidak akan melepaskan kalian sebelum aku mendapatkan jawaban yang kuinginkan. Cepat katakan, siapa yang memberi kalian keberanian menyelundupkan pil iblis ke kota!”
Namun ketiga temannya masih bungkam, wajah mereka keras membatu. Jian Yu mendengus, lalu menjentikkan jarinya.
Tombak es di paha penyelundup pertama bergetar, lalu mempercepat pembekuan.
“Tidak… tidak! Ampuni aku! Kumohon, ampuni ak...”
Suara itu terhenti saat kristal es menyelimuti seluruh tubuhnya. Dalam sekejap, tubuhnya membeku total, lalu hancur berkeping-keping. Potongan daging dan darah berhamburan di lantai, berubah menjadi serpihan merah yang berceceran di ruangan dingin itu.
Mereka bertiga yang melihat bagaimana teman mereka mati langsung gemetar hebat. Wajah mereka pucat pasi, napas memburu, dan tubuhnya bergetar seolah kehilangan kendali. Keraguan jelas terlihat di mata mereka, membuat langkah dan kata-kata terhenti di tenggorokan.
“Baiklah,” suara Jian Yu terdengar dingin, tajam bagai pedang yang menusuk ke dalam hati mereka. “Aku akan bertanya sekali lagi. Jika kalian tidak menjawab, maka kalian akan mati seperti kawan kalian tadi. Namun, bila kalian menjawab dengan jujur… mungkin aku akan melepaskan kalian.”
Ia mengangkat tangannya perlahan, memperlihatkan sebuah pil berkilau dengan aura spiritual yang menenangkan. “Dan bukan hanya itu, aku bahkan akan memberikan kalian pil penyembuh tingkat tinggi ini.” Jian Yu menatap tajam ketiganya, lalu melanjutkan, “Sekarang, jawab pertanyaanku. Siapa yang membuat kalian berani menyelundupkan pil iblis ke dalam kota?”
Para bawahan Jian Yu yang berdiri di sekeliling langsung saling berpandangan, heran dengan metode tuan mereka. “Cara apa lagi yang dipakai tuan?” pikir Ling Dong, dahinya sedikit berkerut. Namun di saat yang sama, kekaguman terselip dalam hatinya. Pertanyaan itu pun bergema hampir sama di kepala saudara-saudaranya. Mereka bisa merasakan tekanan Jian Yu bukan hanya dari aura, tetapi juga dari kecerdikan metodenya.
Akhirnya, salah satu dari ketiga tawanan itu tidak sanggup menahan tekanan lagi. Dengan wajah penuh ketakutan, ia membuka mulutnya. “Kami… kami didukung oleh keluarga Bai,” ucapnya terbata-bata.
Ucapan itu membuat dua temannya saling pandang, lalu buru-buru menimpali. “Benar! Mereka tinggal di perbatasan kota Tianlong, sebelah barat!” sahut yang kedua dengan suara gemetar.
Yang terakhir pun, dengan sisa keberanian yang ia miliki, menambahkan, “Keluarga Bai… mereka yang menjamin kami dengan bayaran tinggi! Kami hanya… kami hanya menjalankan perintah.” Suaranya terdengar penuh harap, seolah ingin meyakinkan Jian Yu agar menepati janji melepaskan mereka.
Di sisi lain, para bawahan Jian Yu terkejut bukan main. Mereka tidak menyangka metode interogasi yang tampak sederhana itu bisa membuat musuh berbicara tanpa banyak perlawanan. “Tuan memang luar biasa… seperti sudah terbiasa melakukan hal ini,” pikir Ling Dong sambil melirik saudara-saudaranya. Meskipun mereka memikirkan hal yang berbeda-beda, inti dari kekaguman mereka sama ,Jian Yu benar-benar menguasai situasi dengan cara yang tegas sekaligus cerdik.
Jian Yu pun tersenyum tipis, puas dengan jawaban yang ia dapatkan. “Terima kasih atas kerja sama kalian. Informasi itu… akan sangat membantu.” Tatapan matanya dingin, namun ada kilatan tajam penuh perhitungan yang membuat semua orang di tempat itu semakin hormat padanya.
Dengan satu jentikan tangan tombak es yg masih melayang dia udara melesat dan menancap di kepala mereka seketika badan mereka semua beku dan hancur berkeping keping.
Jian yu masih berjalan tenang dan berdiri di depan pintu masuk "sekarang kita akan menghancurkan keluarga Bai"ucapanya dengn penuh dendam "baik tuan kami semua sudah siap"ucap bawahan Jian yu dengan serentak.
"Keluarga Bai, khusus nya kau Bai Liang ,aku masih menyimpan dendam diantara kita berdua"batin Jian yu saat mengingat kejadian di hutan dulu yg memburunya dan membuatnya sekarat, saat mengingat kejadian itu tangan nya mengepal keras, dan menggertakkan giginya. Tidak pikir lama lagi dia langsung terbang kearah keluarga Bai.