NovelToon NovelToon
SUAMI TAK PERNAH KENYANG

SUAMI TAK PERNAH KENYANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Angst / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Euis Setiawati

Judul: Suamiku Tak Pernah Kenyang
Genre: Drama Rumah Tangga | Realistis | Emosional

Laila Andini tak pernah membayangkan bahwa kehidupan rumah tangganya akan menjadi penjara tanpa pintu keluar. Menikah dengan Arfan Nugraha, pria mapan dan tampak bertanggung jawab di mata orang luar, ternyata justru menyeretnya ke dalam pusaran lelah yang tak berkesudahan.

Arfan bukan suami biasa. Ia memiliki hasrat yang tak terkendali—seakan Laila hanyalah tubuh, bukan hati, bukan jiwa, bukan manusia. Tiap malam adalah medan perang, bukan pelukan cinta. Tiap pagi dimulai dengan luka yang tak terlihat. Laila mencoba bertahan, karena “istri harus melayani suami,” begitu kata orang-orang.

Tapi sampai kapan perempuan harus diam demi mempertahankan rumah tangga yang hanya menguras

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Euis Setiawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

godaan di tengah malam

Malam itu udara di rumah Arfan masih terasa panas, sisa dari percintaan panjang antara dirinya dan Laila. Keduanya telah menuntaskan permainan ranjang dengan kepuasan yang jarang terjadi. Arfan terbaring dengan tubuh basah oleh keringat, napasnya memburu namun hatinya tidak benar-benar tenang. Laila, di sisi lain, memandanginya dengan senyum lembut meski kelelahan jelas tergambar di wajahnya.

“Mas, kamu kuat sekali malam ini. Kekuatanmu berbeda. Aku baru merasakan kekuatan semacam ini,” ucap Laila sambil mengusap dada Arfan.

Arfan tersenyum kaku.

“Ma… ma… masa sih sayang? Biasa aja. Aku melakukannya ya karena hasratku ke kamu.”

Laila tidak memperpanjang pembahasan itu. Ia tahu jika diteruskan, Arfan akan merasa terpojok. Dalam hatinya, sebenarnya Laila sedikit curiga. Tenaga Arfan malam itu memang aneh, bukan seperti biasanya. Tetapi ia menelan rasa curiga itu dalam-dalam. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri setelah pulang dari kampung untuk lebih ikhlas melayani suaminya.

Namun, Arfan justru merasa sesak. Ucapan Laila barusan menohok dirinya. Seharusnya ia lega mendengar istrinya mau lebih terbuka di ranjang, tetapi yang muncul justru rasa bersalah. Sebab ia tahu, kekuatan luar biasa malam itu bukanlah murni dirinya, melainkan pengaruh jamu kuat yang diminumnya diam-diam di warung jamu tadi.

Tubuhnya terasa haus. Ia bangkit dari ranjang, hanya mengenakan celana pendek. Kaosnya masih tergeletak di kursi, belum sempat ia kenakan kembali.

“Mas, mau ke mana kamu?” tanya Laila yang menyadari gerak suaminya.

“Aku mau ambil minum dulu. Kamu istirahat aja,” jawab Arfan singkat.

Laila mengangguk, lalu menutup mata kembali, mencoba mengumpulkan tenaga setelah habis-habisan dilayani Arfan.

Arfan melangkah ke dapur dengan langkah gontai. Suara langkahnya terdengar jelas di lantai rumah yang lengang itu. Ia membuka kulkas, mengambil sebotol air dingin, lalu menuangkannya ke dalam gelas. Tegukan pertama membuat kerongkongannya lega. Namun entah mengapa, hawa panas di tubuhnya justru semakin terasa. Jamu yang diminumnya masih bekerja, membuat syahwatnya sulit padam meski ia baru saja puas bersama Laila.

Di kamar pembantu, Bi Ratmi ternyata masih terjaga. Ia memang sengaja tidak tidur. Dari dalam kamar, ia mendengar suara seseorang yang tengah berada di dapur. Dengan penasaran, ia mengintip melalui pintu yang sedikit terbuka. Saat melihat sosok Arfan yang hanya mengenakan celana pendek, berdiri tegap sambil menenggak air, senyum licik muncul di wajahnya.

Itulah yang terlintas di benak Bi Ratmi. Tubuhnya langsung merinding membayangkan sesuatu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tanpa pikir panjang, ia keluar dari kamarnya dan melangkah ke arah dapur.

Arfan yang tengah menaruh gelas ke meja terkejut ketika mendapati sosok Bi Ratmi tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.

“Bi Ratmi!!” serunya dengan mata membelalak.

“Santai pak, tidak usah panik,” ucap Bi Ratmi tenang, senyumnya penuh arti.

Arfan langsung merasa tidak nyaman. Ia melangkah mundur sedikit.

“Mau apa kamu, bi? Jangan dekat-dekat. Di dalam ada Laila.”

Bi Ratmi malah semakin maju. Matanya menatap ke dada Arfan yang bidang.

“Pak Arfan seksi sekali malam ini… tidak pakai baju,” ucapnya menggoda, tangannya berani mengusap dada Arfan dengan lembut.

Arfan terperanjat. Ia menepis tangan itu.

“Bi… sudah! Jangan gila kamu bi! Laila belum tidur!”

Bi Ratmi terkekeh kecil.

“Saya tahu, pak. Tapi saya ingin menghangatkan tubuh saya malam ini. Lagian… saya tahu rahasia bapak. Kalau saya buka rahasia itu ke ibu Laila, bagaimana?”

Ucapan itu membuat darah Arfan serasa berhenti mengalir sejenak. Tatapan matanya berubah tegang.

“Apa maksud kamu, bi?”

Bi Ratmi mendekat, suaranya berbisik.

“Saya tahu bapak tadi pergi minum jamu kuat di luar. Saya tahu bapak pakai cara-cara itu supaya bisa tahan lama. Kalau ibu Laila tahu… mungkin dia akan kecewa berat.”

Arfan tercekat. Jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tidak menyangka rahasianya bisa diketahui oleh pembantu rumah tangga.

“Gila kamu bi… jangan macam-macam! Itu bukan urusanmu,” Arfan mencoba menekan suara, takut Laila mendengar.

Namun Bi Ratmi tersenyum puas, tahu dirinya punya kuasa. Ia mendekat lebih berani, tubuhnya menempel ke dada Arfan.

“Kalau bapak tidak mau rahasianya terbongkar… bapak harus menuruti saya malam ini.”

Arfan terdiam, wajahnya memerah bukan hanya karena marah tetapi juga karena tubuhnya masih dipengaruhi jamu kuat yang tadi diminum. Hasratnya belum benar-benar padam. Ditambah dengan rayuan Bi Ratmi, ia benar-benar berada di persimpangan.

“Bi… aku peringatkan. Jangan main-main. Kalau sampai Laila tahu kamu berani kayak gini…”

“Tapi bapak juga tahu, kan? Kalau saya buka mulut duluan… ibu Laila akan lebih percaya ke saya, bukan ke bapak.”

Arfan menggertakkan gigi. Kepalanya pening. Ia ingin sekali mendorong Bi Ratmi, tapi tubuhnya justru gemetar oleh campuran emosi dan nafsu.

Bi Ratmi semakin berani. Tangannya kini meraba perut Arfan, lalu naik ke dada.

“Pak… badan bapak hangat sekali. Saya tahu bapak masih punya tenaga sisa. Biar saya yang nikmati.”

“Bi… jangan… jangan sekarang… Laila bisa keluar,” suara Arfan bergetar, separuh menahan godaan, separuh lagi takut ketahuan.

Namun Bi Ratmi seolah tidak peduli. Bibirnya semakin mendekat, napasnya terasa di wajah Arfan. Aroma tubuh wanita paruh baya itu menyusup, bercampur dengan aroma dapur yang lembab.

Arfan menutup mata sebentar, mencoba melawan dirinya sendiri. Tapi hasrat yang mendidih karena jamu kuat seakan menghancurkan pertahanannya.

“Bi… kamu keterlaluan,” gumamnya pelan, tapi tubuhnya tak lagi bisa mundur.

Bi Ratmi tersenyum penuh kemenangan. Ia tahu kelemahan laki-laki, apalagi setelah melihat bagaimana Arfan malam itu masih diliputi sisa gairah.

“Pak, saya tahu Bapak masih kuat. Saya tahu tadi malam Bapak minum jamu. Tubuh Bapak panas kan? Biar saya yang menyalurkannya…” bisiknya sembari menempelkan tubuhnya.

Arfan menelan ludah. Batinya bergejolak. Ia tahu ini salah. Ia tahu ia sedang mengkhianati Laila, istrinya yang tulus dan sabar. Namun sentuhan Ratmi membuat tubuhnya bergetar, apalagi jamu yang ia minum membuat gairahnya sulit dikendalikan.

“Bi… jangan… tolong…” bisik Arfan, namun kalimatnya melemah saat Bi Ratmi menempelkan bibirnya ke bibir Arfan.

Awalnya Arfan kaku, mencoba menahan, tapi lama-lama ia terbawa arus. Bibir Bi Ratmi terasa hangat, basah, dan penuh nafsu. Pegangan Arfan yang tadinya mendorong, kini justru melemah. Bi Ratmi dengan cekatan meraih tangannya dan menariknya menuju kamar kecil tempat ia tidur.

“Pak… sebentar aja, saya janji Laila nggak akan tahu…” goda Bi Ratmi, separuh menyeret, separuh merayu.

Arfan menatap pintu kamar utama, takut kalau Laila mendengar. Tapi tubuhnya terlalu panas, hasratnya sudah menuntut. Dengan langkah gontai, akhirnya ia mengikuti Bi Ratmi masuk ke kamar itu.

Begitu pintu tertutup, Bi Ratmi berubah ganas. Ia langsung mendorong tubuh Arfan ke kasurnya yang tipis. Bibirnya kembali mencari bibir Arfan, tangannya tak berhenti meraba dada dan perut Arfan.

Arfan masih mencoba bertahan.

“Bi… ini salah, aku nggak bisa…” suaranya bergetar.

Namun Ratmi malah terkekeh pelan.

“Pak Arfan, saya janji, saya simpan rahasia ini. Laila nggak akan pernah tahu. Tapi sekali saja, Pak… biar saya merasakan Bapak. Saya sudah lama menginginkan ini…”

Kalimat itu membuat pertahanan Arfan runtuh. Nafsu yang ia tahan semalaman akhirnya pecah. Ia memeluk Ratmi dengan kasar, membalas ciumannya, dan malam itu mereka tenggelam dalam permainan terlarang yang penuh hasrat namun juga penuh dosa.

Ratmi menikmati setiap detiknya, sementara di sisi lain Arfan diliputi rasa bersalah. Namun dalam keadaan mabuk gairah, ia tidak lagi memikirkan apa pun selain pelampiasan sesaat itu.

Tubuh Arfan terbaring lemas di kasur tipis Bi Ratmi. Napasnya memburu, keringat membasahi seluruh tubuh. Sementara Ratmi tersenyum puas, wajahnya penuh kemenangan.

“Pak Arfan… gimana? Lebih enak dari Bu Laila kan?” ucapnya dengan nada congkak.

Arfan langsung menoleh dengan tatapan tajam.

“Jangan keterlaluan kamu, Bi! Jangan pernah bandingkan Laila dengan kamu. Ini tadi cuma khilaf. Jangan pernah ulangi lagi!”

Namun Ratmi hanya terkekeh. Ia tahu, sekali seorang pria tergoda, maka selamanya ia bisa dipermainkan.

“Pak, saya janji nggak akan bilang sama siapa-siapa. Tapi jangan coba-coba jauhin saya. Bapak harus tanggung jawab…”

Arfan membelalak.

“Tanggung jawab apa maksud kamu?”

Ratmi mendekat, menempelkan bibirnya di telinga Arfan.

“Saya mau jadi istri kedua Bapak. Saya nggak peduli sama Laila. Kalau Bapak nggak mau, saya bisa bikin Laila tahu semuanya…”

Jantung Arfan berdegup kencang. Ancaman itu bagai pisau di lehernya. Ia tahu Bi Ratmi tidak main-main.

“Gila kamu, Bi… gila! Jangan hancurkan rumah tanggaku!” Arfan berbisik penuh amarah.

Namun Ratmi hanya tersenyum.

“Rumah tangga Bapak sudah retak, tinggal saya yang mempermanisnya…”

Arfan bangkit dengan wajah muram. Ia tahu malam itu adalah awal dari bencana

Saat Arfan kembali ke kamarnya, Laila masih terlelap. Wajah istrinya terlihat begitu polos, begitu tulus. Arfan menatap lama, hatinya hancur. Ia merasa jijik pada dirinya sendiri.

Pelan-pelan ia berbaring di samping Laila, mencoba memeluknya. Namun perasaan bersalah itu terlalu kuat. Bibirnya ingin berucap jujur, ingin minta maaf, tapi suara itu tertahan di tenggorokannya.

Laila membuka mata sebentar, tersenyum kecil.

“Mas sudah minum airnya? Yuk tidur lagi…” katanya lembut sebelum kembali memejamkan mata.

Arfan hanya bisa menatap kosong ke langit-langit kamar. Malam itu ia sadar, ia terjebak dalam jeratan Bi Ratmi. Ia tidak hanya mengkhianati Laila, tapi juga membiarkan rumah tangganya di ujung kehancuran.

Hari-hari berikutnya menjadi mimpi buruk bagi Arfan. Di satu sisi, ia berusaha berlaku normal di hadapan Laila, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Namun di sisi lain, Bi Ratmi terus menuntut perhatian lebih. Kadang ia menggoda secara terang-terangan ketika Laila tidak ada, kadang dengan tatapan nakal yang membuat Arfan gelisah.

Arfan mulai sering marah-marah tanpa alasan, mudah tersulut emosi. Laila hanya bisa menatap bingung, tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada suaminya.

Sementara itu, Ratmi semakin merasa berkuasa. Ia tahu rahasia besar Arfan, dan ia akan memanfaatkannya untuk mengikat pria itu lebih dalam lagi.

Malam dosa itu menjadi awal dari lingkaran setan yang sulit dihindari. Arfan tahu, sekali saja kebenaran ini terbongkar, Laila akan hancur. Namun semakin ia mencoba menjauh, semakin Ratmi menjeratnya dengan bujuk rayu dan ancaman.

Arfan terjebak antara cinta sejatinya pada Laila dan nafsu sesaat bersama Ratmi.

Dan malam itu, ia menyadari mungkin ia tidak akan pernah bisa keluar dari jerat dosa ini tanpa kehilangan sesuatu yang sangat berharga: istrinya, rumah tangganya, bahkan harga dirinya sendiri.

1
Agnes Gulo
semoga Laila pisah dgn arfan, arfan tuh gak tegas, alasan takut tapi dibaliknya nafsu
Agnes Gulo
terimakasih sdh up kk, semangat terus utk menulis, ceritanya bener2 buat penasaran 😍
Agnes Gulo
semangat terus utk up tiap hari kakak
Euis Setiawati: semangat....💪💪
total 1 replies
Agnes Gulo
semangat kakak utk UP, alur cerita nya bagus, semoga Laila mendapatkan yg terbaik ☺
Euis Setiawati: terimakasih say....😍😊
total 1 replies
I Love you,
emang kamujuga sundal ardhan! KLO istri diruma di buat kayak pemuas" nafsu! giliran gada, karna ada sesuatu mendadak..BKN Brati senaknnya kamu main tidurin perempuan lain ; mbantu lgi OMG aku bik no!! oond
Vanni Sr
ini laila ny terlalu bodoh sib klo kt aku mah ya, udh tiap mlm d gempur terus apa² d pendem, gada ketegsan jg, laki ny jg seenk ny sndri, crta ny kek yg udh² suami main sm pembatu. tnggl cari org but rawat ibu ny yg skit ini malah lama2 d kampung , mending dah pisah aja. krn g cm sekali berhubungn psti tuh mereka
Zoe Medrano
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
Euis Setiawati: terimakasih ka....😍
total 1 replies
Mepica_Elano
Emosinya terasa begitu dalam dan nyata. 😢❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!