Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana absurd Zoey
"Ternyata Daddy tidak romantis," ucap Zoey yang bersembunyi di balik tembok menyaksikan Daddy-nya tengah melamar Mommy nya.
"Benar kan Kak?," tanya Zoey mencari dukungan dari Kakaknya.
"Hem," jawab Zion.
Rahma membola mendengar perkataan cucunya. Darimana anak sekecil ini tahi kata romantis?. Cucunya ini benar benar membuatnya spot jantung setiap harinya melihat tingkah absurd nya.
Sementara itu Devi masih terlihat menimbang lamaran Ibra. Ia tahu kedua anaknya butuh sosok seorang ayah tapi bagaimana kalau Ibra nantinya melukainya seperti mantan kekasihnya dulu?. Bagaimana kalau ia kembali di sakiti?. Ibra malah lebih tampan daripada mantan kekasihnya dan pasti suka bermain perempuan apalagi tongkrongan pria itu club dimana banyak wanita di sana.
Tidak hanya itu yang menjadi pertimbangan Devi. Ini soal hati, ia dan Ibra tidak saling mencintai. Terutama dirinya yang tidak memiliki perasaan apapun padanya pria ini. Pun begitu sebaliknya ia yakin Ibra juga seperti dirinya. Ibra melamarnya hanya karena anak-anak saja.
"Devi," seru Ibra.
Devi tersentak dari lamunannya. Ia berdehem pelan menyembunyikan rasa gugupnya saat ini."Pak...beri saya waktu untuk memikirkannya," jawab Devi.
Ibra tertegun mendengar jawaban Devi, ia menutup kembali kotak beludru berisi cincin berlian yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Ia tidak bisa memaksa Devi untuk menerimanya namun setidaknya ia sudah berusaha.
"Berapa lama?," tanya Ibra.
"Satu bulan ini," jawab Devi.
Ibra menggeleng."Aku memberimu waktu satu minggu karena dua minggu dari sekarang kita akan melangsungkan pernikahan," ucap Ibra. Sebenarnya diterima atau tidaknya lamarannya oleh Devi, pernikahan mereka akan tetap dilangsungkan.
Kedua mata Devi membola mendengar perkataan Ibra. Ia pikir Ibra hanya bercanda dengan perkataannya namun nyatanya pria ini benar benar merealisasikannya.
Ibra berdiri dari duduknya."Kalau begitu aku permisi dulu," ucap Ibra. Tidak ada kekecewaan dimatanya, apapun yang terjadi pernikahannya dengan Devi akan tetap dilangsungkan.
"Jangan mencoba-coba untuk melarikan diri lagi," sambung Ibra memperingatkan Devi.
"Daddy tunggu," teriak Zoey yang berlari menghampiri Ibra.
"Girl...ada apa?," tanya Ibra.
"Aku mulai hari ini tinggal bareng Daddy," jawab Zoey dengan tatapan penuh permohonan.
Devi terkejut mendengar permintaan sang putri. Zoey mau meninggalkannya padahal mereka berdua adalah semangatnya untuk menjalani kehidupan ini.
Ibra tersenyum mendengar keinginan Zoey. Tapi ia tidak seegois itu memisahkan Zoey dari Devi. Ia berjongkok di depan Zoey yang tampak mengerucut bibirnya ke depan.
"Zoey....tetap disini bersama Mommy ya. Zoey bisa datang kapan saja ke apartemen Daddy,", jawab Ibra.
"Tapi malam ini aku mau tidur sama Daddy," ucap Zoey. Ia menengadah menatap sang Mommy meminta persetujuan.
Devi mengangguk kecil mengiyakan permintaan Zoey. Ia juga tidak mau Zoey yang selama ini tidak pernah bertanya apapun tentang Daddy-nya kecewa padanya karena melarangnya berdekatan dengan Daddy-nya setelah mereka bertemu.
"Yeay....," pekik Zoey.
"Boy...kamu ikut?," tanya Ibra pada Zion yang berdiam diri sejak tadi.
Zion menatap sang Mommy. Ia tidak mau meninggalkan sang Mommy sendirian disini malam ini karena Kakek dan Neneknya tidak menginap disini, mereka akan pulang ke kediaman mereka untuk tidur.
"Maaf Dad, aku tidak mau meninggalkan Mommy sendirian malam ini disini," jawab Zion.
Devi tersenyum mendengar jawaban Zion. Memang Zion begitu sangat menyayanginya dan menjaganya. Dia begitu sangat overprotektif pada setiap pria yang mendekatinya termasuk atasannya yang pernah melamarnya namun Zion dengan tegas menolak. Ia tidak mau memiliki Daddy baru selain dari Daddy kandungnya.
"Baiklah...jaga Mommy ya," ucap Ibra.
Zion mengangguk kecil. Walau sebenarnya ia ingin ikut tapi Mommy nya jauh lebih penting baginya.
"Aku pamit. Titip salam untuk kedua orangtuamu," ucap Ibra pada Devi lalu menggendong Zoey keluar dari apartemen Devi.
"Ya...," jawab Devi terdengar Lo lirih.
***
"Dev...Zion sudah tidur?," tanya Rahma memasuki kamar anak-anak.
Devi tersentak dari lamunannya lalu mengangguk kecil."Mama belum pulang?," tanya Devi setengah berbisik.
Rahma menggeleng."Mama mau bicara sesuatu sama kamu," jawab Rahma lalu melangkah keluar dari kamar itu.
Devi kembali menoleh pada Zion yang sudah tertidur lelap. Ia memperbaiki selimut Zion lalu melabuhkan kecupan di kening sang anak dan keluar dari kamar itu. Malam ini sedikit terasa sepi karena tidak ada celotehan dari Zoey yang begitu sangat cerewet berbeda dengan Zion yang lebih pendiam.
Devi menutup perlahan pintu kamar Zion agar tidak menimbulkan suara. Ia melangkah menghampiri sang Mama yang sudah menunggunya di ruang keluarga.
"Ada apa Ma?," tanya Devi setelah menjatuhkan bokongnya disebelah Rahma.
Rahma terlihat menghela nafas beratnya."Dev... apakah yang kamu cari dalam kehidupanmu?," tanya Rahma.
"Maksud Mama, apa ya?," jawab Devi dengan kedua kening berkerut.
"Dev... apakah kamu tidak kasihan dengan kedua anakmu yang tumbuh tanpa sosok Ayahnya?," tanya Rahma.
"Ma...aku bisa menjadi figur ibu sekaligus ayah untuk mereka. Aku tidak membutuhkan apa pun lagi Ma, cukup mereka saja," jawab Devi.
"Dev...itu menurut kamu, bukan menurut kedua anakmu. Kamu lihat sendiri bukan, tanpa kamu beritahu mereka mencari sendiri keberadaan Ayahnya," ucap Rahma. Ia sudah lama menyadari kepintaran kedua cucunya dan dulu saat ia berkunjung ke San Diego ia tidak sengaja mendengar percakapan kedua cucunya yang berkeinginan mencari keberadaan Daddy mereka.
"Ma... Aku takut kembali dikecewakan. Aku dan dia itu jauh berbeda Ma. Kita tidak setara dengan keluarganya. Aku tahu betul keluarganya Ma. Mana mungkin mereka akan mau menerima aku," jawab Devi.
Rahma menggeleng, Devi benar benar mewarisi sikap keras kepala suaminya."Jika dia mau memperjuangkan kamu, apa yang kamu takutkan?," tanya Rahma.
"Aku tidak cinta sama dia Ma," jawab Devi tiba-tiba.
Rahma terkekeh mendengar penuturan putri satu-satunya itu."Kamu tahu Dev, justru cinta itu akan tumbuh jika sudah saling bersama," ucap Rahma.
"Kesampingkan ego kamu Devi. Ini demi anak-anak mu. Mungkin saat ini kamu melihat mereka baik-baik saja tapi coba kamu lihat mereka saat tertidur," sambung Rahma.
"Bagaimana dengan Papa, Ma," jawab Devi.
"Masalah Papamu menjadi urusan Mama. Sekarang kamu pikir kan itu masa depan kamu dan anak-anak kamu. Tidak akan ada ayah yang tulus mencintai anaknya selain ayah kandung. Kalau pun kamu menemukan pria yang kamu cintai akan tetapi dia hanya mencintai kamu saja tidak dengan kedua anakmu," ucap Rahma.
"Kamu ingat saat Miller melamar kamu beberapa bulan yang lalu mendapat penolakan keras dari Zion?. Kamu seharusnya dari sana belajar, yang Zion butuhkan itu ayah kandungnya bukan yang lain," sambung Rahma.
"Pikirkan semua ini matang-matang Nak," ujar Rahma lalu beranjak pergi meninggalkan Devi sendirian di sana.
Sementara itu Ibra dan Zoey tampak bersiap untuk tidur. Keduanya baru saja bersih-bersih sebelum tidur.
"Daddy bagaimana kalau kita jalankan rencana kita?," ucap Zoey.
"Rencana apa sayang?," tanya Ibra menyelimuti tubuh mungil Zoey dengan selimut.
"Daddy jebak saja Mommy, tidur berdua. Pasti Mommy tidak akan menolak Daddy lagi," jawab Zoey sembari terkikik pelan.
"Zoey, kamu tahu itu semua dari mana?," tanya Ibra yang kaget dengan perkataan Zoey.
"Temanku di California pernah mempraktekkannya pada kedua orangtuanya karena mereka terus-menerus marahan. Kan Daddy sama Mommy lagi marahan," jawab Zoey.
...****************...
lebih tegas Daddy mu kamu Weh Weh no good 👎👎👎👎