NovelToon NovelToon
Whispers Of The Enchanted Realm

Whispers Of The Enchanted Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: MllyyyStar

Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.

Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.

Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.

Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?

Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31 Kepastian Misi

Makan bersama telah usai, kini mereka memulai perbincangan utama yang lebih serius.

"Tujuan atas kedatangan kami kemari adalah untuk menjawab Permintaan dari Surat yang anda kirimkan melalui Burung Merpati pada setengah bulan yang lalu, Tuan Vulwin Holakas."

“Surat? Mengapa aku tidak tahu tentang hal ini?” Josie mengernyit, memandang teman-temannya bergantian seolah hanya ia yang tertinggal informasi.

Leontius diam sejenak, menatap kembali Vulwin Holakas Setelah saling melirik dengan Alsean. "Kepala Akademi telah menerima Surat tersebut, dan sebagai jawabannya. Kami diutus untuk datang kemari sebagai sebuah Misi yang harus diselesaikan. Menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi di Desa ini, bisakah anda menjelaskan kembali secara lebih mendetail agar kami dapat bergerak dengan lebih lugas untuk membantu anda?" Lanjutnya.

Semuanya memandang Tuan Vulwin Holakas, menunggunya berbicara.

"Baiklah, untuk mempersingkat waktu, saya akan langsung ke permasalahan intinya saja."

"Desa kami selalu dikenal akan Kekayaan Alamnya yang Berlimpah dengan Area yang dekat dengan Sumber Utama Air dan Sumber Utama Cahaya Matahari. Selama ini Desa kami Aman, tak ada Makhluk Magis apapun ataupun segerombolan Pengecoh yang datang untuk mengganggu Desa kami. Namun.. Tepat satu bulan yang lalu, beberapa orang bertopeng yang tak dikenali muncul bersama dengan Makhluk Magis dengan ukurannya yang sangat besar, datang untuk mengecam dan merampas hasil dari Pertanian serta Tumbuhan yang telah Desa kami hasilkan dan kumpulkan selama ini."

Vulwin Holakas Menghela nafasnya, ia diam sejenak sebelum akhirnya melanjutkan kembali. Beberapa pria di sampingnya tampak menunduk. "Kami tidak pernah mengantisipasi hal ini sebelumnya karena memang kejadian seperti ini tidak pernah terjadi pada Desa kami yang selama ini Damai."

"Jika memang separah itu, lalu bagaimana Desa kalian dapat bertahan hingga hari ini?" Tanya Sierra.

"Kami membuat kesepakatan."

"Kesepakatan?" Tanya Alsean, menatapnya penasaran.

"Ya. Kami akan memberikan hasil Desa kami kepada mereka dengan sukarela sebagai syarat bahwa mereka tidak akan merusak apapun yang ada di Desa kami kembali seperti yang pernah mereka lakukan pada satu bulan yang lalu. Namun seminggu yang lalu mereka melanggar kesepakatan tersebut dan berhasil membuat Desa kami kacau, para Penduduk menjadi khawatir akan keselamatan mereka. Dan sebab itu kami memberlakukan Pengamanan yang ketat di Gerbang Utama yang menjadi pintu masuk Desa kami.” Tutur pria tua itu menjelaskan.

“Ternyata sebab itu mereka menyerang kami..” Gumam Josie, perlahan-lahan ia mulai memahami situasi ini. Awalnya ia mengira jika Misi ini hanyalah sebuah Misi kecil dengan Tujuan untuk mendapatkan beberapa Tumbuhan Magis, namun ternyata Misi ini tidak sesederhana itu.

Namun ia masih tidak mengerti, mengapa mereka harus menyembunyikan hal ini? Kenapa Profesor tidak langsung mengatakan dan menjelaskan saja Tujuan Utama dari Misi mereka dan kondisi yang sedang terjadi saat ini di Desa ini.

Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja mengelilingi pikiran Josie, begitupun dengan Elena. Mereka sama-sama tidak mengetahui jelas kondisi yang sebenarnya sedang terjadi.

“Luna. Apa kau tahu tentang.. Misi ini?” Bisik Elena, meski ia merasa cukup ragu karena ini merupakan Misi pertama Luna yang bahkan ia saja tidak mengetahui Tujuan Utama dari Misi ini, apalagi dengan Luna?

Luna menggeleng meski sebenarnya ia tahu pasti semuanya. Namun tidak ada yang memberitahunya langsung tentang Misi ini, jadi ia hanya dapat mengikuti Alur dengan berpura-pura tidak mengetahui apapun sama seperti dengan yang lainnya agar tidak sampai menimbulkan kecurigaan apapun.

“Aneh, mengapa mereka tidak menceritakan apapun tentang yang sebenarnya terjadi? Mau bagaimanapun ini adalah Misi yang harus kita selesaikan.” Kata Josie kecil kepada Elena dan Luna.

“Aku tidak yakin jika mereka juga tahu tentang kondisi yang sebenarnya terjadi.” Kata Luna setelah memeriksa bagaimana raut wajah mereka yang berbicara.

“Maksudmu.. Dari awal Leontius dan yang lainnya memang tidak mengetahui jelas tentang Misi ini?” Tanya Elena, sedikit terkejut.

Luna mengangguk. “Aku hanya berbicara sesuai dengan apa yang kulihat.”

“Jadi.. Bagaimana selanjutnya? Apakah anda ingin kami mengusir para Pengecoh itu?” Tanya Alsean.

Vulwin Holakas mengangguk. “Ya. Pasokan makanan pada Desa kami hampir telah dirampas seluruhnya oleh mereka, dan Tanah-Tanah tempat kami Bertani telah mereka rusak. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menerus, aku khawatir.. Desa kami tidak akan dapat bertahan lebih lama lagi.” Untuk yang kesekian kalinya ia menghela nafas.

“Pria muda di Desa kami tidak banyak. Adapun mereka, mereka hanya dilatih untuk menjadi Pemburu yang Mahir, bukan menjadi seorang Kesatria yang hebat dalam Bertarung maupun untuk menjadi seorang Penyihir yang mampu Menguasai Sihir-Sihir dengan Mahir seperti kalian.” Sambungnya.

Leontius mengangguk setelah mendengarkan dengan seksama, ia menoleh sejenak ke arah Anggotanya yang lain kemudian menjawab. “Baiklah, kami akan me-”

Namun belum selesai ia berbicara, pintu Ruangan tempat mereka berbincang dibuka dengan tergesa-gesa. Ruangan itu menjadi tegang, semua orang memusatkan perhatiannya kepada seorang pria disana.

“Tuan Vinn sedang berbicara dengan tamu, apa yang membuatmu hingga terburu-buru seperti itu?” Salah satu pria bertanya.

“M-Maaf Tuan Vinn!” Pria yang sebelumnya membuka pintu Ruangan itu kini menunduk bersalah.

“Ada apa?” Tanya Vulwin Holakas, penasaran apa yang membuat pria itu sehingga terlihat sangat amat terburu-buru. Namun ia juga menjadi sedikit cemas, kejadian seperti saat ini tidak hanya pernah terjadi satu dua kali.

“Pi-Pintu Gerbang Utama telah hancur!” Jelas Pria itu cepat hingga terdengar sedikit gagap.

“Hancur?!”

Semua orang berdiri serentak, tak menyangka tentang yang baru saja mereka dengar.

Vulwin Holakas segera beranjak dari tempatnya, begitupun dengan Leontius, Alsean, Elena, Josie, dan juga Luna. Bersama dengan berapa pria pengikut pria tua itu.

“Cepat sekali?” Batin Luna, memandang langit. Ia mengira jika masih ada waktu untuk mereka merencanakan sesuatu sebelum para Pengecoh itu datang kembali.

Mereka semua jalan dengan sangat terburu-buru. Vulwin Holakas bertanya. “ Bagaimana dengan mereka yang sedang Berjaga di Menara?”

“S-saya tidak tahu. Saat itu kami sedang Berjaga di Menara sampai ketika para Pengecoh itu datang kembali dengan Monster-Monster yang lebih besar dibanding sebelumnya. Dan begitu mereka Menghancurkan Gerbang, saya langsung bergegas kemari dengan terburu-buru karena saya Berjaga di Menara yang berada cukup jauh dari mereka.” Ungkap pria itu, nafasnya terengah-engah.

“Apa kita akan ke Gerbang Utama?” Tanya Sierra.

“Ya, mungkin mereka masih berada disana.” Kata pria tua itu.

“Tidak. Bukankah Gerbang Utama sudah hancur? Kemungkinan mereka sudah masuk ke dalam Desa ini. Dan.. Menuju ke..” Ujar Luna, angkat bicara.

“Pusat Desa?” Leontius melanjutkan.

“Jika benar begitu, maka Penduduk Desa ini sedang dalam kondisi bahaya yang besar. Pusat Desa merupakan tempat para Penduduk Desa ini beraktivitas.” Kata pria tua itu, semakin cemas.

“Ayo! Kita tidak boleh mengundur-undur waktu lagi!” Alsean bergerak, begitupun yang lainnya dengan langkah yang semakin cepat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!