seorang wanita dari Negara Asia, memutuskan untuk berlibur ke Negara terpencil di bagian timur tengah, hanya untuk bisa melupakan Mantan pacarnya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Yang dia pikir hanya akan mendapatkan pengalaman baru, tapi ternyata malah menemukan pasangan hidupnya, seorang pria pemilik kafe.
Walau begitu, wanita dari Asia itu tidak mengetahui bahwa pria tersebut, merupakan seorang penerus atau Pangeran mahkota di negara itu.
bisa dikatakan, di buang batu jalanan, malah dapat pengganti batu zamrud di negara asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Yamin dikagetkan saat mendengar kabar bahwa Pangeran Ashan dan rombongannya telah kembali. Dia pun berlari keluar ruang kerjanya untuk menyambut mereka semua. Sesampainya ia di gerbang, ia hanya melihat para tentara bawahan tanpa melihat Ashan.
Tepat pada saat ia mencari keberadaan Ashan, Sait menyapanya, "Yamin! Di sini ternyata kamu. Kami dengar dari luar keluarga istana telah disandera? Bagaimana kabar mereka sekarang?"
"Akan saya jelaskan nanti. Di mana Pangeran?"
"Kamu tidak tahu keberadaan Pangeran sekarang? Saya pikir kamu sudah sangat mengenalnya karena kalian berdua saudara," ejek Sait, merasa menang dari Yamin karena ia mengetahui ke mana Ashan pergi.
Saat mereka sampai di gerbang istana, Ashan dengan tidak sabar mendobrak gerbang tersebut menggunakan kakinya. Prajurit yang baru membuka sedikit pintu gerbang tersebut harus tersentak akan kuatnya kekuatan Ashan. Ia turun dari kudanya dan langsung berlari memasuki istana dengan kecepatan maksimal.
Pasir, debu, dan angin bercampur aduk saat Ashan berlari. Tentu Sait bisa menebak dengan benar bahwa Ashan berlari dengan cepat untuk bertemu dengan Tiffany, karena dari awal mereka pergi sampai mereka pulang, Sait sering mendengar Ashan bergumam memanggil nama Tiffany.
Dan betul apa yang diduga Sait, Ashan memang berlari menuju kamar Utara untuk bertemu dengan Tiffany. Sesampainya Ashan di kamar mereka, ia tidak melihat Tiffany di kamar besar itu. Ia berteriak memanggil namanya dengan khawatir, "Nona Tiffany? Sayang, di mana kamu berada?" teriaknya sambil mencari ke seluruh sudut kamar.
Karena ia tidak menemukan Tiffany, ia bergegas untuk keluar mencari keberadaan Yamin dengan napas yang sudah berat dan wajah yang memerah menahan marah. Tapi sebelum itu terjadi, Tiffany dari arah kamar mandi keluar dan memanggil namanya, "Ashan."
Mendengar suara yang memanggilnya terdengar seperti Tiffany, Ashan berbalik dengan cepat dan melihat Tiffany berdiri sedikit jauh darinya. Tapi ia bisa melihat raut wajah sedih yang dipancarkan dari wajah Tiffany.
Walau jarak mereka cukup jauh, Tiffany tidak menyadari Ashan sudah berada di sampingnya hanya sekali satu kali kedipan matanya. Tanpa menunggu persetujuan Tiffany, Ashan langsung memeluk erat tubuh Tiffany dalam dekapannya sambil menghela napas lega.
"Terima kasih Tuhan... terima kasih. Kau telah melindungi duniaku," ucapnya dengan nada suara gemetar. Tiffany yang sudah sangat merindukan Ashan tambah merasa lega melihat Ashan kembali. Ia langsung menangis dengan kuat sambil memukul dan menggaruk keras tubuh belakang Ashan untuk melampiaskan apa yang terjadi kepadanya kemarin.
Ashan yang paham dengan keadaan Tiffany tentu membiarkan dirinya melakukan apa pun kepadanya. Bahkan itu harus mengambil jantungnya sendiri, Ashan tidak akan menolak karena Tiffany merupakan cinta pertamanya. Dengan begitu Ashan semakin mempererat pelukannya sambil mengusap lembut rambut Tiffany dan beberapa kali mengambil kesempatan untuk mengecup pipi serta puncak kepala Tiffany dengan penuh kerinduan.
Pelukan melepas rindu itu terjadi selama 25 menit lamanya. Tiffany juga sedikit mulai tenang. Usai melepas rindu dengan pelukan, Ashan mengajak Tiffany untuk duduk di atas kasur putih sambil mengeringkan rambut Tiffany yang masih belum kering.
Mereka meluangkan waktu mereka yang terbuang banyak dengan berbincang-bincang akan masalah yang mereka alami beberapa hari itu. Posisi mereka saat ini duduk di samping kasur, dan dengan lembut Ashan mengeringkan rambut panjang Tiffany dengan kain, sementara Tiffany membelakangi Ashan.
"Apa ini menyakitkan, sayang?" tanya Ashan dengan caranya mengeringkan rambut Tiffany.
"Hm," Tiffany hanya berdeham dan menggelengkan kepalanya tiga kali, bertanda bahwa ia tidak merasakan sakit sama sekali.
"Apa yang terjadi padamu selama saya tidak ada? Saya mendengar bahwa ada pemberontak yang masuk ke dalam istana dan menculik kalian semua. Maafkan saya... saya akan menebus semuanya. Kamu pasti sangat ketakutan. Maafkan saya, sayang... saya gagal dalam menepati janji. Saya mohon jangan tinggalkan saya setelah semua ini. Jelaskan apa yang terjadi padamu," ucapnya dengan menghentikan aktivitas mengeringkan rambut Tiffany dan mengganti posisi duduknya menghadap Tiffany.
ia sangat kaget saat melihat Tiffany yang diam-diam ternyata sudah menitihkan air matanya kembali.
"ya tuhan sayang, maafkan saya tidak menyadari bahwa kamu sedang menangis, apa yang membuatmu kembali menangis, maafkan saya telah memberikan rasa ketakutan yang mendalam!"kaget Ashan sampai membuatnya langsung terduduk di bawah, dan mulai berlutut di hadapan Tiffany.
"saya mohon jangan menangis lagi, air matamu sangat berharga untuk saya, bahkan nyawa saya tidak seberharga air matamu sayang, saya mohon.."
"huh! GOMBAL! KAMU TAU SEBERAPA AKU KETAKUTAN DISINI. KAMU JAHAT ASHAN! AKU HAMPIR DI LECEHKAN OLEH"ucapan Tiffany yang menggebu-gebu seketikan terhenti. ia takut jika Ashan mengetahui bahwa Ratu telah mengurungnya. maka hubungan Ibu dan anak semakin retak, dan dia tidak mau iti terjadi.
"_APA!?, Ah maaf apa suara saya mengagetkanmu"sentak Ashan, tapi langsung sadar dengan nada suara nya kepada Tiffany.
"oleh siapa? siapa yang berani menyentuhmu?"tanya Ashan dengan wajah menegang, ia benar-benar tidak ingin menujukan amarahnya kepada Tiffany.
walau begitu Tiffany menyadari bahwa Ashan sedang marah, karena semua urat di leher dan tangannya timbul, serta tubuhnya yang gemetar.
dan hanya untuk bisa menenangkan Ashan, Tiffany mulai membujuknya.
"tidak, s_s_ssayang, ia tidak berhasil menyentuh ku karena ada Yamin"
"tapi sa_. ah tunggu dulu, barusan kamu memanggil saya dengan kata sayang? sayang???"ekspresi Ashan seketika berubah cerah saat hanya mendengar bahwa Tiffany memanggilnya dengan sebutan tersebut.
Namun hal itu tidak bertahan lama, Ashan kembali menegang karena mengingat ucapan Tiffany yang tadi. membuat Tiffiny kembali menenangkan Asaan dengan cara kedua. yaitu memegang tangan Asaan dan mengatakan "jangan marah lagi, aku sudah tidak apa-apa, karena sekarang kamu sudah ada di sini, bersama ku"setalah mengucapkan kalimat yang menenangkan itu, Tiffany dengan inisiatifnya sendiri, kembali memeluk tubuh Ashan, ia menyenderkan seluruh tubuhnya di dada bidang Ashan dengan suka rela.
tentu saja Ashan yang mendapatkan bahwa Tiffany mulai mendekatinya tanpa paksaan lagi, Ashan dengan senang hati memberikan tubuhnya untuk di peluk. kali ini amarah Ashan berhasil di redahkan oleh Tiffany dengan sangat muda.
karena kalau itu orang lain, Ashan tidak akan semudah itu di tenangkan, harus ada korban, baru bisa membuat Ashan puas.
"sayang? boleh kah aku mencium mu"izin Ashan semakin nekat.
"Hm? bukankah kamu selalu melakukan hal itu tanpa izin dariku"ketus Tiffany yang masih berada di pelukan Ashan.
"haha saya tau, tapi kali ini ciumannya di bibir"bisik Ashan langsung membuat Tiffany melepaskan pelukannya. wajahnya berubah merah karena malu.
"Ashan!? Apa yang kamu katakan_Umm~!?"
Kembali, tanpa menunggu persetujuan Tiffiny, Ashan langsung mencium lembut bibir Tiffany dengan penuh kenikmatan.
"ummhh~"Tiffany memberontak namun kepala dan pinggulnya di tarik kuat ke delapan Ashan.
membuatnya harus pasrah dengan ciuman penuh kelembutan dari Ashan.
...********BERSAMBUNG********...
semoga juga ratu,dan ibumu di penggal pemberontak...
biar aman istana mu
kan memank begitu status kalian Fany...
Ashan sudah memintamu pada keluarga mu di telpon tempo hari...
jangan kasi peluang untuk mereka mengganggu Tiffany...
apalagi Cindy untuk mendekati mu...
jadi ingat pelakor aku kk 😆😆😆🙏🙏🙏
lanjut up lagi thor
Tiffany aja manggil Ashan tanpa embel2 pangeran,masa kamu masih panggil Nona...panggil nama aja lebih akrab nya