Siapa yang ingin hidup dalam kekurangan semuanya pasti mau hidup serba berkecukupan. Tapi itu takdir tak seorang pun tau hidup mereka akan seperti apa.
Ira seorang ibu rumah yang dulu berada diatas di hantam badai hingga terjatuh kebawah.
Mana dulu yang mengaku sebagai saudara? Tak satu pun ada yang peduli. Suaminya terpaksa jadi ojol untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akankah hidup Ira berubah?Lantas bagaimana dengan keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Ira...."
"Ira.... keluar kamu?" teriak seorang wanita yang cukup berumur di depan ruamh Ira. Ruamh nampak sepi karan kedua anaknya sudah berangkat sekolah dan suaminya juga sudah berangkat narik.
"Siapa lagi yang teriak - teriak, ga tau ini masih pagi apa? ganggu orang aja." umpat Ira sambil berjalan menuju pintu dan melihat siapa gerangan yang memanggilnya.
"Bude, ada apa bude? pagi - pagi sudah datang kerumah." tanya Ira sedikit heran dengan kedatangan budenya yang tidak biasa.
"Bude ada perlu sama kamu, bisa kita ngobrol sebentar." tidak ada nada kasar seperti biasanya. Bude berubah jadi lembut membuat Ira bertanya - tanya dalam hati ada apa sebenarnya?
"Ayo masuk bude, tunggu bentar aku bikinin minum dulu." Ira mempersilahkan budenya dan duduk dan ia membaut minuman dan menyuguhkan sedikit cemilan.
"Silahkan bude." tawar Ira.
"Makasih." Bude langsung meneguk minuman yang Ira buatkan hingga tinggal setengah.
"Ada apa bude?" tanya Ira setelah budenya minum.
Nampak budenya ragu - ragu hendak bicara, wajahnya tergambar gugup. " Jadi gini, Ra. Bulan ini bude belum menerima kiriman dari Arya dan Aryo, sementara sembako di rumah juga sudah pada habis, apa bude boleh minta bantuan kamu untuk meminjamkan uang untuk bude sampai kiriman Arya dan Aryo datang." ujar Bude dengan wajah memohon.
"Aduh bagaimana ya, bude. Bukanya aku ga mau nolong bude tapi bude kan taulah kehidupan aku seperti apa."
"Jadi kamu ga mau nolong bude? bude ini ibu mu juga masa ga kamu bantu." rayu bude mengatasnamakan ibu.
Ira tertawa dalam hati saat budenya mengantakan bahawa bude ibunya juga, sejak kapan bude jadi ibunya? yang ada adalah bude orang selama ini selalu menghina dan mencaci dirinya.
"Bude ini aneh, minta tolong sama orang miskin kaya aku. Kenapa bude ga minta tolong sama ponakan kesayangan bude yang kaya itu?" sindir Ira.
"Kakak mu lagi banyak pengeluaran jadi ga bisa bantu bude, tolonglah Ra. Kali ini aja bude minta tolong kamu." ujar Bude memohon.
"Ga banyak bude pinjamannya, lima ratus aja kok." tambah bude.
"Apa lima ratus, banyak sekali bude. Aku dapat uang dari mana, bude?"
"Bukanya kamu sekarang kerja dan baru saja gajian. Pasti gaji kamu gede toh, kamu kan kerja di rumah gendongan ga mungkin gajinya dikit dong." ucap bude ga tau malunya.
Ira tentu saja kaget, dari mana budenya tau jika dirinya gajian.
"Gajinya ga seberapa bude, hanya cukup untuk tambahan biaya hidup kami." secara tidak langsung Ira menolak memberikan bantuan pada budenya.
"Jangan pelit gitu sama bude, kamu tega bude ga makan apa?" ancam wanita tua itu.
"Kalau bude mau makan boleh kok datang kesini tiap hari, tapi ya gitu lauknya tentu tak semewah dan selezat yang biasa bude makan." jawab Ira merendah.
"Bilang aja kamu ga mau kasih pinjam bude, dasar ponakan pelit. Baru juga di kasih hidup sedikit lebih baik langsung sombong." cibir bude, sikap baikanya langsung berubah ke mode awal. Cacian dan hinaan kembali ia lontarkan dan Ira sama sekali tidak menanggapinya hingga bude merasa kesal dan pergi dari rumah Ira.
...****************...
Assalamualaikum kk, thor up lg ya. Dibantu like dan komennya serta vote yang banyak agar thornya makin semangat melanjutkan bab demi bab😘🙏🙏 berikutnya.
nauzubillah mindalik