NovelToon NovelToon
TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Penyelamat
Popularitas:912
Nilai: 5
Nama Author:

Alea, seorang wanita muda dan cantik, terpaksa menikahi Rian melalui perjodohan. Namun, kebahagiaan yang diharapkan pupus ketika Rian mengkhianatinya dengan berselingkuh dengan Gina. Patah hati, Alea memutuskan untuk bercerai dan meninggalkan Rian. Takdir berkata lain, bis yang ditumpangi Alea mengalami kecelakaan tragis. Di tengah kekacauan, Alea diselamatkan oleh Ben, seorang pria berkarisma dan berstatus sebagai bos besar yang dikenal dingin dan misterius. Setelah sadar, Alea mendapati dirinya berada di rumah mewah Ben. Ia memutuskan untuk berpura-pura hilang ingatan, sebuah kesempatan untuk memulai hidup baru. Ben, yang ternyata diam-diam mencintai Alea sejak lama, memanfaatkan situasi ini. Ia memanipulasi keadaan, meyakinkan Alea bahwa ia adalah kekasihnya. Alea, yang berpura-pura hilang ingatan tentang masa lalunya, mengikuti alur permainan Ben. Ia berusaha menjadi wanita yang diinginkan Ben, tanpa menyadari bahwa ia sedang terperangkap dalam jaring-jaring cinta dan kebohongan. Lalu, apa yang akan terjadi ketika ingatan Alea kembali? Apakah ia akan menerima cinta Ben, atau justru membenci pria yang telah memanipulasinya? Dan bagaimana dengan Rian, apakah ia akan menyesali perbuatannya dan berusaha merebut Alea kembali?

FOTO TANGAN DI STATUS RIAN

Alea terbangun dari tidurnya yang panjang, merasakan matanya berat dan bengkak karena terlalu banyak menangis. Hari sudah sore ketika Bi Inah mengetuk pintu kamarnya, menyampaikan perintah Rian agar Alea segera turun untuk makan.

Alea menghela napas panjang. Ia tahu, ia tidak memiliki nafsu makan sama sekali. Namun, ia tetap harus menuruti perintah Rian. Ia tidak ingin membuat Rian semakin marah kepadanya.

Dengan langkah gontai, Alea bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap dapat mengurangi sedikit bengkak di matanya. Ia tidak ingin Rian melihatnya dalam keadaan yang menyedihkan.

Setelah merasa sedikit lebih baik, Alea keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan. Ia berusaha menyembunyikan kesedihannya di balik senyum tipis.

Alea selalu berusaha menuruti apa pun yang dikatakan Rian. Ia selalu berharap, dengan begitu Rian akan luluh dan menerimanya sebagai istrinya. Ia selalu berdoa, suatu hari nanti Rian akan mencintainya seperti ia mencintai Rian.

Di ruang makan, Rian sudah duduk dengan tegap di kursinya. Alea menarik kursi di hadapannya dan duduk dengan tenang. Makanan sudah tertata rapi di atas meja, namun Alea hanya mengambil sedikit nasi dan lauk. Ia sama sekali tidak memiliki nafsu makan.

Rian hanya menatap Alea tanpa berbicara sepatah kata pun. Tatapannya sulit diartikan, apakah ia peduli ataukah ia hanya acuh tak acuh.

Suasana di meja makan terasa sangat hening dan tegang. Hanya suara denting sendok dan garpu yang sesekali memecah keheningan. Alea merasa tidak nyaman dengan tatapan Rian yang terus mengawasinya. Ia berusaha untuk tetap tenang dan fokus pada makanannya, meskipun hatinya terasa sangat sakit.

Alea berharap, Rian akan mengatakan sesuatu, meskipun hanya sekadar bertanya tentang keadaannya. Namun, Rian tetap diam membisu, seolah-olah Alea tidak ada di sana.

Alea mengaduk-aduk makanannya tanpa selera. Setelah beberapa saat, ia merasa sudah cukup dan meletakkan sendoknya. Rian sudah selesai makan sejak tadi dan kini sedang asyik dengan ponselnya.

Dengan suara pelan, Alea berpamitan, "Aku... aku ke kamar dulu ya."

Rian tidak menjawab, namun matanya yang tajam mengikuti setiap gerakan Alea. Tatapan itu membuat Alea merasa tidak nyaman dan takut. Ia mempercepat langkahnya menuju pintu, berharap segera bisa keluar dari suasana yang mencekam ini.

Alea menghembuskan napas lega begitu memasuki kamarnya. Ia merebahkan diri di tempat tidur. Ia meraih ponselnya dan mulai bermain dengan media sosial, mencoba mengalihkan pikirannya dari kejadian di ruang makan tadi.

Alea terus menggulir layar ponselnya, melihat-lihat postingan teman-temannya. Namun, hatinya tetap terasa kosong dan sedih. Ia tidak bisa menikmati apa pun yang ia lihat.

Tiba-tiba, terdengar ketukan pintu yang disusul dengan panggilan dingin, "Alea." Itu suara Rian.

Alea terdiam. Ia tahu Rian sedang memanggilnya, namun ia tidak ingin bertemu dengan Rian saat ini. Ia pura-pura tidur, berharap Rian akan pergi.

Rian memanggil lagi, namun tetap tidak ada jawaban dari Alea. Setelah beberapa saat, pintu kamar terbuka perlahan. Rian masuk dan menghampiri Alea yang sedang berbaring di tempat tidur.

Rian berdiri di samping tempat tidur, menatap wajah Alea yang terlihat tertidur. Ia mengamati setiap detail wajah istrinya itu, dari mata yang bengkak hingga bibir yang pucat.

Tiba-tiba, terdengar suara Rian yang pelan dan lirih, "Maaf, Alea. Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa kepadamu."

Alea terkejut mendengar ucapan Rian. Ia tidak menyangka Rian akan mengatakan hal itu kepadanya. Hatinya berdebar-debar, berharap Rian akan mengatakan sesuatu yang lebih dari itu.

Namun, setelah mengucapkan kata-kata itu, Rian berbalik dan pergi keluar dari kamar. Alea terdiam, tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Apakah Rian benar-benar menyesal dengan perlakuannya selama ini? Apakah Rian mulai membuka hatinya untuknya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di benaknya.

Alea membuka matanya perlahan. Ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, ia berharap, kata-kata Rian tadi adalah awal dari perubahan yang lebih baik dalam hubungan mereka.

Setelah Rian pergi, Alea bangkit dari tempat tidur dan duduk termenung. Ia mencoba mencerna kata-kata Rian tadi. Hatinya masih ragu, namun ia memutuskan untuk bersikap biasa saja. Ia tidak ingin terlalu berharap, namun ia juga tidak ingin menutup diri sepenuhnya.

Alea bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Ia menggosok giginya dan mencuci wajahnya, mencoba menyegarkan diri. Setelah itu, ia menuju meja riasnya dan mulai memakai skincare. Ia ingin terlihat cantik dan segar di hadapan Rian.

Setelah selesai dengan ritual kecantikannya, Alea mengambil pulpen dan buku sketsanya. Ia mulai menggambar beberapa model baju untuk butiknya. Menggambar adalah salah satu cara Alea untuk melupakan masalahnya dan mengekspresikan dirinya.

Alea larut dalam dunianya sendiri, menciptakan berbagai macam desain baju yang indah dan kreatif. Ia berharap, suatu hari nanti butiknya akan sukses dan dikenal banyak orang. Dengan begitu, ia bisa membuktikan kepada semua orang, termasuk Rian dan ayahnya, bahwa ia bisa mandiri dan sukses.

Alea terus menggambar hingga larut malam. Setelah merasa cukup, ia menutup buku sketsanya dan meraih ponselnya. Ia membuka aplikasi WhatsApp dan melihat status teman-temannya.

Tanpa sengaja, matanya tertuju pada status WhatsApp Rian. Jantungnya berdegup kencang saat melihat foto yang diunggah Rian. Itu adalah foto tangan seorang wanita yang memakai cincin. Cincin itu terlihat mewah dan berkilauan.

Alea terkejut. Ia tidak tahu siapa wanita itu. Perasaan cemburu dan curiga mulai menghantuinya. Ia bertanya-tanya, siapa wanita yang ada di foto itu? Apakah Rian memiliki hubungan dengan wanita lain?

Tidak lama kemudian, foto itu menghilang dari status WhatsApp Rian. Sepertinya Rian segera menghapusnya setelah menyadari kesalahannya.

Alea semakin bingung dan penasaran. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Rian darinya. Ia ingin bertanya langsung kepada Rian, namun ia takut Rian akan marah dan membentaknya.

Alea tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Ia memutuskan untuk mencari Rian dan menanyakan tentang foto itu. Ia berjalan menuju kamar Rian, namun kamar itu kosong dan gelap.

Alea mencoba mengetuk pintu ruang kerja Rian, namun tidak ada jawaban. Ia semakin khawatir dan cemas. Ke mana Rian pergi? Mengapa ia pergi tanpa memberitahunya?

Alea menghampiri Bi Inah yang sedang membersihkan dapur. Dengan gugup, ia bertanya, "Bi, Rian ke mana ya? Apa Bibi lihat dia pergi?"

Bi Inah menghentikan pekerjaannya dan menatap Alea dengan tatapan bingung. "Den Rian sudah pergi sejak tadi, Non. Setelah masuk ke kamar Non, Tuan langsung pergi."

Alea terkejut mendengar jawaban Bi Inah. "Pergi ke mana, Bi? Apa Bibi tahu?"

Bi Inah menggelengkan kepalanya. "Bibi tidak tahu, Non. Tuan tidak bilang apa-apa."

Alea merasa semakin cemas dan khawatir. Ke mana Rian pergi? Mengapa ia pergi tanpa memberitahunya? Siapa wanita yang ada di foto itu? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di benaknya, membuatnya semakin bingung dan takut.

1
Vash the Stampede
Aku sudah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu, thor.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️
total 1 replies
emi_sunflower_skr
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Ceritanya menghibur sekali.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!