NovelToon NovelToon
Satu Satunya Yang Tak Terpilih

Satu Satunya Yang Tak Terpilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Light Novel
Popularitas:964
Nilai: 5
Nama Author: nazeiknow

Oiko Mahakara bukan siapa-siapa.
Di sekolah, dia hanya bayangan yang selalu diinjak.
Tertawa orang lain adalah derita baginya.
Tapi ketika cahaya menelan dunia lamanya, semuanya berubah.

Dipanggil ke dunia lain bersama murid-murid lainnya, takdir mereka tampak seperti cerita klasik: menjadi pahlawan, menyelamatkan dunia.

Namun, tidak semua yang datang disambut.
Dan tidak semua kekuatan... bersinar terang.

Ketika harapan direnggut dan dunia membuangnya, dari kehampaan… sesuatu terbangun.

Kegelapan tidak meminta izin. Ia hanya mengambil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazeiknow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22: di lubang kematian

langkah

Langkah

Langkah

Mereka terus berjalan masuk ke dalam goa.

Semakin dalam, suasananya semakin misterius… namun indah.

Kristal-kristal mulai muncul di dinding-dinding, memantulkan cahaya samar-samar yang aneh, bercahaya biru dan ungu.

Oiko melangkah ke salah satu kristal besar.

Ia jongkok, menatapnya.

“Wah... kalau dijual... bisa buat beli rumah, nih...” pikirnya.

Ia menepuk-nepuk permukaannya pelan, “tok tok tok”.

Rinya dan Mikami berdiri di belakang Oiko, tak jauh.

Sizu berdiri paling depan, memperhatikan lorong panjang di depan mereka.

“Ayo jalan,” kata Sizu, tenang.

Oiko menoleh.

“Kalian duluan aja. Aku... mau kencing.”

Rinya protes.

“Kencing aja langsung!”

Oiko menunduk, mukanya memerah.

“Aku cowok... malu...”

Mikami menarik Rinya.

“Ayo kita jalan dulu.”

Sizu melanjutkan langkah. Rinya dan Mikami mengikutinya pelan-pelan, lalu...

menghilang di balik lorong.

...

Di lorong depan...

Tiba-tiba—seorang iblis muncul, menghadang.

“WOE! BERHENTI DI SITU!”

Namun secepat suara itu keluar—

SWOSS!

Sizu sudah berada di belakangnya.

PLOK!

Pukulan keras menghantam kepala iblis itu dari belakang.

Iblis itu langsung terkapar di tanah, tak bergerak.

Iblis lain, melihat kejadian itu, panik dan kabur masuk ke gerbang batu di ujung lorong.

Sizu mengejar.

Rinya menggenggam tangan Mikami erat-erat.

Mikami menatap Rinya... dan perlahan menyentuh telinga di atas kepala Rinya.

Ia mengusap bulu putihnya lembut.

Rinya diam, wajahnya merah.

Sizu masuk ke dalam gerbang batu.

Mikami menarik Rinya masuk menyusul.

...

Kembali ke Oiko...

“Ahhhh... serrrrt…”

“Uhhh... puas…”

Sreet! — suara resleting celana.

Oiko berdiri. Menatap kristal lagi.

“Ini bisa dijual kali ya…”

Ia kembali jongkok, mengetuk-ngetuk kristal sambil berpikir macam-macam.

Sementara itu...

Sizu, Mikami, dan Rinya masuk ke ruangan besar dan mewah.

Lantainya marmer hitam mengkilap.

Di ujung ruangan ada singgasana megah, dan di atasnya duduk seorang gadis mungil berambut putih dengan mahkota kecil.

“Itu... siapa?” bisik Mikami.

Iblis yang tadi kabur, kini sujud di depan gadis itu.

“Raja Iblis... ada penyusup...”

Gadis kecil itu membuka mata.

Matanya merah tajam. Ia menatap langsung ke arah Sizu.

“Selamat datang... di kerajaanku, kadal.”

Sizu diam. Tatapannya tajam.

Dalam pikirannya...

“Dia... dia barusan... manggil aku... kadal??!!”

Tiba-tiba, aura marah Sizu meledak.

Ia melesat ke depan, siap menghajar sang raja iblis kecil.

Dengan kecepatan tinggi, ia meninju dari samping singgasana.

TANGAN PENUH AURA!!

“DUARR!!”

Tapi...

Tepat sebelum pukulan mengenai raja iblis,

muncul lubang kecil hitam, dan...

"DAMMM!!"

Pukulan Sizu masuk ke dalam lubang itu...

dan keluar dari lubang lain—meninju wajah Sizu sendiri.

“DUAKH!!”

Sizu terpental ke belakang.

“Ukhh!!!”

Darah menetes dari mulutnya.

Raja iblis kecil itu hanya menguap.

“Huahhh~... kadal kadal... kenapa nyerang sih?”

Aura Sizu mulai mengamuk!

Tubuhnya diliputi energi merah dan hitam.

Tanah retak-retak. Mikami dan Rinya mundur ketakutan.

“WAAAAAAAHHHH!!!”

Sizu kembali menyerang!

Iblis pengawal menghadang.

“Jangan serang Raja Ibilis”

BRAKK!!

Iblis itu ditendang sampai mental ke dinding! Dindingnya retak!!

Sizu makin dekat ke raja iblis mungil itu.

Tiba-tiba... raja iblis itu tersenyum—lebar, gelap.

Sizu melompat dan menendang ke arah wajahnya.

Tapi...

Lubang kecil muncul lagi.

Tendangan Sizu teleportasi... lalu keluar dari samping...

DORRR!!!

Kena dirinya sendiri.

Sizu terlempar keras.

“GUAAAHHH!!”

Ia terhantam ke dinding belakang, retak hebat, darah muncrat dari mulutnya.

Mikami berlari ke arah Sizu.

“Sizu!! Kau tak apa?!”

Sizu terkapar, lemah.

Raja iblis kecil itu masih duduk... tenang, dingin, tak bergerak.

...

Tiba-tiba...

“Ehh... tempat apa ini?”

Oiko masuk ke ruangan itu.

Melihat sekeliling. Lalu...

Matanya bertemu dengan gadis mungil di singgasana.

Raja iblis itu menoleh... dan...

ekspresinya berubah.

“Di... di... DIA GANTENG BANGET.”

Dalam pikirannya:

“Dia... harus... jadi SUAMIKU!!!”

Raja iblis kecil melompat turun dari singgasana.

Langkahnya pelan… lalu berlari kecil ke arah Oiko.

Oiko bingung.

“Eh? Ada apa sih semua orang liatin aku?”

Tiba-tiba..

Tangan Oiko dipegang erat oleh raja iblis kecil itu.

Dengan mata berbinar dan suara tegas:

“MENIKAHLAH DENGANKU!!”

Oiko menatap sang Raja Iblis mungil yang kini berdiri tepat di hadapannya. Wajah perempuan kecil itu tersenyum begitu bahagia melihat wajah Oiko. Senyumannya polos, penuh antusias seperti anak kecil yang baru melihat matahari pertama kali.

Oiko perlahan mengulurkan tangannya. Dengan lembut, ia meletakkan telapak tangannya di atas kepala si Raja Iblis, lalu mengusapnya perlahan.

“Kenapa kamu ingin menikahiku?” tanya Oiko lembut, sedikit bingung tapi tidak menolak.

Raja Iblis kecil itu tersentak. Mukanya merah padam seperti tomat. Ia mulai gugup. Tangannya mencengkeram roknya sendiri, matanya membelalak dengan suara terbata.

“A-aku... aku... gugup...” ujarnya lirih.

“Ka... ka... mau... mau kan?!” teriaknya tiba-tiba, matanya membesar seperti kucing yang berharap penuh.

Oiko masih terdiam. Tatapannya kosong. Seketika, pikirannya kembali jauh ke masa lalu…

...

[Flashback – Dunia Sebelumnya]

Pagi hari. Oiko muda berjalan ke sekolah, membawa ransel dan wajah lelah. Saat melewati jalan kecil, dia melihat dua siswi SMA sedang berdiri di pinggir jalan, tertawa-tawa.

Salah satunya menunjuk ke arah Oiko, lalu berkata sambil menahan tawa, “Liat tuh, pacarmu tuh wkwk.”

Perempuan yang satunya langsung menoleh, lalu tertawa geli.

“Ih najis! Pacarku? Wkwkwk... please deh! Dia mah... busuk!”

Tawa mereka menghantam hati Oiko seperti peluru. Ia tidak menoleh. Ia terus berjalan lurus, menatap tanah, pura-pura tak mendengar.

"Mereka... menjijikiku."

Ingatan itu mulai memudar... kembali ke masa sekarang...

...

Oiko mengerjapkan mata. Ia kembali menatap sang Raja Iblis mungil, yang masih gugup berdiri di depannya. Wajahnya merah, pandangannya ke bawah, tak berani menatap Oiko langsung.

Oiko tersenyum kecil, lalu bertanya, “Nama kamu siapa?”

Sang Raja Iblis tersentak kaget. “N-nama?! N-nama a-aku...”

Ia tiba-tiba bingung, wajahnya panik. Tangannya menutup mulutnya, mata melirik kiri dan kanan.

“Aku... gak... gak punya nama...” bisiknya lirih, seperti malu karena baru mengaku.

Oiko terdiam sebentar. Ia kembali mengusap kepala sang Raja Iblis. Lembut.

Tiba-tiba dari dinding-dinding ruangan, para iblis pengawal yang tadi pingsan mulai siuman satu per satu. Refleks, mereka bangkit dan langsung menyerang Oiko, mengira dia sedang mengancam raja mereka.

Swasssh! Bayangan-bayangan iblis meloncat ke arah Oiko.

Namun, sebelum mereka sempat menyentuh Oiko...

“BERHENTI!” suara Raja Iblis menggelegar.

Wajah polosnya berubah. Mata yang tadi besar dan malu kini berubah menjadi tajam. Ekspresinya dingin, menyeramkan. Aura raja iblis memancar jelas.

Para iblis itu langsung berhenti di tempat. Gemetar.

“Ampun... T-tuan...” ucap salah satu dari mereka sambil mundur ketakutan.

Oiko, tak terganggu sedikitpun, jongkok perlahan. Ia memegang kedua pipi Raja Iblis kecil itu, menatapnya dekat.

Raja Iblis terkejut. Wajahnya semakin memerah. Dia menatap mata Oiko dari jarak yang sangat dekat. Hatinya berdegup kencang. Dia seperti hendak pingsan karena bahagia.

Lalu Oiko tersenyum, menutup matanya sebentar, dan berkata,

"Aku kasih kamu nama. Mau?"

Wajah Raja Iblis langsung berubah. Mata membulat, bibir terbuka, tubuh bergetar seperti anak kecil diberi hadiah ulang tahun.

"I-iya! Mau! MAU!!" teriaknya sambil mengangguk-angguk cepat. Senyum lebarnya membuat dia terlihat lebih imut daripada mengerikan.

Oiko berdiri, lalu memandang dari atas ke bawah, menatap Raja Iblis itu dengan saksama. Tak ada tanduk. Tak ada ekor. Tak ada kulit merah atau sayap. Ia terlihat seperti manusia biasa, hanya saja auranya benar-benar berbeda.

"Hmm..." Oiko berpikir. "Padahal kau... gak kelihatan kayak iblis sama sekali. Kau lebih seperti manusia... atau mungkin—"

Ia lalu tersenyum, dan berkata,

"Namamu... Lucisa. Ya, Lucisa."

"WAAAAAAAA!" Raja Iblis—Lucisa—melompat kegirangan seperti anak kecil yang baru saja diberi boneka favorit. Ia memeluk Oiko erat-erat.

"Lucisa... Lucisa... aku punya nama!!"

...

Dari ujung ruangan, Sizu perlahan bangkit dari reruntuhan dinding. Kepalanya masih nyut-nyutan. Mikami dan Rinya berlari menghampirinya, membantunya berdiri.

Mikami berseru, "Kau gak apa-apa?"

Sizu masih memegangi kepalanya, wajahnya kesal, tapi... ketika dia melihat Lucisa memeluk Oiko, ekspresinya berubah.

Ia menggertakkan gigi sebentar, tapi akhirnya menghela napas dan duduk bersandar ke dinding lagi.

“...Dasar bocah gila...”

Mikami ikut duduk di samping Sizu. "Udah diam dulu, jangan cari ribut lagi."

Sizu melirik Mikami sekilas, lalu melihat ke arah Rinya yang masih berdiri mematung, tidak mengerti apa yang terjadi.

Rinya menatap Oiko dan Lucisa dengan wajah bingung. "Aku... gak ngerti lagi... ini tempat iblis, kan? Tapi... malah jatuh cinta?"

Sizu hanya menutup matanya, lalu berkata pelan, “Selamat datang... di romansa paling absurd di dunia.”

Hening...

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
HarusameName
bukan hasil AI 'kan, ini?
HarusameName: Narasinya bagus, loh! Nice work.
nazeiknow: kalau ga libur up chapter nya per hari "Minggu"
total 4 replies
nazeiknow
JANGAN LUPA LIKE TEMAN BIAR SAYA LEBIH SEMANGAT MENULIS CERITA INI KALAU BISA LOVE LOVE DI PENCET 😉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!