Di sebuah desa yang masih asri dan sejuk juga tak terlalu banyak masyarakat yang tinggal hidup lah dengan damai jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang sibuk.
Kegiatan yang wajar seperti berkebun, memancing, ke sawah, juga anak-anak yang belajar di sekolah.
Di sekolah tempat menuntut ilmu banyak yang tak sadar jika terdapat sebuah misteri yang berujung teror sedang menanti masyarakat lugu yang tidak mengetahui apa penyebab nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risma Dwika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Setelah mengambil gambar, Syifa langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas, kemudian lanjut menghabiskan makanan yang masih ada.
Setelah selesai makan, Zaki membayar tagihan ke kasir kemudian mereka menuju bioskop untuk menonton film.
Saat sedang lihat-lihat film yang ada, Zaki malah salah fokus pada dua orang yang juga sedang antri di pembelian tiket.
Dua orang yang dulu Zaki sangat kenal.
Zaki langsung mengeluarkan masker, kemudian memakai nya.
"Loh kok pake masker a?". tanya neng.
"Ini tenggorokan ku gatal, kalau batuk nggak enak nanti mending di tutup".
"Oh gitu. Kalau nggak enak badan kita pulang aja nggak apa-apa kok". Ujar neng.
"Eehh, nggak kok. aman. Cepet pilih mau film yang mana?".
Mereka semua kompak menonton film horor.
Zaki pun membeli tiketnya, sedangkan neng dan lainnya pergi ke tempat camilan.
Mereka memesan minuman dan popcorn untuk menemani nonton film.
Zaki celingukan mencari dua orang tadi, namun tidak terlihat.
"Film nya mulai sekitar lima belas menit lagi, kalian ada yang mau ke toilet nggak?". Tanya Zaki
"Iya deh ke toilet dulu, dari pada kebelet di tengah film nggak asik banget". Ujar Syifa.
Neng, Dian dan Syifa ke toilet perempuan, Zaki dan ikhsan menjaga makanan dan minuman mereka di kursi tunggu.
Saat sedang di toilet, mereka bertiga melihat ada perempuan yang sedang hamil lagi berkaca.
Neng yang memang memiliki sifat sopan dan santun berucap permisi pada perempuan yang sedang hamil itu.
"Punten yaa Bu, mau lewat".
Namun respon yang di terima malah sebaliknya.
"Ibu, ibu. Emang gue ibu lu pada". Setelah mengatakan itu perempuan tadi keluar toilet sambil terus mengoceh.
"Laaahh, aneh amat. Dia lagi hamil yaa bakal jadi ibu kan? Kok marah?". Ujar Syifa
"Sssttt udah cip. Mungkin bawaan hamil kali yaaa jadi sensi gitu". Ujar Dian
"Iyaa cip. Jangan di ladenin. Mungkin mood nya lagi nggak bagus itu bumil". Ujar neng.
"Aneh aja ya kan, orang lagi hamil nanti lahiran kan. Habis itu sebutan nya ibu, bukan kakak lagi. Kok malah marah".
"Iyaa udah cip. Kan tadi aku bilang, mungkin lagi nggak mood aja itu bumil nya. Udah yuk buru ke WC nya, nanti ketinggalan film loh".
Mereka pun buru-buru ke WC lalu menuntaskan 'hajat' mereka yang tertahan tadi.
Selesai itu, gantian ikhsan dan Zaki yang ke toilet.
Mereka berdua hanya sebentar di toilet, setelah itu mereka semua masuk ke studio yang tertera di tiket mereka.
Tiket di periksa, kemudian mereka mencari tempat duduk yang tertera di tiket.
Mereka duduk di barisan tengah, dan Syifa melihat ibu hamil tadi ikut menonton film yang sama.
"heh liat, bumil tadi nonton film horor. Untung dia duduk nya di paling atas, jauh sama kita" ujar Syifa.
Mendengar itu Zaki mencari orang yang di maksud Syifa.
Benar saja itu mereka
'untung pakai masker. Aman deh'. batin zaki.
Mereka duduk dan seperti biasa sebelum film mulai Syifa memotret mereka semua.
"senyum yaaa semua, a Zaki buka dulu maskernya sebentar aja" Zaki pun menurut.
Setelah foto, dia pakai lagi maskernya .
Syifa pun langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas nya.
Karena dia mau mengedit foto dan video yang tadi dia ambil di rumah saja supaya hasil nya bagus.
Syifa juga sering membagikan hasil foto nya ke media sosial.
Syifa juga sesekali merekam aktivitas nya di rumah, di desa nya yang indah itu.
Pengikut nya pun sudah lumayan banyak.
Neng dan Dian menyebut Syifa dengan sebutan selebtok desa.