Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.
"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.
"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.
"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.
Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.
Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.
Siapakah Lala.....yuk baca di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 31
"Kenapa harus terburu-buru Laras, kamu kan belum makan siang," ucap Roy pada Laras.
"Gak apa-apa aku sudah kenyang. Ini kamu pelajari semua tentang proyek pengerjaan hotel itu," Laras meletakkan sebuah map di meja di hadapan Roy.
"Ayolah Laras duduk dulu temani aku makan siang sebentar saja ya," Roy memaksa Laras.
"Maaf aku gak bisa, kamu makan sendiri saja lagian urusanku sama kamu kan sudah selesai, aku di suruh pak Bara untuk menyerahkan berkas itu pada kamu dan sudah kamu terima juga. Jadi tugas aku sudah selesai dan sekarang aku mau pulang," Laras bangkit dari duduknya dan hendak pergi tapi tiba-tiba Roy mencegahnya dengan mencekal lengan Laras.
"Tunggu Laras, tadi pak Bara bilang pada aku kalau nanti kamu yang akan temani aku makan siang ini," Roy mencari alasan.
"Tapi aku gak mau Roy, aku mau pulang. Tolong lepaskan tangan aku," ucap Laras pada Roy dengan kesal.
Roy tetap tidak melepaskan tangan Laras, dia malah tersenyum mencibir pada Laras dan itu membuat Laras makin kesal.
Antonio yang duduk di kursi sofa di balik kursi yang diduduki Laras dan Roy itu merasa kesal juga mendengar sikap Roy yang memaksa pada Laras.
Dengan kesal Antonio beranjak dari tempat duduknya itu dan dia berjalan ke arah Roy dan Laras.
"Kalau Laras tidak mau jangan di paksa Roy," ucap Antonio pada Roy.
Laras dan Roy sama-sama terkejut melihat kedatangan Antonio yang secara tiba-tiba muncul di hadapan mereka berdua.
"Mas Antonio," ucap Laras sambil menatap ke arah Antonio.
"Hey...siapa yang mengundang kamu kesini Antonio. Jangan-jangan kamu sengaja membuntuti kita ya?" kata Roy sambil mencibir pada Antonio.
"Kalau iya kenapa? aku hanya memastikan keamanan Laras saja, karena orang licik seperti kamu itu tidak dapat dipercaya," Antonio berkata sambil menatap Roy.
"Mas, ternyata kamu mengkhawatirkan aku sampai kamu mengikuti aku dan Roy," Laras bergumam dalam hatinya setelah mendengar perkataan Antonio barusan.
Roy mengangkat wajahnya dan menatap Antonio dengan sinis sambil berkata padanya ," Oh. rupanya kamu ingin mencari muka di hadapan Laras setelah dia menceraikan kamu dan membuang kamu dari hidupnya, sadar Antonio...dia sudah tidak mau lagi sama kamu!"
"Terserah kamu mau berkata apa yang jelas aku tak selicik kamu Roy yang selalu memanfaatkan orang lain demi ambisimu itu," Antonio menatap Roy dengan kesal.
"Oke. kamu memang tak selicik aku tapi kamu orang yang pandai berkhianat bukan, kamu khianati Laras saat dia mendekam dalam penjara. Kau berselingkuh dengan Mira sahabatnya Laras iya kan!"
"Tutup mulut kamu Roy!! Laras di penjara itu semua karena ulah kamu dan aku selingkuh itu juga ulah kamu, kamu merencanakan itu semua untuk menjebak aku dan Mira dan kamu puas sudah bisa menghancurkan rumah tangga aku dan Laras iya kan? jawab Roy!!" Antonio mencengkeram kerah baju Roy dengan emosi yang meledak-ledak.
Roy terhenyak saat tiba-tiba Antonio mencengkeram kerah bajunya sampai dia mundur dari tempatnya berdiri itu.
"Jawab Roy !!" Antonio membentak Roy dengan mata mendelik sambil mengepalkan tangan kanannya ke atas dan bersiap meluncurkan pukulan ke muka Roy.
"Mas...! hentikan...!" teriak Laras sambil mendekat ke arah Antonio dan memegangi lengan Antonio.
Dengan perlahan Antonio menurunkan tangannya yang tadi sudah bersiap untuk memukul wajah Roy yang sangat menjengkelkan dirinya itu.
"Sudah mas, kita pergi dari sini ya," Laras berkata pada Antonio sambil menggamit lengan Antonio dan membawanya pergi meninggalkan Roy.
Roy tersenyum mencibir melihat kepergian Laras dan Antonio itu," lihat saja Antonio, aku tidak akan membuat hidupmu tenang," ucap Roy penuh kebencian.
"Heh Roy, cepat kamu keluar dari sini dan jangan buat keributan lagi di cafe aku," ucap Edo yang sedari tadi sudah memperhatikan kejadian itu.
Roy tersenyum sinis pada Edo sambil berkata padanya ," oh...si mantan pacar yang selalu tak kesampaian cintanya, kasihan banget kamu ya Edo, berharap Laras akan kembali pada kamu setelah perceraiannya dengan Antonio tapi nyatanya tak seindah yang kamu harapkan kan Ed, hahahaha...," Roy terbahak menertawakan Edo.
"Cepat pergi dari sini sebelum pukulan Antonio tadi aku lanjutkan dengan tanganku ini," ucap Edo sambil mengangkat tangan kanannya yang terkepal siap meninju muka Roy itu.
"Oke, aku akan pergi dari sini dan ingat hentikan usahamu untuk merebut hati Laras karena aku juga saingan kamu," ucap roy sambil terkekeh dan pergi meninggalkan Edo yang berdiri menatap kepergiannya itu.
"Aku antar kamu kembali ke kantor ya," kata Antonio pada Laras saat mereka sudah berada di luar cafe teduh itu.
"Gak usah mas, aku gak enak sama Amel. Amel pasti masih marah sama kamu karena kejadian kemarin itu," Laras menolak permintaan Antonio.
"Tapi Laras, aku khawatir Roy akan mengganggu kamu lagi," wajah Antonio terlihat sangat cemas menatap Laras.
"Mas... aku tidak mau makin memperkeruh masalah kamu dan Amel, kalau aku berduaan sama kamu yang jelas dia akan semakin kecewa dan aku tidak mau itu terjadi,"
Antonio terdiam mendengar perkataan Laras dan ia masih khawatir dengan keamanan Laras sebab Roy masih ada di sekitar sana.
"Atau begini saja aku tungguin kamu, sampai kamu dapat taxi ya?" ujar Antonio pada Laras.
Laras tersenyum mendengar perkataan Antonio yang masih mengkhawatirkan dengan dirinya.
Dan tak lama kemudian taxi online yang di pesan Laras pun sudah datang.
Taxi itu berhenti di depan Laras dan Antonio.
Antonio berjalan mendekat ke arah taxi itu dan membukakan pintu nya untuk Laras.
"Makasih mas," ucap Laras sebelum dia masuk ke dalam taxi tersebut.
"Kamu hati-hati ya," pesan Antonio pada Laras dan kemudian dia menutup pintu taxi itu.
Tak lama kemudian taxi itu pun bergerak pergi meninggalkan Antonio yang juga sudah masuk ke dalam mobilnya.
Dari dalam mobilnya Antonio melihat kalau mobil Roy tengah berjalan juga di belakang taxi yang sedang membawa Laras itu.
Tanpa pikir panjang Antonio pun mengemudikan mobilnya mengikuti mobil Roy tersebut.
"Ngapain Roy ngikutin taxi yang membawa Laras itu? atau jangan-jangan dia mau berbuat yang enggak-enggak lagi pada Laras. Aku gak boleh biarin ini, aku harus menjaga Laras dari si Roy brengsek itu," Antonio bermonolog sambil terus memperhatikan mobil Roy yang masih berjalan di depannya itu.
Roy tersenyum mencibir saat dia tahu mobil Antonio mengikutinya dari belakang. "Antonio ...Antonio ternyata kamu masih mencemaskan Laras, atau kamu hanya pura-pura untuk mencari perhatian dari Laras."
Taxi yang di tumpangi Laras berhenti di jalan depan rumahnya dan Laras pun keluar dari taxi itu lalu dia masuk ke dalam rumahnya.
Antonio lega melihat Laras yang sudah masuk ke dalam rumahnya sambil bergumam "syukurlah Laras sudah aman sekarang."