Erina I Love You

Entah mengapa malam ini ia ingin tidur bersama sang putra semata wayang nya biasa nya ia, tidur sendiri dan Alfa tidur bersama sang ibunda Io.

"Bu, biar Alfa tidur dengan Io, apa boleh" Ucap Io memohon.

"Tentu saja, kamu tumben ingin tidur,

jam segini" Jawabnya, karena biasanya Io akan pulang larut malam untuk mencari perkembangan sang istri dan juga untuk memperkembangkan usaha usaha nya, Io

pun masuk dalam kamar Erin, dan tidur dengan Alfa, tak berapa lama kemudian Io pun tertidur.

"Mas Io, mas Io..." Panggil nya membuat Io terbangun dari tidur nya.

"Erin " Jawab Io dengan penuh senyum ia merasa bahagia karena di hadapan nya adalah sang istri yang amat ia cintai dan ia sayangi selama ini

"Aku sangat merindukan mu, apa kamu melupakan ku dan Alfa, lihat lah putra kita sangat tampan bukan " Jelas nya Io dengan penuh kegembiraan.

"Mas benar..." Ucap Erina dan tersenyum. Dan seketika Erina memeluk Io dengan Erat, dan berbisik..

"Aku juga merindukan mu" Bisik nya di telinga nya dan memeluk nya dengan sangat eratnya seakan akan tidak ingin melepaskan nya

Dan Io pun tersenyum, dan saat ia ingin membelai Erina, dan semakin dalam Io memandangi wajah Erina semakin hilang menjadi bayangan dan wajah Erina lenyap begitu saja, Io semakin panik karena Erina meninggalkan nya..

"Erin... Erin.." Teriak nya Io lebih kencang dan membangun kan seisi rumah dan juga Alfa.

"Nak Io..." Panggil nya sang mertua dari luar kamar sementara Alfa pun, menangis terkejut karena teriakan sang ayah.

"Io... Buka pintu nya nak" Ucap sang ibunda dengan panik, karena mendengar teriakan Io dan tangisan Alfa sang cucu. Io pun tersadar Alfa sudah menangis, dan io juga segera menggendong nya untuk menenangkan nya, lalu membuka pintu kamar.

"Ada apa Io" Tanya sang ayah Erina, penuh penasaran, karena mendengar teriakan dan tangisan Alfa.

"Io bermimpi Erina pah mah, Bu" Jawab Io dengan khawatir.

"Io bermimpi Erin datang ke kamar mah dan menghilang begitu saja" Jelas nya lagi.

"Istifar... Nak dan yakin Erin akan kembali." Ucap sang ibunda menenangkan Io.

"Ia Bu... " Jawab nya Io dengan hati yang gelisah memikirkan sang istri tak kunjung di temukan.

"Kau sungguh anak pintar, jadi lah anak yang patuh dan Sholeh ya nak" Ucap nya setelah ia berhenti menangis.

"Istirahat lah Io, mamah rasa kamu sangat merindukan nya sehingga kamu memimpi kan nya" Jelas nya sang mertua Io.

"Iy mah Io akan tidur di kamar iman saja mah" Tambah nya. Kedua orang tua Erin dan Io pun mengangguk mengerti keadaannya sangat terpukul, karena hilang nya Erina..

"Sungguh kasian Io, Erin kembali lah Io dan Alfa sangat membutuhkan mu" Ucap sang ayah Erina dalam hati.

"Biar aku saja yang menemani Alfa" Ucap ibunda Io kepada kedua orang tua Erina.

Kedua nya pun hanya mengangguk dan berlalu melangkah dalam kamar mereka hanya ibunda Io dan Alfa di kamar.

"Hei cucuku yang tampan kau harus jadi anak yang yang baik." Ucap ibunda Io yang masih menimang nimang Alfa sampai tertidur.

*******************

Di kamar iman, Io pun selalu memikirkan sang istri yang tak kunjung di temukan.

"Erin kenapa kau belum kembali, aku dan Alfa sangat menyayangimu dan berharap sekali kamu kembali, kami membutuhkanmu" Ucap nya Io yang tak terasa meneteskan air mata nya.

"Besok adalah hasil otopsi mayat, yang di temukan di sungai, aku akan kesana guna memastikan nya sendiri " Ucap Io dalam hati dengan penuh penasaran dan khawatir.

******************

Di salah satu rumah sakit Semarang,

Erina masih terbaring diranjang rumah sakit dan Ardi masih setia menunggu nya, dan duduk di samping nya, Ardi menggenggam tangan Erina dengan erat, seakan tidak ingin melepas dan juga ia tidak ingin kehilangan nya.

"Erin apa kau ingat saat saat kau masih sekolah, dan menjadi kekasih ku, waktu itu aku, selalu menjemput mu sepulang sekolah, aku belum punya mobil, aku menjemput mu dengan sepeda milik almarhum ayah ku, apa kau ingat" Ucap Ardi menceritakan masa dulu bersama Erina.

"Kau selalu tersenyum, kau membuat semua teman dan sahabatmu iri karena

kau gadis sederhana yang sangat manis

dan cantik, bahkan ibu ku tidak akan memarahiku karena memakai sepeda almarhum ayah ku, karena ibu ku tahu sepeda itu, untuk menjemput mu pulang sekolah" Ucap nya lagi dan tak terasa air mata nya sudah mengalir dipipi nya.

Dan kemudian Erina menggerakkan jarinya beberapa saat. Ardi pun mengetahuinya dan segera memanggil dokter dengan hati yang sangat bahagia karena melihat tanda tanda Erina siuman.

"Apa kamu mendengar ucapan ku Erina apa kau mau aku menceritakan tentang Kebersamaan Kita dulu" Tambah nya lagi dengan senyum. Dan dokter pun datang dan langsung memeriksa Erina

"Bagai mana dok, tadi saat aku telah menceritakan masa masa bersamaku, ia menggerakkan jari nya dok, apa dia mendengar apa yang aku ucap kan dok Sehingga dia merespon nya" Tanya nya dengan antusias.

"Iy, kemungkinan dia merespon apa yang anda ceritakan kepada nya" Jelas nya sang dokter.

"Banyak kemajuan hari ini coba lah untuk mengajak nya bercerita lagi, saya yakin itu bisa membantu nya agar cepat siuman" Ucap nya sang dokter.

"Terima kasih dok" Tambah nya lagi.

"Sama sama, saya permisi" Ucap sang dokter dan berlalu pergi.

"Hei... Gadisku bangun lah. Aku sangat mengharap kan mu kembali tersenyum lagi padaku" Ucap Ardi dan meneteskan air mata penyesalan nya.

"Aku harap di hati mu masih ada namaku Erina" Ucap Ardi dalam hati, dan juga masih menggenggam tangan Erina dengan erat.

"Aku sangat menyayangi mu Erina " Tambah nya lagi. Dan jari Erina pun bergerak lagi dan lagi..

"Erin... " Ucap Ardi dengan penuh senyum.

"Bangun lah. Aku sangat mengharapkan mu jangan pernah tinggal kan aku lagi" Tambah nya lagi.

"Bangun lah. Aku berjanji aku tidak akan mengecewakan mu, lagi" Jelas nya lagi dengan penuh harap.

"Bangun lah... Aku sangat mencintai mu" Ucap nya lagi dengan penuh janji janji nya terhadap, Erina.

Kemudian Erina membuka matanya dengan pelan, selintas Erina mengingat kata kata cinta dari Io namun, hanya samar samar hanya mendengar jelas suara nya, tanpa ia mengingat wajah pria yang mengata kan ucapan ucapan cinta kepada nya..

"Hah... " Ucap nya menahan sakit dikepala nya. Ardi pun dengan sigap segera untuk memanggil dokter kembali dengan cemas dan khawatir.

"Tenang lah aku sudah memanggil dokter" Ucap Ardi mencoba menenangkan Erina.

"Tenang lah, tenang..." Ucap Ardi dengan cemas dan merasa khawatir keadaan Erin.

"Sakit..." Keluh nya lagi, dengan menahan kepala nya.

"Tenanglah, aku ada di sini.." Jelas nya Ardi menenang kan nya lagi, dan tidak melepaskan genggaman tangan nya. Kemudian dokter datang dan memeriksa nya dan salah satu seorang perawat menyuntikan obat untuk menenang kan nya.

"Biar kan dia istirahat seperti nya pasien mengalami amnesia saat diri nya ingin memaksakan untuk mengingat sesuatu

akan merasakan sakit di kepala nya yang sangat dahsyat" Jelas nya sang dokter dan kemudian Erina pun tertidur kembali karena pengaruh obat tidur nya.

"Maafkan aku Erin, karena ke egoisan ku kau harus berbaring disini" Sesal Ardi gang masih menggenggam tangan Erina dengan sangat erat.