NovelToon NovelToon
Pesona Suami Tetangga

Pesona Suami Tetangga

Status: tamat
Genre:Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Kehadiran Damar, pria beranak satu yang jadi tetangga baru di rumah seberang membuat hidup Mirna mulai dipenuhi emosi.


Bagaimana Mirna tidak kesal, dengan statusnya yang belum resmi sebagai duda, Damar berani menunjukkan ketertarikannya pada Mirna. Pria itu bahkan berhasil membuat kedua orang tua Mirna memberikan restu padahal merek paling anti dengan poligami.

Tidak yakin dengan cerita sedih yang disampaikan Damar untuk meluluhkan hati banyk orang, Mirna memutuskan mencari tahu kisah yang sebenarnya termasuk masalah rumahtangga pria itu sebelum menerima perasaan cinta Damar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdebatan

“Apa kabar Damar ?”

Damar tidak menggubris sapaan wanita yang ingin dihindarinya sejak lama. Entah bagaimana Marsha bisa bertemu dengan Mirna di daerah dekat panti.

“Mas Damar nggak lupa sama kak Marsha kan ?” tanya Mirna dengan wajah polos dan tanpa rasa bersalah.

“Sudah selesai makannya ?” Damar malah balik bertanya.

“Mas Damar nggak mau ngobrol-ngobrol dulu sama teman lama ? Kak Marsha bilang kalian sudah lama nggak ketemu.”

Damar menghela nafas, wajahnya kelihatan mulai kesal. Dia tahu kalau Mirna sedang bersamdiwara di depan Marsha bahkan tidak ada tanda-tanda istrinya berniat bangun dari kursinya padahal Damar lihat piring makan di atas meja sudah kosong.

“Ayo pulang, Chika nyariin kamu terus.”

“Mas Damar kok tahu aku ada di sini ?”

“Ardi.”

Mirna celingukan lalu tersenyum sambil melambaikan tangan pada pria yang disebut Damar.

“Kalau begitu aku pamit dulu, Kak Marsha. Terima kasih sudah ditemani makan siang.”

Akhirnya Mirna beranjak dan langsung digandeng Damar tanpa menghiraukan Marsha yang masih anteng duduk di kursinya.

Bukannya tersinggung Marsha malah tersenyum sinis menatap pasangan suami istri yang sedang menghampiri Ardi dan kedua temannya.

”Kok bisa kebetulan banget kak Ardi kemari juga ?” tanya Mirna dengan tatapan curiga.

“Mungkin kita memang berjodoh, Mir,” canda Ardi sambil tertawa.

Mirna melirik Damar yang berdiri di sampingnya. Pria itu terlihat acuh sedang menatap ke lain arah.

“Jodoh atau disuruh ngawasin aku ?”

“Fitnah kamu, Mir. Kepo banget ngawasin kamu buat Damar. Temanku memang tinggal dekat-dekat sini, kalau kamu nggak percaya lihat aja KTP mereka.”

Kedua teman Ardi ikut tertawa malah langsung berniat menunjukkan identitas mereka.

“Eh nggak usah ! Aku percaya kok.”

“Gue balik duluan, Bro.”

Damar yang sudah tidak sabaran menarik Mirna usai berpamitan pada ketiga pria yang masih duduk santai menikmati kopi.

“Mas Damar kenal mereka semua ?” tanya Mirna saat berjalan ke parkiran.

“Hhhmmm.”

Mirna menghela nafas lalu mencibir dan melotot sambil mengangkat tangannya yang terkepal di balik punggung Damar

**

”Kenapa kamu berbohong ?”

Perjalanan sudah 15 menit jauhnya dan tidak ada tanda-tanda Mirna ingin bercerita pada Damar soal keberadaannya yang jauh dari rumah.

“Belajar sama mas Damar,” sahut Mirna asal dengan posisi kepala masih bersandar pada jendela dan matanya juga terpejam.

“Soal Marsha maksudmu ? Aku sudah menceritakan semuanya padamu.”

“Cerita mas Damar nggak sesuai dengan kenyataan.”

“Kenyataan apa ? Maksudmu nggak cocok sama ceritanya Anita ?”

Nada bicara mulai meninggi bahkan terdengar penuh emosi.

“Sudah aku bilang padamu jangan gampang percaya dengan ucapan Anita. Dia itu lihai, punya seribu satu cara untuk mendapatkan keinginannya dan sejak dulu dia nggak suka lihat kita bahagia.”

“Itu karena mbak Nita jatuh cinta sama mas Damar.”

Damar menghela nafas. “Jangan mengalihkan topik pembicaraan. Yang aku ingin tanyakan kenapa kamu berbohong ? Bilangnya mau ke rumah sakit tapi aku cek ke sana, namamu nggak terdaftar sebagai pasien hari ini.”

“Tadi aku ke panti, bertemu sama bu Gina. Kangen, udah lama nggak ketemu.”

“Kalau memang itu tujuanmu kenapa nggak bilang ? Aku pasti kasih ijin dan nggak perlu kamu naik taksi apalagi sampai ninggalin handphone segala di rumah.”

Mirna menegakkan posisi duduknya namun kepalanya masih menatap ke arah jendela samping.

“Jangan bilang kamu ke panti karena janjian untuk bertemu Marsha ?”

“Kenapa kalau iya ? Mas Damar takut kalau kak Marsha akan membocorkan rahasia kalian ?”

“Sudah aku katakan kalau tidak ada rahasia apapun yang aku sembunyikan darimu, Mir. Jangan biarkan orang memanfaatkan amnesiamu untuk merubah fakta yang sebenarnya !”

Mirna menatap tajam suaminya dari samping. Sesekali Damar balas menatapnya sekilas karena harus tetap fokus menyetir.

“Mas Damar bilang salah satu penyebab keretakan kita adalah Marsha. Aku bukan perempuan yang pencemburu dan mudah dihasut oleh orang-orang seperti mbak Nita jadi aku yakin masalahnya cukup besar sampai aku begitu marah dan pergi dari rumah di malam aku kecelakaan.”

Damar menghela nafas, menyandarkan tangannya pada pintu lalu memijat pelipisnya.

“Mas Damar hanya bilang Marsha hanyalah tenaga profesional yang direkrut untuk membantu perusahaan dan ternyata dia temannya Firman. Kenapa mas Damar nggak cerita bagian Marsha pernah tinggal di panti bahkan dia masih keponakan orangtua angkat mas Damar ?”

Damar tidak menanggapi membuat hati Mirna makin kesal hingga ia kembali menyandarkan kepalanya di pintu.

Untuk beberapa saat keduanya sama-sama diam, hanya terdengar lagu dan suara penyiar radio. Mirna tidak mampu memcegah air matanya menetes.

“Maafkan aku.”

Mirna menepis tangan Damar yang berusaha menggenggamnya.

“Aku tidak ingin membebani pikiranmu dengan setumpuk cerita yang tidak kamu ingat sedikit pun. Dokter bilang kondisi seperti itu bisa membuatmu tambah stres jadi pelan-pelan aku menceritakan garis besarnya dulu.”

Kembali Mirna menepis tangan Damar yang sempat mengusap kepalanya.

“Aku akan mengklarifikasi cerita yang kamu dengar dari Marsha dan menjawab semua rasa ingin tahumu, tanpa ada yang dikurangi atau ditambah.”

Dengan sabar Damar menunggu tapi tidak ada tanda-tanda Mirna berniat meresponsnya.

“Mir, jangan diam begini. Ingat pesan dokter supaya tidak memendam amarahmu supaya kondisimu tidak semakin buruk.”

Kali ini Mirna bereaksi membuat Damar sedikit lega. Wanita itu menegakkan posisi duduknya dan matanya menatap Damar dengan tajam.

“Pernahkah mas Damar berpikir, dari sekian banyak orang yang aku kenal, kenapa harus mas Damar dan Chika yang harus terlupakan padahal kalian berdua adalah orang yang paling penting dalam hidupku setelah papa dan mama. Apa mungkin karena perlakuan mas Damar begitu menyakitkan untukku hingga sebaiknya aku lupakan semua ?”

“Maafkan aku, Mirna.”

“Apakah mungkin mas Damar sangat berharap ingatanku tentang masalah rumah tangga kita tidak akan pernah kembali lagi supaya mas Damar bisa mengubur kesalahan yang lalu karena…”

“Jangan sembarangan bicara Mirna ! Mana mungkin aku bahagia karena ingatanmu tentangku hilang tanpa bekas ?” potong Damar dengan nada cukup keras.

Mirna tersenyum sinis. “Kalau begitu biarkan aku mencari bukti dan jawabannya dengan caraku sendiri.”

“Aku khawatir orang-orang seperti Masha dan Anita memanfaatkan kondisimu dan berusaha mencelakaimu lagi.”

“Kenapa mas Damar begitu yakin kalau kecelakaanku disebabkan oleh salah satu dari mereka ?”

“Apa maksudmu, Mirna ?”

Mata Damar membola dan sedikit bergerik melihat ekspresi wajah istrinya.

”Bagaimana kalau ternyata mas Damar sendiri yang menyebabkan aku celaka ?”

“Mana mungkin aku berniat mencelakai istriku sendiri, wanita yang sangat aku cintai ?”

Mirna menarik satu sudut bibirnya, melirik Damar dengan tatapan sinis.

“Kalau begitu biar kita mencari kebenarannya dengan cara masing-masing. Tidak perlu khawatir soal Marsha atau mbak Nita, justru yang aku takutkan adalah musuh dalam selimut.”

Damar hanya bisa menghela nafas dengan wajah frustasi karena tidak mungkin memperpanjang perdebatannya dengan Mirna yang masih sakit.

1
mis.be
jangan jangan mirna emang mamanya chika, hilang ingatan karna kecelakaan ya ?🤔
Fera Susanti
iiih aku baru tau ada novel baru KK..
Baretta: Hai Kak Fera 😊
total 1 replies
Herman Lim
makasih Thor utk karya dan kerja keras sampe sini , ttp semangat dan di tgg karya selanjut nya ❤️
Baretta: Teima kasih banyak karena selalu setia mengikuti karya saya Kak 🙏🙏
total 1 replies
Andri Yukarthi
shock jg...ga nyangka Dewi pelakunya
Herman Lim
shock bgt rumit sungguh tidak di sangka org terdekat yg jadi musuh dlm selimut
Herman Lim
firman ato Marsha ne obat nyav
Andri Yukarthi
aq percaya Damar emg ga ada apa² sama Marsha...mdh²an Mirna faham wlo tetap sakit mengingatnya
Herman Lim
lupa ego mu Mirna lihat Chika begitu rindu papi y klo kamu pisah kan pasti akan agak terpukul Chika lain waktu kamu ilang ingatan Chika Masi BS lihat kamu biar pun sangat rindu mami nya beda yg skrg pisah tanpa lihat papi nya
Herman Lim
ya ampun Mirna kasian tuh damar walau dia ada salah dl setidak jgn hukum dia dgn pisahkan dia sama anak nya
Herman Lim
moga segara terkuak semua kejahatan Marsha dan firman
Herman Lim
selamat berjuang damar
Herman Lim
ya ampun ternyata begitu sakit Mirna sampe ingin ilang dari damar
Tutuk Isnawati
lanjut thor
Andri Yukarthi
jd curiga ke Rangga jg...apa dia menyembunyikan sesuatu 🤔
Herman Lim
moga setelah ini Mirna ingat lagi semua yg terjadi waktu blom kecelakaan dan Mirna bus lebih dewasa dalam hadapin Maslaah rmh tangga nya dengan damar moga bisa kumpul kembali semua
Herman Lim
apa yg di sembunyi kan damar lagi 🙈
Tutuk Isnawati
semangat up thor d tggu lnjutn critanya. penasaran
Herman Lim
nah gini kan enak BS saling terbuka jadi BS sweet terus
Herman Lim
mungkin hanya salah paham yg berujung kecelakaan
Herman Lim
Mirna bnr yg di kata dr Steven pasti ada hal yg di ttp damar smpai dia milih diam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!