NovelToon NovelToon
Gairah Sang Papa Angkat

Gairah Sang Papa Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:26.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Luh putu Sri rahayu

menjadi sukses dan kaya raya tidak menjamin kebahagiaanmu dan membuat orang yang kau cintai akan tetap di sampingmu. itulah yang di alami oleh Aldebaran, menjadi seorang CEO sukses dan kaya tidak mampu membuat istrinya tetap bersamanya, namu sebaliknya istrinya memilih berselingkuh dengan sahabat dan rekan bisnisnya. yang membuat kehidupan Aldebaran terpuruk dalam kesedihan dan kekecewaan yang mendalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Luh putu Sri rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Di dalam kamar, punggung mungil Lilia bersandar di pintu, tangannya masih memegang kenop pintu di belakangnya. Lalu dengan lembut tangan kanannya menyentuh dadanya, sentuhan itu lembut lebih seperti bisikan, Lilia bisa merasakan bagaimana jantungnya berdetak kencang.

"Kenapa Lilia harus merasa seperti ini? kenapa Lilia harus marah?" kata Lilia pelan, jari-jarinya yang ramping mencengkram kain pakaian di dadanya.

Saat itu Lilia mengingat setiap perhatian kecil yang pernah Aldebaran berikan padanya, seperti saat pria itu merapikan beberapa helai rambutnya saat ia makan es krim, bahkan saat ia makan sup Aldebaran selalu mengikat rambut panjangnya saat gadis itu makan agar Lilia tak terganggu saat ia makan.

Namun, justru hal itu yang membuat jantungnya semakin berdegup kencang, di tambah lagi saat ia tahu Aldebaran pergi bersama dengan seorang wanita hingga pria itu pulang larut, kenyataan itu tanpa sadar membuatnya merasa marah dan merasa tidak nyaman, apa ini kecemburuan seorang anak? Atau ada sesuatu yang lebih dalam dari hanya sekedar sebuah kecemburuan seorang anak terhadap ayahnya?

"Apa Lilia..." ucapnya pelan, Lilia membiarkan kata-kata itu menggantung di udara, ia takut—takut apa yang ia rasakan terhadap Aldebaran salah.

Lilia berdiam cukup lama sebelum akhirnya sebuah kata yang ia takut ucapkan selama ini keluar dari bibirnya, "...Lilia cemburu..." Ucapnya pelan, nyaris seperti bisikan malam, sebuah pengakuan diam-diam yang lolos keluar begitu saja dari bibirnya. Perlahan tubuh mungil Lilia merosot dan punggungnya bersandar di pintu.

Sementara itu, Aldebaran duduk di sofa, tatapannya kosong. Kepalanya bersandar di sofa pandangannya lurus menatap langit-langit apartemennya.

"Aku tidak boleh lagi, aku harus menjaga jarakku, demi dia."

Kata-kata itu meluncur dari bibirnya, sebuah tekad dan sumpah untuk menjaga hubungan antara ayah dan anak yang rapuh. Meski Aldebaran tahu ia tak akan bisa menyembunyikan perasaannya selamanya. Namun, setidaknya ia harus berusaha menjaga kepercayaan Lilia—putrinya tentang dirinya sebagai sosok ayah yang di butuhkan Lilia.

"Kenapa aku melakukannya pada Lilia? Apa hanya karena aku kesepian?" Sebuah pemikiran terbersit di benaknya, tentang dirinya yang telah lama menduda, dan kejadian saat ia mencium Lilia. Rasa manis dan lembut bibir gadis itu masih terasa di bibirnya yang semakin membuat hatinya menjerit, sebagai seorang ayah tak sepantasnya ia merasakan hal semacam ini.

"Tapi aku tidak bisa berbohong... Aku benar-benar ingin... Menginginkannya." jeritnya dalam hati.

Dengan susah payah Aldebaran berusaha menelan kedinginan yang mendasar dalam dirinya dan mengalihkan setiap pikirannya terhadap Lilia, meski ia tahu itu mustahil. Malam ini Aldebaran membiarkan dirinya tenggelam dalam pikirannya tentang perasaannya yang kotor terhadap putri angkatnya, terhadap seorang gadis yang masih belia.

...~o0o~...

Tak terasa sudah beberapa hari berlalu, Aldebaran mencoba untuk tetap berada dalam batas wajar sebagaimana seorang ayah terhadap putrinya. Ia memilih bekerja tanpa henti bahkan lebih memilih lembur untuk mengalihkan pikirannya dari Lilia, meski ia tahu mungkin gadis itu akan merasa diabaikan, namun Aldebaran tak memiliki pilihan lain selain menyibukkan dirinya.

Siang ini, Aldebaran duduk di meja kerjanya di dalam kantor yang luas dan mewah, jendela besar dan tinggi berjajar di belakangnya menunjukkan pemandangan kota dengan gedung-gedung tinggi menjadi lineskep pemandangan kota yang sibuk.

Aldebaran tetap fokus pada pekerjaannya meski beberapa kali ponselnya berbunyi di samping tumpukan dokumen di mejanya, ia memilih untuk mengabaikan panggilan telepon itu setelah melihat nama yang tertera dilayar ponselnya, 'Rumah' nama itu tertera dilayar ponselnya saat Aldebaran melirik untuk kesekian kalinya setiap kali ponselnya berdering.

Ia menghela napas panjang sebelum mengambil ponselnya dan mengangkat telepon itu, "Ya, ada apa?" katanya akhirnya, saat Aldebaran menjawab panggilan telepon itu.

"Tuan, Nyonya ingin anda pulang untuk makan malam, Tuan." terdengar suara seorang pria di ujung telepon, suara itu sopan dan terukur. "Dan... Kesehatan Nyonya..."

Untuk beberapa saat Aldebaran terdiam mendengar ucapakan pria itu sebelum akhirnya ia menjawab.

"Baiklah, katakan pada Ibu aku akan pulang." kata Aldebaran sebelum ia menutup sambungan telepon.

"Apa lagi sekarang?" gumam Aldebaran lebih ke mengeluh. Namun seperti tak memiliki pilihan lain.

Tak terasa sore telah tiba, Aldebaran mengendarai mobilnya menuju rumah lamanya, rumah yang sudah ia tinggalkan selama bertahun-tahun—rumah diaman ia dulu tinggali bersama ibu dan Diana—mantan istrinya.

Begitu ia memarkir mobilnya di halaman rumah yang luas dan mewah seorang pelayan rumah tangga menghampirinya.

"Tuan, Nyonya sudah menunggu anda."

"Hn." Aldebaran tak menoleh sedikitpun, ia langsung melangkah masuk kedalam rumah mewah itu, di dalam suasana yang begitu akrab menyapanya—rumah yang dulu ia tinggali tak pernah berubah, setiap perabotan, furnitur semuanya masih sama, namun ada sesuatu yang membuat ia merasa sesak di dadanya, sebuah ingatan yang selalu ingin ia kubur dalam-dalam kembali menyeruak ke permukaan, tempat tempat ia berdiri, tempat dimana Diana mantan istrinya melempar kan aurat cerai padanya.

Ingatan itu masih segar, seolah baru saja terjadi, namun Aldebaran tak membiarkan ingatan itu kembali menghantuinya.

"Kau sudah pulang, sayang?" sambut Bu Anne, saat melihat Aldebaran—putranya kembali pulang kerumahnya. "Ayo! Ayo! Kau pasti lapar, kan? Kita makan malam bersama." ajaknya, seperti seorang ibu yang sudah menanyakan kepulauan anaknya, menghampiri Aldebaran kemudian menarik tangan pria itu dan membawanya ke ruang keluarga.

Di sana, di atas meja makan mewah sudah tertata berbagai jenis hidangan mewah—makanan kesukaan Aldebaran. Ia menarik kursi dan duduk di meja makan.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Bu Anne.

"Semuanya berjalan lancar." Jawab Aldebaran datar.

"Lalu... Apa anak perempuan itu masih bersamamu?" tanya Bu Anne lagi.

Aldebaran merasa sedikit tidak nyaman dengan pertanyaan ibunya, ia mengalihkan pandangannya sebelum akhirnya ia menjawab. "Maksud Ibu, Lilia? Tentu saja dia masih bersama denganku Bu, dia putriku."

"Jadi... Kau memilih mengadopsi anak?"

Tiba-tiba, kata-kata itu mengagetkan Aldebaran, suara yang selama ini ia kenal dan berusaha lupakan, sontak saja ia menoleh ke arah pintu dapur, saat itu ia tersentak ketika melihat Diana—mantan istrinya berdiri di sana sambil memegang sebuah nampan berisi semangkuk sup. Penampilan wanita itu masih menawan dan cantik, masih sama seperti saat wanita itu masih menjadi istrinya.

"Diana..." Aldebaran terkejut sampai-sampai ia berdiri dari kursinya. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Ibu meneleponku dan memintaku untuk datang." Jawabnya.

"Apa?" Aldebaran, berbalik dan menatap ibunya—Bu Anne dengan kaget. "Bu! Apa-apaan ini?"

"Ibu hanya ingin memperbaiki hubungan kalian. Kalian dulu adalah pasangan yang sempurna." Kata Bu Anne.

"Bu, aku dan Diana sudah bercerai! Dan masa lalu itu sudah berakhir! jadi tidak ada yang perlu di perbaiki!" kata Aldebaran tegas.

Lalu Diana meletakan nampan berisi sup itu di atas meja dengan santai seolah ia masih nyonya rumah itu. "Sayang, Ibu hanya mengundangku untuk makan malam, tidak lebih." Kata Diana lembut. Namun kata-kata halus Diana itu menyayat hati Aldebaran.

"DIAM!!" Aldebaran menunjuk Diana dengan kasar. "Jangan panggil aku seperti itu! Kau bukan istriku lagi, Diana!"

Aldebaran tahu ibunya masih mengharapkan dirinya agar bisa rujuk dengan Diana—mantan istrinya meski Aldebaran menolak ia tahu ibunya akan tetap memaksanya. Ia berusaha menenangkan diri tapi hatinya gelisah.

Lilia, pikirannya terus tertuju pada gadis itu, apa yang akan gadis itu pikiran jika ia tahu mantan istrinya kembali? Dan keinginan ibunya yang menginginkannya untuk kembali rujuk dengan Diana, wanita yang telah mengkhianati pernikahannya.

Bersambung....

1
Soraya
9+8 berarti usia lilia 17 dh SMA lilia
Naya
cihh🙄
Soraya
tinggi amat Aldebaran sampe 205 kaya raksasa
Soraya
knp gak kmu adopsi lilia Aldebaran
Soraya
mampir thor
ARIES ♈: terimakasih kak sudah mampir..🥰🥰
total 1 replies
dewi rahmawati
antara syg dn cinta itu tipis setipis tisu yg bsh bila diambil robek... 👉❗👈
Bunda
nyimak kak 🙏🏻
DonnJuan
keren kak
Elizabethlizy
kalo berkenan mampir juga yaa kelapak ku makasih
Erlin
mampirr balikk kaaa, semangattt
Erlin
semangat kaa, ceritamu kerenn, dan jangan lupa mampir yaaa
🌀Šãîďãh Ñõõř💞
aldebaran .... oh aldebaran ... andin mengkhianatimu jadian lagi sama lilia... heheh semangat thorrr
Serenarara
Lagian sekelas CEO masa kasih yang diskon? /Chuckle/
ARIES ♈: kata papa "Lilia, kita harus berhemat, tanggal tua! kalo gak mau jatah skincare-nya papa potong." 🤭🤭
total 1 replies
Author Sylvia
jangan buat Aldebaran jadi cowok plin plan dan playboy ya Thor.
sukses buat novelnya, jangan lupa support baliknya di novel baru aku ya 🙏☺️
dewi rahmawati: play boy boleh klo single klo sdh beristri jgn
ARIES ♈: terimakasih dukungannya kak, di usahain... biar gak play boy..🫠🫠
total 2 replies
Serenarara
Dasar nggak peka, huh. /Smug/
Serenarara
Wayolo...dia pedo thor?
Serenarara
/Sweat/ Pak, please lah...waras dikit kek
Serenarara
Hajar bang hajar!
Little Fox🦊_wdyrskwt
keren... ceritanya bagus/Determined/
Little Fox🦊_wdyrskwt: wau oke
Ree.Pand: say...polbek..😆😆
total 2 replies
Little Fox🦊_wdyrskwt
semanngat mampir juga say
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!